SUBYEK PERIKATAN
1. Debitur : pihak yang wajib berprestasi
2. Kreditur : pihak yang berhak atas prestasi
JUMLAH PRESTASI
Jumlah prestasi dalam suatu perikatan adalah satu atau lebih.
3. PEMBARUAN HUTANG
Diatur dalam pasal 1413 – 1424 KUHPerdata.
Pembaruan hutang: suatu perjanjian yang sudah ada (lama) diganti dengan perjanjian
baru.
Akibat novasi adalah hapusnya perjanjian yang lama dan timbul perjanjian baru.
Syarat Novasi:
1) Adanya perjanjian yang mendahului novasi tersebut;
2) Adanya perjanjian baru yang diadakan sebagai pengganti dari perjanjian lama;
3) Adanya hubungan kausal antara hapusnya perjanjian lama dengan timbulnya
perjanjian yang baru;
4) Adanya kehendak untuk mengadakan novasi.
Macam-Macam Novasi:
1) Novasi objektif:
a. Dengan penggantian isi perjanjian
b. Dengan penggantian sebab perjanjian
2) Novasi subjektif:
a. Novasi subjektif aktif
b. Novasi subjektif pasif
i. Expromissio (tanpa bantuan debitur lama)
ii. Delegatio (dengan bantuan debitur lama)
5. PERCAMPURAN HUTANG
Percampuran hutang terjadi demi hukum apabila kedudukan kreditur dan debitur
berada dalam tangan satu orang. P. 1436
Dengan adanya percampuran hutang ini, maka hutang piutang antara debitur dan
kreditur menjadi hapus untuk seluruhnya.
Contoh: ?
Perbedaan kedudukan
Percampuran hutang pada debitur utama berlaku bagi penanggung hutang;
Percampuran hutang pada penanggung hutang, tidak membebaskan hutang pokok
(debitur). P. 1437
Contoh: Seorang nasabah (debitur) meminjam uang ke bank namun nasabah tidak
dapat mengembalikan uang tersebut. Mungkin karena nasabah merupakan teman
maka hutang itu ditanggung oleh penanggung (borg).
6. Pembebasan Utang
Pembebasan hutang adalah suatu perbuatan hukum dari kreditur yang berupa
pelepasan hak untuk menagih piutangnya dari debitur. Pasal 1438.
Dengan adanya pembebasan ini maka perikatan antara kreditur dan debitur menjadi
hapus.
Pembebasan hutang dapat dilakukan secara sepihak maupun timbal balik.
Pembebasan suatu hutang tidak dipersangkakan, tetapi harus dibuktikan Pasal
1438.
Pengembalian tanda bukti piutang asli oleh kreditur, merupakan bukti pembebasan
hutang Pasal 1439.
Tetapi pengembalian barang jaminan gadai, tidak cukup dijadikan persangkaan
tentang pembebasan hutang pokok Pasal 1441.
Pembebasan Dalam Tanggung Renteng
Pembebasan salah satu debitur dalam tanggung renteng akan membebaskan kawan
debitur lainnya, kecuali ditentukan lain Pasal 1440.
“Tanggung renteng” = ditanggung bersama
Pembebasan Penanggung
Pembebasan yang diberikan pada penanggung hutang tidak membebaskan debitur
Pasal 1442 ayat (1).
Pembebasan yang diberikan pada salah seorang penanggung hutang tidak
membebaskan penanggung hutang lainnya Pasal 1442 ayat (2).
7. BARANGNYA MUSNAH
Apabila barang tertentu yang menjadi obyek perikatan musnah, tidak lagi dapat
diperdagangkan, atau hilang di luar kesalahan debitur, sebelum ia lalai menyerahkan
pada waktu yang telah ditentukan, maka perikatan menjadi hapus Pasal 1444.
Ganti Kerugian
Apabila karena kehilangan (dll) itu debitur telah memperoleh ganti kerugian dari
orang lain (misal perusahaan asuransi), maka hak atas ganti kerugian tersebut harus
diserahkan kepada kreditur Pasal 1445.
8. PEMBATALAN PERIKATAN
1. Semua perikatan yang dibuat orang-orang belum dewasa atau orang-orang yang
ditaruh dibawah pengampunan, adalah batal demi hukum, dan atas penunturan
yang diajukan oleh atau dari pihak mereka, harus dinyatakan batal, semata-mata
atas dasar kebelumdewasaan atau pengampuannya. Pasal 1446 ayat (1)
2. Perikatan-perikatan yang dibuat oleh orang-orang perempuan yang bersuami dan
oleh orang-orang belum dewasa yang telah mendapat suatu pernyataan persamaan
dengan orang dewasa, hanya batal demi hukum, sekedar perikatan-perikatan
tersebut melampaui kekuasaan mereka. Pasal 1446 ayat (2)
9. PERIKATAN BERSYARAT
Perikatan bersyarat: perikatan yang digantungkan pada suatu syarat, yaitu suatu
peristiwa yang masih akan terjadi dan belum pasti terjadinya. Pasal 1253
Berlakunya Syarat Batal (Pasal 1265 KUHPerdata)
1. Syarat batal adalah syarat apabila dipenuhi menghentikan perikatan dan
membawa segala sesuatu kembali pada keadaan semula, seolah-olah tidak pernah
ada suatu perikatan. Pasal 1265 ayat (1).
Contoh: ?
2. Syarat ini tidak menangguhkan pemenuhan perikatan, tetapi menghentikan
perikatan, dan mewajibkan si berpiutang mengembalikan apa yang telah
diterimanya (atau menghentikan kreditur menikmati sesuatu), apabila peristiwa
yang dimaksud terjadi. Pasal 1265 ayat (2).
Contoh: ?
Syarat Yang Batal
Syarat untuk melakukan sesuatu, batal jika:
1. Tidak mungkin dilakukan;
2. Bertentangan dengan kesusilaan baik;
3. Dilarang oleh UU = peraturan perUUan.
Pasal 1254
Syarat untuk tidak melakukan sesuatu, batal jika: syarat itu tidak mungkin dilakukan.
Pasal 1255