Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kolesterol merupakan suatu zat lemak yang beredar di dalam

darah, berwarna kekuningan dan berupa seperti lilin, yang diproduksi

oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh (Cicih Suarsih,2020).

Kolesterol yang berlebihan di dalam darah dapat membentuk plak

pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan penyempitan

lumen yang dinamakan aterosklerosis. (Yoeantafara, 2017).

Salah satu masalah kesehatan yang sering dalami oleh lansia

adalah perilaku makan yang tidak sesuai dengan frekuensi dan jumlah

makan sehingga terjadi ketidak seimbangan antara konsumsi gizi

dengan kecukupan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh(Emmelia

Ratnawati, 2017). Permasalahan gizi yang sering terjadi pada lansia

adalah malnutrisi yaitu gizi lebih dan gizi kurang, hal ini sebagai akibat

tidak tercukupi asupan makronutrien sepeerti energy, karbohidrat,

protein dan lemak. Asupan gizi yang kurang baik pada lansia

dikarenakan faktor ketidak tahuan lansia dalam memilih makanan yang

baik dan perubahan lingkungan yang berakibat pada perubahan

asupan makanan sehingga terjadi masalah terhadap kecukupan

asupan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh (Ade Arviani, dkk, 2017).

Pola makan merupakan susunan konsumsi makanan yang dim

akan setiap hari untuk mencapai kebutuhan tubuh dalam mencapai


derajat kesehatan yang tinggi berdasarkan jenis, porsi ,dan jumlah

berapa kali perhari (syafraini, dkk, 20220). pola makan yang tidak baik

dapat mempengaruhi asupan gizi yang dapat meningkatkan kolesterol

(rey ivi Ouslan, dkk,2016).

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) Pada tahun 2019

memperkir akan jumlah kasus kolestrol tinggi di seluruh dunia

mencapai 16-33 juta kejadian kolestrol tinggi (Hypercholestrolomia)

(Cicih Suarsih,2020). Menurut Riskesdas tahun 2018 diindonesia

penderita dengan kadar kolesterol di atas normal lebih tinggi pada

perempuan yaitu sebesar 20,7% jika dibandingkan dengan laki–laki

sebesar 6,8%. Jawa Timur Tahun 2018 menyebutkan data penderita

hiperkolestrol 15,2% menyebabkan penyakit jantung, 14,3%,

menyebabkan hipertensi, 11,3%, menyebabkan penyakit diabetes

mellitus.(Dian Ayu Kurniasari.2020).

Terjadinya kekurangan gizi pada lansia karena sebab yang bersifat

primer maupun sekunder. Sebab primer meliputi ketidak tahuan, isolasi

sosial berup hidup seorang diri, kehilangan pasangan hidup, gangguan

fisik, gangguan indera, gangguan mental, dan kemiskinan. Sebab

sekunder meliputi malabsorsi, penggunaan obat – obatan,

peningkatan alkoholisme. Faktpr – faktor ini dapat menyebabkan

malnutrisi pada lansia yang akan mengakibatkan keburukan nutrisi

sehinggga membahayakan status kesehatan lansia. Sedangkan

kelebihan gizi pada lansia berhubungan dengan kemamkmuran dan


gaya hidup pada usia tua dimana kondisi ekonomi yang semaknin

membaik dan tersedianya makanan siap saji terutama sumber

lemak ,yang asupannya melebihi kebutuhan tubuh keadaan kelebihan

gizi yang dimulai pada awal lansia akan membawa pada keadaan

obesitas dengan munculnya berbagai penyakit metabolisme seperti

diabetes mellitus dan dislipedemia atau kolesterol ( A syamsul Bahri,

dkk, 2016).

Tingginya kadar kolesterol dalam darah merupakan faktor utama

pemicu penyakit jantung, stroke, arteri perifer, hipertensi, dan diabetes

melitus (Dwijowati Asih Saputri,dkk,2021).

Kadar kolesterol yang berlebih dalam darah akan mudah melekat

pada dinding sebelah dalam pembuluh darah. LDL yang berlebih

melalui proses oksidasi akan membentuk gumpalan yang jika

gumpalan semakin membesar akan membentuk benjolan yang akan

mengakibatkan penyempitan saluran pembuluh darah. Proses ini

biasanya disebut dengan atheroklerosis (Yoeantafara, 2017). Faktor

yang menyebabkan penderita terkena kolesterol karena kurangnya

aktivitas fisik, merokok, minum alkohol, usia, jenis kelamin, dan faktor

genetik (Ratna djuwita, 2017).

Upaya untuk mencegah terjadinya kolesterol tinggi dalam darah

dapat dilakukan dengan memodifikasi gaya hidup melalui asupan

makan yang meliputi jenis makanan, komposisi bahan makanan yang


dimakan setiap hari, frekuensi makan, porsi yang sesuai,sehingga

memenuhi kebutuhan gizi seimbang (Rey Ivi ousulan, dkk, 2016).

Sumber makan seimbang dibutuhkan oleh tubuh untuk

mempertahankan metabolisme seimbang dalam menghasilkan energi,

sumber energi yang dibutuhkan meliputi sumber energi yang berasal

dari lemak, karbohidrat, protein,air,mineral (Cici Suarsih, 2020).

Menurut Penelitian Alodiea Yoeantafara, dkk, (2017) terdapat

hubungan antara pola makan dengan kolesterol Sebagian besar

penderita kolesterol memiliki pola makan tinggi lemak dengan kategori

sering.

Menurut Penelitian syafraini, dkk, (2020) terdapat hubungan antara

pola makan tinggi lemak dengan kolestrol akan tetapi dalam penelitian

ini belum memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pola

makan kolestrol.

Menurut Penelitian Rey Ivi Ousulan, dkk,(2016) Berdasarkan hasil

uji statistik chi-square diperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan

antara pola makan tinggi lemak dengan kolesterol namun diduga

bahwa pola makan tinggi lemak dapat menjadi faktor risiko dari

seseorang yang mempunyai kadar kolesterol tinggi.

Menurut Penelitan Cicih Suarsih (2020) didapatkan hasil bahwa

terdapat hubungan Pola makan tinggi lemak dengan kejadian

kolestrol.Hal ini disebabkan karena Faktor gaya hidup yang kurang

baik seperti kebiasaan merokok, minum alkohol, kurang olahraga serta


makanan-makanan yang banyak mengandung lemak. dimana semakin

banyak makan makanan berlemak, maka semakin tinggi pula kadar

kolesterol dalam darah.

Menurut penelitianAnugrah Novianti, dkk, (2017) terdapat

hubungan antara pola makan tinggi lemak dengan kadar kolesterol. Hal

ini disebabkan karena penderita kolesterol dengan lemak tinggi

mempunyai pola konsumsi menurut jenis dan jumlah yang tidak tepat

dan ketidak tahuan mengenai makanan yang boleh dan tidak

diperbolehkan akan tetapi dalam penelitianini belum bisa

mengendalikan faktor - faktor lain yang dapat mempengaruhi kadar

kolestrol seperti asupan gizi yang meliputi asupan

energ,karbohidrat,protein,serat.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

meneliti tentang “ Hubungan pola makan dengan asupan gizi pada

penderita kolestrol ”.

1.1 Rumusan masalah

Berdasarkan Uraian Masalah Pada latar belakang diatas,maka

rumusan masalah penelitian yaitu“hubungan pola makan dengan

Asupan Gizi pada penderita kolestrol di Desa Sumbersucang”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Secara Umum penelitian bertujuan untuk mengetahui “

Bagaimanakah pola makan dengan Asupan gizi pada penderita

kolestrol”.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi Pola Makan dengan kolestrol di Desa

Sumbersucang

2. Mengidentifikasi Asupan gizi dengan kolestrol di Desa

Sumbersucang

3. Mengidentifikasi hubungan pola makan dengan asupan Gizi

Seimbang pada penderita kolestrol di Desa Sumbersucang.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi ilmu pengetahuan baru,

Informasi dan dapat dijadikan rujukan bagi mahasiswa keperawatan

khususnya S1 Keperawatan STIKES Hafshawaty Zainul Hasan

Genggong yang dapat digunakan sebagai pemecahan masalah

terkait Hubungan Pola Makan dengan Asupan Gizi pada penderita

Kolestrol di Desa Sumbersucang.

1.4.2 Bagi Profesi Keperawatan

Setelah diadakan penelitian ini dapat diketahui adanya Hubungan

pola makan dengan Asupan Gizi pada penderita kolestrol

1.4.3 Bagi Lahan Penelitian


Hasil penelitian ini dapat menjadi wawasan dan informasi baru bagi

lahan penelitian penerapan Hubungan pola makan dengan Asupan

Gizi pada penderita kolestrol

1.4.4 Bagi Responden

Responden dapat mengetahui bahwa ada Hubunganpola makan

dengan Asupan Gizi pada penderita kolestrol

1.4.5 Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi wawasan baru dan

dapat menambah ilmu serta penegetahuan yang berkaitan dengan

Hubungan Pola Makan dengan asupan Gizi pada penderita

kolesterol.

Anda mungkin juga menyukai