Anda di halaman 1dari 2

Bagas Putra Narendra

NIM. 032024253026
Kelas B

Jawab

Pasal 1381 BW Perikatan-perikatan hapus:

1. Karena pembayaran;
2. Karena penawaran pembayaran tunai, diikuti dengan penyimpanan atau penitipan;
3. Karena pembaharuan utang;
4. Karena perjumpaan utang atau kompensasi;
5. Karena percampuran utang;
6. Karena pembebasan utangnya;
7. Karena musnahnya barang yang terutang;
8. Karena kebatalan atau pembatalan;
9. Karena berlakunya syarat batal, yang diatur dalam bab ke satu buku ini;
10. Karena lewatnya waktu, hal mana akan diatur dalam suatu bab tersendiri.

Karakteristik atau keunikan masing-masing sebab atau alasan hapusnya perikatan (vide Pasal
1381 BW) tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pembayaran, selain familiar dalam bentuk uang, bisa juga pembayaran tersebut dilihat
dari bentuk jasa yang ditawarkan, misalnya dalam bidang komersial yang marak ditemui
saat ini. Dalam arti sempit maksudnya adalah kewajiban debitur terkait pelunasan utang
terhadap kreditur, biasa ditemui dalam bentuk uang atau barang. Berakhirnya kontrak
karena pembayaran dijelaskan lebih lanjut dalam Pasal 1382 – 1403 BW.
2. Konsignasi, merupakan keadaan seorang kreditur yang menolak pembayaran yang
dilakukan oleh debitur, namun debitur masih dapat melakukan penawaran tunai atas
utangnya, dan jika kreditur masih menolak, debitur dapat menitipkan uang atau
barangnya di Pengadilan.
3. Novasi, merupakan kesepakatan dalam suatu perikatan yang telah dibatalkan sekaligus
suatu perikatan lain harus dihidupkan, yang terletak pada tempat sebenarnya. Novasi
diatur dalam ketentuan Pasal 1413 – 1424 BW.
4. Kompensasi atau perjumpaan utang, merupakan bentuk peniadaan masing-masing utang
dengan jalan saling mempertimbangkan utang yang telah dapat ditagih antara kreditur
dan debitur. Kompensasi diatur dalam ketentuan Pasal 1425 – 1435 BW.
5. Konfusio atau percampuran utang, yaitu keadaan kreditur dalam suatu testament ditunjuk
sebagai waris tunggal oleh krediturnya, atau dalam keadaan debitur tersebut kawin
dengan krediturnya dalam suatu gabungan harta kawin.
6. Pembebasan utang, adalah keadaan jika kreditur dengan lantang menerangkan tidak
menginginkan lagi prestasi dari debitur dan meninggalkan haknya atas pemenuhan
perikatan.
7. Musnahnya benda yang terutang, maksudnya jika suatu benda tertentu yang menjadi
objek perikatan tersebut lenyap, tidak dapat diperdagangkan, atau hal-hal fatal lain, di
laur kesalahan debitur dan sebelum ia tidak mengindahkan memberikan pada waktu yang
sudah ditetapkan, maka perikatan tersebut terhapus. Ketentuan tersebut sejalan dengan
Pasal 1444 BW.
8. Kebatalan atau Pembatalan, lebih menuju ke pembatalan bukan dalam hal kebatalan.
Syarat untuk pembatalan yang terlampir tersebut merupakan syarat-syarat subjektif yang
ditentukan tidak terpenuhi, maka dapat dikatakan perikatan tersebut dapat dibatalkan
(vernietigbar, voidable). Ketentuan yang mengatur adalah Pasal 1446 BW.
9. Berlaku syarat batal, maksudnya adalah ketentuan di dalam perjanjian yang disepakati
para pihak, syarat nama yang jika dipenuhi mengakibatkan perikatan tersebut batal
(nietig, void). Mengakibatkan perikatan tersebut terhapus.
10. Daluwarsa (lampau waktu), menurut Pasal 1946 BW, Daluwarsa adalah suatu alat untuk
memperoleh sesuatu atau untuk dibebaskan dari suatu perikatan dengan lewatnya suatu
waktu tertentu dan atas syarat-syarat yang ditentukan oleh undang-undang. Atas Pasal
tersebut, diketahui Daluwarsa terdiri dari dua macam:
1. Lampau waktu untuk memperoleh hak milik atas suatu benda atau disebut
acquisitieve verjaring.
2. Lampau waktu untuk dibebaskan dari suatu perikatan atau dibebaskan dari tuntutan
atau disebut extinctieve verjaring.

Anda mungkin juga menyukai