MATERI XII Cara Berakhirnya Kontrak Berakhirnya Kontrak
Berakhirnya kontrak berlaku juga berakhirnya perikatan diatur
dalam pasal 1381 KUHPerdata: 1. Pembayaran (Pasal 1382-1403 KUHPerdata) Ada dua pengertian pembayaran, yaitu: - Pembayaran dalam arti Sempit, Yaitu pelunasan utang oleh debitur kepada kreditur+uang atau barang - Pembayaran Yuridis Teknis=>uang,barang dan jasa. Pembayaran (Pasal 1382-1403 KUHPerdata) segala bentuk pemenuhan prestasia/pelunasan utang (uang, jasa, barang) oleh debitur kepada kreditur. • Pihak pihak yang berkewajiban membayar umumnya dilakukan oleh debitur • Dalam BW boleh dilakukan oleh orang lain yaitu : − Orang yang turut berutang ( tanggung menanggung) − Penanggung utang − Pihak ketiga yang tidak berkepentingan • Jika berupa jasa (berbuat sesuatu) tidak selamanya dapat diwakili. Contoh: keahlian, kecuali persetujuan kreditor. • yang berhak menerima pembayaran : − si kreditur sendiri − orang yang dikuasakan oleh si kreditur − orang yang dikuasakan oleh hakim − orang yang ditunjuk oleh UU. 2. Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau penitipan (Pasal 1404-1412 KUHPerdata) • Penawaran adalah pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau penitipan (konsignasi)). • Apabila seorang kreditor menolak pembayaran yang dilakukan oleh debitur, debitur dapat melakukan penawaran pembayaran tunai atas uangnya, dan jika kreditor masih menolak, debitur dapat menitipkan uang atau barangnya di pengadilan. • Penawaran Pembayaran diatas membebaskan debitur asal dilakukan berdasarkan UU, dan apa yang dititipkan itu merupakan atas tanggungan si kreditor 3. Pembaharuan utang (Pasal 1413-1424 KUHPerdata) adalah sebuah persetujuan, dimana suatu perikatan telah dibatalkan dan sekaligus suatu perikatan lain harus dihidupkan, yang ditempatkan ditempat yang asli. Unsur-unsur: − Adanya perjanjian baru, − Adanya subjek yang baru, − Adanya hak dan kewajiban, − Adanya prestasi. Pasal 1413 KUHPerdata, novasi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: − Pembaharuan Objektif. Yaitu suatu perjanjian yang dibuat antara debitur dan kreditur, dimana perjanjian lama dihapuskan. Ini berkaitan dengan objek perjanjian. • Subjektif yang Pasif. Yaitu perjanjian yang dibuat antara kreditur dan debitur, namun debiturnya diganti oleh debitur yang baru, sehingga debitur lama dibebaskan. • Subjektif yang Aktif yaitu penggantian kreditur, dimana kreditur lama dibebaskan dari kontrak dan kemudian muncul kreditur baru dengan debitur lama. Salah satu akibat novasi adalah bahwa debitur lama yang telah dibebaskan dari kewajibannya oleh kreditur tidak dapat meminta pembayaran kepada debitur lama, sekalipun debitur baru jatuh pailit atau debitur baru ternyata orang yang tidak dapat melakukan perbuatan hukum. 4. Perjumpaan utang atau kompensasi (Pasal 1425-Pasal 1435 KUHPerdata) Kompensasi: Penghapusan masing-masing utang dengan jalan saling memperhitungkan utang yang sudah dapat ditagih antar kreditur dan debitur (Pasal 1425 KUHPerdata). Syarat terjadinya kompensasi: − Kedua-duanya berpokok pada sejumlah uang, − Berpokok pada jumlah barang yang dapat dihabiskan dari jenis yang sama, − Kedua-duanya dapat ditetapkan dan ditagih seketika. 5. Percampuran utang (Pasal 1436-1437 KUHPerdata). yaitu percampuran kedudukan sebagai orang yang berutang dengan kedudukan sebagai kreditur menjadi satu (Pasal 1436 KUHPerdata). Ada dua cara terjadinya percampuran utang, yaitu: − Dengan jalan penerusan hak dengan alas hak umum, cth: si kreditur meninggal dunia meninggalkan satu-satunya ahli waris, yaitu debitur => kedudukan debitur menjadi kreditur − Dengan jalan penerusan hak di bawah alas hak khusus, contoh pada jual beli. 6. Pembebasan utang (Pasal 1438-1443 KUHPerdata). yaitu suatu pernyataan sepihak dari kreditur kepada debitur, bahwa bawa debitur dibebaskan dari perutangan. Ada dua cara terjadinya pembebasan utang, yaitu: − Dengan Cuma-Cuma => Harus dipandang sebagi penghadiahan. − Prestasi dari pihak debitur => Prestasi ini didasarkan pada perjanjian. Tidak dapat dipersangkakan tetapi harus dibuktikan, karena jagan sampai utang tersebut sudah cukup lama tidak ditagih, debitur menyangka bahwa terjadi pembebasan utang Jika ada perjanjian membebaskan utang untuk kepentingan salah seorang debitur secara tanggung menanggung berarti membebaskan juga debitur lainnya, kecuali kalau si kreditor secara tegas menyatakan ingin mempertahankan piutangnya terhadap orang orang berutang lainnya yang tidak dibebaskan. Namun tagihan tersebut terlebih dahulu dikurangi dengan bagian debitur yang telah dibebaskan 7. Musnahnya barang terutang (Pasal 1444-1445 KUHPerdata) Yaitu perikatan hapus dengan musnahnya atau hilangnya barang tertentu yang menjadi prestasi yang diwajibkan kepada debitur untuk menyerahkannya kepada kreditur. Musnahnya barang yang terutang ini digantungkan pada dua syarat: − Musnahnya barang tersebut bukan karena kelalaian debitur; − Debitur belum lalai menyerahkan kepada kreditor. 8. Kebatalan atau pembatalan (Pasal 1446-1456 KUHPerdata) Ada tiga penyebab timbulnya pembatalan kontrak, antara lain: − Adanya perjanjian yang dibuat oleh orang-orang yang belum dewasa dan dibawah pengampuan. − Tidak mengindahkan bentuk perjanjian yang di isyaratkan dalam undang-undang. − Adanya cacat kehendak. Kebatalan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1. Kebatalan mutlak => Suatu kebatalan yang tidak perlu dituntut secara tegas: − Cacat bentuknya − Perjanjian itu dilarang undang-undang, − Bertentangan dengan kesusilaan, dan − Bertentangan dengan ketertiban Umum. 2. Kebatalan relatif => suatu kebataln yang dituntut secara tegas dan biasanya diajukan oleh salah satu pihak. 9. Berlakunya syarat batal (Pasal 1265 KUHPerdata) Syarat batal adalah suatu syarat yang bila dipenuhi akan mengahpuskan perjanjian dan membawa segala sesuatu pada keadaan semula, seolah-olah tidak ada suatu perjanjian (Pasal 1265 KUHPerdata). Biasanya syarat batal berlaku pada perjanjian timbal balik, seperti: − Perjanjian jual beli, − sewa-menyewa, dll 10. Lewatnya waktu/daluwarsa (Pasal 1946-1993 Bab VII Buku IV KUHPerdata) Menurut Pasal 1946 KUHPerdata, daluwarsa adalah suatu alat untuk memperoleh sesuatu atau untuk dibebaskan dari suatu perikatan dengan lewatnya suatu waktu tertentu dan atas syarat-syarat yang ditentukan oleh undang-undang. Selain yang terdapat pada Pasal 1381 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata), kontrak dapat juga berakhir karena: 1. Jangka Waktu Kontrak Telah Berakhir. Penentuan jangka waktu dan tanggal berakhirnya kontrak adalah didasarkan pada kemauan dan kesepakatan para pihak. Ada kontrak yang jangka waktu dan tanggal berakhirnya kontrak singkat dan ada juga jangka waktu dan tanggal berakhirnya lama. 2. Dilaksanakan Objek Perjanjian. Pada dasarnya objek perjanjian adalah sama dengan prestasi. Prestasi itu terdiri dari, melakukan sesuatu, berbuat sesuatu, atau tidak berbuat sesuatu. Dengan telah dilaksanakan objek perjanjian maka perjanjian antara penjual dan pembeli akan berakhir, baik secara diam-diam maupun secara tegas. 3. Kesepakatan Kedua Belah Pihak. Kesepakatan kedua belah pihak merupakan salah satu cara berakhirnya kontrak, dimana kedua belah pihak telah sepakat untuk menghentikan kontrak yang telah ditutup antara keduanya. 4. Pemutusan Kontrak Secara Sepihak. Pemutusan kontrak secara sepihak merupakan salah satu cara untuk mengakhiri kontrak yang dibuat oleh para pihak. Artinya pihak kedua menghentikan berlakunya kontrak yang dibuat dengan debitur, walaupun jangka waktunya belum berakhir, ini disebabkan debitur tidak melaksanakan prestasi sebagaimana mestinya. 5. Putusan Pengadilan. Apabila penyelesaian diluar pengadilan tidak berhasil.