Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA

Original Research Paper

Perangkat Pembelajaran IPA Model 5E : Kajian Kritis Hasil Workshop Guru-


Guru Anggota MGMP IPA Kota Mataram

Dwi Soeistya Dyah Jekti1*, Imam Bachtiar1, Prapti Sedijani1, Lalu Zulkifli1, Dadi Setiadi1
1
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

*Corresponding Author: Abstrak: Kurikulum Mata Pelajaran IPA SMP tahun 2017 di Kota Mataram
Jekti, Program Studi menuntut para guru IPA untuk bisa meningkatkan keterampilan dalam
Pendidikan Biologi mengembangkan perencanaan dan mengimplementasikannya secara baik. Salah
Fakultas Keguruan dan satunya adalah guru IPA SMP bisa mengembangkan perangkat pembelajaran.
Ilmu Pendidikan, Untuk dapat mengembangkan perangkat pembelajaran IPA sesuai dengan standar,
Universitas Mataram, para guru IPA harus memiliki keterampilan dalam mengembangkan perangkat
Indonesia; pembelajaran, Para guru masih terpaku dengan meodel yang disarankan
Email: kemnetrian terkait, sementara banyak model pembelajaran berbasisi siswa aktif
soelistya.dj@gmail.com
salah satunya model 5E (Engage, Explore, Explain, Extend dan Evaluate). Oleh
karena itu perlu dilakukan kegiatan untuk mengmbangkan keterampilan
bapak/ibu guru IPA anggota MGMP IPA dalam perangkat pembelajaran model
5E. Desain yang digunakan adalah post tes no control group design. Populasi
adalah semua guru IPA anggota MGMP Kota Mataram, sampel yang digunakan
sebanyak 40 guru. Pengumpulan data dilakukan dengan mengevaluasi produk
berupa perangkat pembelajaran hasil kegiatan workshop. Data dianalisis deskriptif
kuantitatif. Hasil menunjukan bahwa perangkat pembelajaran yang disusun oleh
guru peserta (90%) sudah baik dalam merencanakan langkah-langkah 5E. Tetapi
dalam kaitannya dengan tagihan dan pengetahuan sebagian besar perangkat
pembelajaran kurang mencakup keluasan dan kedalaman materi yang ditagih oleh
kompetensi dasar pengetahuan dan keterampilan. Dengan demikian walaupun
langkah-langkah pembelajaran berbasis siswa aktif dan memenuhi tagihan
kurikulum tetapi tingkat asesmen belum memenuhi tagihan. Berdasarkan hasil
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa 90% bapak ibu guru IPA dapat
menyusun perangkat pembelajaran cukup baik khususnya terkait sintaks 5E.

Kata Kunci : pembelajaran IPA, model 5E, kajian kritis

Pendahuluan pelaksanaan model pembelajaran tersebut. Menurut


Permendikbud Republik Indonesia Nomor 81a
Tuntutan kurikulum 2013 revisi terbaru mata Tahun 2013 bahwa kurikulum dikembangkan agar
Perlajaran IPA SMP menunjukan bahwa memungkinkan penyesuaian program pendidikan
pembelajaran harus menuntut siswa pada satuan pendidikan dengan kekhasan potensi
mengembangkan keterampilan ilmiah seperti model peserta didik; dan memungkinkan potensi diri
pembelajaran problem based learning, project base berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu,
learning dan discovery learning (Permendikbud kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi,
Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013). Dengan tingkat perkembangan, minat, kecerdasan
demikian guru harus memiliki kemampuan dalam intelektual, emosional, sosial, spritual, dan
mendisain dan mengembangkan perangkat kinestetik peserta didik. Juga proses pembelajaran
pembelajaran yang sesuai dengan tagihan terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
kompetensi dasar, termasuk instrumen asesmen mengamati; menanya; mengumpulkan informasi;
proses dan hasil belajar siswa terkait dengan mengasosiasi; dan mengkomunikasikan. Proses

Publisher © 2018 The Author(s). This article is open access


UPT Mataram University Press
Jekti et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2018, (1) 1 : 12 - 19 e-ISSN: 2655-5263

pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada dengan kegiatan pembelajaran, dan


pengembangan ketiga ranah tersebut secara berkesinambungan.Penilaian hasil belajar peserta
utuh/holistik, artinya pengembangan ranah yang satu didik mencakup kompetensi sikap,pengetahuan, dan
tidak bisa dipisahkan dengan ranah lainnya. Dengan keterampilan yang dilakukan secara
demikian proses pembelajaran secara utuh berimbangsehingga dapat digunakan untuk
melahirkan kualitas pribadi yang mencerminkan menentukan posisi relatif setiappeserta didik
keutuhan penguasaan sikap, pengetahuan, dan terhadap standar yang telah ditetapkan. Selain
keterampilan. (Peraturan Menteri Pendidikan dan ituInstrumen penilaian harus memenuhi
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun persyaratan:1) substansi yang merepresentasikan
2013). Selain itu kurikulum 2013 dirancang dengan kompetensi yang dinilai;2) konstruksi yang
karakteristik-karakteristik tertentu, diantaranya memenuhi persyaratan teknis sesuai denganbentuk
mengembangkan keseimbangan antara instrumen yang digunakan; dan3) penggunaan
pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin bahasa yang baik dan benar serta komunikatifsesuai
tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan dengan tingkat perkembangan peserta didik.
intelektual dan psikomotorik (Peraturan Menteri (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013).
Nomor 66 Tahun 2013). Kurikulum dikembangkan Pengembangan proses pembelajaran dalam
dengan memberikan kesempatan kepada peserta implementasi kurikulum sangat dianjurkan
didik untuk mengembangkan perbedaan dalam diseuaikan dengan kondisi santuan pendidikan.
kemampuan dan minat. Atas dasar prinsip perbedaan Dalam konteks pengembangan proses maka diawali
kemampuan individual peserta didik, kurikulum pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk termasuk lembar kegiatan peserta didik. Dari hasil
memiliki tingkat penguasaan di atas standar yang penelitian salah satu model perangkat pembelajaran
telah ditentukan (dalam sikap, keterampilan dan 5E (RPP dan LKPD) bisa meningkatkan ketiga ranah
pengetahuan). (Kementerian Pendidikan dan (pengetahuan, keterampilan dan sikap). Model
Kebudayaan, 2012) perangkat tersebut merupakan model pengembangan
Dalam pengembangan konten, standar isi yang bisa dijadikan model pembelajaran pengayaan
nasional pendidikan digunakan sebagai acuan bagi guru IPA dan peserta didik pun akan merasa
pengembangan konten kurikulum untuk termotivasi lebih baik jika guru lebih banyak atau
mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Peraturan bervariasi dalam penggunaan model pembelajaran
Pemerintah Pemerintah Republik Indonesia Nomor pada mata pelajaran IPA. Namun demikian para
32 Tahun 2013; Undang-Undang Republik guru harus memahami secara komprehensif terkait
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 ). Standar tersebut dengan pemahaman teoritis dan keterampilan dalam
berupa Kompetensi Dasar mencakup sikap sosial, mendisain perangkat pembelajaran model 5E.
pengetahuan, dan keterampilan dalam muatan mata Model 5E mengarahkan peserta didik untuk
pelajaran. Kompetensi dasar dikembangkan terlibat kreatif dalam setiap tahapan: Engage:
didasarkan pada prinsip akumulatif, saling Students become engaged in the process of scientific
memperkuat (reinforced) dan memperkaya inquiry, Explore: Students consider what makes
(enriched) antar mata pelajaran dan jenjang questions scientifically testable. Explain/Elaborate:
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal) Students conduct an investigation in the context of a
(Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan community, Evaluate: Students deepen their
Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013). understanding of scientific inquiry by performing
Penilaian proses dan hasil belajar their own investigation and evaluating one
merupakan penilaian yang harus dilakukan secara performed by another student (Bybee, et all. 2005).
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan Selain itu, model tersebut akan membantu guru
(input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran dalam pendekatan pembelajaran yang bermakna dan
dan` Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara memperkuat peserta didik untuk belajar (Bybee,
berkelanjutan (Peraturan Menteri Pendidikan dan 2014). Juga pengembangan perangkat dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun implementasi pembelajaran model 5E akan
2013). Adapun prinsipnya Terpadu, berarti penilaian memberikan manfaat kepada guru terkait dengan
oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu pengayaan dalam pengembangan model perangkat

13
Jekti et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2018, (1) 1 : 12 - 19 e-ISSN: 2655-5263

pembelajaran yang bisa memenuhi tagihan proses artinya rencana pelaksanaan pembelajaran
dari kurikuum 2013. dikembangkan mencakup kompetensi dasar,
Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan indikator, materi, waktu dan sumber belajar. Namun
pemberian workshop pada guru-guru IPA anggota demikian pennjabaran kompetensi dasar menjadi
MGMP IPA Kota Mataram yang lebih berbasis pada sejumlah indikator pencapaian kompetensi (IPK)
praktek dan pembimbingan langsung dalam masih kurang komprehensif belum mencakup
penyusunan perangkat pembelajaran model 5E pada tagihan dari kompetensi dasar termasuk kegiatan
mata pelajaran IPA SMP untuk meningkatkan pembelajaran yang masih kurang menggambarkan
kemampuan menyusun perangkat pembelajaran kegiatan 5E yang sesuai tagihan dari standar proses
model 5E. dari kurikulum yang berlaku.
Bagian-bagian dari komponen rencana
pelaksanaan pembelajanran mencakup identitas
Metode sekolah terdiri dari nama satuan pendidikan;
identitas mata pelajaran kelas/semester materi pokok
Jenis penelitian yang digunakan dalam dan alokasi waktu untuk setiap rencana pelaksanaan
penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, pembelajaran guru-guru sudah terpenuhi artinya
dan merupakan suatu metode penelitian yang semua guru-guru memahami dengan baik terkait
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang dengan identitas sekolah yang harus tercantum
alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen secara jelas dalam perencanaan pembelajaran.
kunci. Teknik pengumpulan datanya dilakukan Bagian IPK pada rencana pelaksanaan
dengan cara triangulasi (gabungan), analisis data pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD,
bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih dengan menggunakan kata kerja operasional yang
menekankan makna daripada generalisasi dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap,
(Sugiyono, 2008a: 2008b). Dilihat dari teknik pengetahuan, dan keterampilan untuk rencana
penyajian datanya, penelitian tersebut menggunakan pembelajaran yang di kaji dan analisis terdapat
pola deskriptif yang berusaha menggambarkan dan sejumlah kekurangan dan kesalahan. Aspek
menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. pengetahuan semua memenuhi tagihan KD dari segi
Dari definisi di atas, dapat dipahami bahwa metode cakupan dan kedalaman tagihan yang mencakup
penelitian kualitatif dengan pola deskriptif yang demensi kognitif dan pengetahuan. Hal ini akan
dilakukan, bermaksud menggambarkan secara menyebabkan ketidak tercapaian tujuan dari tagihan
sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek kompenetsi dasar yang akan berakumulasi
yang diteliti secara tepat. Tempat pelaksanaan di pemenuhan tingkat keals dan seterusnya. Sedangkan
SMPN di Kota Mataram semester gasal tahun yang mencakup sikap masih kurang tepat aspek yang
akademik 2017/2018. Desain yang digunakan adalah diukur termasuk rubrik penilaian yang tidak jelas
post tes no control group design. Populasi adalah sehingga skor yang dihasilkan siswa pun akan tidak
semua guru IPA anggota MGMP Kota Mataram, mewaikili keadaan sikap yang sebenarnya. Juga
sampel yang digunakan sebanyak 40 guru. aspek keterampilan masih tidak jelas sesuai dengan
Pengumpulan data dilakukan dengan mengevaluasi tagihan kompetensi dasar sehingga kesesuain
produk berupa perangkat pembelajaran hasil kegiatan dengan KD dan isntrumen serta prosesnya kurang
workshop. Data dianalisis deskriptif kuantitatif. sesuia dengan tagihan yang ada dalam KD yang
mencakup keterampilan. Selain itu juga tampak
instrumen yang disusun dalam rubrik penilaian
belum mewakili cakupan dan tagihan dari
Hasil dan Pembahasan kompetensi keterampilan.
Hal lain adalah terkait dengan materi
Keterampilan guru-guru IPA dalam mendisan pembelajaran, yang harus memuat fakta, konsep,
dan mengembangkan rencana pembelajaran berbasis prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam
5E mencakup komponen-komponen yang ada dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
rencana pembelajaran sebagai berikut: ketercapaian kompetensi. Materi kurang sesuai
Keterkaitan antara rencana program pembelajaran dengan tagihan pengetahuan pada KD, hal ini
yang disusun guru secara keseluruhan sudah cukup seharusnya dikaitkan dengan tagihan engetahuan

14
Jekti et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2018, (1) 1 : 12 - 19 e-ISSN: 2655-5263

tersebt kemudian ditentukan dimensi pengetahuan sehingga memerlukan penguatan pada guru terkait
apakah mencakup fakta konsep dan stserusnya. Hal dengan langkah-langkah pembelajaran 5E,
tersebut memerlukan perbaikan secara menyeluruh termasuk juga tagihan proses kurikulum 2013 yang
agar bisa memenuhi tagihan konten dari kompetensi mencakup 5M (mengamati menanya,
dadasr terkait. mengobservasi, mengasosiasi dan
Metode pembelajaran yang digunakan oleh mengkomunikasikan). Hal ini harus dipahami oleh
pendidik berutujuan untuk mewujudkan suasana bapak ibu guru sebelum menyusun perangkat
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik pembelajaran. 5E Learning Cycle model is an
mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik effective hands-on and inquiry-based scientific
peserta didik dan KD yang akan dicapai. Metode pedagogy that enhances students’ scientific
harus sesuai dengan tagihan hasil secara keseluruhan knowledge and understanding (Liu, Peng, Wu, dan
untuk setiap kurikulum yang berlaku terdapat Lin, . 2009)
sejumlah metide yang direkomendasikan agar bisa Keterampilan dalam membuat instrumen
mencapai indikator pencapaian kompetensi. Metode penilaian hasil pembelajaran kognitif masih kurang
yang digunakan terkait dengan kegiatan dalam mencakup dan kedalaman, hal tersebut disebabkan
pembelajaran 5E khusunya dalam kegiatan inti, guru kurang terampilnya dalam merumuskan
sehingga terkait hal ini masih perlu diberikan tujuan/indikator atau indikator pencapaian
pemahaman terkait dengan metode yang bisa kompetensi. Sehingga guru memerlukan latihan dan
memenuhi tagihan setandar proses dari kurikulum praktek terkait dengan penyusunan instrument
yang berlaku asesmen pengetahuan. Sedangkan untuk aspek sikap
Media pembelajaran yang berupa alat bantu belum baik tekait dengan rumusan instrument dan
proses pembelajaran untuk menyampaikan materi rubrik penilaiannnya. Sehingga para guru harus
pelajaran cukup menunjukan media yang menagih memiliki keterampilan dalam mengembangkan
proses pembelajaran lebih berbasis pada siswa instrumen penilaian sikap. Selain itu untuk aspek
akatif, artinya media yang dikembangkan oleh guru keterampilan masih sebagian besar tidak sesuai
harus menyesuaikan dengan tagiha kompetensi yang dengan tagihan disebabkan penilaiannya kurang
harsu dimiliki peserta didik setelah selesai mencakup kriteria ketarampilan yang dinilai dilihat
pembelajaran. Penggunaan media berbasis teknologi dari segi indikator dari keterampilan terkait.
cukup merata dikuasai guru, sehinga masih Penyusunan instrument penilaian keterampilan sama
memerlukan pengembangan kemamapuan yang dengan sikap basiknya adalah sikap dan
lebih baik terkait penggunann atau pengembangan keterampilan apa yang dikembangkan sesuai dengan
media pembelajaran. KD, kemudian dirumuskan indikatornya dan
Penggunaan sumber belajar dalam kegiatan dilanjutkan dengan perumusan indikator dan
ini berbasis 5E, dapat berupa buku, media cetak dan instrument asesmennya dari setiap indikator.
elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain Lembar kegiatan peserta didik (LKPD)
yang relevan, tetapi guru masih terbatas pada berbasis 5E secara keseluruhan sudah memnuhi
penggunaan buku sumber aja, sehingga masih tagihan proses pembelajaran termasuk keterkaitan
diperlukan pengembangan dari internet agar bisa dengan tagihan pencapaian indikator. Hal ini akan
mengarahkan dan mengembangkan keterampilan berpengaruh terhadap hasil yang hendak dicapai
untuk bisa mendisain dan menyedian sumber belajar dengan alasan pencapaian tujuan sangat tergantung
yang bisa digunakan secara mudah dan dari pengalaman belajar kegiatan pembelajaran
berkelanjutan sesuai dengan kegiatan pembelajaran. peserta didik. Dengan demikian penyusunan LKPD
Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui bagi guru IPA perlu ditingkatkan agar bisa
tahapan pendahuluan, inti, dan penutup pada semua mencapai tujuan, kurikulum yang berlaku termasuk
kurikulum hampir semua sudah mengikuti tapi dalam kegatan diskusi kasus atau pertanyaan yang
masih ada sebagian kecil belum mengacu pada menuntut berpikir tinggi para peserta didik. Menurut
standar proses dan kurikulum yang berlaku. Selain Snajdr (2011) bahawa the 5E learning cycle has
itu, sebagian kecil belum memenuhi proses yang strengths and weaknesses. One weakness is that this
sesuai dengan tagihan proses dari kurikulum yang method is likely to be more time consuming than
berlaku. Kondisi tersebut akan berpengaruh pada many alternative teaching methods. but method
proses ril dari pembelajaran dan evaluasinya takes a good deal of planning and will likely take

15
Jekti et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2018, (1) 1 : 12 - 19 e-ISSN: 2655-5263

more class time than other, more traditional, ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan
methods of instruction.Mobile learning activities perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap
based the 5E Learning Cycle model can effectively diperoleh melalui aktivitas “menerima,
increase students’ knowledge and understanding of menjalankan, menghargai, menghayati, dan
aquatic plants and improve students’ learning mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui
motivation. (Liu, Peng, Wu, dan Lin. 2009) aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan,
Secara keseluruhan komponen indikator menganalisis, mengevaluasi, mencipta”.
pencapaian kompetensi, materi, metode, sumber Keterampilan diperoleh melalui aktivitas
belajar, kegiatan pembelajaran yang mencakup “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji,
kegiatan pendahuluan, inti dan penutup serta dan mencipta”. Karaktersitik kompetensi beserta
insrumen untuk asesmen proses dan tujuan perbedaan lintasan perolehan turut serta
pembelajaran masih perlu direvisi dengan baik agar mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk
sesuai dengan standar minimal yang harus dibuat memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik
terkait dengan pengembangan perangkat terpadu (tematik antar matapelajaran), dan tematik
pembelajaran, hal ini berhubungan dengan proses (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan
sebelum guru melaksanakan program MGMP. pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian
Dengan demikian diperlukan perbaikan yang (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong
komprehensif terkait dengan penyiapan guru IPA kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya
dan memerlukan waktu untuk perbaikan dari segi kontekstual, baik individual maupun kelompok
standar isi kurikulum, proses dan evaluasi. maka sangat disarankan menggunakan pendekatan
Dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pembelajaran guru bisa disebabkan sejumlah hal pemecahan masalah (project based learning).
dianataranya kurang dipahaminya prinsip-prinsip Secara umum pendekatan belajar yang dipilih
sebagai berikut: a. Perbedaan individual peserta berbasis pada teori tentang taksonomi tujuan
didik antara lain kemampuan awal, tingkat pendidikan yang dalam lima dasawarsa terakhir
intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, yang secara umum sudah dikenal luas. Berdasarkan
kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan teori taksonomi tersebut, capaian pembelajaran
khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, dapat dikelompokkan dalam tiga ranah yakni: ranah
norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. b. kognitif, affektif dan psikomotor. Penerapan teori
Partisipasi aktif peserta didik. c. Berpusat pada taksonomi dalam tujuan pendidikan di berbagai
peserta didik untuk mendorong semangat belajar, negara dilakukan secara adaptif sesuai dengan
motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kebutuhannya masing-masing. Undang-Undang
inovasi dan kemandirian. d. Pengembangan budaya Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
membaca dan menulis yang dirancang untuk Nasional telah mengadopsi taksonomi dalam bentuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman rumusan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai Selain itu Proses pembelajaran sepenuhnya
bentuk tulisan. Pemberian umpan balik dan tindak diarahkan pada pengembangan ketiga ranah tersebut
lanjut RPP memuat rancangan program pemberian secara utuh/holistik, artinya pengembangan ranah
umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan yang satu tidak bisa dipisahkan dengan ranah
remedi. Penekanan pada keterkaitan dan lainnya. Dengan demikian proses pembelajaran
keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, secara utuh melahirkan kualitas pribadi yang sikap,
kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian pengetahuan, dan keterampilan.
kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam Pelaksanaan pembelajaran merupakan
satu keutuhan pengalaman belajar. Mengakomodasi implementasi dari RPP, meliputi kegiatan
pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas pendahuluan, inti dan penutup. Dalam kegiatan
mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman pendahuluan, guru wajib: a. menyiapkan peserta
budaya. . Penerapan teknologi informasi dan didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan pembelajaran; b. memberi motivasi belajar peserta
efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi
Terkait dengan desian proses pelaksanaan materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan
harus memahami dengan bail terkait dengan ketiga memberikan contoh dan perbandingan lokal,

16
Jekti et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2018, (1) 1 : 12 - 19 e-ISSN: 2655-5263

nasional dan internasional, serta disesuaikan dengan (discovery/inquiry learning) dan pembelajaran yang
karakteristik dan jenjang peserta didik; c. menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang (project based learning). Revealed significant
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi differences in their stages of concerns regarding the
yang akan dipelajari; d. menjelaskan tujuan 5E instructional model mainly in personal,
pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan management, consequence and collaboration (Puteh
dicapai; dan e. menyampaikan cakupan materi dan dan Nawastheen, 2013 ).Dalam kegiatan penutup,
penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. guru bersama peserta didik baik secara individual
Kegiatan inti menggunakan model maupun kelompok melakukan refleksi untuk
pembelajaran, metode pembelajaran, media mengevaluasi: seluruh rangkaian aktivitas
pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk
dengan karakteristik peserta didik dan mata selanjutnya secara bersama menemukan manfaat
pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan /atau langsung maupun tidak langsung dari hasil
tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri pembelajaran yang telah berlangsung; memberikan
dan penyingkapan (discovery) dan/atau umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pemecahan masalah (project based learning) pemberian tugas, baik tugas individual maupun
termasuk 5E disesuaikan dengan karakteristik kelompok; dan menginformasikan rencana kegiatan
kompetensi dan jenjang pendidikan. Geography pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
teachers are highly conscious of the 5E Penilaian proses pembelajaran menggunakan
implementation (Puteh dan Nawastheen, 2013). pendekatan penilaian otentik (authentic assesment)
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan
alternatif yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian
menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, ketiga komponen tersebut akan menggambarkan
hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik
pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mampu menghasilkan dampak instruksional
yang mendorong peserta didik untuk melakuan (instructional effect) pada aspek pengetahuan dan
aktivitas tersebut. dampak pengiring (nurturant effect) pada aspek
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas sikap. Hasil penilaian otentik digunakan guru untuk
mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, merencanakan program perbaikan (remedial)
mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik pembelajaran, pengayaan (enrichment), atau
aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian
memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas otentik digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki
belajar dalam domain keterampilan. Untuk proses pembelajaran sesuai dengan Standar
memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran
dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan dilakukan saat proses pembelajaran dengan
belajar berbasis penyingkapan/penelitian menggunakan alat: lembar pengamatan, angket
(discovery/inquiry learning). Untuk mendorong sebaya, rekaman, catatan anekdot, dan refleksi.
peserta didik menghasilkan karya kreatif dan Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan saat proses
kontekstual, baik individual maupun kelompok, pembelajaran dan di akhir satuan pelajaran dengan
disarankan yang menghasilkan karya berbasis menggunakan metode dan alat: tes lisan/perbuatan,
pemecahan masalah (project based learning). dan tes tulis. Hasil evaluasi akhir diperoleh dari
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan gabungan evaluasi proses dan evaluasi hasil
mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, pembelajaran.
dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub Penilaian hasil belajar peserta didik pada
topik) mata pelajaran yang diturunkan dari pendidikan dasar meliputi aspek: sikap;
keterampilan harus mendorong peserta didik untuk pengetahuan; dan keterampilan. Penilaian aspek
melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan dan
Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu teknik penilaian lain yang relevan, dan pelaporannya
melakukan pembelajaran yang menerapkan modus menjadi tanggungjawab wali kelas atau guru kelas;
belajar berbasis penyingkapan/penelitian penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes

17
Jekti et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2018, (1) 1 : 12 - 19 e-ISSN: 2655-5263

tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai dengan Daftar Pustaka


kompetensi yang dinilai; penilaian keterampilan
dilakukan melalui praktik, produk, proyek,
portofolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan Bybee, R.W. 2014. The BSCS 5E Instructional
kompetensi yang dinilai; Instrumen penilaian yang Model: Personal Reflections and
digunakan oleh pendidik dalam bentuk penilaian Contemporary Implications. Science. 10-13.
berupa tes, pengamatan, penugasan perseorangan
atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan Bybee, R.W. et all. 2005. Doing Science: The
karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan Process of Scientific Inquiry. Center for
peserta didik. Curriculum Development : Colorado.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012.


Kesimpulan Kurikulum 2013. Jakarta ; Kemendikbud

Tingkat keterampilan guru IPA dalam Liu, T. C. Peng, H., Wu, W. H. and Lin, M. S. 2009.
mendisain perangkat pembelajaran berbasis model The Effects of Mobile Natural-science
5E menunjukan bahwa kemampuan masing masing Learning Based on the 5E Learning Cycle:
sekolah relatif sama baik, Sedangkan untuk A Case Study. Educational Technology &
pengembangan instrumen evaluasi agak berbeda Society, 12 (4), 344–358.
disebabkan perbedaan dalam pemahaman terkait
dengan penyusunan instrumen asesmen mencakup Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
tiga aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Standar
yang memenuhi standar. Selain itu sebagian besar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah
perangkat kurang memenuhi tagihan KD khsusnya
dalam penjabaran KD menjadi IPK. Model konsep Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
pengembangan kemampuan guru IPA dalam Nomor 58 Tahun 2013 Tentang Kurikulum
mendisain rencana pembelajaran berbasis 5E yang Sekolah Menengah Pertama/MTs
lebih baik dan komprehensif sebaiknya diawali dari
standarisasi pemahaman bapak ibu guru tersebut Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
tentang model pembelajaran yang harus disusun Nomor 64 Tahun 2013 Tentang Standar Isi
secara sistematis. Selain itu, dalam workshop harus Pendidikan Dasar dan Menengah
lebih fokus lagi membekali keterampilan bapak ibu
guru dalam penyusunan perangkat pembelajaran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
yang komprehensif dan proses serta evaluasinya Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka
pada pembelajaran berbasis 5E. Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Ucapan Terima Kasih Republik Indonesia Nomor 81a Tahun 2013
Tentang Implementasi Kurikulum
Ucapan terima kasih disampaikan kepada
Bapak Rektor Universitas Mataram atas dukungan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
finansial untuk pelaksanaan pengabdian kepada Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013
masyarakat dan bapak ibu guru anggota MGMP IPA Tentang Standar Penilaian Pendidikan
Kota Mataram atas kerja sama dan partisipasi yang
sangat baik dalam kegiatan pengabdian. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013
Tentang Standar proser pendidikan Dasar dan
Menengah.

18
Jekti et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA 2018, (1) 1 : 12 - 19 e-ISSN: 2655-5263

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32


Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan

Puteh, S. dan Nawastheen, F. M. 2013. An


Evaluation on the Implementation of 5E
Instructional Model in Teaching Geography
in Sri Lanka. Middle-East Journal of
Scientific Research. 16 (5): 721-728, 2013.

Snajdr, E. 2011, Using the 5E Learning Cycle of


Science Education to Teach Information
Skills. .Indiana Libraries, Vol. 30, Number
2.

Tuna, A. dan Kacar, A. 2013, The Effect Of 5e


Learning Cycle Model In Teaching
Trigonometry On Students’ Academic
Achievement And The Permanence Of
Their Knowledge. International Journal on
New Trends in Education and Their
Implications. Volume: 4 (1)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20


Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.

19

Anda mungkin juga menyukai