Anda di halaman 1dari 7

RESUME

“PEMASANGAN TRANFUSI DARAH & PEMERIKSAAN BGA”

Dosen Pembimbing : Dodik Hartono S.Kep. Ns., M.Ter.Kep.

Disusun Oleh :
Deli Indah Lestari
NIM: 14201.10.18004

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
2020
PEMASANGAN TRANSFUSI DARAH

 Pengertian
Transfusi darah adalah prosedur untuk menyalurkan darah yang terkumpul dalam
kantung darah kepada orang yang membutuhkan darah, melalui pembuluh darah
vena (intravena). Darah yang disalurkan berasal dari pendonor.

 Penyimpanan darah
Gunakan darah yang telah di skrining dan bebas dari penyakit yang dapat di
tularkan melalui transfuse darah. Jangan gunakan darah yang telah kadaluwarsa
atau telah berada di luar lemari es lebihdari 2 jam. Transfusi darah secara cepat
dan jumlah yang besar dengan laju >15 ml/kgBB/jam dengan darah yang
disimpan pada suhu 4°C, dapat menyebabkan hipotermi, terutama pada bayi
kecil.

 Tujuan tranfusi darah


 Mempertahankan dan memulihkan kekurangan darah.
 Meningkatkan kapasitas angkut oksigen oleh darah.
 Mensuplai factor koagulasi.
 Mensuplai protein.
 Mensuplai sel darah putih.
 Mensuplai proteksi imun pasif dan menatalaksana hipogammaglobulinemia.

 Indikasi pemberian transfusi darah


 Kehilangan darah akut, bila 20–30% total volume darah hilang dan
perdarahan masih terus terjadi.
 Anemia berat.
 Syok septik (jika cairan IV tidak mampu mengatasi gangguan sirkulasi darah
dan sebagai tambahan dari pemberian antibiotik).
 Memberikan plasma dan trombosit sebagai tambahan factor pembekuan,
karena komponen darah spesifik yang lain tidak ada.
 Transfusi tukar pada neonates dengan ikterus berat.

 Memberikan transfusi darah


Sebelum pemberian transfusi, periksa hal sebagai berikut:
 Golongan darah donor sama dengan golongan darah resipien dan nama anak
serta nomornya tercantum pada label dan formulir (pada kasus gawat darurat,
kurangi resiko terjadinya ketidak cocokan atau reaksi transfuse dengan
melakukan uji silang golongan darah spesifik atau beri darah golongan O bila
tersedia).
 Kantung darah transfuse tidak bocor.
 Kantung darah tidak berada di luar lemari es lebih dari 2 jam, warna plasma
darah tidak merah jambu atau bergumpal dan sel darah merah tidak terlihat
keunguan atau hitam.
 Tanda gagal jantung. Jika ada, beri furosemid 1mg/kgBB IV saat awal
transfusi darah pada anak yang sirkulasi darahnya normal. Jangan menyuntik
kedalam kantung darah.
Lakukan pencatatan awal tentang suhu badan, frekuensi napas dan denyut nadi anak.
Jumlah awal darah yang di transfusikan harus sebanyak 20 ml/kg BB darah utuh,
yang diberikan selama 3-4 jam.
Selama transfuse :
 Jika tersedia, gunakan alat infus yang dapat mengatur laju transfusi.
 Periksa apakah darah mengalir pada laju yang tepat.
 Lihat tanda reaksi transfusi (lihat di bawah), terutama pada 15 menit pertama
transfusi.
 Catat keadaan umum anak, suhu badan, denyut nadi dan frekuensi napas
setiap 30 menit
 Catat waktu permulaan dan akhir transfuse dan berbagai reaksi yang timbul.
Setelah transfusi :
 Nilai kembali anak. Jika diperlukan tambahan darah, jumlah yang sama harus
ditransfusikan dan dosis furosemid (jika diberikan) diulangi kembali.

 Reaksi yang timbul setelah transfusi


Jika timbul reaksi karena transfusi, pertama periksa label kemasan darah dan
identitas pasien. Jika terdapat perbedaan, hentikan transfuse segera dan hubungi
bank darah.
Reaksi ringan (karena hipersensitivitas ringan)
Tanda dan gejala : Ruam kulit yang gatal
Tatalaksana :
 Lambatkan transfusi.
 Beri klorfenamin 0.1 mg/kgBB IM, jika tersedia.
 Teruskan transfuse dengan kecepatan normal jika tidak terjadi perburukan
gejala setelah 30 menit.
 Jika gejala menetap, tangani sebagai reaksi hiper sensitivitas sedang (lihat
bawah).
Reaksi sedang-berat (karena hiper sensitivitas yang sedang, reaksi non-
hemolitik, pirogen atau kontaminasi bakteri)
Tanda dan gejala :
 Urtikaria berat.
 Kulit kemerahan (flushing).
 Demam> 38°C (demam mungkin sudah timbul sebelum transfuse diberikan).
 Menggigil.
 Gelisah.
 Peningkatan detak jantung.
Tatalaksana :
 Stop transfusi, tetapi biarkan jalur infuse dengan memberikan garam normal.
 Beri hidrokortison 200 mg IV, atau klorfenamin 0.25 mg/kgBB IM, jika
tersedia.
 Beri bronkodilator, jika terdapat wheezing (lihat halaman 100-102)
 Kirim ke bank darah : perlengkapan bekas transfuse darah, sampel darah dari
tempat tusukan lain dan sampel urin yang terkumpul dalam waktu 24 jam.
 Jika terja diperbaikan, mulai kembali transfuse secara perlahan dengan darah
baru dan amati dengan seksama.
 Jika tidak terjadi perbaikan dalam waktu 15 menit, tangani sebagai reaksi
yang mengancam jiwa (lihat bagian bawah) dan laporkan kedokter jaga dan
bank darah.
Reaksi yang mengancam jiwa (karena hemolisis, kontaminasi bakteri dan
syok septik, kelebihan cairan atau anafilaksis).
Tanda dan gejala :
 Demam > 380 C (demam mungkin sudah timbul sebelum transfusi diberikan).
 Menggigil.
 Gelisah.
 Peningkatan detak jantung.
 Napascepat.
 urin yang berwarna hitam/gelap (hemoglobinuria) perdarahan yang tidak jelas
penyebabnya.
 Bingung
 Gangguan kesadaran.
Catatan : pada anak yang tidak sadar, perdarahan yang tidak terkontrol
atau syok mungkin merupakan tanda satu-satunya reaksi yang mengancam
jiwa.
Tatalaksana :
 stop transfusi, tetapi biarkan jalur infuse dengan memberikan garam normal.
 Jaga jalan napas anak dan beri oksigen.
 Beri epinefrin 0.01 mg/kgBB (setara dengan 0.1 ml dari 1 dalam larutan 10
000)
 Tangani syok.
 Beri hidrokortison 200 mg IV, atau klorfeniramin 0.25 mg/kgBB IM, jika
tersedia.
 Beri bronkodilator jika terjadi wheezing.
 Lapor kepada dokter jaga dan laboratorium sesegera mungkin.
 Jaga aliran darah ke ginjal dengan memberikanfurosemid 1 mg/kgBB IV
 Beri anti biotic untuk septisemia.

PEMERIKSAAN BGA/GDA

 Pengertian
Mengenai analisa gas darah merupakan pemiksaan rinci kesehatan organ vita.
Analisa gas darah adalah pemeriksaan untuk melihat kadar oksigen dan karbn
dioksida di dalam darah. Pemeriksaan ini, juga dilakukan untuk mengukur kadar
asam-basa (pH) di tubuh.

 Nilai Normal GDA


 pH darah arteri : 7,38–7,42.
 pO2 (Tekanan oksigen) adalah tekanan gas O2 dalam darah. Kadar yang
rendah menggambarkan hipoksemia sehingga pasien tidak bernafas dengan
adekuat. pO2 dibawah 60 mmHg mengindikasikan perlunya pemberian
oksigen tambahan. Kadar normal pO2 adalah 80-100 mmHg.
 pCO2 darah merupakan komponen respiratorik. Kadar normal pCO2 adalah
38-42 mmHg.
 HCO3 normalnya 22-28 mEq/L.
 Saturasi Oksigen normalnya 94-100%.
PEMERIKSAAN BGA

Anda mungkin juga menyukai