Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Luka bakar (combustio) adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang

disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia (asam kuat,

basa kuat), listrik dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan

morbiditas dan mortalitas tinggi (Adibah dan Winasis, 2014; Sjamsuhidajat dan Jong,

2010).

Luka bakar bisa merusak kulit yang berfungsi melindungi tubuh dari kotoran dan infeksi.

Jika banyak permukaan tubuh terbakar, hal ini bisa mengancam jiwa karena terjadi

kerusakan pembuluh darah ketidak-seimbangan elektrolit dan suhu tubuh, gangguan

pernapasan serta fungsi saraf. Luka bakar yang luas mempengaruhi metabolisme dan

fungsi setiap sel tubuh, semua sistem dapat terganggu, terutama sistem kardiovaskuler

(Rahayuningsih, 2012).

2.2 Epidemiologi

Luka bakar dapat mengenai segala usia, jenis kelamin, serta dapat mempengaruhi kondisi

psikologis dan fisik pasien, bahkan dapat kehilangan pekerjaan akibat luka bakar. Insiden

1
luka bakar terutama terjadi pada pria karena dominasi pekerja pria pada industri tinggi

sehingga berisiko. Cedera luka bakar lebih sering melibatkan sosio ekonomi rendah.

Insiden puncak luka bakar pada orang dewasa terdapat pada umur 20-29 tahun. Diikuti

oleh anak umur 9 tahun atau lebih muda dan pada lanjut usia. Pada anak dibawah umur 3

tahun penyebab luka bakar paling umum adalah cedera yang disebabkan oleh air panas.

Luka bakar dan komplikasinya memengaruhi mortalitas dan morbiditas. Data WHO

menunjukkan sekitar 180.000 orang di dunia meninggal akibat luka bakar setiap tahun

(WHO, 2008). Angka mortalitas penderita luka bakar di Indonesia tergolong cukup

tinggi, yaitu 27,6% (2012) di RSCM dan 26,41% (2012) di RS Dr. Soetomo. Data

epidemiologi dari unit luka bakar RSCM pada tahun 2011-2012 melaporkan sebanyak

257 pasien luka bakar. Dengan rata-rata usia adalah 28 tahun (2,5 bulan-76 tahun),

dengan rasio laki-laki dengan perempuan adalah 2,7:1. Luka bakar yang disebabkan oleh

api adalah etiologi terbanyak (54,9%), diikuti luka bakar yang disebabkan oleh air panas

(29,2%), listrik (12,8%), dan bahan kimia (3,1%). Rata-rata luas luka bakar adalah 26%.

Angka mortalitas sebanyak 36,6% pada pasien dengan rata-rata luas luka bakar 44,5%

dengan rata-rata waktu perawatan adalah 13,2 hari (Martina dan Wardhana, 2013).

2.3 Etiologi

Sumber luka bakar harus ditentukan terlebih dahulu sebelum dilakukan evaluasi dan

penanganan. Menurut Moenadjat (2009) luka bakar dapat dibedakan menjadi 4 macam,

antara lain:

2
BAB V
KESIMPULAN

1. didapatkan faktor risiko terjadinya Luka Bakar, yaitu melalui kegiatan bekerja

memonitor dan memperbaiki mesin pabrik yang rusak, panel listrik mesin serta kabel

yang dapat meledak

2. Pada pasien telah dilakukan diagnosis okupasi yang mengarah ke Luka bakar akibat

kecelakaan kerja.

3. Pasien diberikan tatalaksana non medikamentosa berupa edukasi untuk memakai APD

lengkap saaat bekerja, edukasi untuk memberikan kompres basah pada luka selama

kurang lebih 30 menit setiap hari, edukasi pmengenai pertolongan pertama saat

terkena luka bakar, edukasi untuk mengistirahatkan tangan yang sakit, serta kontrol

kembali ke klinik selama penyembuhan selama satu bulan.

3
4
5

Anda mungkin juga menyukai