Anda di halaman 1dari 13

IDENTIFIKASI KONDISI BAWAH PERMUKAAN

DENGAN METODE GRM DI DAERAH X


1
Chaterine Olivia Cahyani
1
Program Studi Teknik Geologi, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta
Jalan SWK 104 (Lingkar Utara) Condongcatur Yogyakarta
*Email : 1chaterineeolv@gmail.com

Abstrak

Pada ilmu Geofisika sendiri terdapat berbagai macam metode yang dapat digunakan
dalam eksplorasi sumber daya alam dan mengidentifikasi struktur bawah permukaannya.
Metode ini kerap digunakan karena survey geologi bawah permukaan tidak mampu
memberikan data kondisi geologi daerah yang cukup. Salah satu metode di lmu geofisika
ini disebut Metode Seismik Refraksi yang mampu menginterpretasikan bawah permukaan
berupa gambaran litologinya. Dalam pengolahan data ini menggunakan Metode Delay
Time. Metode Delay Time digunakan pada bidang batas lapisan dangkal dengan kontras
kecepatan yang besar. Penelitian seismik refraksi dengan Metode Generalized
Reciprocal Method digunakan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan. Hal-hal
yang dapat diungkap antara lain kecepatan dan kedalaman lapisan, jenis litologi
dan mengungkap adanya lapisan lapuk. Metode Generalized Reciprocal Method
pada lapisan pertama diperoleh litologi dengan kecepatan (V1) sebesar m/s dan lapisan
kedua diperoleh litologi dengan kecepatan (V2) sebesar m/s.

Kata Kunci : Kedalaman, Litologi, Metode Generalized Reciprocal Method, Metode


Delay Time Seismik Refraksi

Abstrak

In Geophysical science itself there are various methods that can be used in the exploration
of natural resources and identifying subsurface structures. This method is often used
because subsurface geological surveys are not able to provide sufficient data on the
geological conditions of the area. One of the methods in geophysical lmu is called the
Refractive Seismic Method which is able to interpret the subsurface in the form of a
picture of its lithology. In this data processing using the Delay Time Method. The Delay
Time method is used on shallow layer boundary fields with large speed contrasts.
Seismic research refraction with the Generalized Reciprocal Method is used to determine
subsurface conditions. Things that can be revealed include the speed and depth of the
layer, the type of lithology and reveal the existence of weathered layers. The Generalized
Reciprocal Method at the first layer obtained lithology at a speed (V1) of m/s and and the
second layer obtained lithology at a speed (V2) of m/s.

Keywords : Depth, Lithology,Generalized Reciprocal Method, Refractive Seismic Delay


Time Method
1. PENDAHULUAN menjadi dua yaitu seismik refraksi dan
seismik refleksi. Metode seismik refraksi
Daerah X kerap mendapatkan
merupakan teknik umum yang
dampak dari bencana alam. Hal ini
digunakan dalam survei geofisika untuk
diakibatkan dari pergerakan gaya endogen
menentukan kedalaman batuan dasar,
maupun eksogen yang memicu bencana
litologi batuan dasar (bed rock), sesar,
alam. Berbagai macam bencana alam ini
dan kekerasan batuan. Pada prinsipnya,
dapat berupa pergerakan tanah yang
metode seismik refraksi memanfaatkan
memicu terjadinya bencana alam maupun
perambatan gelombang seismik yang
gempa bumi. Tak hanya dari alam sendiri,
merambat kedalam bumi. Pada seismik
bencana ini juga dapat diakibatkan oleh
refraksi terdapat beberapa metode dalam
aktivitas manusia seperti penebangan
pengolahan datanya, salah satunya yaitu
pohon dan lainnya. Sehingga dari hal
metode GRM.
tersebut kita dapat mencegah maupun
Metode GRM merupakan
meminimalisir kejadian bencana alam
metode seismik refraksi yang mampu
tersebut.
memetakan sistem perlapisan yang
Salah satu metode pencegahan mempunyai ketidakteraturan topografi
bencana alam ini dapat menggunakan bawah permukaan yang berundulasi
metode di bidang geofisika. Pada metode dengan menggunakan tembakan forward
ini dapat digunakan untuk eksplorasi dan reverse. Penelitian seismik refraksi
sumber daya alam maupun identifikasi dengan metode GRM digunakan untuk
mengenai struktur bawah permukaan. mengetahui litologi serta menghitung
Metode geofisika sendiri digunakan kedalaman lapisan, sehingga dapat
karena survey geologi bawah permukaan diidentifikasi kondisi bawah
belum memberikan data yang cukup permukaannya.
mengenai kondisi geologi pada daerah Dalam penelitian ini digunakan
tersebut. Hal ini disebabkan metode Software Microsoft Excel dan Software
seismik mempunyai ketepatan serta Surfer dalam pengolahan data sebagai
resolusi yang tinggi dalam memodelkan dasar dalam menemukan informasi
struktur geologi di bawah permukaan bawah permukaan. Tujuan dari penelitian
bumi. ini adalah mampu mengolah dan
Metode seismik adalah metode menginterpretasikan data kecepatan dan
geofisika yang memanfaatkan penjalaran kedalaman sehingga dapat diketahui
gelombang untuk mendapatkan sumber kondisi bawah permukaannya.
daya alam. Metode seismik terbagi
2. DASAR TEORI dengan variasi-variasi dalam lintasan
2.1 . Seismik Refraksi tersebut (Tipler 2001).
Jika gelombang melewati sebuah
Seismik refraksi merupakan salah medium yang memiliki variasi kecepatan
satu metode seismik aktif yang bekerja gelombang seismik maka gelombang
berdasarkan gelombang seismik yang
tersebut akan cenderung melalui zona-
dibiaskan atau direfraksikan mengikuti zona berkecepatan tinggi (digambarkan
lapisan-lapisan bumi di bawah permukaan. oleh raypath) dan menghindari zona-zona
Metode ini memanfaatkan waktu
berkecepatan rendah.
tempuh dari gelombang yang telah 2. Prinsip Huygens
terbiaskan untuk menuju pada suatu Menurut Sulistyawati, 2004 dama
penerima gelombang. Metode ini hanya Endah S, 2014, Prinsip Huygen dalam
memanfaatkan gelombang lansung dan metode seismik refraksi menyatakan
gelombang primer (P) refraksi yang bahwa titik – titik yang dilewati
menjalar pada bidang batas lapisan batuan gelombang akan menjadi gelombang
seperti pada gambar berikut baru.
Muka gelombang (wavefront)
yang menjalar menjauhi sumber
merupakan superposisi dari beberapa
muka gelombang yang dihasilkan oleh
sumber gelombang baru tersebut.
3. Hukum Snellius
Gambar 2.1. Gelombang datang pada sudut Gelombang akan dipantulkan atau
kritis dan gelombang pantul. dibiaskan pada bidang batas antara dua
Metode seismik refraksi melakukan medium (Susilawati 2004). Hal ini
pengukuran waktu tempuh gelombang P menyatakan bahwa gelombang yang jatuh
(pada setiap titik sepanjang bidang batas diatas bidang batas dua medium yang
lapisan) yang dihasilkan dari sumber mempunyai perbedaan densitas, maka
energi implusif. gelombang tersebut akan dibiaskan jika
2.2 Hukum Dasar Seismik sudut datang gelombang lebih kecil atau
sama dengan sudut kritisnya. Gelombang
1. Asas Fermat
akan dipantulkan jika sudut datangnya
Lintasan yang dilalui oleh cahaya
lebih besar dari sudut kritisnya.
untuk merambat dari satu titik ke titik lain
Hukum Snellius menjelaskan
adalah sedemikian rupa sehingga waktu
persamaan antara hubungan antara sinus
perjalanan itu tidak berubah sehubungan
sudut bias terhadap kecepatan gelombang
dalam medium yang dituliskan dalam dangkal dengan kontras kecepatan yang
persamaan 𝑝=𝑣1𝑠𝑖𝑛𝜃1=𝑣2 𝑠𝑖𝑛𝜃2. besar (untuk mencari ketebalan lapisan
2.3 Asumsi – Asumsi Dasar Seismik lapuk).
Waktu tunda dapat digunakan apabila
Metode seismik refraksi
terdapat perbedaan waktu yang
memanfaatkan waktu tempuh dari
diperlukan untuk perambatan pulsa
gelombang yang telah terbiaskan untuk
gelombang ke arah atas (up-ward) atau
menuju pada suatu penerima gelombang.
ke arah bawah (down-ward) yang
Terdapat asumsi - asumsi yang digunakan
melalui lapisan atas terhadap waktu yang
dalam metode seismik refraksi ini yaitu
digunakan untuk merambat di permukaan
menurut Sismanto (1999) antara lain :
lapisan kedua (pembias) sepanjang
1. Bumi dianggap sebagai benda
proyeksi lintasan normal tersebut pada
berlapis yang pada tiap lapisannya dapat
bidang batas.
merambatkan gelombang seismik dengan
kecepatan yang berbeda.
2. Kecepatan gelombang bertambah
seiring bertambahnya kedalaman.
Gambar 2.2. Ilustrasi penjalaran gelombang
3. Panjang gelombang seismik harus metode delay time pada double shot.
tidak lebih dari seperempat tebal tebal
lapisan. Terdapat beberapa persamaan dalam
4. Perambatan gelombang seismik metode delay time ini yaitu
diasumsikan sebagai sinar dan mematuhi
hukum-hukum pembiasan cahaya.
5. Pada bidang batas lapisan, Kemudian didapat untuk mencari
gelombang merambat dengan kecepatan kedalaman dibawah source (hs) dan
lapisan dibawahnya. geophone (hg), yaitu

2.4 Metode Delay Time

Delay time (waktu tunda) ialah


waktu penjalaran gelombang dari AB pada Waktu total penjalaran gelombang
V1 ke BC pada V2 (waktu tunda pada dari source ke geophone yaitu
source) atau dari DE pada V1 ke DF pada
V2 (waktu tunda pada geophone).
Metode Delay Time dapat
digunakan pada bidang batas lapisan
2.3. Metode GRM 1. Fungsi Analisa Kecepatan (TV)
Analisa Tv digunakan untuk
GRM adalah pengembangan
menentukan kecepatan V’ Persamaan (2) :
terakhir dari metode pengolahan data
Waktu rambatnya dari A ke H
seismik delay time yang dapat
memetakan lapisan bawah permukaan
yang mempunyai kecepatan lebih rendah
dari lapisan diatasnya atau yang biasa  Optimum XY ialah ketika E dan F
disebut blindzone. berada satu titik pada H
 Optimum XY didapat dari kurva
Tv yang paling halus (smootest)
 Kecepatan refraktor V’ ialah
reciprocal dengan kurva Tv, artinya V’
dapat dicari dengan kurva Tv
2. Fungsi Time-Depth (TG)
Analisa TG digunakan untuk
Gambar 2.3. Ilustrasi Metode GRM.
mencari kedalaman di bawah geophone
(h) Persamaan (3) :
Metode GRM ini memiliki
 Waktu rambatnya dari EY atau
beberapa asumsi diantara lainnya yaitu :
FX dikurangi waktu rambat proyeksi dari
1. Perubahan struktur kecepatan
GX atau GY sepanjang refraktor (waktu
yang tidak kompleks
rambat sepanjang GH).
2. Kemiringn lapisan 20°
 Optimum XY didapat dari kurva
3. Jarak optimum XY menjadi hal
TG yang paling kasar (roughest)
terpenting dan tersulit dalam metode
Metode GRM menggunakan nilai
GRM
kecepatan rata-rata (Vavg) dengan
4. XY Distance adalah jarak pisah di
persamaan (4) :
permukaan dimana gelombang seismik
dari forward dan reverse diukur dari titik
refraktor yang sama. Titik X dan Y berupa
sebaran geophone
Dalam pengolahan, metode GRM
terdiri dari dua jenis fungsi, yaitu:
- Fungsi Analisa Kecepatan (Tv)
- Fungsi Time-Depth (Tg)
Vavg merambat dari refraktor ke tersebut didapatkan lalu membuat profil
geophone. Sehingga memenuhi hokum bawah permukaan dengan menggunakan
Snellis(Persamaan 5) : Software Corel Draw. Litologi
Vavg identik dengan V1, sedangkan V’ diidentifikasi dari data kecepatan yang
identik dengan V2 Maka, kedalaman didapatkan dari hasil perhitungan yang
geophone (h) dapat dicari dengan : disesuaikan dengan table litologi menurut
Jakosky (1940). Setelah itu mengolah data
dari excel dengan Software Surfer
untuk membuat penampang kecepatan,
3. METODOLOGI PENELITIAN
peta V1, V2, dan kedalaman. Kemudian
dilakukan analisis dan pembahasan
sesuai dengan data-data yang dihasilkan
dan kemudian ditarik kesimpulan.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Grafik T-X

Gambar 4.1. Grafik T-X

Gambar diatas menunjukkan

kurva berbentuk menyilang karena

penembakan gelombang oleh sumber

dilakukan dari dua arah yang berlawanan

Gambar 3.1. Diagram Alir Pengolahan Data (forward dan reverse).


Pengolahan data dimulai dengan
Pengukuran yang dilakukan
menyiapkan data kemudian data diolah
dengan penembakan gelombang dari arah
dengan menggunakan Software Microsoft
Excel sehingga menghasilkan grafik T-X. offset dan bergerak maju, yang sering
Dari grafik tersebut dapat diketahui
disebut forward. Lalu pengukuran dari
titik refraktor. Selanjutnya menghitung
arah yang berlawanan dengan lintasan
data V1 forward, V1 reverse, Vavg, V’, Ic,
Cos Ic, dan Tan Ic. Setelah data yang sama disebut reverse.
Pengolahan data dimulai dengan Pada grafik terdapat empat garis,

menyiapkan data Metode GRM yang garis berwarna biru dengan persamaan y =

kemudian data diolah dengan 1.49x - 0,1167 menunjukan gelombang

menggunakan Software Microsoft Excel langsung forward yang direfraksikan pada

sehingga menghasilkan grafik T-X waktu ke 14.9 ms dengan persamaan y=

dimana sumbu vertikal dari grafik 0,7746 + 7,4737.

menunjukkan waktu (ms) dan sumbu Garis bewarna merah dengan

horizontal grafik menunjukkan offset (m). persamaan y = -1,332x + 139,21

Metode GRM yang digunakan menunjukan gelombang langsung pada

diambil pada titik refraksi pada offset ke 3 reverse dan mengalami refraksi. Refraksi

yaitu 10 m dengan waktu (forward) gelombang reverse dicirikan dengan garis

14,9 ms dan offset ke 18 yaitu 85 m bewarna ungu dengan persamaan y = -

dengan waktu (reverse) 26,1 ms. 0,7784x + 89,133 yang direfraksikan pada

Perhitungan dilakukan menggunakan waktu ke 26,1 m/s.

software Microsoft Excel, dari hasil


4.2. Grafik Analisa Kecepatan
perhitungan diperoleh kecepatan pertama

(Vavg) diperoleh hasil sebesar 751,158

m/s kemudian menghitung kecepatan

kedua (V’) diperoleh hasil sebesar

1254.180602 m/s, lalu menghitung nilai


Gambar 4.2. Grafik Analisa Kecepatan GRM
sudut Ic dan didapatkan hasil sebesar
Gambar diatas merupakan grafik
36.7928. Diperoleh juga Cos Ic yang digunakan untuk menganalisa
kecepatan dengan metode GRM, sumbu x
0,80081. Kemudian dari hasil
merupakan nilai offset dan sumbu y
perhitungan-perhitungan tersebut diolah
sebagai Tv.
dengan rumus yang telah ditentukan maka
Grafik dibuat dengan metode
digunakan untuk memperoleh kedalaman GRM dan dimulai pada saat waktu

lapisan (Z). penjalaran gelombang pengukuran


forward pada offset 10 m dengan travel Grafik ini dimulai pada saat waktu
time 14.9 ms. Titik ini merupakan titik penjalaran gelombang pengukuran
refraktor forward yaitu titik dimana forward pada offset 10 m . Titik ini
gelombang tersebut terbiaskan. Grafik merupakan titik refraktor forward, yaitu
analisa kecepatan ini berakhir pada offset titik dimana gelombang tersebut
85 m dengan travel time 26,1 ms. Titik ini terbiaskan pada pengukuran forward.
merupakan titik refraktor reverse.
Grafik analisa kedalaman ini
Grafik ini menunjukkan nilai relatif menurun drastis hingga pengukuran
kecepatan yang cenderung bertambah pada offset 65 m. Lalu kembali naik
sehingga grafik relatif lurus sampai ke sampai pada offset 85 m menunjukkan
kecepatan pada offset 85 m yaitu sebesar kedalaman sebesar 7,946 m di bawah
70,25 m/s. Pada grafik analisa kecepatan permukaan.
metode GRM memiliki nilai yang semakin 4.4. Profil Bawah Permukaan Metode
tinggi kecepatannya bersamaan dengan GRM
semakin jauh keberadaan offset.

4.3. Grafik Analisa Kedalaman GRM

Gambar 4.3. Grafik Kedalaman GRM


Gambar diatas merupakan grafik Gambar 4.4. Profil Bawah Permukaan
Metode GRM
analisa kedalaman berdasarkan Gambar 4.4. merupakan profil
pengolahan metode GRM. Grafik analisa bawah permukaan yang didapat dari
kedalaman ini dibuat dengan pengolahan data pada lapisan dengan
menggunakan nilai offset sebagai sumbu mencari data V1 dan V2 menggunakan
X dan nilai Vg sebagai sumbu Y. data XY Obs, rerata TG, Tv, dan offset
Kedalaman dari grafik tersebut berbeda- refraktor forward serta reverse. Pada
beda terlihat dari grafik yang naik dan profil terdapat juga source yang
turun. bersimbol percikan api dan terdapat
geophone yang ditunjukkan alat warna
oranye. Berdasarkan perhitungan
didapatkan v1 (Vavg) sebesar 751.1579 menunjukkan kecepatan yang berbeda-
m/s dan v2 ( V’) 1254.180602 m/s. beda. Pada peta penampang kecepatan
Setelah pengolahan data diketahui litologi kelompok 3 memiliki kecepatan yang
bawah permukaannya berupa berbeda-beda, dapat dilihat dari setiap
batulempung dan batupasir wet. warna yang terdapat pada peta penampang
Berdasarkan profil bawah di atas. Nilai pada peta penampang
permukaan di atas dapat diinterpretasikan kecepatan tertinggi bernilai 1300 m/s
lingkungan pengendapannya adalah di yang ditunjukkan warna merah
daerah transisi atau bisa didarat karena sedangkan nilai terendah sebesar 0 m/s
litologi yang ditemukannya. Selain itu yang ditunjukkan warna ungu kebiruan.
lapisan pasirnya mudah menyerap air dan Dari peta penampang tersebut
mudah bergerak terbawa air. Sehingga dapat dilihat bahwa pada lapisan kedua
daerah ini sangat berpotensi terjadi ditunjukkan warna biru – biru keungungan
longsor. Tak hanya itu pada profil bawah merupakan hiddenlayer. Dimana lapisan
permukaan ini blindzone diantara lapisan tersebut memiliki kecepatan lebih rendah
batulempung dan batupasir wet, hal ini dari lapisan diatasnya atau bahkan tidak
dapat diinterpretasikan bahwa pada diketahui kecepatannya.
lapisan tersebut terdapat paleosoil atau 4.6. Perbandingan Peta Kecepatan
terjadi ketidakselaran yang diakibatkan Metode GRM Semua Kelompok
gap waktu pengendapan.

4.5. Penampang Kecepatan Metode


GRM Kelompok 3

Gambar 4.5. Penampang Kecepatan Metode


GRM

Pada gambar di atas merupakan


peta penampang kecepatan yang
Gambar 4.6. Perbandingan Peta Kecepatan
menggambarkan kecepatan data GRM, Semua Kelompok
kelompok 3. Sumbu vertikal dari grafik
Dalam mengidentifikasi
menunjukkan kedalaman dan sumbu
pergerakan tanah daerah X perlu
horizontal grafik menunjukkan offset.
Perbedaan warna pada gambar
dilakukannya korelasi pada peta kecepatan
lapisan semua.
Gambar di atas merupakan peta
kecepatan dan kedalaman dari lintasan 1-
4. Peta kecepatan (V1) merupakan peta
yang menggambarkan kecepatan lapisan
data semua kelompok. Pada peta
kecepatan (V1) memiliki kecepatan yang
Gambar 4.7. Perbandingan Peta Kedalaman
berbeda-beda, dapat dilihat dari setiap
GRM
warna yang terdapat pada peta. Nilai pada
Peta kedalaman merupakan peta
peta kecepatan (V1) tertinggi bernilai
yang menggambarkan kedalaman lapisan.
780 m/s yang ditunjukkan warna merah
Pada peta kedalaman, tiap lapisan
sedangkan nilai terendah sebesar 630 m/s
memiliki kedalaman yang berbeda-beda,
yang ditunjukkan warna ungu.
dapat dilihat dari setiap warna yang
Peta kecepatan (V2) merupakan
terdapat pada peta. Nilai kedalaman
peta yang menggambarkan kecepatan
tertinggi yaitu dari kelompok 1 sebesar
lapisan dibawah hidenlayer. Kecepatan
10 meter dibawah permukaan. Nilai
(V2) memiliki kecepatan yang berbeda-
kedalaman terendah dari kelompok 3 yaitu
beda, dapat dilihat dari setiap warna
sebesar 3 meter dibawah permukaan.
yang terdapat pada peta. Nilai pada peta
Dari peta kedalaman tersebut
kecepatan (V) tertinggi bernilai 1660 m/s
dapat dilihat bahwa peta kedalaman
yang ditunjukkan warna merah
tersebut memiliki nilai kedalaman yang
sedangkan nilai terendah sebesar 1200
berbeda tiap lapisan sesuai asumsi dasar
m/s yang ditunjukkan warna ungu.
seismik ke-1 dan semakin bertambah
Nilai kecepatan tertinggi yaitu
kedalaman suatu lapisan maka kecepatan
dari kelompok 1 sebesar 1.660 m/s dan
semakin bertambah.
nilai kecepatan terendah dari kelompok 2
4.8. Kondisi Bawah Permukaan
sebesar 1.240 m/s. Dari peta penampang
dengan Metode GRM
tersebut dapat dilihat bahwa setiap lapisan
memiliki nilai kecepatan yang berbeda- Dari data profil bawah
beda sesuai asumsi dasar seismik ke-1 permukaan, peta V1, V2 dan
4.7. Perbandingan Peta Kedalaman Kedalaman, dapat diidentifikasi kondisi
Metode GRM Semua Kelompok bawah permukaan. Menurut tabel
litologi Jakosky (1940) pada lapisan
pertama berupa batupasir wet, lapisan
kedua atau dibawahnya terdapat terdapat lapisan yang
hidenlayer, dan dibawah hidenlayer ditunjukkan warna biru – biru
terdapat lapisan batulempung. Pada keungungan merupakan
daerah penelitian terdapat hidenlayer hidenlayer. Dimana lapisan
dimana lapisan tersebut tidak diketahui tersebut memiliki kecepatan
kecepatanya.Sehingga dapat diinterpretasi lebih rendah dari lapisan
sebagai lapisan lapuk. diatasnya atau bahkan tidak
diketahui kecepatannya.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
3. Pada peta kecepatan (V1)
5.1. Kesimpulan
memiliki kecepatan yang
1. Pada profil bawah permukaan
berbeda-beda, dapat dilihat
(Delay Time Metode GRM),
dari setiap warna yang
Menurut Jakosky (1940)
terdapat pada peta. Nilai
lapisan 1 dengan kecepatan
pada peta kecepatan (V1)
(Vavg) sebesar 751.1579
tertinggi bernilai kecepatan
m/s termasuk lapisan
(V1) tertinggi bernilai 780
batupasirwet dan lapisan 2
m/s yang ditunjukkan warna
ditemukan blindzone, lapisan
merah sedangkan nilai
dibawahnya mempunyai
terendah sebesar 630 m/s
kecepatan (V’) sebesar
yang ditunjukkan warna
1254.180602 m/s termasuk
ungu. Nilai kecepatan
lapisan batulempung.
tertinggi yaitu dari kelompok
2. Peta penampang kecepatan
1 sebesar 1.660 m/s dan
kelompok 3 memiliki
nilai kecepatan terendah dari
kecepatan yang berbeda-beda
kelompok 2 sebesar 1.240
yang dapat dilihat setiap
m/s. Nilai pada peta
warna yang terdapat pada
kecepatan (V) tertinggi
peta penampang di atas.
bernilai 1660 m/s yang
Nilai pada peta penampang
ditunjukkan warna merah
kecepatan tertinggi bernilai
sedangkan nilai terendah
1300 m/s yang ditunjukkan
sebesar 1200 m/s yang
warna merah sedangkan
ditunjukkan warna ungu.
nilai terendah sebesar 0 m/s
4. Pada peta kecepatan (V2)
yang ditunjukkan warna
memiliki kecepatan yang
ungu. Dari peta penampang
berbeda-beda, dapat dilihat
tersebut dapat dilihat bahwa
dari setiap warna yang seharusnya diberikan ilustrasi dalam
terdapat pada peta. Nilai pengambilan datanya seperti apa agar
pada peta kecepatan (V) dalam menganalisa data yang
tertinggi bernilai 1660 m/s
diberikan praktikan dapat
yang ditunjukkan warna
membahasnya lebih detail sesuai
merah sedangkan nilai
dengan arahan yang diberikan. Selain
terendah sebesar 1200 m/s
itu untuk pembuatan paper selanjutnya
yang ditunjukkan warna
dianjurkan untuk mengambil data
ungu. Nilai kecepatan
tertinggi yaitu dari kelompok kelerengan daerah X agar semakin valid.

1 sebesar 1660 m/s dan nilai


DAFTAR PUSTAKA
kecepatan terendah dari
Hutabarat, R.G. 2009. Integrasi
kelompok 2 sebesar 1240
Inversi Seismik dengan
m/s.
Atribut Amplitudo Seismik
5. Dari Peta Kedalaman tiap
Untuk Memetakan Distribusi
lapisan memiliki kedalaman
Reservoar Pada L1414apangan
yang berbeda- beda, dapat
Blackfoot. Jakarta: Universitas
dilihat dari setiap warna
Indonesia.
yang terdapat pada peta.
Nurdiyanto,. dkk, 2011. Penentuan
Nilai kedalaman tertinggi
Tingkat Kekerasan Batuan
yaitu dari kelompok 1
Menggunakan Metode Seismik
sebesar 10 meter dibawah
Refraksi. Jurnal Meteorologi dan
permukaan. Nilai
Geofisika. Vol 12(3).
kedalaman terendah dari
Santoso, D., 2002, Pengantar Teknik
kelompok 3 yaitu sebesar 3
Geofisika. Penerbit ITB:
meter dibawah permukaan.
Bandung
6. Pada profil bawah permukaan
Sismanto. 1999. Eksplorasi dengan
terdapat hidden layer yang
Menggunakan Seismik Refraksi.
mana dapat kita ketahui
Yogyakarta: Universitas Gadjah
bahwa lapisan tersebut tidak
Mada.
diketahui kecepatanya.
Wahyuningsih, Sri, Dkk. 2006.
Sehingga dapat diinterpretasi
Interpretasi Data Seismik Refraksi
sebagai lapisan lapuk
Menggunakan Metode Reciprocal
5.2. Saran
Hawkins Dan Software SRIM (Studi
Dalam pembuatan paper ini
Kasus Daerah Sioux Park, Rapid City,
South Dakota, USA). Jurnal Berkala
Fisika ISSN : 1410 - 9662 Vol.9, No.4,
Oktober 2006, Hal 177-184 177
Laboratorium Geofisika Jurusan Fisika
Universitas Diponegoro
Staff Asisten Seismik Refraksi. 2016.
Modul Praktikum Seismik Refraksi.
Yogyakarta: UPN “Veteran”
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai