Anda di halaman 1dari 2

POLITIK HUKUM PERTANAHAN

NAMA : ADE CANDRA


NIM : 032024253059
KELAS : “B” MALAM

JAWABAN TUGAS

1. Larangan atas kepemilikan tanah “absentee” ( larangan pemilikan tanah yang letaknya
di luar daerah/kecamatan tempat tinggal yang empunya) sebagaimana ketentuan Pasal
3 PP No.224 tahun 1960 dan pasal 1 PP No.41 tahun 1964 (tambahan pasal 3a s/d 3e)
dengan yang menjadi dasar hukumnya Pasal 10 ayat 2 UUPA, apabila di kaitkan
dengan perkembangan tranportasi masa sekrnga dan yang akan datang tentunya
penetapan larangan kepemilikan tanag abnsentee ini perlu di kaji ulanag atau di
tetapkan ulang oleh pemerintah, mengingat subtansi dari larangan tanah absetee itu
sendiri adalah mengenai jarak objek tanah dan tempat tinggal si pemilik tanah
(artinya kalo objeknya di kecamatan A maka pemiliknya harus menetap di kecamatan
A Juga ).
Maka mengingat perkembnagn trsportasi masa sekarang yang semakin maju
sudah selayaknya pembatasan kepemilikan tanah absentee itu dirubah yang semula
batasan kepemilikan tanah absentee wilayah Kecamtan maka di ubah pembatasanya
menjadi Kabupaten/Provinsi, karen di masa sekarang dengan kemudahan trasportasi
ini masyarakat dapat dengan mudah menjangkau objek tanah yang dia milki sekalipun
diluar kecamatan.
2. Adanya pengecualian larangan kepemilikan tanah absentee bagi pegawai negri
sebagaimna PP No. 41 tahun 1964 dan PP No. 4 tahun 1977 tentang pemilikan tanah
absentee bagi para pensiunan pegawai negri yang di dalamnya menerangkan bahwa
dengan adanya pengecualian tersebut seorang pegawai negeri dalam waktu 2 tahun
menjelang pensiun diperbolehkan membeli tanah guntai/absentee sampai batas 2/5
luas maksimum untuk daerah tingkat II letak tanah yang bersangkutan, dan yang
sekiranya kemuidian ia berpindah tempat tinggal ke kecamatan dimana tanah tersebut
berada , dengan sendirinya kepemilikan tanah tersebut dapat di tambahkan hingga
seluas batas maksimum, maka dengan demikian jika di tinjau dari prinsip-prinsip
hukum UUPA maka pengcualian ini tidak sesuai dengan prinsip persamaan hak atas
kepemilikan tanah, sebagaimna ketentuan pasal 9 ayat 2 UUPA yang mana
menjelaskan tiap tiap warga Indonesia, baik laki laki maupun wanita mempunyai
kesempatan yang sama untuk memperoleh sesuatu hak atas tanah untuk dapat manfaat
dan hasilnya, baik untuk diri sendiri maupun keluarganya.

Anda mungkin juga menyukai