Anda di halaman 1dari 8

SOAL THT KOMUNITAS IPASS

1. Pada anak yang menderita tuli saraf berat congenital, penyebab tersering adalah pada saat hamil, ibu
menderita penyakit infeksi yang disebabkan oleh:
a. streptokokus
b. rubella
c. staphylococcus
d. CMV
e. toxoplasma
2. Dalam melakukan deteksi dini gang pendengaran dan wicara pd bayi/anak perlu dicurigai kemungkinan
terhadap masalah tsb di atas bila bayi blm mampu:
1. belum dapat babbling pd usia 12 bln
2. merangkai 2 kata pd usia 18 bln
3. mengucapkan 1 kata yg bermaknapd usia 18 bln
4. menunjuk bag tubuh pd usia 12 bln
3. Yang bukan merupakan faktor risiko ketulian menurut American Joint Committee on Infant Hearing
Statement adalah:

1. asfiksia berat
2. BB lahir kurang dr 1700 gram
3. sindrom yg berhubungan dengan tuli kongenital
4. pemeriksaan otoacoustic emission hasilnya refer (tdk lulus)
4. Untuk menilai perkembangan auditorik bayi usia 0-4 bln, respon behavioral yg konsisten adalah:

1. babbling
2. peningkatan denyut jantung
3. mencari sumber bunyi dari samping (horizontal)
4. refleks Moro

5. Obat dibawah ini bersifat ototoksis kecuali


A. salisilat
B. kina
C. klindamisin
D. kanamisin
E. streptomisin

6. Keracunan obat yg bersifat ototoksik akan menyebabkan kerusakan pada


A. Ossicular dan menyebabkan tuli konduktif
B. Organ corti dan tuli perseptif
C. Organ corti dan tuli campur
D. Ganglion spiralis dan tuli campur
E. Pusat pendengaran dan tuli perseptif

7. Gelombang untuk batas BERA atau yang menilai perkiraan intensitas bunyi yang dapat dicapai
adalah gelombang
a. VI
b. I
c. III
d. IV
e. V
8. What structure in the cochlea generates otoacoustic emissions (OAEs)?
A. Inner hair cells
B. Outer hair cells
C. Deiter cells
D. Stria vascularis
E. Basement membrane

9. Which of these are the most common drugs causing ototoxicity?


A. Loop diuretics
B. Aminoglycosides
C. Cisplatin
D. Vancomycin
E. B and C

10. Lead toxicity results in hearing loss from which of the following mechanisms?
A. Outer hair cell damage
B. Injury to the stria vascularis
C. Impairment of neural transmission in auditory pathways
D. Formation of reactive oxygen species
E. All of the above

11. Modalities to monitor ototoxicity include:


A. Standard pure-tone audiometry
B. High-frequency audiometry
C. Distortion-produced otoacoustic emissions (OAEs)
D. All of the above
E. A and C

12. Which statement is incorrect regarding otoacoustic emissions (OAEs)?


A. They are a comprehensive test of hearing.
B. They reflect outer hair cell function.
C. They are often normal in auditory neuropathy.
D. They may be used to monitor ototoxicity.
E. They can differentiate cochlear from retrocochlear pathology

13. Which of the following platinum-containing chemotherapy drugs causes the least ototoxicity?
A. Cisplatin
B. Oxaliplatin
C. Nedaplatin
D. Carboplatin

14. Seorang anak laki-laki 4 tahun dikonsul dari spesialis anak dengan keterlambatan bicara. Menurut orang
tuanya, anak respons bila ada bunyi. Dari pemeriksaan THT rutin tidak ada kelainan, membran timpani intak.
Perkembangan bicara reseptif tidak ada, ekspresif tidak ada. Riwayat prenatal dan perinatal tidak ada kelainan,
postnatal didapatkan kuning (hiperbilirubinemia) dengan kadar tidak diketahui. Hasil pemeriksaan pendengaran
didapatkan : Timpanometri tipe A/A dan reflex akustik kanan dan kiri tidak muncul. Pada hasil pemeriksaan OAE
Pass/Pass. Auditory Brainstem Response pada stimulus 90 dB nHL tidak didapatkan gelombang V kanan dan
kiri.
Apa perkiraan diagnosis pada pasien ini
A. Otitis Media Efusi
B. Autisme
C. Auditory Neuropathy
D. Sensory Neural Hearing Loss

15. Syarat pemeriksaan OAE


a. Ruang kedap suara
b. Pasien harus tidur dan disedasi
c. Fungsi telinga tengah baik
d. Usia kurang dari 6 bulan

16. Pemeriksaan Gel. V pada pemeriksaan BERA terletak pada


a. Lemniscus lateralis
b. Kolikulus inferior
c. Cochlea
d. N VIII
e. SOC
17. Pemeriksaan screening Ototoksik sebaiknya menggunakan
a. ASSR
b. BERA
c. DPOAE
d. Timpanometri
e. Audiometri
18. Strategi skrining pendengaran dilakukan pada usia
a. Usia 1 bulan sudah terdiagnosis
b. Usia 3 bulan harus sudah terdiagnosis
c. Usia 6 bulan harus sudah terdiagnosis
d. Usia 1 tahun harus sudah tertatalaksana
e. Usia 3 bulan sudah harus tertatalaksana
19. Pemeriksaan Auditory Neuropathy akan didapatkan
a. OAE normal, BERA normal
b. OAE terganggu, BERA normal
c. BERA terganggu OAE normal
d. BERA terganggu, timpanometri normal
e. OAE memanjang, BERA terganggu

20. Pemeriksaan behavior observation audiometri yg cocok untuk anak usia 4-7 bulan :
a. Audiometri nada murni
b. VRA
c. Play audiometri
d. BERA
e. Tidak ada jawaban yg benar
21. Indikasi pemeriksaan skrining pendengaran pada anak sekolah, kecuali
a. Saat pertama kali masuk sekolah SD
b. Diulang pada kelas 3 SD, dan 6 SD
c. Anak sekolah diatas kelas 3 SD, tetapi mempunyai faktor risiko gangguan pendengaran dilakukan
penapisan tiap 1 tahun sekali
d. Dilakukan setiap tahun saat duduk di bangku sekolah

22. Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada usia 2 bulan adalah:


a. Moro reflex
b. Play audiometri
c. Visual reinforcement audiometry
d. Distraction Test
e. Pure Audiometry

23. Salah satu kemungkinan terjadinya keterlambatan bicara adalah


a. Bilingual
b. Autisme
c. Mutisme
d. Gangguan pendengaran
e. Semua benar

24. Pada pemeriksaan BOA pada bayi berusia 4 bulan, maka respons yang harus diperhatikan terhadap
stimulus bunyi adalah :
A. Mengangkat kepala sambil menoleh
B. Refleks Moro
C. Gerakan bola mata
D. Reflek auro-palpebral
E. Mencari sumber bunyi yang lebih tinggi dari mata

25. Guideline for the detection of hearing loss among infants have been provided by the multydisciplinary Joint
Commitee on Infant Hearing. The commitee endorses universal detection of infant hearing loss by :
A. 1 month of age and intervation by 6 months of age
B. 3 months of age and intervation by 6 months of age
C. 3 months of age and intervation by 12 months of age
D. 6 months of age and intervation by 6 months of age
E. 6 months of age and intervation by 12 months of age

26. Pada bayi dengan faktor resiko dengan hasil Timpanometri normal, OAE pass, ABR normal pada kedua
telinga, program selanjutnya yang dilakukan adalah :
A. Automated ABR
B. Timpanometri, ABR
C. OAE, Timpanometri dan ABR sebelum mencapai usia 6 bulan
D. Free Field Test, Behavioral Observation Audiometry
E. Evaluasi fungsi wicara sampai usia anak mencapai 2 tahun-3 tahun

27. Pada skrining pendengaran pada anak sekolah, dinyatakan lulus skrining bila menunjukkan respons rata-rata
pada frekuensi 500 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz, 4000 Hz pada intensitas :
A. 30 dB
B. 35 dB
C. 40 dB
D. 45 dB
E. 50 dB

28. Pasien berusia 24 bulan mengalami keterlambatan bicara. Seharusnya pasien sudah memiliki kemampuan:
a. Mengucapkan 1 kata
b. Jargon
c. Merangkai 2 kata
d. Mengikuti instruksi sederhana yang terdiri dari 2 kata

29. Pada pemeriksaan ABR gelombang ll terbentuk oleh;


A. Nukleus kokhlearis
B. Kompleks olivari superior
C. Kolikulus inferior
D. Genikulatum medialis
E. Korteks auditori
30. Berikut ini yang bukan merupakan kegunaan dari OAE adalah
a. memonitor efek negatif dari obat ototoksik
b. membantu mendiagnosis neuropati auditorik
c. membantu proses pemilihan alat bantu dengar
d. mengetahui ambang dengar dari pasien
e. skrining pemaparan bising (noise induced hearing loss), kelainan koklea dan retrokoklea

31. Kegunaan pemeriksaan BERA adalah kecuali


a. Pemeriksaan pendengaran pada orang dewasa pada umumnya
b Pemeriksaan pendengaran pada bayi
c. pemeriksaan pada anak dengan gangguan sifat dan tingkah laku, intelegensia rendah
d. pemeriksaan pendengaran pada pasien kesadaran menurun.
e. Pada orang dewasa dapat untuk memeriksa orang yang berpura-pura tuli atau ada kecurigaan tuli saraf
retrokoklea.

32. Yang merupakan faktor risiko bayi memiliki gangguan pendengaran adalah
a. BBLR
b. Hiperbilirubin
c. Dirawat di NICU dengan ventilasi mekanik selama 3 hari
d. Infeksi saat kehamilan (TORCH)
e. dapat menangis kencang saat lahir

33. Pemeriksaan untuk screening pendengaran menurut NHS adalah


a. OAE
b. OAE dan AABR
c. AABR
d. Timpanometri

34. Yang merupakan tatalaksana dari gangguan pendengaran pada anak adalah kecuali
a. konseling genetik
b. ABD
c. Implan koklea bila tidak optimal dengan ABD
d. Terapi wicara atau terapi audioverbal

35. Pasien 55 th, keluhan penurunan pendengaran dan Riwayat menggunaka gentamisin sejak 2 minggu lalu.
Pasien kemudian dilakukan pemeriksaan audiometri dan didapatkan hasil penurunan 30 dB dari ambang dengar
sebelumnya. Maka derajat ototoksisitas pasien adalah
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4

36. Pemeriksaan untuk menilai fungsi nervus petrosus superfisialis mayor setinggi ganglion genikulatum adalah
a. Schimmer test
b. Gustatometri
c. NET
d. Refleks stapedial
37. Pasien perempuan usia 58 th datang dengan keluhan wajah mencong sisi kanan, lidah terasa baal. Dan
gangguan pendengaran telinga kanan. Pada pemeriksaan didapat kan schimer test ada kelainan, refleks
stapedial tidak ada (-), gustatometri dan NET didapatkan adanya kelainan. Maka kemungkinan lesi dari pasien
ini terletak pada
a. Pars labirin
b. Pars timpani
c. Pars mastoid
d. Cabang setelah foramen mastoid

38. Pasien laki-laki datang dengan keluhan wajah mencong sisi kanan, lidah terasa baal. Tidak ada keluhan
gangguan pendengaran telinga kanan. Pada pemeriksaan didapat kan schimer test tidak ada kelainan, refleks
stapedial baik, gustatometri dan NET didapatkan adanya kelainan. Maka kemungkinan lesi dari pasien setinggi
a. supragenikulata
b. infragenikulata
c. suprakordal
d. infrakordal

39. Pasien perempuan 45 tahun datang dengan keluhan mulut mencong. Dilakukan pemeriksaan pada pasien
dan didapatkan hanya sedikit gerakan yang terlihat asimetris saat istirahat. Gerakan dahi: tidak ada, mata:
menutup tidak sempurna, mulut: sedikit gerakan. Maka pasien termasuk House Brackman derajat
a.2
b.3
c.4
d.5
e.6

40. Pasien laki-laki datang dengan keluhan wajah mencong sisi kiri, sekresi air mata normal, pengecapan tidak
ada gangguan dan pendengaran normal. Etiologi yang paling sering menyebabkan lesi di atas adalah
a. OMSK
b. Trauma
c. Bell’s Palsy
d. Stroke

41. Frekuensi stimulus yang sering dipakai pada pemeriksaan akustik imitans adalah :
A. 128 Hz
B 226 Hz
C. 256 Hz
D. 512 Hz
E. 680 Hz

42. Otot stapedius pada lengkung refleks akustik dipersarafi oleh :


A. N. 3
B. N. 4
C. N. 5
D. N. 6
E N.7

43. Refleks akustik orang normal akan terjadi pada :


A. 60-70 dBSPL
B 60-70 dBHL
C. 60-70 dBSL
D. 30-40 dBHL
E. 30-40 dBSL

Anda mungkin juga menyukai