Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM SEISMIK REFRAKSI

METODE HAGIWARA

Oleh :

CHATERINE OLIVIA CAHYANI


111.200.028
KELOMPOK 4

LABORATORIUM GEOFISIKA EKSPLORASI


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2022
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM GEOGISIKA EKSPOLRASI
METODE HAGIWARA

Laporan ini disusun sebagai syarat mengikuti acara Praktikum Seismik Refraksi
selanjutnya, tahun ajaran 2021/2022, Jurusan Teknik Geofisika, Fakultas Teknologi
Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Disusun oleh :

Chaterine Olivia Cahyani


111.200.028

Yogyakarta, 20 Februari 2022

Asisten Seismik Refraksi

LABORATORIUM GEOFISIKA EKSPLORASI


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2022
PRAKTIKUM SEISMIK REFRAKSI VISUALISASI
BAWAH PERMUKAAN DAERAH X DENGAN
METODE HAGIWARA
1
Chaterine Olivia Cahyani
1
Program Studi Teknik Geologi, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta
Jalan SWK 104 (Lingkar Utara) Condongcatur Yogyakarta
*Email : 1chaterineeolv@gmail.com

Abstrak
Pada bidang Teknik Geofisika, terdapat metode yang digunakan dalam
identifikasi struktur dan kondisi bawah permukaan. Salah satu metode tersebut adalah
seismik refraksi yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai litologi bawah
permukaan secara fisika dan dikaitkan dengan data geologi dari permukaan. Pada metode
ini terdapat berbagai pengolahan data, salah satunya adalah metode Hagiwara yang
merupakan turunan dari metode delay time.

Metode Delay Time digunakan pada bidang batas lapisan dangkal dengan kontras
kecepatan yang besar. Penelitian seismik refraksi dengan Metode Hagiwara
digunakan untuk menghitung kecepatan gelombang P pada lapisan pertama dan kedua,
serta ketebalan lapisan pertama. Selain itu, pada penelitian ini juga mengungkap adanya
bidang gelincir yang berpotensi menyebabkan terjadinya longsor.

Daerah X merupakan salah satu daerah rawan bencana, maka dari itu
dilakukanlah penelitian untuk mendapatkan visual lapisan bawah permukaan dengan
metode seismik refraksi dan pengolahan menggunakan metode Hagiwara. Berdasarkan
kalsifikasi Jakosky (1940) pada lapisan pertama diperoleh material pasir dengan
kecepatan (V1) 400.006 m/s dan lapisan kedua diperoleh material lempung dengan
kecepatan (V2) 1723.939 sebesar m/s.

Kata Kunci : Kecepatan, Litologi, Longsor, Metode Hagiwara, Struktur


Abstract
In the field of Geophysical Engineering, there are methods used in the identification
of subsurface structures and conditions. One such method is seismic refraction which
aims to provide an overview of subsurface lithology physically and is associated with
geological data from the surface. In this method there are various data processing, one of
which is the Hagiwara method which is a derivative of the delay time method.
The Delay Time method is used on shallow layer boundary fields with large speed
contrasts. Seismic research refraction with the Hagiwara Method is used to calculate the
speed of P waves in the first and second layers, as well as the thickness of the first layer.
In addition, in this study also revealed the existence of a field of derailment that has the
potential to cause landslides.
Area X is one of the disaster-prone areas, therefore research is conducted to get
visual subsurface layers with seismic methods of refraction and processing using
hagiwara methods. Based on Jakosky's calcification (1940) in the first layer obtained sand
material with a speed (V1) of 400,006 m / s and the second layer obtained clay material
with a speed (V2) of 1723,939 amounting to m / s.

Keywords : Hagiwara Method, Landslide, Lithology, Speed, Structure

1. PENDAHULUAN Salah satu metode pencegahan


bencana alam ini dapat menggunakan
Daerah X kerap mendapatkan
metode di bidang geofisika. Pada metode
dampak dari bencana alam. Hal ini
ini dapat digunakan untuk eksplorasi
diakibatkan dari pergerakan gaya endogen
sumber daya alam maupun identifikasi
maupun eksogen yang memicu bencana
mengenai struktur bawah permukaan.
alam. Berbagai macam bencana alam ini
Selain itu dengan adanya data visualisasi
dapat berupa pergerakan tanah yang
bawah permukaan pada Daerah X dapat
memicu terjadinya bencana alam maupun
digunakan sebagai acuan identifikasi
gempa bumi. Tak hanya dari alam sendiri,
struktur yang berkembang pada daerah ini
bencana ini juga dapat diakibatkan oleh
serta potensi terjadinya longsor yang
aktivitas manusia seperti penebangan
dilihat dari kondisi litologinya
pohon dan lainnya. Sehingga dari hal
tersebut kita dapat mencegah maupun Metode geofisika sendiri
meminimalisir kejadian bencana alam digunakan karena survey geologi bawah
tersebut. permukaan belum memberikan data yang
cukup mengenai kondisi geologi pada
daerah tersebut. Hal ini disebabkan Tujuan dari penelitian ini adalah
metode seismik mempunyai ketepatan menginterpretasikan data kecepatan dan
serta resolusi yang tinggi dalam kedalaman sehingga dapat diketahui
memodelkan struktur geologi di bawah kondisi bawah permukaannya.
permukaan bumi.
2. DASAR TEORI
Metode seismik adalah metode
geofisika yang memanfaatkan penjalaran 2.1 . Seismik Refraksi
gelombang untuk mendapatkan sumber
daya alam. Metode seismik terbagi Seismik refraksi merupakan salah

menjadi dua yaitu seismik refraksi dan satu metode seismik aktif yang bekerja

seismik refleksi. Metode seismik refraksi berdasarkan gelombang seismik yang

merupakan teknik umum yang dibiaskan atau direfraksikan mengikuti

digunakan dalam survei geofisika untuk lapisan-lapisan bumi di bawah permukaan.

menentukan kedalaman batuan dasar, Metode ini memanfaatkan waktu

litologi batuan dasar (bed rock), sesar, tempuh dari gelombang yang telah

dan kekerasan batuan. Pada prinsipnya, terbiaskan untuk menuju pada suatu

metode seismik refraksi memanfaatkan penerima gelombang. Metode ini hanya

perambatan gelombang seismik yang memanfaatkan gelombang lansung dan

merambat kedalam bumi. gelombang primer (P) refraksi yang

Penelitian dilakukan dengan menjalar pada bidang batas lapisan batuan

menggunakan metode seismik refraksi seperti pada gambar berikut

yang selanjutnya dalam pengolahan


menggunakan metode Hagiwara sehingga
didapat grafik kecepatan, kedalaman,
penampang kecepatan, profil bawah
permukaan, peta kecepatan lapisan 1 dan 2
semua lintasan.
Gambar 2.1. Gelombang datang pada sudut
Metode Hagiwara merupakan kritis dan gelombang pantul.
salah satu turunan dari metode Delay
Metode seismik refraksi melakukan
Time. Metode Hagiwara adalah
pengukuran waktu tempuh gelombang P
pengembangan dari metode delay time
(pada setiap titik sepanjang bidang batas
untuk struktur dua lapis. Metode ini
lapisan) yang dihasilkan dari sumber
mampu menggambarkan kedalaman
energi implusif.
lapisan pertama di bawah sumber dan di
bawah geophone.
2.2 Hukum Dasar Seismik sama dengan sudut kritisnya. Gelombang
akan dipantulkan jika sudut datangnya
1. Asas Fermat
Lintasan yang dilalui oleh cahaya lebih besar dari sudut kritisnya.

untuk merambat dari satu titik ke titik lain


adalah sedemikian rupa sehingga waktu
Hukum Snellius menjelaskan
perjalanan itu tidak berubah sehubungan
persamaan antara hubungan antara sinus
dengan variasi-variasi dalam lintasan
sudut bias terhadap kecepatan gelombang
tersebut (Tipler 2001).
dalam medium yang dituliskan dalam
Jika gelombang melewati sebuah
medium yang memiliki variasi kecepatan persamaan 𝑝=𝑣1𝑠𝑖𝑛𝜃1=𝑣2 𝑠𝑖𝑛𝜃2.

gelombang seismik maka gelombang 2.3 Asumsi – Asumsi Dasar Seismik


tersebut akan cenderung melalui zona-
zona berkecepatan tinggi (digambarkan Metode seismik refraksi
oleh raypath) dan menghindari zona-zona memanfaatkan waktu tempuh dari
berkecepatan rendah. gelombang yang telah terbiaskan untuk
2. Prinsip Huygens menuju pada suatu penerima gelombang.
Menurut Sulistyawati, 2004 dama Terdapat asumsi - asumsi yang digunakan
Endah S, 2014, Prinsip Huygen dalam dalam metode seismik refraksi ini yaitu
metode seismik refraksi menyatakan menurut Sismanto (1999) antara lain :
bahwa titik – titik yang dilewati 1. Bumi dianggap sebagai benda
gelombang akan menjadi gelombang berlapis yang pada tiap lapisannya dapat
baru. merambatkan gelombang seismik dengan
Muka gelombang (wavefront) kecepatan yang berbeda.
yang menjalar menjauhi sumber 2. Kecepatan gelombang bertambah
merupakan superposisi dari beberapa seiring bertambahnya kedalaman.
muka gelombang yang dihasilkan oleh 3. Panjang gelombang seismik harus
sumber gelombang baru tersebut. tidak lebih dari seperempat tebal tebal
3. Hukum Snellius lapisan.
Gelombang akan dipantulkan atau
4. Perambatan gelombang seismik
dibiaskan pada bidang batas antara dua
diasumsikan sebagai sinar dan mematuhi
medium (Susilawati 2004). Hal ini
hukum-hukum pembiasan cahaya.
menyatakan bahwa gelombang yang jatuh
5. Pada bidang batas lapisan,
diatas bidang batas dua medium yang
gelombang merambat dengan kecepatan
mempunyai perbedaan densitas, maka
lapisan dibawahnya.
gelombang tersebut akan dibiaskan jika
sudut datang gelombang lebih kecil atau
2.4 Metode Delay Time Waktu total penjalaran gelombang
dari source ke geophone yaitu
Delay time (waktu tunda) ialah
waktu penjalaran gelombang dari AB pada
V1 ke BC pada V2 (waktu tunda pada
source) atau dari DE pada V1 ke DF pada
V2 (waktu tunda pada geophone).
Metode Delay Time dapat
digunakan pada bidang batas lapisan
dangkal dengan kontras kecepatan yang
2.3. Metode Hagiwara
besar (untuk mencari ketebalan lapisan
lapuk). Metode ini merupakan metode
Waktu tunda dapat digunakan apabila waktu tunda (delay time) yang
terdapat perbedaan waktu yang berdasarkan asumsi bahwa undulasi
diperlukan untuk perambatan pulsa bawah permukaan tidak terlalu besar.
gelombang ke arah atas (up-ward) atau Kelebihan dari metode Hagiwara adalah
ke arah bawah (down-ward) yang dapat menggambarkan undulasi yang
melalui lapisan atas terhadap waktu yang lebih baik dari metode seismik refraksi
digunakan untuk merambat di permukaan lainnya. Penggambaran kondisi bawah
lapisan kedua (pembias) sepanjang permukaan dapat lebih detail jika
proyeksi lintasan normal tersebut pada dihitung dengan metode Hagiwara.
bidang batas. Berbeda dengan metode intercept
time yang menganggap lapisan dibawah
permuaan adalah flat (bidang). Selain
itu, perhitungan dengan metode
Hagiwara dikembangkan untuk struktur
Gambar 2.2. Ilustrasi penjalaran gelombang
metode delay time pada double shot. bawah permukaan yang terdiri dari dua
lapisan. Bidang batas lapisan yang akan
Terdapat beberapa persamaan dalam
diperlihatkan oleh hasil perhitungan
metode delay time ini yaitu
merupakan rata-rata kedalaman yang
memiliki kerapatan yang berbeda. Bila
kerapatan berbeda maka kecepatan
Kemudian didapat untuk mencari
gelombang seismiknya juga akan
kedalaman dibawah source (hs) dan
berbeda, sehingga arah penjalaran
geophone (hg), yaitu
gelombang seismik akan mengalami
pembiasan(refraksi).
Asumsi yang digunakan adalah
undulasi bawah permukaan tidak terlalu
Kedalaman (h) di bawah source
besar atau sudut kemiringan mendekati
dapat dicari dengan (7) :
nol (< 20o).

3. METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Gambar 2.3. Ilustrasi Lintasan gelombang Data kelompok 4 diambil pada
refraksi untuk struktur dua lapis
hari Minggu, 13 Maret 2021 pada pukul

Lintasan gelombang refraksi dari : 08.00 – 10.00 WIB pada daerah X. pada
lokasi ini diambil data berupa titik Offset
• A ke P = A-A’’-P’’-P (m) serta waktu Forward (ms) dan waktu
• B ke P = B-B’’-P’’’-P Reverse (ms).
Sedangkan waktu penjalaran
gelombang dari : B. Peralatan dan Perlengkapan
• A ke P dinotasikan dengan TAP 1. PASI Seismik : 1 unit
2. OYO Mcsis : 1 unit
• B ke P dinotasikan dengan TBP
3. Geophone : 6 unit
• A ke B dinotasikan dengan TAB 4. Global Positioning System
TAP, TBP, dan TAB dapat (GPS) Garmin : 1 unit
5. Battery : 6 unit
dirumuskan dengan : 6. Peta Geologi : 1 unit
7. Buku Lapangan : seperlunya
8. Alat tulis : seperlunya

C. Diagram Alir
dari ketiga persamaan di atas,
dapat diperoleh hubungan:

Nilai V1 diperoleh dari TAP dan


TBP, sedangkan V2 diperoleh dari waktu
koreksi TAP dan TBP yaitu T’AP dan
T’BP, yang dirumuskan dengan (5) :

Kedalaman (h) di bawah


geophone dapat dicari dengan (6): Gambar 3.1. Diagram Alir Pengolahan Data
Pengolahan data dimulai dengan Grafik T-X ini dibuat untuk
menyiapkan data kemudian data diolah mempermudah dalam menentukan titik
dengan menggunakan Software Microsoft refraktor gelombang sehingga
Excel sehingga menghasilkan grafik T-X. memudahkan perhitungan selanjutnya.
Dari grafik tersebut dapat diketahui Grafik ini dibuat dengan menggunakan
titik refraktor. Titik refraktor ini dapat Software Microsoft Excel dengan data
diketahui dengan menentukan titik yang Offset dan Time. Sehingga menghasilkan
mengalami kenaikan time secara grafik T-X dimana sumbu vertikal atau
signifikan. Selanjutnya menghitung data sumbu y dari grafik menunjukkan waktu
untuk mendapatkan grafik analisa (ms) dan sumbu horizontal atau sumbu x
kecepatan, dan grafik analisa kedalaman. grafik menunjukkan offset (m).
Gambar diatas menunjukkan
Setelah data tersebut didapatkan
kurva berbentuk menyilang karena
lalu membuat penampang kecepatan
penembakan gelombang oleh sumber
kelompok, penampang perbandingan
dilakukan dari dua arah yang berlawanan
kecepatan, daan peta kedalaman
(forward dan reverse).
menggunakan aplikasi surfer. Setelah itu
Pengukuran yang dilakukan
membuat profil bawah permukaan
dengan penembakan gelombang dari arah
dengan menggunakan Software Corel
offset dan bergerak maju, yang sering
Draw. Litologi diidentifikasi dari data
disebut forward. Lalu pengukuran dari
kecepatan yang didapatkan dari hasil
arah yang berlawanan dengan lintasan
perhitungan yang disesuaikan dengan
yang sama disebut reverse.
table litologi menurut Jakosky (1940)..
Metode HAGIWARA yang
Kemudian dilakukan analisis dan
digunakan diambil pada titik refraksi pada
pembahasan sesuai dengan data-data yang
offset ke 3 yaitu 10 m dengan waktu
dihasilkan dan kemudian ditarik
(forward) 24,9 ms dan offset ke 19
kesimpulan.
yaitu 90 m dengan waktu (reverse) 25,1
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
ms. Perhitungan dilakukan menggunakan
4.1. Grafik T-X
software Microsoft Excel, dari hasil
perhitungan diperoleh data TAB 77.215
m/s kemudian menghitung Delta TG -
diperoleh hasil -0.2925 m/s, lalu
menghitung nilai V1 Forward dan
Gambar 4.1. Grafik T-X
didapatkan hasil sebesar 401.606426 .
Diperoleh juga V1 Reverse 398.4063745.
Selain itu dapat menghitung nilai V1 forward ditandai kurva berwarna biru
Rerata 400.0064, V2 Rerata 1723.939, V2 dimulai dari offset 10 m dengan waktu
Forward 1701.32325, V2 Reverse awal 16 ms sampai dengan offset 105
1746.555 Kemudian dari hasil dengan waktu 82 ms yang menghasilkan
perhitungan-perhitungan tersebut diolah persamaan gelombang y = 0,6185x +
dengan rumus yang telah ditentukan maka 8,797.
digunakan untuk memperoleh kedalaman Penembakan gelombang reverse
lapisan (H). ditandai kurva berwarna merah dimulai
dari offset 95m dengan waktu awal 16 ms
Pada grafik terdapat empat garis,
sampai dengan offset 0 dengan waktu 81
garis berwarna biru dengan persamaan y =
ms yang menghasilkan persamaan
y = 2.49x - 0.65 R² = 0.9919 menunjukan
gelombang y = -0,6146x + 73,881
gelombang langsung forward yang
direfraksikan pada waktu ke 24.9 ms 4.3. Grafik Analisa Kedalaman
dengan persamaan y = 0.5664x + 20.152
R² = 0.9962.

Garis bewarna merah dengan


persamaan y = -2.51x + 251.28
R² = 0.9985 menunjukan gelombang
langsung pada reverse dan mengalami
Gambar 4.3. Grafik Analisa
refraksi. Refraksi gelombang reverse Kedalaman
dicirikan dengan garis bewarna ungu
dengan persamaan y = -0.577x + 77.577 Grafik diatas merupakan analisa

R² = 0.9938 yang direfraksikan pada kedalaman yang dihasilkan dari data

waktu ke 25,1 m/s. yang dijadikan dalam bentuk Grafik


kedalaman. Kedalaman dimulai pada
4.2. Grafik Analisa Kecepatan
titik offset 0 m dan dengan dengan
kedalaman 3,2939 m lalu kedalaman
mengalami fluktuasi dan berakhir
pada titik offset 100 m dengan
kedalaman 3,4975 m. Kedalaman dari
grafik tersebut berbeda – beda terlihat

Gambar 4.2. Grafik Analisa Kecepatan dari data grafik yang naik turun.
Gambar diatas merupakan grafik
analisa kecepatan menggunakan metode
Hagiwara. Penembakan awal gelombang
4.4. Visualisasi Bawah Permukaan permukaan dan penampang kecepatan di
Kelompok 4 atas dapat diinterpretasikan lingkungan
pengendapannya adalah di darat. Dapat
terlihat banyak dan kompleksnya undulasi
pada batas antar lapisan, maka dari itu
dapat dikatakan telah banyak tenaga
endogen atau eksogen yang bekerja pada
lapisan lintasan ini.
Lapisan ini cenderung tidak stabil
sehingga berpotensi terjadi longsor. Selain
itu dari litologi lapisannya dapat diketahui
Gambar 4.4. Profil Bawah Permukaan
adanya bidang gelincir dimana pada
Profil bawah permukaan lapisan pertama berupa material pasir
merupakan hasil grafik dari kedalaman dengan porositas yang tinggi sehingga jika
(H) pada tiap offset. Kedalaman ini terjadi hujan intensitas tinggi maka
didapat dari pengolahan data lapisan tersebut berpotensi rawan longsor.
menggunakan V1 rerata, Cos ic, intercept Sedangkan pada lapisan kedua berupa
time forward dan reverse, waktu material lempung yang lebih kohesif
terkoreksi, dan rerata travel time terbesar daripada material pasir. Selain itu,
di forward dan reverse. Berdasarkan didukung oleh adanya undulasi yang
perhitungan didapatkan V1 rerata sebesar dapat diketahui bahwa kemiringannya
400.006 m/s dan v2 rerata 1723.939 m/s cukup signifikan. Sehingga dari data
yang menurut klasifikasi Jakosky tersebut lapisan kedua merupakan bidang
termasuk dalam lapisan clay dan gelincir.
sandstone. 4.5. Penampang Kecepatan Kelompok
Profil bawah permukaan sesuai 4
dengan penampang kecepatan yang
menunjukkan lapisan paling bawah
kecepatannya berkisar 1600-1700 m/s dan
pada lapisan paling dekat permukaan ada
di kecepatan 400-700 m/s. Dimana pada
profil ini terdapat lapisan-lapisan dengan
litologi clay dan sandstone menurut
klasifikasi Jakosky. Gambar 4.5. Penampang Kecepatan

Berdasarkan profil bawah


Pada gambar di atas merupakan
peta penampang kecepatan yang
menggambarkan kecepatan data kelompok
4. Sumbu vertikal dari grafik
menunjukkan kedalaman dan sumbu
horizontal grafik menunjukkan offset.
Perbedaan warna pada gambar
menunjukkan kecepatan yang berbeda-
beda.
Pada peta penampang kecepatan
kelompok 4 memiliki kecepatan yang
berbeda-beda, dapat dilihat dari setiap
Gambar 4.6. Perbandingan Peta Kecepatan
warna yang terdapat pada peta penampang Hagiwara Semua Kelompok
di atas. Nilai pada peta penampang
Peta kecepatan V1 metode
kecepatan tertinggi bernilai 1700 m/s
Hagiwara memilki nilai kecepatan dengan
yang ditunjukkan warna merah sedangkan
rentang antara 400 sampai 620 m/s. Pada
nilai terendah sebesar 400 m/s yang
peta kecepatan V1 dapat terlihat adanya 3
ditunjukkan warna biru. Dari peta
rentang kecepatan yang berbeda dari
penampang tersebut dapat dilihat bahwa
keempat lintaasan, dimana lintasan ke-4
setiap lapisan memiliki nilai kecepatan
berbeda sendiri untuk nilai V1-nya.
yang berbeda-beda sesuai asumsi dasar.
Lintasan 1 dan 3 V1 dengan
seismik ke-1.
warna orange – merah berkisar pada 600-
Penampang kecepatan yang
620 m/s, selanjutnya lintasan 2
menunjukkan lapisan paling bawah
menunjukkan warna kuning dengan
kecepatannya berkisar 1600-1700 m/s dan
kecepatan 530-540 m/s, lapisan pertama
pada lapisan paling dekat permukaan ada
atau lintasan 4 yang berbeda sendiri dari
di kecepatan 400-500 m/s.
lintasan lain menunjukkan warna biru
Dari penampang kecepatan dapat keunguan yaitu kecepatan 400-450 m/s.
diketahui bahwa terlihat banyak dan Peta V2 semua lintasan
kompleksnya undulasi pada batas antar menunjukkan angka kecepatan yang lebih
lapisan, maka dari itu dapat dikatakan tinggi dibanding V1 yaitu pada rentang
telah banyak tenaga endogen atau eksogen 1400-1740 m/s. Pada lintasan 1 dan 3
yang bekerja pada lapisan lintasan ini. kecepatan gelombang yang merambat
pada lapisan adalah 1400-1440 m/s. Lalu
4.6. Perbandingan Peta Kecepatan
pada lintasan 2 kecepatannya adalah 1560
Metode Hagiwara Semua Kelompok
– 1580. Sedangkan pada lapisan 4 berbeda seismik ke-1 dan semakin bertambah
dari yang ada pada lintasan 1,2, dan 3 kedalaman suatu lapisan maka kecepatan
yaitu pada rentang 1700-1740 m/s. Dari semakin bertambah.
peta penampang tersebut dapat dilihat Peta kedalaman semua lintasan
bahwa setiap lapisan memiliki nilai menunjukkan rentang kedalaman 0,5 - 8 m
kecepatan yang berbeda- beda sesuai di bawah permukaan. Ditunjukkan juga
asumsi dasar seismik ke-1 dan sesuai pada peta kedalaman yang ada tidak
asumsi dasar ke 5 bahwa semakin beraturan, hal ini diakibatkan undulasi dari
bertambah kedalam suatu lapisan maka lapisan terdeteksi yang sangat kompleks.
kecepatan gelombang semakin bertambah. Pada offset awal-awal (0-20 m)
4.7. Perbandingan Peta Kedalaman masih menunjukkan kedalaman yang
Metode Hagiwara Semua Kelompok relatif sama yaitu 0,5 - 4 m di bawah
permukaan, setelah itu baru didapatkan
variasi kedalaman lapisan.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan klasifikasi Jakosky
(1940) dengan kecepatan V1 (V1)
400.006 m/s dan lapisan kedua
Gambar 4.5. Perbandingan Peta Kedalaman
diperoleh material lempung
Hagiwara
dengan kecepatan (V2) 1723.939
Peta kedalaman merupakan peta
sebesar m/s. Lintasan 4 terdiri dari
yang menggambarkan kedalaman lapisan.
lapisan sandstone dan di
Pada peta kedalaman, tiap lapisan
bawahnya adalah lapisan clay
memiliki kedalaman yang berbeda-beda,
dilihat dari kecepatannya
dapat dilihat dari setiap warna yang
2. Peta kecepatan V1 dan V2
terdapat pada peta. Nilai kedalaman
memiliki kecepatan yang
tertinggi yaitu dari kelompok 1 sebesar
bervariasi di setiap lintasannya,
8 meter dibawah permukaan. Nilai
hal ini sesuai dengan asumsi dasar
kedalaman terendah dari kelompok 3 yaitu
seismik ke-1 dan asumsi dasar ke
sebesar 0.5 meter dibawah permukaan.
5 bahwa semakin bertambah
Dari peta kedalaman tersebut
kedalam suatu lapisan maka
dapat dilihat bahwa peta kedalaman
kecepatan gelombang semakin
tersebut memiliki nilai kedalaman yang
bertambah.
berbeda tiap lapisan sesuai asumsi dasar
3. Peta kedalaman semua lintasan Nurdiyanto,. dkk, 2011. Penentuan
menunjukan variasi dalam Tingkat Kekerasan Batuan
kedalamannya yang sesuai asumsi Menggunakan Metode Seismik
dasar seismik ke-1 dan semakin Refraksi. Jurnal Meteorologi dan
bertambah kedalaman suatu Geofisika. Vol 12(3).
lapisan maka kecepatan semakin Santoso, D., 2002, Pengantar Teknik
bertambah. Geofisika. Penerbit ITB:
4. Berdasarkan litologi dari Bandung
penyusunnya dapat diketahui Sismanto. 1999. Eksplorasi dengan
bahwa lapisan ini diendapkan di Menggunakan Seismik Refraksi.
darat. Yogyakarta: Universitas Gadjah
5. Undulasi yang kompleks pada Mada.
semua lintasan menunjukkan Wahyuningsih, Sri, Dkk. 2006.
daerah yang kurang maksimal Interpretasi Data Seismik Refraksi
untuk membangun suatu Menggunakan Metode Reciprocal
infrastruktur dikarenakan daerah Hawkins Dan Software SRIM (Studi
ini rawan longsor yang ditandai Kasus Daerah Sioux Park, Rapid City,
dengan bidang gelincir dari South Dakota, USA). Jurnal Berkala
litologi clay dan sandstone. Fisika ISSN : 1410 - 9662 Vol.9, No.4,
5.2. Saran Oktober 2006, Hal 177-184 177
1. Informasi struktur geologi dan Laboratorium Geofisika Jurusan Fisika
data kelerengan mampu membuat Universitas Diponegoro
hasil penelitian lebih valid Staff Asisten Seismik Refraksi. 2016.
sehingga bisa didapat peta Modul Praktikum Seismik Refraksi.
persebaran daerah rawan longsor, Yogyakarta: UPN “Veteran”
dsb. Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Hutabarat, R.G. 2009. Integrasi
Inversi Seismik dengan
Atribut Amplitudo Seismik
Untuk Memetakan Distribusi
Reservoar Pada L1414apangan
Blackfoot. Jakarta: Universitas
Indonesia.
LAMPIRAN
KELOMPOK 4

Offset Time(ms) DELTA T'AP (ms) T'BP(ms) H (m)


(m) Forward Reverse TG (ms)
(ms) (ms)
0 0 76.63 -0.2925 0.2925 76.9225 -
3.29391
5 10.5 74.04 3.6625 6.8375 70.3775 -
1.50613
10 24.9 70.55 9.1175 15.7825 61.4325 -
3.74938
15 28.2 66.9 8.9425 19.2575 57.9575 -
3.67742
20 31.5 65.83 10.0575 21.4425 55.7725 -
4.13594
25 35.5 64.2 11.2425 24.2575 52.9575 -
4.62325
30 39.34 60.68 11.4025 27.9375 49.2775 -
4.68904
35 40.2 58.8 10.8925 29.3075 47.9075 -
4.47932
40 43 57.5 11.6425 31.3575 45.8575 -
4.78774
45 44.8 52.82 10.2025 34.5975 42.6175 -
4.19557
50 47.6 50 10.1925 37.4075 39.8075 -
4.19146
55 50.5 46.6 9.9425 40.5575 36.6575 -
4.08865
60 54.68 42.8 10.1325 44.5475 32.6675 -
4.16678
65 57.9 38.9 9.7925 48.1075 29.1075 -
4.02696
70 59 37.14 9.4625 49.5375 27.6775 -
3.89126
75 61.6 35.14 9.7625 51.8375 25.3775 -
4.01463
80 63.8 29.82 8.2025 55.5975 21.6175 -
3.37311
85 67.9 27.2 8.9425 58.9575 18.2575 -
3.67742
90 72 25.1 9.9425 62.0575 15.1575 -
4.08865
95 74.6 13.4 5.3925 69.2075 8.0075 -
2.21755
100 77.8 0 0.2925 77.5075 -0.2925 -
3.49751
TAB V1 Forward V1 Reverse V1 V2 Forward V2
Rerata Reverse
77.215 401.606426 398.4063745 400.0064 1701.32325 1746.555
V2 V1/V2 IC COS IC Tia Tib
Rerata
1723.939 0.23203 13.41664 0.972709 8.0099 8.505

KELOMPOK 2
Offset Time(ms) DELTA TG T'AP (ms) T'BP(ms) H (m)
(m) Forward Reverse (ms)
(ms) (ms)
0 0 77.42 -0.345 0.345 77.765 -
3.337430969
5 8 74.3 2.095 5.905 72.205 -
1.172294801
10 19.7 71.2 6.395 13.305 64.805 -
3.578436874
15 23.4 68.9 7.095 16.305 61.805 -3.97013442
20 28.6 67.3 8.895 19.705 58.405 -
4.977356683
25 32.24 64.7 9.415 22.825 55.285 -
5.268332004
30 35.3 60.22 8.705 26.595 51.515 -
4.871038778
35 36.6 57.3 7.895 28.705 49.405 -4.41778876
40 42.34 54.1 9.165 33.175 44.935 -
5.128440023
45 48 48.8 9.345 38.655 39.455 -
5.229162249
50 51.6 48.2 10.845 40.755 37.355 -
6.068514135
55 53.7 46.2 10.895 42.805 35.305 -
6.096492531
60 56.3 42.7 10.445 45.855 32.255 -
5.844686966
65 58.4 41.1 10.695 47.705 30.405 -
5.984578947
70 61.9 38.7 11.245 50.655 27.455 -
6.292341305
75 65.86 35.2 11.475 54.385 23.725 -
6.421041927
80 68.4 31.4 10.845 57.555 20.555 -
6.068514135
85 68.7 27.3 8.945 59.755 18.355 -5.00533508
90 72.7 16.5 5.545 67.155 10.955 -
3.102804138
95 76.34 11 4.615 71.725 6.385 -
2.582405969
100 78.8 0 0.345 78.455 -0.345 -
3.432949213

TAB V1 Forward v1 reverse v1 rerata V2 FORWARD V2 REVERSE V2 RERATA


78.11 507.614213 549.4505495 528.5323813 1522.84264 1695.929769 1609.386204
V1/V2 IC COS IC Tia Tib
0.3284062 19.17206585 0.94453659 5.9643 6.135

KELOMPOK 3
Offset Time(ms) DELTA TG T'AP T'BP(ms) H (m)
(m) Forward Reverse (ms) (ms)
(ms) (ms)
0 0 88.2 -1.425 1.425 89.625 -
4.35386
5 8.4 84.2 0.775 7.625 83.425 -
0.53431
10 15.3 80.4 2.325 12.975 78.075 -
1.60294
15 24 77.9 5.425 18.575 72.475 -
3.74019
20 32.1 71.1 6.075 26.025 65.025 -
4.18833
25 38.5 67.2 7.325 31.175 59.875 -
5.05012
30 41.1 65.3 7.675 33.425 57.625 -
5.29143
35 45.2 63.1 8.625 36.575 54.475 -
5.94639
40 47.9 60.1 8.475 39.425 51.625 -
5.84298
45 51.1 57.9 8.975 42.125 48.925 -
6.18769
50 54 55.3 9.125 44.875 46.175 -
6.29111
55 57.2 50.6 8.375 48.825 42.225 -
5.77403
60 61.1 45.2 7.625 53.475 37.575 -
5.25695
65 64.6 41.9 7.725 56.875 34.175 -5.3259
70 71.1 39.3 9.675 61.425 29.625 -6.6703
75 75.2 36.1 10.125 65.075 25.975 -
6.98055
80 79.4 33.9 11.125 68.275 22.775 -
7.66998
85 83.9 23.6 8.225 75.675 15.375 -
5.67062
90 89.4 15.9 7.125 82.275 8.775 -
4.91224
95 92.2 7 4.075 88.125 2.925 -
2.80945
100 93.9 0 1.425 92.475 -1.425 -
3.83189

V2 V2
TAB V1 Forward v1 reverse v1 rerata
FORWARD REVERSE
91.05 649.3506494 589.970501 619.6605754 1353.79 1473.297
V2
RERATA V1/V2 IC COS IC Tia Tib
1413.544 0.438374 26.00017 0.898793 6.3151 5.558

KELOMPOK 1

Time(ms)
Offset
Forward Reverse DELTA TG (ms) T'AP (ms) T'BP(ms) H (m)
(m)
(ms) (ms)
-
0 0 91.4 -0.9 0.9 92.3
3.767694453
-
5 9.6 85.1 0.75 8.85 84.35
0.490593732
-
10 16.6 83.5 3.45 13.15 80.05
2.256731169
-
15 25.2 81.1 6.55 18.65 74.55
4.284518597
-
20 32.7 74.5 7 25.7 67.5
4.578874836
-
25 39.7 70.1 8.3 31.4 61.8
5.429237306
-
30 42.3 68.5 8.8 33.5 59.7
5.756299794
-
35 46.4 66.4 9.8 36.6 56.6
6.410424771
-
40 48.9 63.7 9.7 39.2 54
6.345012273
-
45 52.1 61 9.95 42.15 51.05
6.508543517
50 55 58.7 10.25 44.75 48.45 -6.70478101
-
55 58.4 53.3 9.25 49.15 44.05
6.050656033
-
60 62.2 48.4 8.7 53.5 39.7
5.690887296
65 66.3 44.9 9 57.3 35.9 -
5.887124789
-
70 72.2 42.6 10.8 61.4 31.8
7.064549747
-
75 76.6 38.2 10.8 65.8 27.4
7.064549747
-
80 80.7 36 11.75 68.95 24.25
7.685968475
-
85 85 25.7 8.75 76.25 16.95
5.723593545
-
90 90.5 18 7.65 82.85 10.35
5.004056071
95 93.4 9.2 4.7 88.7 4.5 -3.07438739
-
100 95 0 0.9 94.1 -0.9
4.781653579

V2
TAB V1 Forward v1 reverse v1 rerata V2 REVERSE
FORWARD
93.2 629.722922 555.5555556 592.6392387 1356.238698 1444.043321

V2 RERATA V1/V2 IC COS IC Tia Tib


1400.14101 0.423271 25.04128 0.906003 5.7599 7.31
LEMBAR KONSULTASI

Nama : Chaterine Olivia Cahyani


Konsultasi : Sisca Wulandari

Data
Paper
Materi :

Asisten Laboratorium

( Sisca Wulandari )

Laboratorium Seismik Refraksi 2022


LEMBAR PENILAIAN PAPER HAGIWARA

FORMAT
Aspek Penilaian Nilai Maks. Nilai Tercapai
FONT 1
SPASI 1
MARGIN 1
DAFTAR PUSTAKA 1
LAMPIRAN 2
JUMLAH 6
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG 3
MAKSUD DAN TUJUAN 2
JUMLAH 5
DASAR TEORI
SEISMIK REFRAKSI 2
HUKUM & ASUMSI DASAR 2
METODE TX 1
METODE ITM 2
JUMLAH 7
METODOLOGI PENELITIAN
DIAGRAM ALIR PENELITIAN 2
PEMBAHASAN DIAGRAM ALIR 3
JUMLAH 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
GRAFIK & PROFIL SATU LAPIS 15
GRAFIK & PROFIL BANYAK LAPIS 15
GRAFIK & PROFIL LAPISAN MIRING 15
JUMLAH 45
PENUTUP
KESIMPULAN 5
SARAN 2
JUMLAH 7
KONSULTASI 15
ACC 10
TOTAL KESELURUHAN 100

Laboratorium Seismik Refraksi 2022

Anda mungkin juga menyukai