Inisiatif dari debitur, dalam hal meminjam uang pada pihak ketiga untuk membayar
utangnya pada kreditur dan debitur menetapkannya sebagai kreditur baru. Terdapat dua hubungan hukum, yaitu: hubungan hukum pertama adalah pinjam-meminjam uang antara debitur dan kreditur baru; dan hubungan hukum kedua adalah pelunasan utang debitur kepada kreditur baru dengan menyebutkan telah menggunakan uang pinjaman tersebut. Subrogasi atas inisiatif debitur harus dilakukan dengan akta otentik, yakni perjanjian yang memuat: Perjanjian pinjam uang dari kreditur baru; dan Tanda pelunasan utang yang menerangkan dilakukan dengan uang yang dipinjam serta diperjanjikan bahwa kreditur baru akan menggantikan kedudukan kreditur lama. Dengan terjadinya subrogasi itu, maka kreditur membebaskan debitur dari kewajiban untuk membayar utangnya kepada kreditur, tetapi timbul kewajiban membayar utang kepada kreditur baru. - Undang-undang, terjadi subrogasi demi hukum tanpa perlu diperjanjikan, yakni: karena pembayaran dari kreditur pada kreditur lain yang mempunyai hak lebih tinggi karena hak istimewa atau hak tanggungan; orang yang bersama-sama dengan atau untuk orang lain diwajibkan membayar utang, berkepentingan untuk melunasi, seperti pembayaran seorang kreditur pada utang tanggung renteng atau oleh borg; seorang ahli waris yang menerima dengan hak istimewa (beneficiaire) tetapi telah membayar seluruh utang pewaris, dan sebagainya (pasal 1402 KUH Perdata). Utang-piutang yang lama hapus biarpun hanya satu detik, untuk kemudian dihidupkan kembali bagi kepentingan kreditur baru menyebabkan hapusnya perikatan, sebab kewajiban debitur tidak berakhir, tetapi ia tetap harus memenuhi prestasinya kepada kreditur baru. Perjanjian yang bersifat accesoir ikut beralih kepada kreditur baru, mengikuti perjanjian pokoknya yang beralih kepada kreditur baru. Posisi Debitur adalah pasif, dalam hal subrogasi yang terjadi karena inisiatif kreditur. Subrogasi itu terjadi sebab pihak ketiga membayar kepada kreditur, sedangkan debitur tidak melakukan apapun. Terkait posisi kreditur, tidak selalu dibutuhkan bantuannya, dalam hal subrogasi atas inisiatif debitur dan karena undang-undang. NOVASI (PEMBARUAN UTANG) Diatur dalam ketentuan Pasal 1413 sampai dengan Pasal 1424 KUH Perdata. Novasi diartikan sebagai perjanjian yang menggantikan perikatan lama dengan perikatan yang baru. Novasi merupakan salah satu sebab hapusnya perikatan. Novasi hanya dapat terlaksana atas kehendak yang tegas dinyatakan oleh para pihak dan tidak dapat dipersangkakan, serta hanya mungkin terjadi karena adanya perjanjian. Berdasarkan terjadinya Novasi, maka dibedakan atas dua bagian, yaitu: - Novasi Subjektif Ialah pembaruan utang yang terjadi karena penggantian pada salah satu subjek perjanjian, yakni pihak kreditur atau pada pihak debitur. Dalam hal penggantian