Menurut kingdom (1984) Jendela Kebijakan adalah suatu keadaaan ketika ketiga aliran
( alur masalah, alur politik, dan alur kebijakan) bergabung dan selanjutnya kebijakan
terjadi/ terbuka. Kebijakan dianggap serius jika ke-3 alur tersebut berjalan bersamaan atau
berpotongan, dan aliran yang terpisah dari masalah, politik, dan kebijakan masing-masing
tumbuh sendiri. Namun ada suatu waktu Ketika ketiga aliran bergabung dan perubahan
kebijakan terjadi, maka hal itulah yang menyebabkan terbukanya jendela kebijakan.
Kingdon (1995) menjelaskan bahwa tahap agenda setting pembuatan kebijakan publik
merupakan pertemuan dari tiga “Alur Penentuan Agenda” , yaitu Masalah (problems),
Solusi yang memungkinkan untuk masalah tersebut (possible solutions to the problems),
Keadaan politik (politic circumstance). Masalah, solusi, dan keadaan politik dalam arah
yg baik merupakan sebuah “jendela” untuk membuat kebijakan terbuka.
4. Kelebihan dan kekurangan model incremental dalam analisis formulasi kebijakan beserta
contoh di bidang Kesehatan
Kelebihan :
a. menggunakan pendekatan praktis dan bertahap dalam formulasi kebijakan ketika
menghadapi berbagai kendala seperti keterbatasan waktu, minimnya ketersediaan
informasi dan kecukupan dana
b. Fokus penyusunan kebijakan adalah melanjutkan kebijakan lama dengan beberapa
modifikasi
Kekurangan :
a. Model ini sangat konservatif dan tidak sesuai untuk lingkungan kebijakan yang telah
baik, situasi yang stabil, dan sumber daya yang memadai.
b. Menghambat munculnya inovasi
c. Dianggap tidak adil karena memberi peluang bagi pihak yang berkuasa untuk
mendominasi dan berada diatas angin, namun sebaliknya bagi pihak
penentang/oponen, pembuatan kebijakan model inkremental menyulitkan untuk
melakukan perubahan karena hanya sedikit peluang yang terbuka untuk mereka.
d. tidak sesuai dengan perkembangan dan tantangan zaman yang berubah cepat.
e. hanya dapat digunakan ketika masalah yang dihadapi pembuat kebijakan publik
merupakan masalah rutin dan tidak dapat dilaksanakan untuk mengatasi masalah kritis
Program posyandu utk menanggulangi masalah gizi dan kesehatan di Jabar. Posyandu ini
merupapakan program rutin pemda jabar setiap tahunnya, namun perlu peningkatan
upaya terhadap program posyandu. Alokasi dana tahun 2012 meningkat dr th 2010 Rp 2,5
M menjadi Rp 50 M. Adanya posyandu online utk mendapatkan data akurat ttg kondisi
balita dan bumil yg ada di 5.584 desa di Jawa barat dan Kader menjadi ujung tombak
program.