Anda di halaman 1dari 4

PEPERANGAN DENGAN ADONI-BEZEK - Hakim-Hakim 1:1-7

(Pnt. Mariano N.)

I
 Kisah ini adalah kisah awal dari kitab Hakim-Hakim

 Masa Hakim-Hakim adalah masa transisi antara peperangan merebut tanah Kanaan (Yosua) dengan
pemerintahan Raja (1 & 2 Samuel)

 Maksud hati Tuhan tidak berada di masa Hakim-Hakim, tetapi ada pada Raja di Kitab Samuel

 Kisah kitab Hakim-Hakim adalah suatu kisah roda perputaran, yaitu :

1. Bangsa Israel melakukan yang jahat di mata Tuhan

2. Tuhan menyerahkan mereka ke tangan bangsa asing

3. Bangsa Israel berseru-seru kepada Tuhan mohon dilepaskan

4. Tuhan membangkitkan seorang yang memimpin Israel (hakim) terlepas dari penindasan

5. Bangsa Israel dipulihkan

6. Bangsa Israel kembali melakukan yang jahat di mata Tuhan

7. Tuhan kembali menyerahkan mereka ke tangan bangsa asing

 Demikian roda itu berputar-putar terus sampai akhirnya di kitab Samuel roda itu berhenti, karena telah
muncul seorang Raja di kitab 1 & 2 Samuel (Raja Daud)

 Berkali-kali muncul pemulihan, tetapi selalu muncul kembali kejatuhan, itulah kisah kitab Hakim-
Hakim

 Bisa dikatakan bahwa keinginan hati Allah tidak berada di kitab Hakim-Hakim, tetapi di kitab Samuel

 Allah menghendaki Raja yang memerintah dan bukan hanya hakim yang memulihkan

 Perkara ini melambangkan kekristenan akhir jaman. Pemulihan gereja berkali-kali dilakukan (biasanya
dalam bentuk KKR), tetapi seringkali KKR terus diadakan dan yang dipulihkanpun orang-orang yang sama
juga. Terjadi kebangunan rohani di mana-mana, tetapi akhirnya kebangunan itu ada surutnya dan kembali
harus ada kebangunan lagi. Inilah masa Hakim-Hakim. Ini bukanlah rencana dan kehendak hati Tuhan yang
sebenarnya.

 Kehendak Tuhan dalam pelayanan di akhir zaman adalah gereja mempersiapkan jalan bagi datangnya
sang Raja, yaitu Yesus Kristus. Pelayanan Gereja haruslah pelayanan yang mendatangkan Raja, karena
inilah hati Tuhan. Inilah pelayanan Gereja di akhir zaman.

II
 Di awal kitab Hakim-Hakim, kita dapat melihat mengapa orang Israel masuk terperosok ke dalam roda
perputaran masa Hakim-Hakim, yaitu di Hak 2:10 – 3:6.

 Bisa dikatakan sebenarnya Kisah di Hakim-Hakim dimulai dari pasal dua.

 Mengapa kisah Hakim-Hakim dimulai dari pasal dua dan bukannya pasal satu? Karena pasal satu tidak
berkaitan dengan roda perputaran di Hakim-Hakim. Sebenarnya pasal satu di Hakim-Hakim harus langsung
berlanjut ke kitab Samuel yang mendatangkan Raja, tetapi karena ada kisah dosa orang Israel di pasal dua,
maka muncullah kisah Hakim-Hakim.

 Pasal satu adalah kisah peperangan merebut tanah Kanaan, yang merupakan pasal transisi dari kitab
Yosua ke Hakim-Hakim

 Banyak kisah perang yang ada di pasal satu ditulis kembali dari kitab Yosua, tetapi ada juga kisah
perang yang tidak ada di kitab Yosua

 Salah satu yang sangat penting adalah kisah perang yang pertama kali disebut di Hakim-Hakim, yaitu
peperangan dengan Adoni-Bezek (Hak 1:1-7), kisah ini tidak ada di kitab Yosua

 Mengapa kisah ini harus ditulis di pembukaan kitab Hakim-Hakim? Mengapa tidak ditulis di kitab
Yosua saja? Karena kisah ini sebenarnya sangat berhubungan dengan kisah Hakim-Hakim. Kisah ini adalah
salah satu kunci penting agar orang Israel tidak masuk ke dalam masa Hakim-Hakim.

 Demikian juga dengan kita saat ini, berkali-kali kita sering jatuh dan bangun dalam kerohanian. Ketika
jatuh, Allah menolong dan memulihkan kita, tetapi kita kembali lagi jatuh dan kembali dipulihkan lagi dan
demikian terus menerus (kisah Hakim-Hakim), kita perlu kisah Adoni Bezek untuk mengeluarkan kita dari
kisah jatuh bangun rohani dan masuk ke dalam pelayanan yang diinginkan Tuhan di akhir zaman ini, yaitu
pelayanan yang mendatangkan Raja. (kisah Samuel)

III
 Dari kisah Adoni-Bezek, kita melihat pentingnya ibu jari tangan dan kaki seseorang menurut Alkitab.

 Ibu jari tangan dan kaki ketujuh puluh raja yang ditaklukkan Adoni-Bezek menyatakan bahwa ketujuh
puluh raja yang takluk tersebut disamakan dengan pengemis dan disamakan dengan anjing yang memungut
sisa-sisa makanan dari meja tuannya.

 Ada 2 kisah di Perjanjian Baru mempertegas pernyatan ini, yaitu kisah Lazarus si pengemis yang
memungut sisa-sisa makanan yang jatuh dari meja orang kaya (Luk 16:21) dan kisah perempuan Siro-
Fenisia yang menyamakan dirinya dengan anjing yang memakan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya
(Mat 15:27 & Mark 7:28).

 Dalam Perjanjian Lama juga kita temukan dua kisah lain yang berbicara tentang ibu jari tangan dan ibu
jari kaki, yaitu kisah pentahbisan imam Harun & anak-anaknya (Kel 29 dan Im 8) dan kisah pentahiran
orang kusta (Im 14)
 Salah satu syarat Imam untuk ditahbiskan adalah imam tsb. harus dioles ibu jari tangan kanan dan ibu
jari kaki kanannya dengan darah korban persembahan pentahbisan dari domba jantan (Kel 29:20, Im 8:23-
24)

 Salah satu syarat orang kusta supaya ditahirkan adalah orang kusta tsb harus dioles ibu jari tangan kanan
dan ibu jari kaki kanannya dengan darah korban penebus salah dari domba jantan (Im 14:14, 25)

 Dari ayat-ayat Alkitab di atas, dapat kita simpulkan bahwa ibu jari tangan melambangkan perbuatan dan
ibu jari kaki melambangkan tujuan hidup. Pentahiran orang kusta (yang membuat dia diterima kembali
dalam perkemahan Israel – Bil 5:2) melambangkan orang berdosa yang diselamatkan karena darah Yesus
(yang membuat dia diterima ke dalam gereja – Kis 20:8). Pentahbisan imam melambangkan orang percaya
yang langsung menjadi imam Allah yang bertugas melayani Allah (1Pet 2:9).

 Sejak kita percaya kepada Tuhan, maka kita telah menjadi anggota tubuh Kristus dan berlayak untuk
melayani Allah. Secara perlambangan, ibu jari tangan dan kaki kita telah dioles dengan darah, yang berarti :

1. Segala perbuatan dan tujuan hidup kita (yang dilambangkan dengan ibu jari tangan dan kaki) diserahkan
ke dalam tangan Tuhan. Perbuatan kita bukan milik kita lagi dan tujuan kita bukan tujuan kita lagi,
tetapi Tuhanlah yang harus ditaati melalui perbuatan kita dan kehendak Tuhan yang harus menjadi
tujuan kita.

2. Hidup kita saat ini hanyalah bergantung dan berharap kepada kasih karunia Allah (yang dilambangkan
sebagai pengemis dalam kisah Lazarus dan dilambangkan dengan anjing dalam kisah perempuan Siro-
Fenisia). Ini adalah hidup yang bergantung penuh kepada Allah. Perkataan yang pertama dari khotbah di
bukit menegaskan ‘kepengemisan’ kita di hadapan Allah, yaitu: “Berbahagialah orang yang miskin di
hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” (Mat 5:3). Kita hidup hari demi hari
hanya karena Tuhan dan selalu berharap pada Tuhan.

3. Hidup kita saat ini ada di bawah ‘meja’ Tuhan, tidak bisa ada di luar ‘meja’ Tuhan. Artinya hidup kita
telah terbatas berada di ruang lingkup Kerajaan Allah. Maka segala pemikiran, perkataan dan perbuatan
kita di manapun kita berada, harus berada dalam pemikiran, perkataan dan perbuatan Kerajaan Allah.

4. Hidup kita saat ini adalah hidup sebagai pelayan Allah (yang dilambangkan oleh pentahbisan imam
dalam Im 8). Tidak ada istilahnya hidup sebagai ‘jemaat biasa’. Yang namanya jemaat adalah juga
sebagai pelayan, keduanya tidak bisa dipisahkan.

IV
 Kisah orang Israel dalam Hakim-Hakim 2 adalah kisah kejatuhan (khususnya di ayat 2-3 dan 10-13),
yang sama sekali bertolak belakang dengan makna rohani peperangan dengan Adoni-Bezek yang ada di
Hakim-Hakim 1.

 Karena itu, kisah Adoni-Bezek merupakan kunci penting untuk tidak masuk dalam masa Hakim-Hakim,
tetapi dapat langsung masuk ke dalam pelayanan yang mendatangkan Raja di kitab Samuel.

 Mari kita terus menengadah kepada Tuhan agar dapat berbagian dalam pelayanan akhir zaman yang
mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya.

Anda mungkin juga menyukai