Anda di halaman 1dari 18

Operasional Amplifier

Anggi Pratama Yudha1

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahua Alam, Universitas Palangka Raya, Palangka Raya, 73111,
Indonesia,

Email : anggipratamayudha397@gmail.com

Abstrak

Operational Amplifier atau lebih dikenal dengan istilah Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC
Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa
Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga
memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi
yang luas. Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering disebut juga
dengan Penguat Operasional. Rangkaian penguat inverting adalah rangkaian elektronika yang
berfungsi untuk memperkuat dan membalik polaritas sinyal masukan. Penguat non-
inverting amplier merupakan kebalikan dari penguat inverting, dimana input dimasukkan pada
input non-inverting sehingga polaritas output akan sama dengan polaritas input tapi memiliki
penguatan yang tergantung dari besarnya hambatan feedback dan hambatan input

Kata kunci: Operational Amplifier, Op-Amp, inverting, non-inverting voltage amplifier

A. Pendahuluan

Penguat Operasional atau Operational Amplifier (biasa dikenal dengan Op-Amp)


merupakan sebuah komponen elektronika yang tersusun dari resistor, diode, dan transistor.
Penyusunan dari Op-Amp tersebut disusun dalam sebuah rangkaian yang terintegrasi atau yang
biasa dikenal dengan Integrated Circuit (IC). Op-Amp dalam aplikasinya biasa digunakan
sebagai penguat[1]. Amplifier (penguat) adalah komponen yang dapat merubah suatu sinyal dari
suatu level tertentu ke suatu sinyal dengan level yang berbeda, dimana sinyal tersebut bisa
berupa sinyal tegangan atau sinyal arus. Pada dasarnya op-Amp terbagi menjadi tiga bagian
utama yakni bagian input penguat yang berupa penguat differensial, bagian tengah yang terdiri
dari penguat penyangga atau buffer dan bagian output yaitu penguat driver. Komponen OpAmp
yang paling dikenal adalah OpAmp 741, dan semua OpAmp prinsip kerjanya sama seperti pada
OpAmp 741. Kemasan komponen OpAmp tersedia dalam 3 bentuk paket yaitu paket jalur ganda
( DIL package), paket bundar (TO package), dan paket lempengan (Flat package)[2]. Op-Amp
dianggap sebagai sebuah kotak (chip) yang mempunyai dua buah terminal masukan dan sebuah
ter- minal keluaran. Pada rangkaian, Op-Amp biasa dilambangkan seperti pada gambar 1. Pada
gambar 1 dapat dilihat bahwa terdapat dua buah input, yaitu input inverting dan non- inverting.
Pada gambar 1 tersebut, terdapat pula dua sumber masukan sebagai sumber daya dari Op-Amp
tersebut, yaitu tegangan positif (+Vcc) dan tegangan negative (- Vee)[1].

Gambar 1. Simbol Op-Amp

Op-Amp yang digunakan pada percobaan kali ini, yaitu Op-Amp dengan tipe LM-741. Op-Amp
LM-741 mempunyai 8 kaki yang mana masing-masing kaki mempunyai fungsi masing-masing.
Gambar 2. Bentuk fisik Integrated Circuit (IC) Op-Amp

Penjelasan kaki Op-Amp LM-741, yaitu


1. Kaki 1:
Offset Null. Kaki ini berfungsi untuk mengontrol offset tegangan untuk
meminimalkan kebocoran, karena Op- Amp berjenis differensial.
2. Kaki 2:
Inverting Input.Kaki ini berfungsi sebagai masukan pada Op- Amp. Sifat
keluaran dari masukan melalui kaki ini, yaitu fasa sinyal keluaran akan
berlawanan dengan sinyal masukan.
3. Kaki 3:
Non-Inverting Input. Kaki ini berfungsi sebagai masukan pada Op- Amp. Sifat
keluaran dari masukan melalui kaki ini, yaitu fasa sinyal keluaran akan berfasa
sama dengan sinyal masukan.
4. Kaki 4:
V negatif. Kaki ini berfungsi sebagai sumber daya tegangan negatif pada Op-
Amp agar dapat bekerja.
5. Kaki 5:
Offset Null. Fungsi kaki ini sama dengan kaki 1.
6. Kaki 6:
Output. Kaki ini berfungsi sebagai keluaran dari Op-Amp.
7. Kaki 7:
V positif. Kaki ini berfungsi sebagaisumber daya tegangan positif.
8. Kaki 8:
Not Connected. Kaki ini befungsi pelengkap kemasan standar komponen 8-pin.
Kaki ini tidak terhubung ke manapun pada rangakaian.

Rangkaian penguat inverting adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memperkuat


dan membalik polaritas sinyal masukan. Rangkaian penguat inverting menggunakan IC yang
sering dipakai dan mudah dicari yaitu IC Op- Amp LM741. Op-Amp yang berfungsi sebagai
penguat inverting terlihat pada gambar 3

Gambar 3. Penguat Inverting

Dengan memperhatikan karakteristik Op-Amp ideal, maka: pada titik v- dengan hukum Kirchoff
diperoleh:

iA + iF = 0 (karena arus yang masuk ke terminal masukan = 0)

v a−v− ¿ + v o−v− ¿ =0 ¿ ¿
RA RF

karena v- = v+ = 0, maka:

jadi:

va vo
+ =0
R A RF

va v o
=
R A RF
v o=−
( )
RF
v
RA a

atau

vo
A v=
va

−R F
A v=
RA

Dengan cara yang sama, maka analisis untuk penguat inverting dengan masukan le-

bih dari satu dapat pula dilakukan.

Persamaan outputnya dapat ditulus sebagai berikut:

va v b v c
v o=−R F ( + + )
R A RB R C

Apabila

RA = RB = RC = RF = R,

maka keluaran dari penguat inverting tersebut adalah:

v o=−(v a + v b +v c )

Gambar 4. Penguat Non-Inverting


Penguat non-inverting amplier merupakan kebalikan dari penguat inverting, dimana input
dimasukkan pada input non-inverting sehingga polaritas output akan sama dengan polaritas input
tapi memiliki penguatan yang tergantung dari besarnya hambatan feedback dan hambatan input.
Op-Amp yang berfungsi sebagai penguat non-inverting terlihat pada gambar 4. Masukan penguat
(vi) diberikan kepada terminal v+ (terminal masukan non-inverting). Dengan memperhatikan
karakteristik Op-Amp ideal, maka:

pada titik v- dengan hukum Kirchoff diperoleh: iA + iF = 0 (karena arus yang masuk ke terminal
masukan = 0) (v- - 0)/RA + (v- - vo)/RF = 0

karena v- = v+ = vi,

maka:

v i v i−v o
+ =0
RA RF

vi vi vo
+ − =0
R A RF RF

vi v i v o
+ =
R A RF RF

jadi diperoleh:

(
v o= 1+
RF
)
v
RA i

Atau

RF
A v =(1+ )
RA

Karakteristik Faktor Penguat atau Gain pada Op-Amp pada umumnya ditentukan oleh Resistor
Eksternal yang terhubung diantara Output dan Input pembalik (Inverting Input). Konfigurasi
dengan umpan balik negatif (Negative Feedback) ini biasanya disebut dengan Closed-
Loop configuration atau Konfigurasi Lingkar Tertutup. Umpan balik negatif ini akan
menyebabkan penguatan atau gain menjadi berkurang dan menghasilkan penguatan yang dapat
diukur serta dapat dikendalikan. Tujuan pengurangan Gain dari Op-Amp ini adalah untuk
menghindari terjadinya Noise yang berlebihan dan juga untuk menghindari respon yang tidak
diinginkan. Sedangkan pada Konfigurasi Lingkar Terbuka atau Open-Loop Configuration, besar
penguatannya adalah tak terhingga (∞) sehingga besarnya tegangan output hampir atau
mendekati tegangan Vcc.

Secara umum, Operational Amplifier (Op-Amp) yang ideal memiliki karakteristik sebagai berikut :

 Penguatan Tegangan Open-loop atau Av = ∞ (tak terhingga)

 Tegangan Offset Keluaran (Output Offset Voltage) atau Voo = 0 (nol)

 Impedansi Masukan (Input Impedance) atau Zin= ∞ (tak terhingga)

 Impedansi Output (Output Impedance ) atau Zout = 0 (nol)

 Lebar Pita (Bandwidth) atau BW = ∞ (tak terhingga)

 Karakteristik tidak berubah dengan suhu

Pada dasarnya, kondisi Op-Amp ideal hanya merupakan teoritis dan hampir tidak mungkin
dicapai dalam kondisi praktis. Namun produsen perangkat Op-Amp selalu berusaha untuk
memproduksi Op-Amp yang mendekati kondisi idealnya ini. Oleh karena itu, sebuah Op-Amp
yang baik adalah Op-Amp yang memiliki karakteristik yang hampir mendekati kondisi Op-Amp
Ideal.

B. Peralatan dan Bahan

1. Catu Daya
Yaitu sebuah perangkat yang memasok listrik energi untuk satu atau lebih beban
listirk. Catu daya menjadi bagian yang penting dalam elektronika yang berfungsi
sebagai sumber tenaga lsitrik misalnya pada baterai atau accu
2. Multimeter
Multimeter adalah suatu alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur tiga
jenis besaran listrik yaitu arus listrik, tegangan listrik, dan hambatan listrik. Sebutan
lain untuk multimeter adalah AVO-meter yang merupakan singkatan dari
satuan Ampere, Volt, dan Ohm.
3. Kabel Penghubung
Merupakan penghantar listrik yang diberi isolasi untuk menyambungkan antara
komponen kelistrikan satu dengan yang lain. kabel penghubung berfungsi untuk
menghubungkan antara satu bagian dengan bagian lainnya dalam suatu rangkaian
kelistrikan.
4. Resistor
Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain untuk
mengatur tegangan listrik dan arus listrik. Resistor mempunyai nilai resistansi
(tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin
dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang
mengalir
5. Project Board
Papan proyek atau Project Board atau Breadboard merupakan sebuah papan hubung
yang terdiri dari lubang lubang kecil tempat kaki komponen yang satu sama lain
saling berhububgan sesuai dengan alurnya. Pada arah Vertikal masing masing lubang
saling berhubungan, namun tidak untuk yang arah horisontal. Papan Proyek biasa
dipakai untuk bereksperimen membuat rangkaian elektronika dengan daya rendah.
Pada pengujian rangkaian menggunakan project board, seseorang bisa bereksperimen
dengan mengganti nilai dari komponen atau bisa jadi merubah rangkaian.
6. Osiloskop
Fungsi osiloskop adalah untuk memetakan serta memproyeksi sinyal dan frekuensi
pada sebuah komponen elektronika. Dengan begitu nilai tegangan dan frekuensinya
dapat dianalisa baik dalam bentuk grafik ataupun digital.
7. OP AMP 741
Ini dapat digunakan untuk mengatur catu daya, dibuat menjadi generator sinyal
sederhana, digunakan sebagai osilator, digunakan sebagai penerima radio atau TV,
digunakan sebagai timer, atau digunakan sebagai filter. Ini juga digunakan secara luas
untuk instrumentasi (mengukur arus atau tegangan).

C. Metode

Op-Amp sebagai Komparator

1) Susun rangkaian seperti pada gambar berikut,

Gambar 5. Rangkaian Komparator

2) Atur frekuensi input sebesar 100 Hz, dan tegangan input sebesar 10 V.
3) Gambarlah (capture) gelombang masukkan dan keluaran
4) Ubahlah masukkan ke kaki inverting dan kaki non inverting di ground-kan, gambar
(capture) gelombang masuk dan keluarnya.
Penguat Inverting

1) Susun rangkaian seperti gambar berikut


Gambar 6 Rangkaian Penguat Inverting

2) Berikan input tegangan AC 6mV, dengan frekuensi 1 kHz pada kaki non-inverting
3) Amati dan gambar sinyal input dan output penguat ini.
4) Ulangi langkah 2 dan 3, dengan mengganti R2 untuk 4 nilai resistor yang lebih
tinggi.
Penguat Non-Inverting

1) Susun rangkaian seperti gambar berikut

Gambar 7. Rangkaian Non-inverting

2) Berikan input tegangan AC 6mV, dengan frekuensi 1 kHz pada kaki non-inverting
3) Amati dan gambar sinyal input dan output penguat ini.
4) Ulangi langkah 2 dan 3, dengan mengganti R2 untuk 4 nilai resistor yang lebih
tinggi.

D. Hasil dan Pembahasan


Op-Amp sebagai Komparator

Operational Amplifier atau disingkat op-amp merupakan salah satu komponen


analog yang populer digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi
op-amp yang paling dasar, yaitu sebagai pembanding tegangan (komparator).

Komparator digunakan sebagai pembanding dua buah tegangan. Pada


perancangan ini, tegangan yang dibandingkan adalah tegangan dari sensor dengan
tegangan referensi. Tegangan referensinya dilakukan dengan mengatur variabel resistor
sebagai pembanding. Rangkaian dasar komparator dengan catu tegangan tungggal
ditunjukkan pada Gambar 8

Gambar 8. Rangkaian dasar komparator

Prinsip kerja rangkaian adalah membandingkan amplitudo dua buah sinyal, jika
+Vin dan −Vin masing-masing menyatakan amplitudo sinyal input tak membalik dan
input membalik, Vo dan Vsat masing-masing menyatakan tegangan output dan tegangan
saturasi.

Pada percobaan in rangkaian komparator di buat dengan masukan kaki non-


inverting di tanahkan atau di ground kan, dengan nilai tegangan masukan adala 10 V dan
nilai input frekuensinya sebesar 100 Hertz, sehingga rangkaian menjadi:
Gambar 9. Rangkaian Komparator

Terlihat bahwa rangkaian komparator telah dihubungkan ke osiloskop. Osiloskop menampilkan


grafik sebagai berikut :

Gambar 8. Gelombang Komparator Non-inverting

Gambar di atas merupakan gelombang komparator Non-inverting, dimana kaki non-inverting


merupakan kaki yang di ground kan.Terlihat bahwa grafik berbentuk sinusoidal dimana nilai
input tegangan dan frekuensinya berulang-ulang pada interval tertentu secara periodik.

Selanjutnya rangkaian dihubungkan dengan osiloskop namun kali ini kaki yang di ground kan
adalah kaki inverting
Gambar 11. Rangkaian Komprator Inverting

Hasil osiloskop pada rangkaian komparator inverting adalah sebagai berikut

Gambar 12. Gelombang Komparator inverting

Penguat Inverting
Percobaan ini menggunakan Op-Amp 741 dengan tambahan 2 buah resistor. Nilai
resistansi di variasikan dengan nilai 5K Ω untuk resistor pertama sedangkan untuk
resistor keuda nilai resistansi yaitu 10K Ω, 20K Ω, 30K Ω, dan 40K Ω dengan input
tegangan 6Mv dan frekuensi sebesar 1kHz.
N Tegangan Frekuensi
R1 R2 Gelombang
o Input Input

5K 10K
1 6mV 1kHz
Ω Ω

5K 20K
2 6mV 1kHz
Ω Ω

5K 30K
3 6mV 1kHz
Ω Ω
5K 40K
4 6mV 1kHz
Ω Ω

Dapat dilihat bahwa semakin tinggi nilai resistansi R2 maka panjang gelombang akan
semakin besar dan sebaliknya saat nilai resistansi R2 semakin rendah gelombang output
yang terbaca pada osiloskop akan semakin rendah.

Penguat Non-Inverting
Percobaan ini menggunakan Op-Amp 741 dengan tambahan 2 buah resistor. Nilai
resistansi di variasikan dengan nilai 5K Ω untuk resistor pertama sedangkan untuk
resistor keuda nilai resistansi yaitu 10K Ω, 20K Ω, 30K Ω, dan 40K Ω dengan input
tegangan 6Mv dan frekuensi sebesar 1kHz.

N Tegangan Frekuensi
R1 R2 Gelombang
o Input Input

5K 10K
1 6mV 1kHz
Ω Ω
5K 20K
2 6mV 1kHz
Ω Ω

5K 30K
3 6mV 1kHz
Ω Ω

5K 40K
4 6mV 1kHz
Ω Ω

Dari tabel diatas yang membedakan penguat non inverting dengan penguat inverting
sebelumnya adalah arah gelombang input dan output penguat non inverting ini tidak
berlawanan seprti penguat inverting.
E. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan dari Op-Amp sebagai
penguat inverting dan penguat Non-Inverting. Pada penguatan inverting fasa yang terbaca
pada osiloskop berlawanan dengan fase input sedangkan pada Penguatan Non-Inverting
fase keluaran yang terbaca pada osiloskop sama dengan fase input. Penguatan Inverting
ataupun penguatan Non-Inverting memliki perbedaan pada polaritas output, pada penguat
inverting polaritas output akan berlawanan dengan polaritas input sedangkan pada
penguat non-inverting polaritas input akan sama dengan polaritas output. Perbedaan
signfikan ini dapat terjadi karena memang Op Amp adalah operator dari suatu rangkaian,
yang secara sederana Op-Amp dapat melakukan operasi matematis seperti penambaan,
pengurangan, pembagian, dan perkalian pada suatu rangkaian listrik.

Daftar Pustaka

[1] L. E. Nuryanto, “Penerapan Dari Op-Amp ( Operational Amplifier ),” Orbith, vol.
13, no. 1, pp. 43–50, 2017.

[2] “OPERATIONAL AMPLIFIER (Op-Amp).”

[3] A. Malvino and D. Bates, Electronic principles. 2019.

[4] N. P. Deshpande, “Electronic Devices & Circuit,” 2007.

[5] Universitas Negeri Malang, “Operasinal Amplifier (Komparator),” vol. 59.

[6] F. E. Udinus, “Penguat Oprasional.”

[7] L. E. Nuryanto, “Penerapan Dari Op-Amp ( Operational Amplifier ),” Orbith, vol.
13, no. 1, pp. 43–50, 2017, [Online]. Available: https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj_7-
Da0JLsAhXRF3IKHadsBEUQFjAAegQIBxAC&url=https%3A%2F
%2Fjurnal.polines.ac.id%2Findex.php%2Forbith%2Farticle%2Fview
%2F950%2F773&usg=AOvVaw3t8w3AgTQ20ITD988w88bE.

Anda mungkin juga menyukai