Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN

MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARY

FAKULTAS HUKUM

CESSIE

 Definisi
Cessie merupakan pengalihan hak atas kebendaan bergerak tak berwujud (intangible goods) yang
biasanya berupa piutang atas nama kepada pihak ketiga, dimana seseorang menjual hak tagihnya
kepada orang lain.

Cessie menurut Prof. Subekti


Cessie adalah pemindahan hak piutang, yang sebetulnya merupakan penggantian orang
berpiutang lama, yang dalam hal ini dinamakan cedent, dengan seseorang berpiutang baru, yang
dalam hubungan ini dinamakan cessionaris. Pemindahan itu harus dilakukan dengan suatu akta
otentik atau di bawah tangan, jadi tak boleh dengan lisan atau dengan penyerahan piutangnya saja.
Agar pemindahan berlaku terhadap si berutang, akta cessie tersebut harus diberitahukan padanya
secara resmi (betekend). Hak piutang dianggap telah berpindah pada waktu akta cessie itu dibuat,
jadi tidak pada waktu akta itu diberitahukan pada si berutang.

Cessie menurut KUHPerdata


KUHPerdata tidak mengenal istilah cessie, tetapi dalam Pasal 613 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (“KUH Perdata”) disebutkan bahwa “penyerahan akan piutang-piutang atas
nama dan kebendaan tak bertubuh lainnya, dilakukan dengan jalan membuat sebuah akta otentik atau
akta di bawah tangan, dengan mana hak-hak atas kebendaan itu dilimpahkan kepada orang lain. Dari
hal tersebut dapat dipelajari bahwa yang diatur dalam Pasal 613 ayat [1] adalah penyerahan tagihan
atas nama dan benda-benda tak bertubuh lainnya.

Jadi Secara singkat, cessie merupakan penggantian orang yang berpiutang lama dengan seseorang
berpiutang baru. Sebagai contoh, misalnya A berpiutang kepada B, tetapi A menyerahkan
piutangnya itu kepada C, maka C-lah yang berhak atas piutang yang ada pada B.
SUBROGASI

 Definisi
Subrogasi terjadi karena pembayaran yang dilakukan oleh pihak ketiga kepada kreditur (si
berpiutang) baik secara langsung maupun secara tidak langsung yaitu melalui debitur (si berutang)
yang meminjam uang dari pihak ketiga. Pihak ketiga ini menggantikan kedudukan kreditur lama,
sebagai kreditur yang baru terhadap debitur.

Subrogasi menurut KUHPerdata


Pasal 1400 KUHPerdata. Disebutkan dalam pasal tersebut subrogasi adalah penggantian hak-hak
oleh seorang pihak ketiga yang membayar kepada kreditur. Subrogasi dapat terjadi baik melalui
perjanjian maupun karena ditentukan oleh undang-undang. Subrogasi harus dinyatakan secara tegas
karena subrogasi berbeda dengan pembebasan utang. Tujuan pihak ketiga melakukan pembayaran
kepada kreditur adalah untuk menggantikan kedudukan kreditur lama, bukan membebaskan debitur
dari kewajiban membayar utang kepada kreditur.
Pihak ketiga sebagai kreditur baru berhak melakukan penagihan utang terhadap debitur dan jika
debitur wanprestasi, maka kreditur baru mempunyai hak untuk melakukan eksekusi atas benda-
benda debitur yang dibebani dengan jaminan seperti gadai, hipotek, dan hak tanggungan.

Sebagai contoh, misalnya A berutang pada B, kemudian A meminjam uang pada C untuk melunasi
utangnya pada B dan menetapkan bahwa C menggantikan hak-hak B terhadap pelunasan utang dari
A.

NOVASI

 Definisi
J. Satrio, dalam bukunya yang berjudul Cessie, Subrogatie, Novatie, Kompensatie, dan Percampuran
Hutang (hal. 102-103), menjelaskan bahwa berdasarkan Pasal 1413 KUHPer, ada tiga macam jalan
untuk pembaruan utang :
1. Pertama disebutkan tentang penggantian perikatan lama dengan perikatan baru untuk orang
yang mengutangkan (novasi objektif);
2. Kedua, di mana ada debitur baru ditunjuk untuk menggantikan debitur lama (novasi subjektif
pasif);
3. Ketiga dan yang terakhir, peristiwa di mana kreditur baru ditunjuk meggantikan kreditur lama
(novasi subjektif aktif).

Bunyi selengkapnya Pasal 1413 KUHPer adalah sebagai berikut:


Ada tiga macam jalan untuk pembaruan utang :
1. Bila seorang debitur membuat suatu perikatan utang baru untuk kepentingan kreditur yang
menggantikan utang lama, yang dihapuskan karenanya;
2. Bila seorang debitur baru ditunjuk untuk menggantikan debitur lama, yang oleh kreditur
dibebaskan dan perikatannya;
3. Bila sebagai akibat suatu persetujuan baru seorang kreditur baru ditunjuk untuk menggantikan
kreditur lama, yang terhadapnya debitur dibebaskan dan perikatannya.

ANJAK PIUTANG

 Definisi
Anjak piutang (bahasa Inggris: factoring) adalah suatu transaksi keuangan sewaktu suatu
perusahaan menjual piutangnya (misalnya tagihan) dengan memberikan suatu diskon. Ada tiga
perbedaan antara anjak piutang dan pinjaman bank. Pertama, anjak piutang adalah pada nilai
piutang, bukan kelayakan kredit perusahaan. Kedua, anjak piutang bukanlah suatu pinjaman,
melainkan pembelian suatu aset (piutang). Terakhir, pinjaman bank melibatkan dua pihak,
sedangkan anjak piutang melibatkan tiga pihak.
Tiga pihak yang terlibat dalam anjak piutang adalah penjual, debitur, dan pihak yang membiayai
(factor). Penjual adalah pihak yang memiliki piutang (biasanya untuk layanan yang diberikan atau
barang yang dijual) dari pihak kedua, debitur. Penjual selanjutnya menjual satu atau lebih tagihannya
dengan potongan atau diskon ke pihak ketiga, suatu lembaga keuangan khusus untuk mendapatkan
uang dalam bentuk kas. Debitur akan membayar langsung ke perusahaan pembiayaan dengan jumlah
penuh sesuai nilai tagihan.

Manfaat Anjak Piutang adalah :


1. Menurunkan biaya produksi.
2. Memberikan fasilitas pembayaran di muka.
3. Meningkatkan daya saing perusahaan klien.
4. Meningkatkan kemampuan perusahaan klien memperoleh laba.
5. Menghindari kerugian karena kredit macet.
6. Mempercepat proses ekonomi.

Secara lengkap perbandingan dan perbedaan antara Subrogasi, Novasi dan Cessie adalah sebagai berikut:
No Uraian Subrogasi Novasi Cessie
Cara pengalihan piutang-
piutang atas nama dan
barang-barang lain yang
tidak bertubuh dilakukan
Pembaharuan Utang yang
dengan cara membuat akta
dilakukan berdasarkan
otentik atau di bawah
kesepakatan kedua belah
Penggantian hak – hak tangan yang melimpahkan
pihak dimana Pihak
oleh seorang pihak hak-hak atas barang-
1. Definisi Kreditur dan Debitur
ketiga yang membayar barang itu kepada orang
bersepakat untuk
kepada Kreditur. lain. Penyerahan ini tidak
menghapuskan perikatan
ada akibatnya bagi yang
lama dan menggantinya
berutang sebelum
dengan perikatan baru.
penyerahan itu
diberitahukan kepadanya
atau disetujuinya secara
tertulis atau diakuinya.
Buku III Kitab Undang-
Buku III Kitab Undang- Buku II Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata
Sumber Undang Hukum Perdata Undang Hukum Perdata
2. (BW) Pasal 1400 BW
Hukum Pasal 1413 BW sampai Pasal 613 BW sampai
sampai dengan Pasal
dengan Pasal 1424 BW. dengan Pasal 624 BW.
1403 BW
3. Unsur – 1) Harus ada lebih dari 1) Harus ada kesepakatan 1) Harus menggunakan
Unsur 1 ( satu ) Kreditur antara kedua belah Akta Otentik maupun
dan 1 (satu) orang pihak; akta dibawah tangan;
Debitur yang sama; 2) Perikatan lama dihapus 2) Terjadi pelimpahan
2) Adanya pembayaran diganti dengan hak-hak atas barang-
oleh Kreditur Baru perikatan baru. barang tersebut kepada
kepada Kreditur orang lain.
Lama.
4. Sifat 1) Subrogasi merupakan 1) Dalam Novasi, 1) Dalam Cessie,
Perjanjian yang perjanjian accesoirnya perjanjian Accesoirnya
bersifatAccesoir, turut dihapus jika tidak dihapus hanya
dimana perjanjian perjanjiannya beralih kepada pihak
tersebut ikut beralih pokoknya hapus, ketiga sebagai Kreditur
kepada Kreditur Baru kecuali para pihak Baru;
mengikuti perjanjian secara tegas 2) Utang Piutang lama  
pokoknya; menyatakan tidak dihapus hanya
2) Dalam Subrogasi, sebaliknya; beralih kepada kepada
utang piutang yang 2) Dalam Novasi,utang pihak ketiga sebagai
lama dihapus,untuk piutang yang lama Kreditur baru;
kemudian dihidupkan dihapus   dan   3) Dalam Cessie, Debitur
lagi bagi kepentingan digantikan dengan bersifat pasif,dia hanya
Kreditur Baru; utang piutang yang diberitahukan siapa
3) Dalam Subrogasi, baru; Kreditur Baru agar dia
Pihak Ketiga 3) Novasi pada dapat melakukan
membayar kepada hakikatnya merupakan pembayaran kepada
Kreditur, Debitur hasil perundingan Kreditur Baru;
adalah pihak yang segitiga yaitu antara 4) Bagi Cessie selalu
pasif; Pihak Kreditur, diperlukan suatu akta;
4) Subrogasi tidak Debitur dan Pihak 5) Cessie hanya berlaku
mutlak harus Ketiga,dimana Para kepada Debitur setelah
menggunakan Pihak tersebut bersifat adanya pemberitahuan.
akta,kecuali bagi aktif;
Subrogasi yang lahir 4) Novasi tidak mutlak
dari perjanjian harus menggunakan
dimana Debitur akta;
menerima uang dari 5) Dalam Novasi,
pihak ketiga untuk Pemberitahuan tidak
membayar utang- diperlukan karena
utangnya kepada Novasi dilakukan
Kreditur; berdasarkan kese
5) Dalam Subrogasi, pakatan para pihak;
Pemberitahuan
diperlukan tetapi
bukan merupakan
syarat bagi
berlakunya
Subrogasi;
6) Subrogasi harus
dinyatakan dengan
tegas karena tujuan
pihak ketiga
membayar kepada  
Kreditur adalah untuk
menggantikan
kedudukan Kreditur
Lama sehingga Pihak
Ketiga dapat mem –
peroleh hak penuh
atas Debitur;
7) Subrogasi harus
dilakukan tepat pada
waktu pembayaran.
5. Subjek 1) Dari segi individu Novasi atau pembaharuan 1) Dari segi individu
(Person) yang utang hanya dapat (Person) yang menjadi
menjadi Subjek dilakukan oleh orang- orang Subjek Cessie adalah :
Subrogasi adalah yang cakap untuk a. Orang Perorangan;
setiap orang yang mengadakan perikatan b. Korporasi
dinyatakan cakap (Pasal 1414 BW) 2) Para Pihak yang
sesuai ketentuan menjadi Subjek Cessie
Pasal 1329 KUH adalah:
Perdata; a. Cedent yaitu
2) Para Pihak Yang Kreditur, Pihak yang
menjadi subjek mengoperkan hak
Subrogasi terdiri dari: tagihannya;
a. Pihak Berutang
atau Debitur;
b. Pihak Berpiutang
atau Kreditur;
b. Cessus yaitu Debitur
c. Pihak Ketiga yaitu
c. Cessionaris yaitu
pihak yang
Pihak Ketiga Pihak
memberikan
yang menerima
pinjaman kepada
penyerahan hak
Debitur untuk
tagihan dari Kreditur
membayar
Lama.
utangnya kepada
Kreditur sekaligus
sebagai pengganti
Kreditur Lama.
1) Benda bergerak baik
1) Benda bergerak baik
yang berwujud 1) Piutang-Piutang atas
yang berwujud maupun
maupun yang tidak nama;
yang tidak berwujud;
berwujud; 2) Barang-Barang lain
6. Objek 2) Benda tidak bergerak
2) Benda tidak bergerak yang tidak berwujud.
baik ya berwujud
baik yang berwujud
maupun yang tidak  
maupun yang tidak
berwujud.
berwujud.
Dalam Novasi hapusnya Dalam Cessie perikatan
Dalam Subrogasi,
perikatan antara Kreditur tidak dihapus hanya
Hapusnya perikatan antara Kreditur
7. dan Debitur atas beralih kepada pihak
Perikatan Lama dan Debitur hapus
kesepakatan kedua belah ketiga sebagai Kreditur
karena Pembayaran.
pihak. Baru.
Dalam KUH Perdata Dalam KUH Perdata tidak Dalam KUH Perdata tidak
8. Sanksi tidak diatur tentang diatur tentang sanksi para diatur tentang sanksi para
sanksi para pihak. pihak. pihak.
9. Terjadinya 1) Subrogasi terjadi Novasi terjadi karena 1) Cessie selalu terjadi
Perikatan karena adanya adanya kesepakatan kedua karena perjanjian antara
pembayaran yang belah pihak untuk para pihak;
dilakukan oleh melakukan pembaharuan 2) Cessie juga dapat terjadi
Pihak Ketiga kepada utang. Karen berbagai
Kreditur baik secara
langsung maupun
tidak langsung;
2) Subrogasi dapat
terjadi karena UU
dan perjanjian; peristiwa

3) Subrogasi terjadi Perdata,berupa

selama sebelum perjanjian jual beli;

diadakan
 
Yurisdische
Levering atau
perbuatan hukum
pemindahan hak
milik dari penjual
kepada pembeli.
1) Pihak yang
1) Pembaharuan Utang
memperoleh barang
tidak dapat dikira-kira;
tidak boleh diberikan
2) Kreditur tidak dapat
akta
menuntut Debitur jika
pemindahtanganan
orang yang ditunjuk
atau akta pemisah an
untuk menggantikan itu
tanpa kuasa khusus
10. Larangan   jatuh pailit atau nyata-
dari pihak yang
nyata tidak mampu
memindahtangankan
kecuali hal tersebut
barang tersebut;
diatur dalam
2) Semua pengumuman
persetujuan.
yang bertentangan
  dengan ketentuan ini
adalah batal.
11. Jenis-Jenis 1) Subrogasi 1) Novasi Objektif;
berdasarkan 2) Novasi Subjektif :
Perjanjian, a) Aktif
terbagi menjadi : b) Pasif
a) Subrogasi atas
inisiatif
Kreditur;
b) Subrogasi atas
inisiatif Debitur

2) Subrogasi
berdasarkan UU.

Demikian penjelasan kami tentang Perbedaan Subrogasi, Novasi dan Cessie. Semoga bermanfaat.
Apabila ada pertanyaan silahkan tulis di kolom komentar.

Anda mungkin juga menyukai