Anda di halaman 1dari 15

PERANCANGAN

KONTRAK
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS
MPU TANTULAR

Dosen: Dr. Niru Anita Sinaga, SH., MH.


MATERI XII
Cara Berakhirnya Kontrak
Berakhirnya Kontrak

Berakhirnya kontrak berlaku juga berakhirnya perikatan diatur


dalam pasal 1381 KUHPerdata:
1. Pembayaran (Pasal 1382-1403 KUHPerdata)
Ada dua pengertian pembayaran, yaitu:
- Pembayaran dalam arti Sempit, Yaitu pelunasan utang oleh
debitur kepada kreditur+uang atau barang
- Pembayaran Yuridis Teknis=>uang,barang dan jasa.
Pembayaran (Pasal 1382-1403 KUHPerdata) segala bentuk
pemenuhan prestasia/pelunasan utang (uang, jasa, barang) oleh
debitur kepada kreditur.
• Pihak pihak yang berkewajiban membayar  umumnya
dilakukan oleh debitur
• Dalam BW boleh dilakukan oleh orang lain yaitu :
− Orang yang turut berutang ( tanggung menanggung)
− Penanggung utang
− Pihak ketiga yang tidak berkepentingan
• Jika berupa jasa (berbuat sesuatu) tidak selamanya dapat
diwakili. Contoh: keahlian, kecuali persetujuan kreditor.
• yang berhak menerima pembayaran :
− si kreditur sendiri
− orang yang dikuasakan oleh si kreditur
− orang yang dikuasakan oleh hakim
− orang yang ditunjuk oleh UU.
2. Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan
penyimpanan atau penitipan (Pasal 1404-1412
KUHPerdata)
• Penawaran adalah pembayaran tunai diikuti dengan
penyimpanan atau penitipan (konsignasi)).
• Apabila seorang kreditor menolak pembayaran yang
dilakukan oleh debitur, debitur dapat melakukan penawaran
pembayaran tunai atas uangnya, dan jika kreditor masih
menolak, debitur dapat menitipkan uang atau barangnya di
pengadilan.
• Penawaran Pembayaran diatas membebaskan debitur asal
dilakukan berdasarkan UU, dan apa yang dititipkan itu
merupakan atas tanggungan si kreditor
3. Pembaharuan utang (Pasal 1413-1424 KUHPerdata)
adalah sebuah persetujuan, dimana suatu perikatan telah
dibatalkan dan sekaligus suatu perikatan lain harus dihidupkan,
yang ditempatkan ditempat yang asli.
Unsur-unsur:
− Adanya perjanjian baru,
− Adanya subjek yang baru,
− Adanya hak dan kewajiban,
− Adanya prestasi.
Pasal 1413 KUHPerdata, novasi dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu:
− Pembaharuan Objektif.
Yaitu suatu perjanjian yang dibuat antara debitur dan
kreditur, dimana perjanjian lama dihapuskan. Ini berkaitan
dengan objek perjanjian.
• Subjektif yang Pasif.
Yaitu perjanjian yang dibuat antara kreditur dan debitur,
namun debiturnya diganti oleh debitur yang baru, sehingga
debitur lama dibebaskan.
• Subjektif yang Aktif
yaitu penggantian kreditur, dimana kreditur lama
dibebaskan dari kontrak dan kemudian muncul kreditur
baru dengan debitur lama.
Salah satu akibat novasi adalah bahwa debitur lama yang telah
dibebaskan dari kewajibannya oleh kreditur tidak dapat meminta
pembayaran kepada debitur lama, sekalipun debitur baru jatuh pailit
atau debitur baru ternyata orang yang tidak dapat melakukan
perbuatan hukum.
4. Perjumpaan utang atau kompensasi (Pasal 1425-Pasal 1435
KUHPerdata)
Kompensasi: Penghapusan masing-masing utang dengan jalan
saling memperhitungkan utang yang sudah dapat ditagih antar
kreditur dan debitur (Pasal 1425 KUHPerdata).
Syarat terjadinya kompensasi:
− Kedua-duanya berpokok pada sejumlah uang,
− Berpokok pada jumlah barang yang dapat dihabiskan dari
jenis yang sama,
− Kedua-duanya dapat ditetapkan dan ditagih seketika.
5. Percampuran utang (Pasal 1436-1437 KUHPerdata).
yaitu percampuran kedudukan sebagai orang yang berutang
dengan kedudukan sebagai kreditur menjadi satu (Pasal 1436
KUHPerdata).
Ada dua cara terjadinya percampuran utang, yaitu:
− Dengan jalan penerusan hak dengan alas hak umum, cth: si
kreditur meninggal dunia meninggalkan satu-satunya ahli
waris, yaitu debitur => kedudukan debitur menjadi kreditur
− Dengan jalan penerusan hak di bawah alas hak khusus,
contoh pada jual beli.
6. Pembebasan utang (Pasal 1438-1443 KUHPerdata).
yaitu suatu pernyataan sepihak dari kreditur kepada debitur,
bahwa bawa debitur dibebaskan dari perutangan.
Ada dua cara terjadinya pembebasan utang, yaitu:
− Dengan Cuma-Cuma => Harus dipandang sebagi
penghadiahan.
− Prestasi dari pihak debitur => Prestasi ini didasarkan pada
perjanjian.
Tidak dapat dipersangkakan tetapi harus dibuktikan, karena
jagan sampai utang tersebut sudah cukup lama tidak ditagih,
debitur menyangka bahwa terjadi pembebasan utang
Jika ada perjanjian membebaskan utang untuk kepentingan
salah seorang debitur secara tanggung menanggung berarti
membebaskan juga debitur lainnya, kecuali kalau si kreditor
secara tegas menyatakan ingin mempertahankan piutangnya
terhadap orang orang berutang lainnya yang tidak dibebaskan.
Namun tagihan tersebut terlebih dahulu dikurangi dengan
bagian debitur yang telah dibebaskan
7. Musnahnya barang terutang (Pasal 1444-1445 KUHPerdata)
Yaitu perikatan hapus dengan musnahnya atau hilangnya
barang tertentu yang menjadi prestasi yang diwajibkan kepada
debitur untuk menyerahkannya kepada kreditur. Musnahnya
barang yang terutang ini digantungkan pada dua syarat:
− Musnahnya barang tersebut bukan karena kelalaian debitur;
− Debitur belum lalai menyerahkan kepada kreditor.
8. Kebatalan atau pembatalan (Pasal 1446-1456 KUHPerdata)
Ada tiga penyebab timbulnya pembatalan kontrak, antara lain:
− Adanya perjanjian yang dibuat oleh orang-orang yang belum
dewasa dan dibawah pengampuan.
− Tidak mengindahkan bentuk perjanjian yang di isyaratkan
dalam undang-undang.
− Adanya cacat kehendak.
Kebatalan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Kebatalan mutlak => Suatu kebatalan yang tidak perlu
dituntut secara tegas:
− Cacat bentuknya
− Perjanjian itu dilarang undang-undang,
− Bertentangan dengan kesusilaan, dan
− Bertentangan dengan ketertiban Umum.
2. Kebatalan relatif => suatu kebataln yang dituntut secara
tegas dan biasanya diajukan oleh salah satu pihak.
9. Berlakunya syarat batal (Pasal 1265 KUHPerdata)
Syarat batal adalah suatu syarat yang bila dipenuhi akan
mengahpuskan perjanjian dan membawa segala sesuatu pada
keadaan semula, seolah-olah tidak ada suatu perjanjian (Pasal
1265 KUHPerdata). Biasanya syarat batal berlaku pada
perjanjian timbal balik, seperti:
− Perjanjian jual beli,
− sewa-menyewa, dll
10. Lewatnya waktu/daluwarsa (Pasal 1946-1993 Bab VII Buku
IV KUHPerdata)
Menurut Pasal 1946 KUHPerdata, daluwarsa adalah suatu alat
untuk memperoleh sesuatu atau untuk dibebaskan dari suatu
perikatan dengan lewatnya suatu waktu tertentu dan atas
syarat-syarat yang ditentukan oleh undang-undang.
Selain yang terdapat pada Pasal 1381 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata (KUHPerdata), kontrak dapat juga berakhir karena:
1. Jangka Waktu Kontrak Telah Berakhir.
Penentuan jangka waktu dan tanggal berakhirnya kontrak adalah
didasarkan pada kemauan dan kesepakatan para pihak. Ada
kontrak yang jangka waktu dan tanggal berakhirnya kontrak
singkat dan ada juga jangka waktu dan tanggal berakhirnya
lama.
2. Dilaksanakan Objek Perjanjian.
Pada dasarnya objek perjanjian adalah sama dengan prestasi.
Prestasi itu terdiri dari, melakukan sesuatu, berbuat sesuatu,
atau tidak berbuat sesuatu. Dengan telah dilaksanakan objek
perjanjian maka perjanjian antara penjual dan pembeli akan
berakhir, baik secara diam-diam maupun secara tegas.
3. Kesepakatan Kedua Belah Pihak.
Kesepakatan kedua belah pihak merupakan salah satu cara
berakhirnya kontrak, dimana kedua belah pihak telah sepakat
untuk menghentikan kontrak yang telah ditutup antara
keduanya.
4. Pemutusan Kontrak Secara Sepihak.
Pemutusan kontrak secara sepihak merupakan salah satu cara
untuk mengakhiri kontrak yang dibuat oleh para pihak. Artinya
pihak kedua menghentikan berlakunya kontrak yang dibuat
dengan debitur, walaupun jangka waktunya belum berakhir, ini
disebabkan debitur tidak melaksanakan prestasi sebagaimana
mestinya.
5. Putusan Pengadilan.
Apabila penyelesaian diluar pengadilan tidak berhasil.

Anda mungkin juga menyukai