Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI HUTAN DAN SUMBER AIR

Keberadaan air bersih yang berlimpah bergantung pada sistem alam yang sehat seperti hutan.
Sebagian besar air dunia disaring oleh daerah aliran sungai (DAS) berhutan sehingga kualitas air
meningkat dan ketersediaannya terjaga. Hutan besar seperti Amazon bahkan membantu
mengendalikan "sungai di langit", yang mengatur pola hujan dari jarak ratusan mil. Saat ini,
hutan dunia dan pasokan air sedang terancam. Akan tetapi, kedua sistem ini dapat diperbaiki
secara bersamaan karena mereka saling berhubungan. Krisis air saat ini disebabkan oleh tiga
tantangan khusus – perubahan iklim, kebakaran hutan dan cuaca ekstrem - yang semuanya
dapat diperbaiki dengan penilaian dan restorasi hutan.

Hutan adalah sumber kehidupan. Disadari atau tidak, diakui atau tidak, nyatanya hutan
telah memberikan banyak manfaat bagi manusia, baik mereka yang tinggal di sekitar hutan,
maupun yang tinggal jauh dari hutan. Bagi mereka yang tinggal di sekitar hutan, hasil-hasil
hutan seperti buah-buahan, sayuran, dan lain sebagainya, bisa dimanfaatkan sebagai sumber
makanan. Tidak hanya sebagai sumber makanan, akan tetapi juga sumber penghasilan.
Contohnya rotan yang bisa dibentuk menjadi berbagai macam kerajinan tangan yang bisa dijual.
Lalu bagaimana dengan masyarakat yang tinggal jauh dari hutan, seperti mereka yang tinggal di
perkotaan, apakah mereka mendapatkan manfaat dari keberadaan hutan? Hutan dengan
banyak pohon menjadi penyedia kebutuhan oksigen bagi kehidupan di bumi ini. Bukan hanya
oksigen, akan tetapi juga sebagai penyedia air bersih.

Menurut data dari Food and Agriculture Organization (FAO), sekitar sepertiga dari kota-kota
besar di dunia, seperti Bogota, Tokyo, Barcelona dan New York, sangat bergantung kepada
hutan lindung sebagai penyedia air minum bagi sekitar 238 juta penduduk di kota-kota
tersebut. Air bersih merupakan salah satu sumberdaya yang sangat penting bagi kehidupan.
Aktivitas manusia sangat tergantung dengan ketersediaan air bersih, mulai dari mandi,
mencuci, pertanian, hingga air minum, semua bersumber dari air bersih yang dihasilkan oleh
hutan.

Hutan adalah penyedia jasa lingkungan. Salah satu jasa lingkungan yang mampu diberikan oleh
hutan adalah pengendalian daur air. Tidak hanya sekedar menyediakan air bersih, akan tetapi
juga berperan dalam pengendalian erosi dan banjir. Daun dan ranting pohon berperan sebagai
penghalau dalam proses intersepsi air hujan yang turun ke bumi sehingga dapat mencegah air
langsung turun ke tanah. Seresah yang dihasilkan dari daun-daun tumbuhan yang jatuh ke
tanah berfungsi untuk mengurangi air limpasan di permukaan yang berpotensi menimbulkan
banjir. Air limpasan yang semakin besar maka akan membuat air yang terserap atau disimpan di
dalam tanah menjadi semakin sedikit. "Deforestasi secara besar-besaran akan meningkatkan
aliran air permukaan yang kemudian mengakibatkan tanah di permukaan yang semakin menipis
dan akhirnya meningkatkan sedimen pada badan air", kata Dwi Derma, juru kampanye
PROFAUNA. Sedimentasi itulah yang mengakibatkan air sungai berwarna cokelat sesaat setelah
hujan sebagai akibat dari meningkatnya sedimen tanah pada badan air.

Jika Hutan ditebang maka air bersih akan berkurang

Sekarang ini, kita sering dihadapkan pada suatu keadaan dimana ketersediaan air sangat
berlimpah saat musim hujan bahkan hingga menyebabkan banjir, akan tetapi saat musim
kemarau sungai kering dan air sulit didapat. Salah satu contoh berkurangnya ketersediaan air
bersih akibat hilangnya hutan itu terjadi di Merauke, Papua. Di sana, sumber air bersih semakin
mengkhawatirkan. Sungai dan rawa yang selama ini dimanfaatkan sebagai sumber air bersih,
semakin menyusut debit airnya sebagai akibat dari alih fungsi hutan di hulu menjadi kebun
sawit dan tebu. Menurut Yosehi Mekiuw, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Musamus
(Unimer) Merauke, dikutip dari mongabay.co.id, saat ini kehidupan Suku Yeinan di Kampung
Bupul, Kabupaten Merauke, semakin terhimpit. Penebangan hutan telah menghilangkan mata
pencarian mereka sebagai pemburu dan peramu hasil hutan. Tidak hanya kehilangan mata
pencarian, akan tetapi sumber air bersih mereka juga ikut terancam. Tidak ada pengolahan
lahan, sumur resapan dan tata air. Akibatnya saat musim hujan, Merauke kelimpahan air.
Sebaliknya, saat musim kemarau tiba, air seolah-olah hilang dan Merauke mengalami
kekeringan dan kesulitan air bersih.

Hutan memiliki kemampuan sebagai regulator air, artinya ia mampu mengatur, menyokong
proses alami dan menyediakan air bersih apabila ia dibiarkan tetap alami. Ia mampu
menyimpan air di musim hujan dimana ketersediaan air berlimpah, ia juga mampu melepaskan
air saat musim kemarau, saat dimana ketersediaan air sangat kurang. Hutan menjadi satu hal
yang sangat vital terhadap persediaan atau pasokan air bersih bagi manusia. Ia mampu
menyaring dan membersihkan air lebih baik dan lebih murah daripada sistem yang diciptakan
oleh manusia. Sebuah survey di Amerika Serikat menunjukkan bahwa biaya pengolahan air
dalam area dimana daerah aliran sungai (DAS) masih memiliki tutupan hutan sebanyak 60%,
adalah setengah dari biaya pengolahan air di area dengan tutupan hutan hanya 30%.
Diperkirakan bahwa setiap US$ 1 yang dihabiskan untuk perlindungan hutan dan DAS akan
menghemat biaya pengolahan air sebanyak US$ 7,50 hingga US$ 200.

Selain itu hutan juga memiliki beberapa manfaat untuk krisis Air di Dunia yang sangat penting
yaitu:

1. Hutan Dapat Membatasi Perubahan Iklim


Emisi gas rumah kaca membuat iklim semakin panas hingga intensitas dan variabilitas
curah hujan menjadi semakin tinggi. Awan terdorong ke arah kutub, sehingga risiko
kekeringan meningkat di daerah-daerah yang banyak digunakan untuk pertanian bagi
sumber makanan dunia. Dari banjir hingga kekeringan hingga gletser yang mencair,
dampak perubahan iklim akan semakin terlihat di sistem air kita. Pohon adalah
mekanisme penyerapan karbon dioksida alami terbaik yang menyerap dan menyimpan
gas rumah kaca seiring pertumbuhannya. Sepertiga emisi bahan bakar fosil dunia telah
terserap oleh hutan, tetapi selalu ada ruang untuk perbaikan: Ada sekitar 2 miliar hektar
lahan terdegradasi yang dapat dipulihkan. Meningkatkan kemampuan hutan untuk
menyerap karbon adalah langkah penting dalam mitigasi perubahan iklim dan
membatasi dampaknya pada kondisi air dunia.
2. Memberantas Kebakaran Hutan untuk Memitigasi Polusi Air
Hutan yang sehat merupakan pelindung dari kebakaran hutan yang semakin
mengancam kualitas air. Sebagaimana dibuktikan oleh kebakaran yang menghancurkan
California tahun lalu, pemanasan iklim dan hutan yang terlalu padat merupakan
kombinasi sempurna bagi kebakaran hutan yang dahsyat. Kebakaran tidak hanya
mengancam kehidupan dan menghancurkan properti, namun juga mengakibatkan
polusi jelaga dan abu di perairan sekitar. Hutan membutuhkan waktu hingga puluhan
tahun untuk tumbuh kembali setelah kebakaran. Akibatnya, kebakaran hutan akan
merusak kemampuan hutan untuk menyaring air dan mengendalikan erosi tanah selama
bertahun-tahun. Kebakaran hutan yang membabi buta sebagian disebabkan karena
hutan terlalu lebat akibat tekanan api alami yang lebih kecil dan penuh dengan pohon
mati akibat serangga, hama dan kekeringan. Forest Resilience Bond menghubungkan
para pemangku kepentingan dalam pengurangan risiko dan intensitas kebakaran serta
air yang lebih bersih, seperti Dinas Kehutanan AS, perusahaan air minum, kota dan
perusahaan pembotolan dengan DAS yang menghadapi risiko kebakaran dahsyat agar
mereka dapat menyumbang dana untuk pengelolaan hutan yang proaktif. Jika materi
tanaman mati disingkirkan dan hutan yang terlalu lebat dikelola dengan baik, risiko
kebakaran hutan yang merusak dan peristiwa pencemaran air besar akan berkurang.
3. Hutan yang Sehat Membantu Sistem Air Perkotaan
Perkotaan telah menjadi pusat perhatian di tengah maraknya krisis air belakangan ini,
termasuk "Hari Nol" di mana air tidak dapat diakses sama sekali, yang mengancam Cape
Town dan banjir Houstonselama Badai Harvey. Semakin meningkatnya populasi
perkotaan dunia, berbagai kota akan terus menghadapi kekeringan dan peristiwa cuaca
ekstrem yang mengancam kehidupan sehari-hari, mata pencaharian dan pertumbuhan
ekonomi. Hutan dapat membantu kota dengan dua cara: Pertama, merestorasi dan
melindungi DAS berhutan di sekitar kota yang dapat memurnikan air secara alami,
sehingga biaya pengolahan air dari utilitas lebih terjangkau. Sebagai contoh, Kota New
York menginvestasikan sekitar $100 juta per tahun untuk melindungi DAS bagian utara
kota, yang membantu menyaring sekitar 1,4 miliar galon air. Investasi ini merupakan
langkah antisipasi yang efektif sehingga pabrik penyaringan baru yang dapat memakan
biaya hingga jutaan dolar tidak perlu dibuat. Hutan juga menyangga kota-kota dari
dampak cuaca ekstrem.. Tanah dan struktur akarnya menyerap air dan mencegah banjir.
Air yang disimpan ini juga membantu meningkatkan aliran air selama musim kering.
Houston dan Bangalore sama-sama menderita krisis banjir besar yang sebagian
diakibatkan oleh pembangunan berlebihan yang mengorbankan spons alami yang
mengelilingi mereka. Sementara itu, San Diego menemukan bahwa hutan kota yang
dimiliki membantu menghindari banjir dengan efektivitas yang sama dengan
infrastruktur seperti dinding dan bendungan senilai $160 juta..

Sumber:

https://www.profauna.net/id/content/inilah-hubungan-mesra-antara-hutan-dan-ketersediaan-
air#.YXZPqrf7NPy

https://wri-indonesia.org/id/blog/3-manfaat-hutan-sebagai-solusi-bagi-krisis-air-dunia

Anda mungkin juga menyukai