Anda di halaman 1dari 2

NAMA : SHOFA EFITA KARUNIAHAJ

NIM : 032024253010
POLITIK HUKUM PERTANAHAN (B)

1. Berikan pendapat singkat terkait ketentuan kepemilikan tanah absentee yg


memberi batasan wilayah kecamatan, dengan memperhatikan perkembangan
dewasa ini.
Pengaturan mengenai kepemilikan tanah absentee ini diatur dalam Pasal 10 UUPA
dan dijelaskan juga pada Penjelasan Umum UUPA (II angka 7) yang mana salah
satu esensi landreform/agrarian reform yaitu “Tanah pertanian harus dikerjakan
atau diusahakan secara aktip oleh pemiliknya sendiri”. Dalam rangka untuk
mencapai tujuan maka tanah dapat dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat, sehingga penguasaan dan pemilikan tanah yang melebihi
batas serta tanah absentee tidak diperbolehkan. Hal ini sesuai dengan Pasal 3 ayat
(1) PP Nomor 224 Tahun 1961 jo. Pasal 1 PP Nomor 41 Tahun 1964 yang
menyatakan bahwa pemilikan tanah pertanian oleh orang yang bertempat tinggal di
luar kecamatan tempat letak tanahnya dilarang. Berhubung dengan itu ditetapkan,
bahwa pemilik tanah pertanian yang bertempat tinggal di luar kecamatan tempat
letak tanahnya tersebut, dalam jangka waktu 6 bulan wajib mengalihkan hak atas
tanahnya kepada orang lain di kecamatan tempat letak tanah itu atau pindah ke
kecamatan letak tanah tersebut kecuali jarak kecamatannya berbatasan antara
pemilik dan tanahnya, sehingga masih dimungkinkan untuk mengerjakan tanah
tersebut secara efisien. Namun dengan perkembangan dewasa ini larangan
mengenai pemilikan tanah absentee yang memberi batasan kecamatan ini dirasa
perlu ditinjau kembali karena seiring dengan perkembangan zaman dengan adanya
teknologi transportasi jarak antar kecamatan sudah tidak menjadikan suatu
hambatan terhadap efektifitas dan produktivitas secara optimal tanah pertanian
untuk dapat diolah. Namun perlu diingat bahwa salah satu tujuan landreform adalah
peningkatan produktivitas dan pada prinsipnya tanah pertanian itu untuk petani
serta tujuan melarang pemilikan tanah pertanian secara absentee adalah agar hasil
yang diperoleh dari pengusahaan tanah pertanian sebagian besar dapat dinikmati
oleh masyarakat petani yang tinggal di pedesaan, bukan dinikmati oleh orang kota
yang tidak tinggal di desa.

2. Berikan pendapat singkat terkait ketentuan PP 4 tahun 1977 yang


memberikan kesempatan kepada pegawai Negeri yg menjelang masa pensiun
boleh mimiliki tanah pertanian secara absentee ditinjau dari prinsip persamaan
yg ada dalam UUPA
Dalam PP 4 tahun 1977 yang memberikan kesempatan kepada pegawai Negeri yg
menjelang masa pensiun boleh mimiliki tanah pertanian secara absentee. Dalam
Pasal 3 ayat (4) PP 224 Tahun 1961 menegaskan bahwa jumlah luas maksimum
tanah Absentee yang dapat dimiliki oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah 2/5 dari
luas maksimum yang ditentukan untuk daerah yang bersangkutan. Terhadap
pengecualian yang telah diatur dalam PP 4 tahun 1977 yang mana pensiunan PNS
dapat punya tanah secara absentee ini karena pegawai negeri selaku petugas
negara tidak mempunyai kebebasan untuk menentukan sendiri tempat tinggalnya,
NAMA : SHOFA EFITA KARUNIAHAJ
NIM : 032024253010
POLITIK HUKUM PERTANAHAN (B)

yang terikat oleh tempat kedudukan dari jabatannya. Sehingga apabila ditinjau
dengan asas persamaan di Pasal 9 ayat (2) UUPA ini dirasa sudah sesuai, namun
tetap harus diperhatikan bahwa luas maksimum yang dapat dimiliki adalah 2/5 dari
batas maksimum penguasaan tanah untuk daerah tingkat II yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai