Anda di halaman 1dari 11

Kesembilan

1`Jawaban Benar: B 2`Jawaban Benar: D

Pembahasan: Pembahasan:
BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan Data Fokus:
tempat tidur) Pada kasus disebutkan bahwa kepala ruangan
mengambil keputusan menjadikan metode
Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase fungsional dalam asuhan keperawatan untuk
pemakaian tempat tidur pada satuan waktu mengantisipasi kebutuhan ruangan diakibatkan
tertentu. adanya kekurangan tenaga keperawatan.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi Kepala ruangan dalam hal ini melakukan
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur organizing (pengorganisasian) karena kepala
rumah sakit. ruangan bersifat menetapkan model penugasan
Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60- keperawatan sesuai dengan ketenagaan yang ada.
85% (Depkes RI, 2005).
Berikut opsi lain:
Cara perhitungan hari perawatan (HP), jika
diketahui nilai BOR berdasarkan soal ini: Peran dan fungsi manajemen keperawatan :
BOR=(Jumlah hari perawatan)/(Jumlah tempat 1. Planning (Perencanaan)
tidur x jumlah periode hari) x 100% Pada proses perencanaan, menentukan misi, visi,
tujuan, kebijakan, prosedur, dan peraturan-
Pada kasus diketahui: peraturan dalam pelayanan keperawatan,
Jumlah tempat tidur di RS: 35 TT kemudian membuat perkiraan proyeksi jangka
Jumlah periode hari bulan Juni 2018: 30 hari pendek dan jangka panjang serta menentukan
Maka: jumlah biaya dan mengatur adanya perubahan
BOR=(Jumlah hari perawatan)/(Jumlah tempat berencana.
tidur x jumlah periode hari) x 100% 2. Organizing (Pengorganisasian)
BOR= HP/(TT x Periode hari) x 100% Meliputi beberapa kegiatan diantaranya adalah
menetapkan struktur organisasi, menentukan
60%= HP/(35 x 30) x 100% model penugasan keperawatan sesuai dengan
HP x 100=60 x 35 x 30 keadaan klien dan ketenagaan, mengelompokkan
HP = 63000/100 aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuan dari unit,
Maka, HP = 630 bekerja dalam struktur organisasi yang telah
ditetapkan dan memahami serta menggunakan
kekuasaan dan otoritas yang sesuai. 3. Staffing
(Pengelolaan Staff)
Meliputi kegiatan yang berhubungan dengan
kepegawaian diantaranya adalah rekruitmen,
wawancara, mengorientasikan staf, menjadwalkan
dan mengsosialisasikan pegawai baru serta
pengembangan staf.
4. Directing (Pengarahan)
Meliputi pemberian motivasi, supervisi, mengatasi
adanya konflik, pendelegasian, cara berkomunikasi
dan fasilitasi untuk kolaborasi.
5. Controlling (Pengendalian)
Meliputi pelaksanaan penilaian kinerja staf,
pertanggungjawaban keuangan, pengendalian
mutu, pengendalian aspek legal dan etik serta
pengendalian profesionalisme asuhan
keperawatan.
3Jawaban Benar: A 4Jawaban Benar: E

Pembahasan: Pembahasan:
Prinsip etik yang sering digunakan dalam Prinsip etik yang sering digunakan dalam
keperawatan (John Stone, 1989; Baird et.al, 1991 keperawatan (John Stone, 1989; Baird et.al, 1991
dalam Utami, dkk 2016). yaitu : dalam Utami, dkk 2016). yaitu :
a. Otonomi (Autonomy) Prinsip ini a. Otonomi (Autonomy) Prinsip ini
menjelaskan bahwa klien diberi kebebasan untuk menjelaskan bahwa klien diberi kebebasan untuk
menentukan sendiri atau mengatur diri sendiri menentukan sendiri atau mengatur diri sendiri
sesuai dengan hakikat manusia yang mempunyai sesuai dengan hakikat manusia yang mempunyai
harga diri dan martabat. harga diri dan martabat.
b. Kebaikan (Beneficience) Prinsip ini b. Kebaikan (Beneficience) Prinsip ini
menjelaskan bahwa perawat melakukan yang menjelaskan bahwa perawat melakukan yang
terbaik bagi klien, tidak merugikan klien, dan terbaik bagi klien, tidak merugikan klien, dan
mencegah bahaya bagi klien. mencegah bahaya bagi klien.
c. Keadilan (Justice) Prinsip ini menjelaskan c. Keadilan (Justice) Prinsip ini menjelaskan
bahwa perawat berlaku adil pada setiap klien bahwa perawat berlaku adil pada setiap klien
sesuai dengan kebutuhannya. sesuai dengan kebutuhannya.
d. Kejujuran (Veracity) Prinsip ini d. Kejujuran (Veracity) Prinsip ini
menekankan bahwa perawat harus mengatakan menekankan bahwa perawat harus mengatakan
yang sebenarnya dan tidak membohongi klien. yang sebenarnya dan tidak membohongi klien.
Kebenaran merupakan dasar dalam membina Kebenaran merupakan dasar dalam membina
hubungan saling percaya. hubungan saling percaya.
e. Kesetiaan (Fidelity) Prinsip ini e. Kesetiaan (Fidelity) Prinsip ini
menekankan pada kesetiaan perawat pada menekankan pada kesetiaan perawat pada
komitmennya, menepati janji, menyimpan rahasia, komitmennya, menepati janji, menyimpan rahasia,
caring terhadap klien/keluarga. caring terhadap klien/keluarga.
f. Kerahasiaan (confidentiality) yaitu f. Kerahasiaan (confidentiality) yaitu
menjaga informasi pribadi pasien. Dokumentasi menjaga informasi pribadi pasien. Dokumentasi
tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa
digunakan untuk keperluan pengobatan dan digunakan untuk keperluan pengobatan dan
peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien
diluar area pelayanan harus dihindari. diluar area pelayanan harus dihindari.
g. Akuntabilitas (Accountability) yaitu g. Akuntabilitas (Accountability) yaitu
standar profesionalitas perawat yang dapat diukur standar profesionalitas perawat yang dapat diukur
dan dipertanggungjawabkan. dan dipertanggungjawabkan.

Pada kasus diketahui bahwa pasien diputuskan Pada kasus diketahui bahwa perawat mengatakan
untuk dirawat di rumah sakit untuk penanganan pada pasien akan mengajarkan mobilisasi dini di
lebih lanjut. Perawat memberikan lembar ruangan. Saat tiba di ruangan, perawat
informed consent untuk persetujuan pasien memindahkan pasien dan lupa untuk mengajarkan
dirawat, namun keluarga menolak. mobilisasi dini pada pasien.
Hal ini menunjukkan bahwa perawat telah Hal ini menunjukkan bahwa perawat telah
memberikan kesempatan kepada pasien dan melakukan kelalaian berupa lupa memberikan
keluarga untuk pengambilan keputusan yang pendidikan kesehatan yang telah dijanjikan pada
merupakan hak pasien, namun pasien menolak. pasien. Perawat telah melanggar prinsip fidelity
Perawat telah menerapkan prinsip otonomi yaitu yaitu menepati janji dan komitmen terhadap klien.
menghargai hak-hak pasien dalam membuat Perawat harus memiliki komitmen menepati janji
keputusan tentang tindakan perawatannya. dan menghargai komitmennya kepada klien.
5Jawaban Benar: C 6Jawaban Benar: D

Pembahasan: Pembahasan:
Metode Kepemimpinan: AVLOS (Average Length of Stay) = Rata-rata
a. Gaya kepemimpinan Autokratis lamanya pasien dirawat
Merupakan gaya kepemimpinan yang berorientasi AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien
pada tugas atau pekaryaan. Menggunakan (Depkes RI. 2005).
kekuasaan posisi dan kekuatan dalam memimpin
dengan cara otoriter, bertangung jawab untuk Indikator ini disamping memberikan gambaran
semua perencanaan tujuan dan pembuatan tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
keputusan serta memotivasi bawahannya dengan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan
menggunakan sanjungan, kesalahan, dan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang
penghargaan. Pemimpin menetukan semua tujuan perlu pengamatan yang lebih lanjut.
yang akan dicapai dalam pengambilan keputusan Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9
(Gillies, 1986). Seorang pemimpin yang hari (Depkes RI. 2005).
menggunakan gaya ini biasanya akan menentukan
semua keputusan yang berkaitan dengan seluruh Rumus AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah
kegiatannya dan memerintah seluruh anggotanya pasien keluar (hidup + mati)
untuk mematuhi dan melaksanakannya (DepKes,
1990). Pada kasus, diketahui:
b. Gaya kepemimpinan Demokratis Jumlah pasien yang keluar RS dalam kondisi hidup
Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat ada 1100 orang.
dan kemampuan setiap staf. Menggunakan Jumlah pasien yang meninggal 150 orang.
kekuasaan posisi dan pribadinya untuk mendorong Total hari perawatan pasien di ruangan 8750 hari.
ide–ide dari staf, memotivasi kelompok untuk
menentukan tujuan sendiri. Membuat AVLOS RS bulan Juni 2018 = 8750/(1100+150)
perencanaan, mengontrol dalam penerapannya, Maka, AVLOS RS bulan Juni = 8750/1250 = 7 hari
informasi diberikan seluas – luasnya dan terbuka
(Nursalam, 2002). Prinsipnya pemimpin
melibatkan kelompok dalam pengambilan
keputusan dan memberikan tanggung jawab pada
karyawannya (La Monica, 1986).
c. Gaya kepemimpinan Partisipatif
Merupakan gabungan bersama antara gaya
kepemimpinan otoriter dan demokratis. Dalam
pemimpin partisipatif, manajer menyajikan analisa
masalah dan mengusulkan tindakan kepada para
anggota kelompok, mengundang kritikan dan
komentar mereka. Dengan menimbang jawaban
bawahan atas usulannya, manajer selanjutnya
membuat keputusan final bagi tindakan oleh
kelompok tersebut (Gillies, 1986).
d. Gaya kepemimpinan Laisserz Faire
Disebut juga bebas tindak atau membiarkan.
Merupakan pimpinan ofisial, karyawan
menentukan sendiri kegiatan tanpa pangarah,
supervisi, dan koordinasi. Staf/bawahan
mengevaluasi pekaryaan sesuai dengan cara
sendiri. Pimpinan hanya sebagai sumber informasi
dan pengendali secara minimal atau sebagai
fasilitator (Nursalam. 2002).
e. Gaya kepemimpinan Birokratis
Gaya kepemimpinan yang ditandai dengan
keterikatan yang terus-menerus kepada aturan-
aturan organisasi. Gaya ini menganggap bahwa
kesulitan-kesulitan akan dapat diatasi bila setiap
orang mematuhi peraturan. Keputusan-keputusan
dibuat berdasarkan prosedur-prosedur yang baku
dari instansi terkait.

Berdasarkan kasus diketahui bahwa tim


keperawatan memiliki sifat berani mengeluarkan
pendapat, saling mendukung, bertanggung jawab,
memiliki inisiatif tinggi dalam pekerjaan dan patuh
terhadap keputusan yang diambil oleh pemimpin
dalam asuhan keperawatan. Berdasarkan sifat
tersebut, metode kepemimpinan yang tepat yakni
partisipatif karena dalam metode ini merupakan
metode penggabungan kepemimpinan ototriter
dan demokratis. Staf mampu bertanggung jawab
dan mau mengeluarkan pendapat. Pemimpin
menghargai sifat dan kemampuan setiap staf,
pemimpin menggunakan kekuasaan posisi dan
pribadinya untuk mendorong ide–ide dari staf,
memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan
sendiri.
7Jawaban Benar: C 8Jawaban Benar: C

Pembahasan: Pembahasan:
Berdasarkan kasus, penerapan satu perawat Menurut Douglas ( 1992 ), klasifikasi derajat
bertanggung jawab terhadap satu tim yang ketergantungan pasien dibagi dalam 3 kategori :
dipimpinnya dalam memberikan asuhan a. Perawatan minimal memerlukan waktu 1 –
keperawatan merupakan metode keperawatan 2 jam/ 24 jam
tim. Kriteria :
Metode tim merupakan pemberian asuhan - Kebersihan diri, mandi ganti pakaian
keperawatan, yaitu seorang perawat profesional dilakukan sendiri
memimpin sekelompok tenaga keperawatan - Makan dan minum dilakukan sendiri
dalam memberikan asuhan keperawatan pada - Ambulansi dengan pengawasan
sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan - Observasi tanda-tanda vital dilakukan
kolaboratif. setiap jaga (shift)
- Pengobatan minimal dengan status
Metode Asuhan Keperawatan: psikologis stabil
a. Metode Kasus
Menurut Nursalam (2007), metode penugasan b. Perawatan parsial memerlukan waktu 3 –
kasus biasa diterapkan satu klien satu perawat, 4 jam/ 24jam
dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat Kriteria :
privat atau untuk keperawatan khusus - Kebersihan diri dibantu, makan dan
seperti:isolasi, intensive care. minum dibantu
b. Metode Fungsional - Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
Metode keperawatan yang membagi tugas - Ambulansi dibantu, pengobatan lebih dari
perawat per tindakan tertentu, misal: ada perawat sekali
yang bertugas hanya melakukan perawatan luka - Pasien dengan kateter urine, pemasukan
saja, ada yang bertugas injeksi saja,dan ada yang dan pengeluaran intake output cairan dicatat /
bertugas mengisi laporan ASKEP saja. Keberhasilan dihitung.
asuhan keperawatan secara menyeluruh tidak bisa - Pasien dengan infus, persiapan
dicapai dengan metode ini karena asuhan pengobatan yang memerlukan prosedur.
keperawatan yang diberikan kepada klien terpisah-
pisah sesuai dengan tugas yang dibebankan c. Perawatan total memerlukan waktu 5 – 6
kepada perawat. jam/ 24jam
c. Metode Tim Kriteria :
Metode tim merupakan pemberian asuhan - Semua keperluan pasien dibantu
keperawatan, yaitu seorang perawat profesional - Perubahan posisi, observasi tanda-tanda
memimpin sekelompok tenaga keperawatan vital dilakukan setiap 2 jam
dalam memberikan asuhan keperawatan pada - Makan melalui slang ( NGT / pipa
sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan lambung ), terapi intravena
kolaboratif. Namun pada metode ini, - Dilakukan penghisapan lender
kesinambungan asuhan keperawatan belum - Gelisah / disorientasi.
optimal sehingga para pakar mengembangkan
metode keperawatan primer (Douglas,1992). d. Berdasarkan kasus, diketahui bahwa pasien
Metode Keperawatan Primer merupakan pasien post laparatomi eksplorasi a/i
Menurut Nursalam (2007), metode penugasan ileus obstruksi, terpasang kateter, infus, dan NGT.
dimana satu orang perawat bertanggungjawab Pasien membutuhkan bantuan perawat untuk
penuh selama 24 jam terhadap asuhan memenuhi kebutuhan dasarnya. Maka,
keperawatan klien mulaidariklien masuk sampai berdasarkan pengklasifikasian Douglas, pasien
keluar rumah sakit.Metode primer ini ditandai masuk pada kategori pasien dengan derajat
dengan adanya keterkaitan kuat dan terus- ketergantungan Total.
menerus antara klien dan perawat yang ditugaskan
untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi
asuhan keperawatan selama klien dirawat.
e. Metode Modular
Menurut Gillies (1994), metode modular
merupakan bentuk variasi dari metode
keperawatan primer, dengan perawat profesional
dan perawat non-profesional bekerjasama dalam
memberikan asuhan keperawatan. Dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan
menggunakan metode modifikasi primer, satu tim
terdiri dari 2 hingga perawat memiliki
tanggungjawab penuh pada sekelompok klien
berkisar 8 hingga 12 orang (Arwani &
Supriyatno,2005).
9Jawaban Benar: B 10 Jawaban Benar: E

Pembahasan: Pembahasan:
Tingkat Ketergantungan Pasien Menurut Hanson : Pada kasus ini, merupakan salah satu tindakan
a. Kategori I : Self Care pendelegasian antara sesama perawat. Dalam
Biasanya membutuhkan waktu 1 - 2 jam dengan pendelegasian, perawat hendaknya
waktu rata-rata efektif, 1,5 jam / 24 jam. mempertimbangkan kemampuan delegasi terkait
b. Kategori II : Minimal Care dengan kemampuan menerima delegasi. Pada
Biasanya membutuhkan 3 - 4 jam dengan waktu kasus diketahui perawat penerima delegasi lalai
rata-rata efektif 3,5 jam / 24 jam. mengukur kemampuan delegasi dalam sudut
c. Kategori III : Intermediate Care waktu. Sehingga pendelegasian dapat menjadi
Biasanya membutuhkan 5 - 6 jam dengan waktu masalah apabila tidak dilakukan dengan baik.
rata-rata efektif 5,5 jam / 24 jam. Dalam hal ini, perawat sebaiknya menepati janji
d. Kategori IV : Modified Intensive Care untuk menggantikan rekan tim dan melanjutkan
Biasanya membutuhkan 7 - 8 jam dengan waktu dinas sore sesuai jadwal.
rata-rata efektif 7,5 jam / 24 jam.
e. Kategori V : Intensive Care
Biasanya membutuhkan 10 - 14 jam dengan waktu
rata-rata efektif 12 jam / 24 jam.

Berdasarkan kasus, diketahui bahwa pasien


terpasang ventilator dan mendapatkan perawatan
langsung selama 10 jam serta perawatan tidak
langsung 90 menit (1,5 jam).
Total waktu perawatan pada pasien adalah 11,5
jam. Maka menurut Hanson, tingkat
ketergantungan pasien ini ialah kategori V yakni
Intensive Care.
11Jawaban Benar: A 12Jawaban Benar: A

Pembahasan: Pembahasan:
Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel Strategi Pemecahan Masalah:
dikenal ada lima jenis konflik, diantaranya : 1. Metode akomodasi (accommodation)
1. Konflik Intrapersonal Pada strategi ini, pihak manajemen RS
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang memberi kesempatan pada perawat untuk
dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya
waktu yang sama seseorang memiliki dua apabila permasalahan tersebut penting. Hal ini
keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus. memungkinkan timbulnya kerjasama dengan
2. Konflik Interpersonal memberi kesempatan pada mereka untuk
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar membuat keputusan. Perawat yang menjadi
seseorang dengan orang lain karena pertentangan bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan
kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak
antara dua orang yang berbeda status, jabatan, lain di tempat yang pertama. 2. Metode kompetisi
bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini (competition)
merupakan suatu dinamika yang amat penting Strategi ini dapat diartikan sebagai “win-lose”
dalam perilaku organisasi. Karena konflik semacam penyelesaian konflik. Penyelesaian ini menekankan
ini akan melibatkan beberapa peranan dari bahwa hanya ada satu orang atau kelompok yang
beberapa anggota organisasi yang bisa menang tanpa mempertimbangkan yang kalah.
mempengaruhi proses pencapaian tujuan Akibat negatif dari strategi ini adalah kemarahan,
organisasi tersebut. putus asa dan keinginan untuk perbaikan di masa
3. Konflik antar individu-individu dan mendatang.
kelompok
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara 3. Metode negosiasi (negotiation)
individu menghadapi tekanan-tekanan untuk Suatu strategi penyelesaian konflik dimana
mencapai konformitas, yang ditekankan kepada semua yang terlibat saling menyadari dan sepakat
mereka oleh kelompok kerja mereka. Sebagai tentang keinginan bersama. Penyelesaian seperti
contoh: individu yang dihukum oleh kelompok ini sering diartikan sebagai “lose-lose situation”
kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma- kedua unsur yang terlibat menyerah dan dan
norma produktivitas kelompok dimana berada. menyepakati hal yang telah dibuat.
4. Konflik antara kelompok dalam organisasi
yang sama (Intergroup) 4. Metode menghindar (avoidance)
Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak Metode menghindari adalah pemecahan
terjadi di dalam organisasi-organisasi. Konflik antar masalah dengan cara salah satu pihak yang
anggota kelompok yang satu dengan anggota berselisih menarik diri atau menghindari konflik.
kelompok lainnya, anggota kelompok pekerja dan Dalam metode ini biasanya pihak-pihak yang
anggota manajemen merupakan dua macam bertentangan mengambil keputusan untuk
contoh konflik antar kelompok yang biasanya berpisah atau menghindar secara fisik.
terjadi.
5. Konflik antar organisasi 5. Metode Kolaborasi (collaboration)
Konflik antar organisasi adalah pertentangan Strategi ini merupakan strategi “win-win
antara organisasi yang satu dengan organisasi solution”. Pada kolaborasi kedua unsur yang
lainnya karena pertentangan kepentingan atau terlibat perselisihan menentukan tujuan bersama
keinginan. Konflik bisa juga terjadi karena adanya dan bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan.
ketidakcocokan suatu badan terhadap kinerja Karena keduanya meyakini akan mencapai suatu
suatu organisasi. tujuan yang telah ditetapkan, masing-masing
meyakininya. Strategi kolaborasi tidak akan
Berdasarkan soal, diketahui bahwa setiap perawat berjalan jika kompetisi insentif sebagai bagian dari
ruangan akan dipindahkan oleh Karu ke berbagai situasi tersebut, kelompok yang terlibat tidak
ruang rawatan. Perawat yang merupakan pegawai memiliki kemampuan dalam menyelesaikan
baru masih canggung dan takut tidak mampu masalah dan tidak adanya kepercayaan dari kedua
menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang kelompok / seorangan (Bowditch & Buono, 1994).
baru. Perawat mengalami konflik intrapersonal
karena pada waktu yang sama perawat memiliki Pada kasus disebutkan bahwa kedua perawat
dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi ruangan mengalami konflik dan dibantu
sekaligus. diselesaikan oleh kepala ruangan. Kepala ruangan
meminta penjelasan kepada kedua perawat agar
dapat menyelesaikan masalah yang terjadi dan
mengingatkan bahwa tiap individu perawat harus
saling mendukung dalam melakukan asuhan
keperawatan. Berdasarkan pernyataan ini dapat
diambil kesimpulan bahwa strategi penyelesaian
masalah yang diterapkan oleh Karu yakni metode
negosiasi dimana kedua unsur yakni kedua
perawat yang terlibat untuk mengalah dan saling
mendukung.
13Jawaban Benar: C 14 Jawaban Benar: B

Pembahasan: Pembahasan:
Berdasarkan kasus, diketahui perawatan pasien:
Pembahasan: Jumlah semua pasien: 26 orang
Kompensasi adalah sebagai pemberian imbalan Jumlah pasien dengan tingkat ketergantungan
jasa yang layak dan adil kepada karyawan- total: 2 orang
karyawan karena mereka telah memberi Jumlah pasien dengan tingkat ketergantungan
sumbangan kepada pencapaian organisasi. parsial: 12 orang
(Suwatno, 2001). Jumlah pasien dengan tingkat ketergantungan
minimal: 10 orang
Jenis-jenis Kompensasi :
Pada dasarnya kompensasi dapat dikelompokkan Waktu yang dibutuhkan:
ke dalam dua kelompok, yaitu kompensasi Total care: 6 jam
finansial dan kompensasi bukan finansial. Parsial care: 4 jam
Selanjutnya kompensasi finansial ada yang Minimal care: 2 jam
langsung dan ada yang tidak langsung. Sedangkan
kompensasi non-finansial dapat berupa pekerjaan Jumlah waktu perawatan langsung yang
dan lingkungan pekerjaan. Menurut Monday dan dibutuhkan, yakni:
Noe (1996) dapat diketahui bahwa kompensasi = (Jumlah waktu perawatan pasien tingkat
keuangan langsung terdiri atas gaji, upah dan ketergantungan total + parsial + minimal)
insentif (komisi dan bonus). Sedangkan = (2 x 6) + (12 x 4) + (10 x 2)
kompensasi keuangan tidak langsung dapat = 12 + 48 + 20
berubah berbagai macam fasilitas dan tunjangan. = 80 jam

1. Gaji Maka, jumlah waktu perawatan langsung yang


Gaji adalah imbalan finansial yang dibayarkan dibutuhkan adalah 80 jam.
kepada karyawan secara teratur, seperti tahunan,
caturwulan, bulanan atau mingguan. Harder
(1992) mengemukakan bahwa gaji merupakan
jenis penghargaan yang paling penting dalam
organisasi.

2. Upah
Upah merupakan imbalan finansial langsung yang
dibayarkan kepada para pekerja berdasarkan jam
kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau
banyaknya pelayanan yang diberikan. Jadi tidak
seperti gaji yang jumlahnya relatif tetap, besarnya
upah dapat berubah-ubah. Pada dasarnya, gaji
atau upah diberikan untuk menarik calon pegawai
agar mau masuk menjadi karyawan.

3. Insentif
Insentif merupakan imbalan langsung yang
dibayarkan kepada karyawan karena kinerjanya
melebihi standar yang ditentukan. Dengan meng-
asumsikan bahwa uang dapat digunakan untuk
mendorong karyawan bekerja lebih giat lagi, maka
mereka yang produktif lebih menyukai gajinya
dibayarkan berdasarkan hasil kerja. Untuk itu
diperlukan kemampuan untuk menentukan
standar yang tepat. Tidak terlalu mudah untuk
dicapai dan juga tidak terlalu sulit. Standar yang
terlalu mudah tentunya tidak menguntungkan bagi
perusahaan. Sedangkan yang terlalu sulit
menyebabkan karyawan frustrasi.

4. Kompensasi tidak langsung (fringe benefit)


Fringe benefit merupakan kompensasi tambahan
yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan
perusahaan terhadap semua karyawan dalam
usaha meningkatkan kesejahteraan para
karyawan. Contohnya asuransi kesehatan, asuransi
jiwa, dan bantuan perumahan. Penghargaan itu
diberikan untuk berbagai macam tujuan.

Berdasarkan soal diketahui bahwa pimpinan RS


mengatakan bahwa bagi staf yang memiliki kinerja
baik akan mendapat bonus berupa umrah dan
jalan-jalan gratis di akhir tahun. Bonus berupa
umrah dan jalan-jalan gratis merupakan bentuk
imbalan langsung yang dibayarkan kepada
karyawan karena kinerjanya melebihi standar yang
ditentukan. Hal ini ditujukan untuk memotivasi
karyawan. Maka, bentuk penghargaan yang
diberikan RS yakni insentif.
15Jawaban Benar: D ntuk soal nomor 10 ini adalah salah satu cntoh soal
dalam pendelegasian, lebih spesifiknya ke sesama
Pembahasan: rekan sejawat... karena dalam proses asuhan
Strategi Pemecahan Masalah: keperawatan, tidak tertutup kemngkinan akan ada
1. Metode akomodasi (accommodation) halangan seperti adanya kepentingan
Pada strategi ini, pihak manajemen RS pribadi..namun hal ini dapat diantisipasi dengan
memberi kesempatan pada perawat untuk melakukan pendelegasian, contohnya
mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya menggantikan dinas rekan sejawat...ini masih bisa
apabila permasalahan tersebut penting. Hal ini diperbolehkan asalkan masih dalam batas
memungkinkan timbulnya kerjasama dengan profesional dan tidak menimbulkan kelalaian..hal
memberi kesempatan pada mereka untuk ini jg berbeda-beda tergantung instansi tempat
membuat keputusan. Perawat yang menjadi bekerja
bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan [25/09, 1:39 pm] +62 823-8638-1882: namun,
pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak intinya ialah hal "pendelegasian" dilakukan dgn
lain di tempat yang pertama. profesional tanpa menimbulkan kelalaian ya Ns,
sejauh ini boleh dilakukan @⁨PSIK Anis2⁩😊
2. Metode kompetisi (competition) [25/09, 1:42 pm] +62 823-8638-1882: nah, kalo
Strategi ini dapat diartikan sebagai “win-lose” untuk gaya kepemimpinan partisipatifnya udah
penyelesaian konflik. Penyelesaian ini menekankan muncul kan ya Ns cntoh soalnya kyak soal di atas?
bahwa hanya ada satu orang atau kelompok yang 😊 kalo untuk gaya kepemimpinan
menang tanpa mempertimbangkan yang kalah. kharismatik ...dapat kita analisis dari soal untuk
Akibat negatif dari strategi ini adalah kemarahan, menunjukkan ciri-cirinya si gaya kepemimpinan
putus asa dan keinginan untuk perbaikan di masa kharismatik, hayo Ns @⁨Putri Firdani Octavia Srg⁩
mendatang. ciri-ciri gaya kepemimpinanny kyk apa nih? 😄
[25/09, 1:45 pm] +62 823-8638-1882: untuk soal 5
3. Metode negosiasi (negotiation) ini Ns, memang disebutkan bahwa adanya
Suatu strategi penyelesaian konflik dimana kebebasan berpendapat yg merupakan ciri khas
semua yang terlibat saling menyadari dan sepakat metode kepemimpinan demokrasi dong ya? 😆 tp
tentang keinginan bersama. Penyelesaian seperti ayuk kita baca ke pernyataan berikutnya yg
ini sering diartikan sebagai “lose-lose situation” mengatakan bahwa "tim keperawatan jg patuh
kedua unsur yang terlibat menyerah dan dan terhadap keputusan yg diambil oleh pemimpin" -->
menyepakati hal yang telah dibuat. ini bisa jdi jebakan juga krn bisa menunjukkan
metode kepemimpinan otokratis loh
4. Metode menghindar (avoidance)
Metode menghindari adalah pemecahan
masalah dengan cara salah satu pihak yang
berselisih menarik diri atau menghindari konflik.
Dalam metode ini biasanya pihak-pihak yang
bertentangan mengambil keputusan untuk
berpisah atau menghindar secara fisik.
5. Metode Kolaborasi (collaboration)
Strategi ini merupakan strategi “win-win
solution”. Pada kolaborasi kedua unsur yang
terlibat perselisihan menentukan tujuan bersama
dan bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan.
Karena keduanya meyakini akan mencapai suatu
tujuan yang telah ditetapkan, masing-masing
meyakininya. Strategi kolaborasi tidak akan
berjalan jika kompetisi insentif sebagai bagian dari
situasi tersebut, kelompok yang terlibat tidak
memiliki kemampuan dalam menyelesaikan
masalah dan tidak adanya kepercayaan dari kedua
kelompok / seorangan (Bowditch & Buono, 1994).
Pada kasus disebutkan bahwa perawat ruangan
mengalami konflik dan dibantu diselesaikan oleh
bidang keperawatan dan tim medis lainnya. Bidang
keperawatan dan tim medis mengadakan
pertemuan terkait masalah yang terjadi, namun
perawat tidak menghadiri pertemuan karena
merasa tertekan. Berdasarkan data ini dapat
diambil kesimpulan bahwa strategi penyelesaian
masalah yang dilakukan oleh perawat yakni
metode menghindar. Metode menghindari adalah
pemecahan masalah dengan cara salah satu pihak
yang berselisih menarik diri atau menghindari
konflik.
Apakah pendelegasian ini bisa diberikan kapan saja Gaya kepemimpinan Autokratis
nggeh ns? Tidak.ada batasan waktu atau berapa Merupakan gaya kepemimpinan yang berorientasi
kali nggeh? pada tugas atau pekaryaan. Pemimpin menetukan
[25/09, 1:46 pm] +62 823-8638-1882: dan semua tujuan yang akan dicapai dalam
berhubung karena secara kseluruhan kita analisis pengambilan keputusan (Gillies, 1986). Seorang
bahwa tim bersifat berani mengeluarkan pemimpin yang menggunakan gaya ini biasanya
pendapat, saling mendukung, bertanggung jawab, akan menentukan semua keputusan yang
memiliki inisiatif tinggi dalam pekerjaan dan patuh berkaitan dengan seluruh kegiatannya dan
terhadap keputusan yang diambil oleh pemimpin, memerintah seluruh anggotanya untuk mematuhi
ini merupakan ciri-ciri dari kepemimpinan dan melaksanakannya (DepKes, 1990).
demokratis di (+) kepemimpinan otokratis, dan Gaya kepemimpinan Birokratis
merupakan kepemimpinan partisipatif 😉 Gaya kepemimpinan yang ditandai dengan
[25/09, 1:48 pm] +62 823-8638-1882: keterikatan yang terus-menerus kepada aturan-
pendelegasian dapat dilakukan dengan berbagai aturan organisasi. Gaya ini menganggap bahwa
macam pertimbangan Ns, krn dalam kesulitan-kesulitan akan dapat diatasi bila setiap
pelaksanaannya, kita harus melihat berbagai sudut orang mematuhi peraturan.
kemampuan si penerima delegasi.. : So atuh Ns
@⁨PSIK Novaria⁩, untuk jenis konflik, ingat aja hal
simpel ini yaa (intra*personal --> diri sndiri,
*inter*personal --> dgn org lain, individu -
kelompok --> diri sndiri/ individu dgn suatu
kelompk, *intergroup --> antara satu kelompok
dgn kelomppok lain, dan antar organisasi -->
antara satu organisasi dgn organisasi lainnya) 😉

Anda mungkin juga menyukai