Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS MAKANAN DAN KOSMETIKA

TUGAS REVIEW JURNAL


Dosen Pengampuh : Nurillahi Febria Leswana, M.Sc.

Di Susun oleh:
1) Ahmed Aprima Egbar (191148201106)
2) Armiel Jerri Manggribeth (191148201068)
3) Ayu Christine Erika (191148201070)
4) Cristy Alma Dewanti (191148201074)
5) Fredy Rinaldi (191148201083)
6) Hana Oktaviya (191148201085)
7) Jenly Adinata (191148201090)
8) Sanya Aliya Amand (191148201091)
9) Juviar (191148201092)
10) Richelia Amanda Yauni Injesani (191148201100)

PROGRAM STUDI S 1 FARMASI


STIKES DIRGAHAYU SAMARINDA
2022
1) Judul Artikel
Analisis Kuantitatif Kafein pada Teh Hijau,Teh Hitam dan Minuman Ringan
Menggunakan Spektrofotometer UV-Visible
2) Nama Penulis
Anuj Kumar Gargi
3) Nama Jurnal
Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
4) Tahun dan Halaman
3 November 2021 (46 Halaman)
5) Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kandungan kafein dalam minuman seperti teh hijau, teh
hitam, dan minuman ringan
6) Hipotesis Penelitian
Adanya kandungan Kafein yang pada teh hijau, teh hitam dan juga minuman
ringan.
7) Kerangka Penelitian
Sampel kadar
kafein

Teh Minuman ringan

Metode

Spektrofotometri

UV/VIS

Untuk menentukan konsentrasi kafein dalam sampel yang berbeda


dari jenis teh yang tersedia secara komersial, minuman ringan
berkarbonasi.

8) Populasi dan atau jumlah Sampel


Ada dua jumlah sampel yang digunakan yaitu teh hijau dan teh hitam (Lipton Tea,
Himalayan Tea, Taaza Tea, Nice Tea) dan minuman ringan (Thums Up, Pepsi)
dibeli dari pasar lokal di Hapur. Sampel teh hijau Lipton berupa teh celup
sedangkan teh hitam Nice berbentuk daun kering.
9) Metode Pengambilan sampel
Metode yang digunakan menggunakan kloroform sebagai ekstraktan dan
dinilai secara kualitatif dan kuantitatif dengan bantuan spektrofotometer UV
Visible. Ini digunakan Untuk mengetahui kandungan kafein, enam merek teh
hijau, teh hitam, dan minuman ringan yang berbeda dibeli dari pasar lokal di
Hapur.
10) Prosedur Penelitian (diagram alir & berbahasa Indonesia)
11) Hasil dan Pembahasan
Spektrum untuk berbagai larutan standar kafein (2-30 ppm) dicatat dengan
bantuan spektrofotometer UV Visible. Absorbansi maksimum kafein ditemukan pada
273 nm. Nilai absorbansi untuk larutan kafein standar pada 273 nm digunakan untuk
memplot kurva kalibrasi. Kurva kalibrasi untuk kafein dibangun dari 2 hingga 30 ppm
menunjukkan nilai koefisien regresi 0,99 yang diberikan pada Gambar1. Kurva kalibrasi
menunjukkan korelasi yang baik antara conc standar. kafein dan absorbansi pada 273
nm. Menggunakan kurva ini, konsentrasi kafein dalam sampel yang berbeda dari teh
hitam, teh hijau dan minuman dingin ditentukan. Tingkat kafein eksperimental dalam
berbagai sampel diberikan dalam Tabel2 dan dibandingkan dengan nilai kafein yang
dilaporkan dalam penelitian sebelumnya. Kadar kafein minimum diamati pada
minuman ringan berkarbonasi 0,161-0,178 mg/ml, sedangkan teh hitam menunjukkan
kadar kafein tertinggi 30,50-45,60 mg/g. Teh hijau menunjukkan kandungan kafein
23,60 -25,30 mg/g. Jumlah kafein dalam sampel minuman ringan ditemukan antara
0,161-0,178 mg/ml (17,8-16,1 mg/100ml) lebih besar dari yang dilaporkan oleh Letic NG
et al.(22)(11,91 mg/100 ml Pepsi dan 9,69 mg/100 ml Coca Cola). Konten yang lebih
tinggi mungkin karena waktu ekstraksi yang lebih lama dalam penelitian kami. Nilai
kafein dalam teh hijau dan hitam yang dilaporkan dalam penelitian kami juga lebih
tinggi daripada yang dilaporkan sebelumnya dalam penelitian mereka oleh Rehman R et
al.(14,16, 22). Kandungan kafein yang lebih tinggi yang dilaporkan dalam makalah ini
mungkin disebabkan oleh waktu dan suhu penyeduhan yang lebih lama (5 menit dan 90
.).0C-1000C masing-masing). Faktor-faktor ini tidak dipertimbangkan dalam penelitian
lain(14–16). Dengan demikian, penggunaan spektrofotometer UV tampak dapat
menjadi proses yang mudah, akurat dan ekonomis untuk menemukan konsentrasi
kafein dalam berbagai makanan minuman.

12) Kesimpulan
Kandungan kafein yang lebih tinggi yang kami laporkan dari sampel lokal teh
hijau, teh hitam, dan minuman ringan mungkin disebabkan oleh metode yang
dimodifikasi dengan bantuan spektrofotometri UV-Visible. Dalam studi
sebelumnya faktor-faktor seperti suhu dan waktu pembuatan bir diabaikan.
Karena dalam penelitian kami, suhu yang lebih tinggi dan waktu pembuatan
bir yang lebih lama menghasilkan kandungan kafein yang lebih tinggi.
Metode spektrofotometri UV Visible diterapkan dalam penelitian ini untuk
analisis kuantitatif konsentrasi kafein teh hijau, teh hitam dan minuman
ringan secara sensitif, tepat dan metode yang benar. Ini juga merupakan
teknik yang murah dan menghemat waktu daripada HPLC dan teknik analisis
lainnya.
13) Keunggulan
KEUNGGULAN
dalam pembahasan mengenai kafein sangat terperinci dan jelas juga memberikan
contoh sempel yang mudah di pahami dan umum di masyarakat
14) Kekurangan
KEKURANGAN
tidak di tampilkan gambar dari sempel dan juga tidak menjelaskan sempel tersebut
dan sumber nya dari tanaman yang seperti apa
Daftar Pustaka
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 254, Departemen
KesehatanRepublik Indonesia, Jakarta
Clarke, E.G.C., 1969, Isolation and Identification of Drugs, 465, ThePharmaceutical
Press, London
Christian, G.D.. 2004, Analytical Chenistry, 6'h Ed. 465. Jhon Wiley & Sons,Inc.,
U.S.A.
Mulja, M., Suharman, 1995, Analisis Instrumental, 19-61, Penerbit
Erlangga,Surabaya
Robbers, E. James; Speedie, K. Marilyn; Tyler, E. Vavro, 1996, Pharmacognosy and
Biotechnology, 182-185, Williams & Wilkins, USA
Sastrohamidjojo, H., 2001, Spektroskopi, 1-43, Liberty, Yogyakarta
Syah, A.N.A., 2006, Taklukkan Penyakit dengan Teh Hijau, 60-87,
AgromediaPustaka, Jakarta
Trease and Evans, 2002, Pharmacognosy, 15'* Edition, 302. W.B. Saunders.London
Watson, D.G, 2003, Pharmaceutical Analysis, 79, Churchill Livingstone, British

Anda mungkin juga menyukai