Anda di halaman 1dari 13

STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR

OLEH :

NAMA : Anggi Pratama Yudha


NIM : 203010901002

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
PALANGKARAYA
2021
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................... ii
A. Perkembangan Teori Atom .................................................................................... 1
Teori Atom Dalton (John Dalton) ..................................................................................1
Teori Atom Thomson (Sir Joseph John Thomson) ........................................................1
Teori Atom Rutherford (Ernest Rutherford) .................................................................1
Teori Atom Bohr (Niels Bohr) ........................................................................................2
Teori Atom Mekanika Kuantum.....................................................................................2
Louis Victor De Broglie.............................................................................................2
Werner Heisenberg..................................................................................................2
Erwin Schrodinger....................................................................................................3
B. Model Atom Mekanika Kuantum........................................................................... 3
C. Bilangan Kuantum ................................................................................................. 3
1. Bilangan Kuantum Utama (n) ............................................................................4
2. Bilangan Kuantum Azimut (l) ............................................................................4
3. Bilangan Kuantum Magnetik (m) ......................................................................5
4. Bilangan Kuantum Spin (s) ................................................................................6
D. Konfigurasi Elektron .............................................................................................. 6
1. Asas Aufbau .......................................................................................................7
2. Aturan Hund.......................................................................................................7
3. Asas Larangan Pauli............................................................................................8
E. Sistem Periodik Unsur ........................................................................................... 8
1. Logam dan Nonlogam ....................................................................................................8
2. Triade Dobereiner..........................................................................................................8
3. Teori Oktaf Newlands ....................................................................................................9
4. Teori Mendeleev ............................................................................................................9
5. Sistem Periodik Modern ................................................................................................9
6. Sifat-sifat Kepriodikan..................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11
A. Perkembangan Teori Atom
Perkembangan teori atom dilakukan untuk menyempurnakan teori
sebelumnya. Pada tahun 1800 mulai ditemukan beberapa penemuan yang terkait
dengan teori atom yang baru. Terdapat beberapa perkembangan yang berhubungan
dengan teori ini, salah satunya adalah teori ini dikembangkan oleh beberapa tokoh
yang berbeda. Tokoh-tokoh pada perkembangan teori atom memiliki pemikiran yang
berbeda-beda. Berikut tokoh-tokoh yang ada dalam perkembangan teori atom.

1. Teori Atom Dalton (John Dalton)


John Dalton pada tahun 1803 mengemukakan pendapat nya tentang atom.
Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa
(hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum prouts).
Kemunculan teori atom Dalton membangkitkan rasa keingintahuan terkait
dengan penelitian beragam jenis atom.
Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom
sebagai berikut:

 Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi
lagi.
 Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur
memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
 Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan
bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-
atom oksigen.
 Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan
kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan.

2. Teori Atom Thomson (Sir Joseph John Thomson)


J.J. Thomson pada awal 1900an, mengemukakan teori baru tentang atom.
Menurutnya di dalam atom terdapat partikel elektron dan proton. Menurut
Thomson, atom terdiri dari suatu bulatan bermuatan positif dengan rapat
muatan yang merata. Di dalam muatan positif ini tersebar elektron dengan
muatan negatif yang besarnya sama dengan muatan positif. Secara garis besar
teori atom thomson adalah “Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif
dan didalamya tersebar muatan negatif elektron.”

3. Teori Atom Rutherford (Ernest Rutherford)


Teori yang ditemukan oleh Rutherford berasal dari eksperimen penembakan
inti atom lempengan emas dengan partikel alfa (sebuah partikel dengan massa
empat kali massa atom hidrogen dan muatan positif sebesar dua kali muatan
elektron).
Berikut beberapa inti atau garis besar dari teori atom Rutherford.

 Atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi elektron-
elektron yang bermuatan nehatif seperti model tata surya.
 Atom bersifat netral karena muatan positif sebanding dengan muatan
negatif.
 Selama mengitari inti, gaya sentripetal pada elektron terbentuk oleh gaya
tarik menarik antara elektron dengan gaya inti atom (gaya Coulomb).
 Sebagian besar volume atom adalah ruang kosong (bukan pejal). Hal itu
disebabkan oleh Jari-jari inti atom jauh lebih kecil dari jari-jari atom.

4. Teori Atom Bohr (Niels Bohr)


Inti dari teori atom Bohr dapat disimpulkan menjadi empat inti, yaitu

 Elektron mengelilingi atom pada orbit tertentu.


 Elektron yang bergerak pada lintasannya berada pada keadaan stasioner,
artinya elektron tidak memancarkan atau menyerap energi.
 Perpindahan elektron dari tingkat energi tinggi ke rendah disertai
pemancaran energi. Sedang perpindahan elektron dari tingkat energi
rendah ke tinggi disertai penyerapan energi.
 Lintasan-lintasan yang diperbolehkan elektron adalah lintasan-lintasan yang
mempunyai momentum sudut kelipatan bulat dari h2π (π=3,14)

5. Teori Atom Mekanika Kuantum


Teori atom yang kelima adalah teori atom modern atau yang dikenal juga dengan
teori atom mekanika kuantum. Teori atom modern ini merupaakn teori yang
membahas mengenai model atom yang paling modern jika dibandingkan dengan
berbagai teori atom lainnya. Berikut ini teori mekanika kuantum menurut para
ahli:
a. Louis Victor de Broglie
Louis de Broglie menghipotesiskan bahwa jika gelombang elektromagnetik
(cahaya) bisa bersifat sebagai partikel, maka sebaliknya partikel juga harus
bisa bersifat sebagai gelombang. De Broglie menghubungkan bahwa
panjang gelombang sama dengan konstanta Planck dibagi dengan
momentum partikel. Berikut rumusan matematis dari de Broglie

ℎ ℎ
= =
.

b. Werner Heinsberg
Secara singkat Werner Heisenberg menyatakan bahwa, semakin akurat kita
mencoba mengukur posisi suatu partikel, makin kurang akurat pengukuran
kecepatannya, dan demikian juga sebaliknya (Ketidakpastian Heisenberg).
Heisenberg menunjukan bahwa ketidakpastian di posisi partikel dikalikan
ketidakpastian pada kecepatan dikalikan massa partikel tak bisa lebih kecil
daripada satu jumlah tertentu, yang dikenal konstanta Planck (Hawking,
1988). Secara matematis Ketidakpastian Heisenberg dapat dirumus kan
sebagai berikut:

∆ .∆ ≥ ℎ

c. Erwin Schrodinger

Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Schrodinger, diketahui bahwa


elektron menempati lintasan yang tidak pasti sehingga elektron berada
pada berbagai jarak dari inti atom dan berbagai arah dalam ruang. Jadi,
daerah pada inti atom dengan kemungkinan terbesar ditemukannya
elektron dikenal sebagai orbital.

B. Model Atom Mekanika Kuantum

Menurut teori atom mekanika kuantum, posisi elektron dalam mengelilingi


inti atom tidak dapat diketahui secara pasti sesuai prinsip ketidakpastian Heisenberg.
Oleh karena itu, kebolehjadian (peluang) terbesar ditemukannya elektron berada
pada orbit atom tersebut. Dengan kata lain, orbital adalah daerah kebolehjadian
terbesar ditemukannya elektron dalam atom.

Menurut model atom mekanika kuantum, gerakan elektron dalam mengelilingi inti
atom memiliki sifat dualisme sebagaimana diajukan oleh de Broglie. Oleh karena
gerakan elektron dalam mengelilingi inti memiliki sifat seperti gelombang maka
persamaan gerak elektron dalam mengelilingi inti harus terkait dengan fungsi
gelombang. Dengan kata lain, energi gerak (kinetik) elektron harus diungkapkan
dalam bentuk persamaan fungsi gelombang.

C. Bilangan Kuantum

Persamaan yang menyatakan gerakan elektron dalam mengelilingi inti atom


dihubungkan dengan sifat dualisme materi yang diungkapkan dalam bentuk
koordinat Cartesius. Persamaan ini dikenal sebagai persamaan Schrodinger. Dari
persamaan Schrodinger ini dihasilkan tiga bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum
utama (n), bilangan kuantum azimut(A), dan bilangan kuantum magnetik(m). Ketiga
bilangan kuantum ini merupakan bilangan bulat sederhana yang menunjukkan
peluang adanya elektron di sekeliling inti atom. Penyelesaian persamaan Schrodinger
menghasilkan tiga bilangan kuantum. Orbital diturunkan dari persamaan Schrodinger
sehingga terdapat hubungan antara orbital dan ketiga bilangan kuantum tersebut.

1. Bilangan Kuantum Utama (n)

Bilangan kuantum utama (n) memiliki nilai n = 1, 2, 3, ..., n. Bilangan


kuantum ini menyatakan tingkat energi utama elektron dan sebagai ukuran
kebolehjadian ditemukannya elektron dari inti atom. Jadi, bilangan kuantum
utama serupa dengan tingkat-tingkat energi elektron atau orbit menurut
teori atom Bohr. Bilangan kuantum utama merupakan fungsi jarak yang
dihitung dari inti atom (sebagai titik nol). Jadi, semakin besar nilai n,
semakin jauh jaraknya dari inti.

Oleh karena peluang menemukan elektron dinyatakan dengan orbital maka


dapat dikatakan bahwa orbital berada dalam tingkat-tingkat energi sesuai
dengan bilangan kuantum utama (n). Pada setiap tingkat energi terdapat
satu atau lebih bentuk orbital. Semua bentuk orbital ini membentuk kulit
(shell). Kulit adalah kumpulan bentuk orbital dalam bilangan kuantum
utama yang sama.

Kulit-kulit ini diberi lambang mulai dari K, L, M, N, ..., dan seterusnya.


Hubungan bilangan kuantum utama dengan lambang kulit sebagai berikut.

Jumlah orbital dalam setiap kulit sama dengan n 2 , n adalah bilangan kuantum
utama.

2. Bilangan Kuantum Azimut (l)

Bilangan kuantum azimut disebut juga bilangan kuantum momentum sudut,


dilambangkan dengan l . Bilangan kuantum azimut menentukan bentuk
orbital. Nilai bilangan kuantum azimut adalah l = n–1. Oleh karena nilai n
merupakan bilangan bulat dan terkecil sama dengan satu maka harga l juga
merupakan deret bilangan bulat 0, 1, 2, ..., (n–1). Jadi, untuk n=1 hanya ada
satu harga bilangan kuantum azimut, yaitu 0. Berarti, pada kulit K (n=1)
hanya terdapat satu bentuk orbital. Untuk n=2 ada dua harga bilangan
kuantum azimut, yaitu 0 dan 1. Artinya, pada kulit L (n=2) terdapat dua
bentuk orbital, yaitu orbital yang memiliki nilai l =0 dan orbital yang
memiliki nilai l =1.

Bentuk orbital dengan bilangan kuantum azimut sama dinamakan subkulit.


Jadi, bilangan kuantum azimut dapat juga menunjukkan jumlah subkulit
dalam setiap kulit. Masing-masing subkulit diberi lambang dengan s, p, d, f,
..., dan seterusnya. Hubungan subkulit dengan lambangnya adalah sebagai
berikut.

3. Bilangan Kuantum Magnetik (m)

Bilangan kuantum magnetik disebut juga bilangan kuantum orientasi sebab


bilangan kuantum ini menunjukkan orientasi (arah orbital) dalam ruang atau
orientasi subkulit dalam kulit. Nilai bilangan kuantum magnetik berupa
deret bilangan bulat dari –m melalui nol sampai +m. Untuk l =1, nilai m=0,
±l. Jadi, nilai bilangan kuantum magnetik untuk l =1 adalah –l melalui 0
sampai +l.

Subkulit-s ( l =0) memiliki harga m=0, artinya subkulit-s hanya memiliki satu
buah orbital. Oleh karena m=0, orbital-s tidak memiliki orientasi dalam
ruang sehingga bentuk orbital-s dikukuhkan berupa bola yang simetris.

Subkulit-p ( l =1) memiliki nilai m= –1, 0, +1. Artinya, subkulit-p memiliki tiga
buah orientasi dalam ruang (3 orbital), yaitu orientasi pada sumbu-x
dinamakan orbital px, orientasi pada sumbu-y dinamakan orbital py, dan
orientasi pada sumbu-z dinamakan orbital pz.

Subkulit-d ( l =2) memiliki harga m= –2, –1, 0, +1, +2. Artinya, subkulit-d
memiliki lima buah orientasi dalam ruang (5 orbital), yaitu pada bidang-xy
dinamakan orbital dxy , pada bidang-xz dinamakan orbital dxz , pada bidang-
yz dinamakan orbital d yz , pada sumbu x2 – y2 dinamakan orbital d x2 - y2 ,
dan orientasi pada sumbu z 2 dinamakan orbital dz 2 . Contoh orientasi
orbital dapat dilihat pada Gambar berikut.
Orientasi orbital pada sumbu y koordinat Cartesius

4. Bilangan Kauntum Spin (s)

Di samping bilangan kuantum n, A , dan m, masih terdapat satu bilangan


kuantum lain. Bilangan kuantum ini dinamakan bilangan kuantum spin,
dilambangkan dengan s. Bilangan kuantum ini ditemukan dari hasil
pengamatan radiasi uap perak yang dilewatkan melalui medan magnet, oleh
Otto Stern dan W. Gerlach.

Pada medan magnet, berkas cahaya dari uap atom perak terurai menjadi
dua berkas. Satu berkas membelok ke kutub utara magnet dan satu berkas
lagi ke kutub selatan magnet

Berdasarkan pengamatan tersebut, disimpulkan bahwa atom-atom perak


memiliki sifat magnet. Pengamatan terhadap atom-atom unsur lain, seperti
atom Li, Na, Cu, dan Au selalu menghasilkan gejala yang serupa. Atom-atom
tersebut memiliki jumlah elektron ganjil. Munculnya sifat magnet dari
berkas uap atom disebabkan oleh spin atau putaran elektron pada
porosnya.

Berdasarkan percobaan Stern-Gerlach, dapat disimpulkan bahwa ada dua


macam spin elektron yang berlawanan arah dan saling meniadakan. Pada
atom yang jumlah elektronnya ganjil, terdapat sebuah elektron yang
spinnya tidak ada yang meniadakan. Akibatnya, atom tersebut memiliki
medan magnet.

Spin elektron dinyatakan dengan bilangan kuantum spin. Bilangan kuantum


ini memiliki dua harga yang berlawanan tanda, yaitu + 1/2 dan – 1/2 . Tanda
(+) menunjukkan putaran searah jarum jam dan tanda (–) arah sebaliknya
(perhatikan Gambar dibawah). Adapun harga, menyatakan fraksi elektron.
D. Konfigurasi Elektron

Konfigurasi elektron dalah konfigurasi yang menggambarkan susunan elektron dalam


orbital-orbital atom. Dengan mengetahui konfigurasi elektron, jumlah elektron pada
kulit terluar dapat ditentukan. Banyaknya jumlah elektron terluar dari suatu atom
menentukan sifat-sifat kimia suatu unsur. Beberapa kaidah yang harus diketahui
dalam penentuan konfigurasi elektron yaitu:

1. Asas Aufbau
Pengisian elektron dimulai dari tingkat energi terendah menuju tingkat energi
yang lebih tinggi. Prinsip ini dikenal dengan prinsip Aufbau. Keadaan ketika
elektron mengisi kulit dengan energi terendah disebut keadaan dasar (ground
state). Urutan pengisian elektron dapat kalian perhatikan pada Gambar

Arah anak panah menyatakan urutan pengisian orbital. Urutan orbital


berdasarkan tingkat energi mengacu pada urutan arah panah, yaitu 1s, 2s, 2p,
3s, 3p, dan seterusnya. Dari urutan tersebut terlihat bahwa tingkat energi 3d
lebih besar dibandingkan tingkat energi 4s. Jadi, setelah 3p penuh, elektron
akan mengisi subkulit 4s terlebih dahulu sebelum subkulit 3d.
Pada saat pengisian elektron subkulit dengan tingkat energi terendah diisi
penuh terlebih dahulu, kemudian sisa elektron akan menempati subkulit
dengan tingkat energi lebih tinggi.

2. Aturan Hund
Frederick Hund, 1927 (dikenal Hund) menyatakan bahwa elektron yang
mengisi subkulit dengan jumlah orbital lebih dari satu akan tersebar pada
orbital yang mempunyai kesamaan energi (equal-energy orbital) dengan
arah putaran (spin) yang sama.
Asas ini dikemukakan berdasarkan penalaran bahwa energi tolak-menolak
antara dua elektron akan minimum jika jarak antara elektron berjauhan.
Untuk lebih memahaminya, perhatikan gambaran pengisian elektron pada
orbital p.
Contoh pengisian sesuai aturan Hund

Subkulit yang mengandung orbital lebih dari 1 adalah p, d, dan f. Pengisian


elektron menurut aturan hund dimulai dengan mengisi satu elektron pada
tiap-tiap orbital dengan arah putaran (spin) yang sama. Setelah semua
orbital terisi satu elektron, elektron sisanya akan mengisi orbital dengan
arah putaran (spin) yang berlawanan, sehingga orbital terisi pasangan
elektron.

3. Asas Larangan Pauli


Pauli mengemukakan hipotesisnya yang menyatakan bahwa dalam satu
atom tidak mungkin dua elektron mempunyai keempat bilangan kuantum
sama. Misal, 2 elektron akan menempati subkulit 1s. Tiga bilangan kuantum
pertama akan mempunyai nilai yang sama (n = 1, l = 0, m = 0). Untuk itu
bilangan kuantum yang terakhir, yaitu bilangan kuantum spin(s) harus
mempunyai nilai berbeda (+1/2 atau -1/2).
Dengan kata lain, setiap orbital maksimal hanya dapat terisi 2 elektron
dengan arah spin berlawanan. Orbital s maksimal 2 elektron, orbital p
maksimal 6 elektron, orbital d maksimal 10 elektron, dan orbital f maksimal
14 elektron.
Karena satu orbital hanya ditempati 2 elektron, maka 2 elektron tersebut
dibedakan berdasarkan arah putaran (spin) yang berbeda atau dapat
dinyatakan bahwa elektron itu mempunyai bilangan kuantum spin berbeda.

E. Sistem Periodik Unsur


Sistem periodik unsur kimia adalah susunan unsur-unsur berdasarkan nomor
atom dan kemiripan sifat-sifatnya. Berikut ini perkembangan sistem periodik:

1. Logam dan Nonlogam


Unsur terbagi menjadi dua golongan yaitu logam dan nonlogam. Contoh
golongan yang termasuk logam adalah besi (Fe), perak (Ag), tembaga (Cu),
cobalt (Co) sedangkan contoh golongan yang termasuk nonlogam adalah
karbon(C) dan fosfor (P).
Sifat fisika logam yaitu: mengkilap, pada suhu kamar umumnya berwujud
padat, mudah ditempa/dibentuk, penghantar panas dan listrik yang baik
sedangkan sifat fisika nonlogam yaitu: tidak mengkilap, pada suhu kamar
dapat berwujud padat, cair, dan gas, sulit dibentuk dan rapuh, bukan
pernghantar panas dan listrik yang baik.

2. Triade Dobereiner
Pada tahun 1829, Johann Wolfgang Dobereiner mengemukakan bahwa
“Berdasarkan massa atom relatifnya, unsur-unsur dapat dikelompokan ke
dalam kelompok tiga unsur dimana unsur yang tengah merupakan rata-rata
dari masa unsur sebelum dan sesudahnya.” Contohnya kalsium, stronsium,
dan barium memiliki massa atom relatif berturut-turut 40, 88, dan 137.
Massa atom relatif stronsium merupakan rata-rata dari massa atom relatif
kalisum dan barium.

3. Teori Oktaf Newlands


Pada tahun 1864 seorang ahli kimia dari Inggris bernama A. R.
Newlands mengumumkan penemuannya yang disebut hukum oktaf.
Newlands menyusun unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya.
Ternyata unsur yang berselisih 1 oktaf (unsur ke-1 dan ke-8, unsur ke-2 dan
ke-9, dan seterusnya) menunjukkan kemiripan sifat.

4. Teori Mendeleev
Tabel Periodik Dmitri Mendeleev mengklasifikasikan unsur secara logis dan
ilmiah, dimana hukum ini menyatakan bahwa sifat-sifat atau unsur-unsur
adalah fungsi periodik dari bobot atom mereka. Mendeleev menyusun unsur-
unsur dalam baris-baris horizontal dan kolom-kolom vertical dari suatu tabel
dalam urutan peningkatan bobot atomnya sedemikian rupa, sehingga unsur-
unsur dengan sifat-sifat yang mirip menempati kolom atau kelompok vertical
yang sama. Mendeleev menyiapkan tempat kosong dengan keyakinan
banyak unsur yang belum ditemukan.

5. Sistem Peridoik Modern


Sistem periodik unsur merupakan susunan unsur – unsur yang didasarkan
pada kenaikkan nomor atom dan kemiripan pada sifat yang dimiliki oleh
masing – masing unsur tersebut. Henry G. Moseley berhasil menemukan
Sistem Periodik Unsur (SPU) Modern. SPU Modern ini didasarkan pada
kenaikkan atom serta kemiripan sifatnya. Ada 2 buah lajur dalam SPU
Modern. Laju pertama merupakan lajur mendatar yang disebut dengan
periode. Laju kedua merupakan laju tegak yang disebut dengan golongan.
6. Sifat-sifat kepriodikan :
a. Jari-jari Atom
Adalah jarak dari inti atom sampai kulit elektron terluar yang ditempati
elektron. Periode dari kiri ke kanan jari-jari makin kecil sedangkan golongan
dari atas ke bawah jari-jari makin besar.
b. Energi Ionisasi
Adalah energi minimum yang dibutuhkan suatu atom untuk melepaskan
satu elektron valensinya dalam wujud gas sehingga membentuk ion positif.
Energi ionisasi dari kiri ke kanan dalam bentuk periode maka semakin besar.
Energi ionisasi dari atas ke bawah dalam bentuk golongan maka semakin
kecil.
c. Afinitas Elektron
Adalah energi yang dihasilkan oleh suatu atom apabila suatu atom
menerima elektron valensi dari atom lain sehingga terbentuk ion negatif.
d. Kelektronegatifan
Adalah kecenderungan suatu atom untuk menarik elektron valensi dari
atom lain dalam membentuk ikatan. Keelektronegatifan dari kiri ke kanan
dalam bentuk periode semakin besar. Keelektronegativan dari atas ke
bawah dalam bentuk golongan semakin kecil.
e. Logam dan nonlogam
Logam memiliki sifat konduktor, warna mengkilap khas logam, keras dan
ulet sedangkan nonlogam memiliki sifat non-konduktor, titik didih dan titik
leleh rendah. Dari kiri ke kanan dalam bentuk periode sifat nonlogam
bertambah. Dari atas ke bawah dalam bentuk golongan sifat logam
bertambah
f. Kereaktifan
Kereaktifan suatu atom bergantung pada kecenderungan melepas atau
menerima elektron. Kereaktifan dari kiri ke kanan menurun kemudian
bertambah dalam bentuk periode. Golongan gas mulia (VIII A) tidak reaktif.
Kereaktifan dari atas ke bawah dalam bentuk golongan bertambah.
DAFTAR PUSTAKA

Apa-itu.Net. (2021, Agustus 15). Retrieved from Apa yang dimaksud dengan Efek Zeeman:
https://pengertian.apa-itu.net/apa-yang-dimaksud-dengan-efek-zeeman.html

Ghani, M. I. (2021, Januari 13). Kupas Tuntas Materi Mekanika Kuantum. Retrieved from Zenius:
https://www.zenius.net/blog/kupas-tuntas-materi-mekanika-kuantum

Hawking, S. (1988). A Brief History Of Time. In S. Hawking, A Brief History Of Time (p. 80). New York:
Bantam Dell Publishing Group.

Kumparan.com. (2021, April 4). Werner Heisenberg dan Prinsip Ketidakpastian. Retrieved from
Kumparan: https://kumparan.com/potongan-nostalgia/werner-heisenberg-dan-prinsip-
ketidakpastian-1vUHAoKHlsB/full

MATERIEDUKASI.COM. (2016, Desember). Penerapan Prinsip dan Asas Aufbau, Aturan Hund dan
Larangan Pauli Dalam Menentukan Susunan Konfigurasi Elektron Kimia. Retrieved from
MATERIEDUKASI.COM: https://www.materiedukasi.com/2016/12/penerapan-prinsip-dan-
asas-aufbau-aturan-hund-dan-larangan-pauli-dalam-menentukan-susunan-konfigurasi-
elektron-kimia.html

nafiun.com. (2013). Prinsip Aufbau, Aturan Hund dan Larangan Pauli, Asas, Kaidah, Konfigurasi
Elektron, Kimia. Retrieved from nafiun.com: https://www.nafiun.com/2013/04/prinsip-
aufbau-aturan-hund-dan-larangan-pauli-asas-kaidah-konfigurasi-elektron-kimia.html

nafiun.com. (2013). Teori Atom Mekanika Kuantum Werner Heisenberg, Erwin Schrodinger.
Retrieved from https://www.nafiun.com/2013/04/teori-atom-mekanika-kuantum-werner-
heisenberg-erwin-schrodinger.html

Rangga, A. (2020, September 16). Teori Atom Mekanika Kuantum. Retrieved from Cerdika:
https://cerdika.com/teori-atom-mekanika-kuantum/

Ridlo, M. F. (2021, Oktober). Konfigurasi Elektron dan Diagram Orbital. Retrieved from Akupintar.id:
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/konfigurasi-elektron-dan-diagram-orbital

Anda mungkin juga menyukai