Anda di halaman 1dari 45

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


LOKASI
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN KUPANG
Jl. El - Tari II Wali Kota Kupang Kotak Pos 1611 Telp (0380) 833129 Fax. (0380) 8829329

RANCANGAN KEGIATAN AGROFORESTRY


DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KEHUTANAN
TAHUN ANGGARAN 2015

LUAS : 5 HA
LOKASI : NETPALA
DESA : NETPALA
KECAMATAN : MOLO UTARA
KABUPATEN : TIMOR TENGAH SELATAN
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR
DAS : NOELMINA
NOMOR UTP RHL :

KUPANG, Oktober 2015

i
PENGESAHAN
RANCANGAN KEGIATAN AGROFORESTRY
TAHUN ANGGARAN 2015

LUAS : 5 HA
LOKASI : NETPALA
DESA : NETPALA
KECAMATAN : MOLO UTARA
KABUPATEN : TIMOR TENGAH SELATAN
PROVINSI : NUSA TENGGARA TIMUR
DAS : NOELMINA
NOMOR UTP RHL :

DISAHKAN DINILAI DISUSUN


Kepala SATKER Kepala Bidang Kepala Seksi…………..
…………………………………………. ……………………………

NIP. NIP. NIP.

ii
KATA PENGANTAR

Rehabilitasi Hutan dan Lahan khususnya kegiatan Agroforestry merupakan salah satu upaya strategis kebijakan prioritas Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang dilaksanakan dengan berbagai sumber anggaran. Pelaksanaan kegiatan Agroforestry, dapat mencapai
tujuan dan sasarannya apabila dimulai dengan suatu perencanaan yang matang, salah satunya melalui penyusunan Rancangan. Rancangan
merupakan dokumen perencanaan yang memuat item-item pekerjaan dan atau keseluruhan pelaksanaan kegiatan, baik yang bersifat fisik
maupun non fisik. Oleh karena itu fungsi Rancangan dalam pelaksanaan kegiatan Agroforestry. sangat penting, yaitu merupakan titik tolak
penentu dari keberhasilan kegiatan tersebut. Rancangan yang baik adalah bersifat realistis, aplikatif yang disusun berdasarkan data yang
obyektif, akurat sesuai dengan kondisi lapangan.

Lokasi Kampung Netpala merupakan salah satu lokasi kegiatan rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kabupaten Timor Tengah Selatan dalam
rangka implementasi Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan Daerah Aliran Sungai (RTk-RHL DAS) di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Pada lokasi Kampung Netpala Desa Netpala. Kecamatan Mollo Utara direncanakan kegiatan Agroforestry. dengan Luas 5 ha, adapun
komposisi jenis tanaman adalah sebagai berikut: Mahoni, gmelina, jati lokal, dan cendana (Kayu-kayuan) serta Alpukat, jeruk, dan kemiri
(MPTS), Keladi, singkong (tanaman pertanian), kunyit, jahe (tanaman obat-obatan), dan rumput gajah/tinggres.

Rancangan Agroforestry. Desa Netpala disusun berdasarkan hasil identifikasi, inventarisasi, dan pengukuran aspek-aspek biofisik dan sosial
ekonomi pada lokasi bersangkutan secara komprehensif. Naskah rancangan ini diharapkan dapat menjadi pedoman untuk pelaksanaan
kegiatan yang meliputi rancangan penanaman, pemeliharaan tanaman, organisasi pelaksanaan, pengembangan kelembagaan, rencana biaya
dan jadwal pelaksanaan, dan diharapkan tujuan dan sasaran kegiatan Agroforestry di Desa Netpala dapat tercapai.

………………, Oktober 2015

Kepala SATKER……………

………………………………………….
.

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................................................... iii


DAFTAR ISI ....................................................................................................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...……………………………………………………… ............................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan ..................................................................................................................................... 2

BAB II. RISALAH UMUM


A. Bio fisik ........................................................................................................................................................ 3
B. Sosial Ekonomi .............................................................................................................................................. 5

BAB III. RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN


A. Rancangan Fisik Kegiatan Agroforestry ......................................................................................................... 7
B. Rencana Pembinaan Kelembagaan ............................................................................................................... 18
BAB IV. RANCANGAN BIAYA
A. Rencana Kebutuhan Bahan dan Tenaga ............................................................................................................ 28
B. Rencana Kebutuhan Biaya Bahan dan tenaga .................................................................................................... 29
C. Rencana Jadwal Pelaksanaan ............................................................................................................................ 30

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Peta Situasi

2. Peta Lokasi

iv
I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Degradasi lahan dan tanah longsor di wilayah Daerah Aliran Sungai Noelmina, sudah sangat mengkhawatirkan. Hal tersebut
mengakibatkan aktivitas masyarakat kurang bersemangat, karena tanah yang subur sudah agak berkurang. Apalagi
pembakaran lahan pertanian selalu terjadi saat musim tanam tiba. Disamping itu penggembalaan liar terjadi terus menerus,
sehingga mengakibatkan tanah menjadi gundul dan mudah terkena erosi.
Kabupaten Timor Tengah Selatan merupakan salah satu bagian dari wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan luas
wilayah 394.000.Ha bertopografi bergelombang sampai berbukit, type iklim D (600 mm) sampai (1000 mm) (Schmid-
Ferguson). Lahan di kabupaten Timor Tengah Selatan terbagi atas : tidak kritis 45.410,47 ha, potensial kritis 125.928,77 ha,
agak kritis 207.991,87 ha, kritis 15.000,87, dan sangat kritis 368,03 yang mengakibatkan degradasi lahan semakin hari
semakin meningkat. Hal tersebut akan mempengaruhi keadaan sosial ekonomi masyarakat Desa Netpala, Kecamatan Mollo
Utara merupakan bagian dari permasalahan tersebut diatas.
Agar kegiatan RHL dapat mencapai sasaran sesuai dengan tujuannya, maka diperlukan rancangan kegiatan Agroforestry
sebagai panduan dalam pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan di lapangan. Sesuai dengan hierarkhi perencanaan teknis
RHL, maka dalam penyelenggaraan RHL mengacu kepada Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan DAS(RTk-RHL-
DAS), Rencana Pengelolaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RP-RHL) Lima Tahunan dan Rancangan Tahunan. Rehabilitasi
Hutan dan Lahan (RTn-RHL).
Pelaksanaan kegiatan Agroforestry Tahun 2015 dilaksanakan di desa Netpala, seluas 5 ha yang melibatkan Kelompok Tani
Hutan Tunas Baru sebagai pelaksana kegiatan dilapangan. Karena itu Rancangan Kegiatan Agroforestry secara teknis perlu
disusun agar pelaksanaan kegiatan dapat terarah dan berjalan dengan baik.

1
B. Maksud dan Tujuan

Maksud pelaksanaan Penyusunan Rancangan Kegiatan Agroforestry ini adalah menyusun buku Rancangan Kegiatan
Rehabilitasi lahan di lingkup wilayah Pengelolaan BPDAS Benain Noelmina tahun 2015
di Kabupaten TTS yang realistis dan mudah dilaksanakan di lapangan yang memperhatikan situasi dan kondisi setempat

Sedangkan sasaran kegiatan penyusunan Rancangan Kegiatan ini adalah tersusunya buku Rancangan Kegiatan Agroforestry
meliputi kegiatan penyedian bibit, penanaman, pemeliharaan

2
II. RISALAH UMUM
A. Bio Fisik
1. Letak dan Luas
a. Letak administrasi
- Lokasi :
- Desa : Kampung Netpala
- Kecamatan : Netpala
- Kabupaten : Mollo Utara
- Propinsi : TTS
: NTT

a. Letak Geografis

- Secara hidrologis, lokasi terletak pada Daerah Aliran Sungai Noelmina


- Batas sebelah Utara berbatasan dengan Desa Fatukoto dan Desa Ajaubaki; sebelah Selatan dengan Desa Oelbubuk,
sebelah Barat dengan Desa Lelobatan, sebelah Timur dengan Desa Oelbesi dan Desa Eonbesi
Letak lokasi Agroforestry secara geografis berada pada 090 44’’ 74,9’ LS dan 1240 25’’ 46,5’
Untuk data Rencana dan Realisasi Blok kegiatan Rehabilitasi Lahan dapat dilihat pada table 2.1

Rencana Realisasi
LMU LMU
LMU LMU
No Kecamatan Fungsi Non Fungsi Non
Desa/Lokasi Prioritas II Desa/Lokasi Prioritas II
kawasan Prioritas kawasan Prioritas I
(Ha) (Ha)
(Ha) (Ha)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Mollo Netpala Lindung 329,88 5 ha
Utara

3
2. Penggunaan Lahan
- Hutan rawang : - Ha - Padang rumput : - Ha
- Belukar : 0,5 Ha - Ladang : 1,5 Ha
- Semak : - Ha - Tanah kosong : 3 Ha

3. Sistem Lahan
4. Jenis system lahan : TLB
5. Jenis Tanah : Renzina, Meditera Haplik
6. Tekstur Tanah : Lempung berpasir
7. Kesuburan Tanah : Sangat subur
8. Type Iklim dan Curah Hujan
- Type Iklim : D - Suhu udara : C
- Curah Hujan Rata-rata/tahun : 800 mm - Kelembaban udara : %
- Hari Hujan Rata-rata/tahun : 90 Hari - :

9. Topografi
- 0 - 2% : 1 Ha - 16 - 25 % : Ha
- 3 - 8% : 4 Ha - 26 - 40 % : Ha
- 9 - 15 % : Ha - > 40 % : Ha

4
10. Jenis Vegetasi
- cemara : 12 Pohon - Jeruk nipis : 2 Pohon

- Bambu : 1 Rumpun - Kemiri : 5 Pohon


- Alpukat : 3 Pohon - Mahoni : 5 Pohon

11. Aksesbilitas
- Jarak dari Kota Kabupaten : 18 Km
- Jarak dari Kota Kecamatan : 2 Km
- Jarak dari Pusat Desa : 0,5 Km

5
B. SOSIAL EKONOMI
1. Demografi
- Jumlah Penduduk : 1641 Jiwa
- Jumlah Laki-laki : 814 Jiwa
- Jumlah Perempuan : 827 Jiwa

2. Tenaga Kerja
Untuk pelaksanaan kegiatan ini akan dilakukan oleh pihak masyarakat dengan melibatkan tenaga kerja/Kelompok Tani
Hutan Tunas Baru setempat dan diutamakan yang berada di sekitar lokasi kegiatan yang dibimbing oleh ketua pelaksana
lapangan serta pengawas lain yang ditunjuk.

3. Kelembagaan Masyarakat
Untuk pelaksanaan kegiatan ini menggunakan Kelompok Tani Hutan Tunas Baru yang telah disyahkan oleh oleh Kepala
Desa
Nama-nama Kelompok Tani Hutan Tunas Baru yang ada, dapat dilihat pada tabel 2.2 di bawah ini

6
Tabel 2.2. Nama-nama Kelompok Tani Hutan Tunas Baru
Jabatan Dalam Jabatan Dalam
No Nama No Nama
Kelompok Kelompok
1 Elisa Lasa Ketua 11 Yunus Komalasi Anggota
2 S. Toto Sekretaris 12 Musafat Besi Anggota
3 Amos Kasat Bendahara 13 Merianti Toto Anggota
4 Matias Neno Bahan Ketua Tim Perencana 14 Naomi Toto Anggota
5 Yumince Komalasi Anggota 15 Yohanis Tualaka Anggota
6 Damaris Kosat Anggota 16 E. Seran Ketua Tim Pengawas
7 Antonia Natonis Anggota 17 Sarah Sunbanu Anggota
8 Emelia Saeleo Anggota 18 Hudiaminu Lassa Anggota
9 Yunus Neno Bahan Anggota 19 Yakobet Kase Anggota
10 Y. Neno Bahan Ketua Tim Pelaksana 20 Anggota

4. Sosial Budaya
Kebiasan Masyarakat Desa Netpala sebelum memulai kegiatan dilakukan doa bersama dan pada waktu pemanenan juga
melakukan doa syukuran. Dalam pembuatan lubang tanam, lubang dibiarkan selama tiga minggu kemudian diberi kompos
dan menunggu waktu hujan untuk dilakukan penanaman.

7
III. RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN AGROFORESTRY

A. RANCANGAN FISIK KEGIATAN AGROFORESTRY


1. Tata Letak
Lokasi yang direncanakan untuk kegiatan Agroforestry ini adalah seluas 5 ha dalam satu hamparan ; yaitu terdapat di desa
Netpala Kecamatan Mollo uTara Kabupaten TTS, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dimana lokasi ini merupakan luar kawasan hutan. Berdasarkan RTk-RHL DAS pada lokasi tersebut berada pada LMU
terpilih Prioritas I dengan koordinat geografis sebagai berikut :
Sebelah Utara ; 090 44’’ 36’ LS 1240 15’’ 30’ BT
Sebelah selatan ; 090 44’’ 41,3’ LS 1240 15’’ 32’ BT
Sebelah barat ; 090 44’’ 45,7’ LS 1240 15’’ 28,6’ BT
Sebelah timur ; 090 44’’ 36,2’ LS 1240 15’’ 35,6’ BT

2. Hasil Inventarisasi Awal Lokasi


Berdasarkan hasil inventarisasi tegakan dengan survey didapatkan potensi tegakan awal lokasi penanaman sebesar 6
pohon/ha. Dengan demikian, dari hasil inventarisasi awal tegakan maka jenis kegiatan Agroforestry ini adalah intensif pada
LMU Prioritas I dengan jumlah bibit yang harus ditanam pada tahun pertama sebanyak 400 batang/ha.

3. Pembibitan
Kegiatan pembibitan ini direncanakan pada lokasi dengan koordinat 090 44’’ 63,5’ BT dan 1240 15’’ 37,4’ LS
Kegiatan ini meliputi kegiatan yang persyaratan luas lahan yang cukup guna menampung seluruh bibit tanaman,
kelerengan lapangan yang datar ( tidak lebih dari 5 % ), kedekatan dengan sumber air, serta ketersediaan sumberdaya
produksi berupa; sumberdaya manusia dan bahan-bahan penunjang produksi lainnya.

8
Adapun jenis pohon yang akan dibibitkan terdiri dari jenis pohon kayu-kayuan sebanyak 1000 batang dan jenis buah-
buahan sebanyak 1000 batang dan tanaman bawah tegakan : tanaman pertanian 3 ha, dan pakan ternak 2 ha.
Direncanakan keseluruhan bibit kayu-kayuan dan MPTS yang diperlukan untuk kegiatan ini sebanyak 2200 batang,
tanaman pertanian 2100 bibit (talas dan singkong), dan 60.000 bibit rumput kinggres (larikan 1 x 0,3 m) sebagai pakan
ternak.
Kegiatan selanjutnya adalah menyusun suatu prosedur kerja yang umum dalam pembibitan, yaitu
1. Pengadaan Benih
Benih mahoni, gmelina, jati lokal dan cendana dikumpulkan atau dibeli, yaitu benar-benar matang dan berasal dari
pohon induk yang sehat dan berkualitas unggul. Selanjutnya biji diseleksi yang padat saja, sedangkan yang
kosong/hampa disisihkan. Biji kemudian disimpan di tempat yang teduh dan terhindar dari cahaya matahari langsung.
Apabila dianggap perlu, biji dapat diberi perlakuan fungisida agar pada waktu disemaikan tidak terkena serangan
cendawan.
2. Penyiapan Media Semai
Media persemaian disiapkan dalam polibag berukuran 13 x 18 cm berupa tanah/pasir yang mempunyai aerasi baik,
subur dan gembur, misalnya dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 3 : 1.
3. Persemaian
Benih ada yang dapat disemaikan secara langsung ke dalam polibag yang sudah diatur dalam bedeng dan ada yang
terlebih dahulu ditaburkan ke tempat tabor yang terbuat dari baki plastic, untuk disapih dalam polibag.
4. Pemeliharaan.
a. Naungan
Pada tahap awal bibit sebaiknya diberikan naungan 50 % dan lebih baik bila naungan juga dipasang sebagai dinding
yang mengelilingi barisan-barisan bedeng. Sedangkan rangka naungan dapat dibuat dari bamboo.

9
b. Penyiraman.
Air yang digunakan adalah air bersih. Sedangkan alat penyiraman yang digunakan adalah sprayer solo dengan nozel
berwarna merah atau kuning, Penyiraman sebaiknya dilakukan dua kali dalam sehari; pagi hari antara jam 07.00 s/d
08.00 dan sore hari jam 16.00 s/d 17.00.

c. Pemupukan
Pada tahap awal dapat digunakan pupuk dasar seperti TSP sebanyak 1 gr/polibag yang diberikan 2 3 hari sebelum
penyapihan, kemudian dilakukan pemupukan lanjutan dari jenis NPK (15:15:15) dengan total dosis 28 gr yang
dilarutkan dalam 4,5 liter air untuk 300 polibag. Sebaiknya pemupukan dilakukan pada bibit yang telah berumur 1,5
bulan.
d. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit di pembibitan dapat dilakukan baik secara fisik dengan cara membersihkan gulma
dan sampah lainnya yang dapat menjadi inang dari penyakit ataupun dengan cara kimia melalui pemberian fungisida
dan insektisida. Adapun dosis dan konsentrasi untuk mengendalikan hama/penyakit disesuaikan dengan anjuran
yang tertera dalam label kemasan. Waktu penyemprotan yang baik adalah pada pagi hari antara jam 07.00 s/d jam
10.00 atau sore hari antara jam 15.00 s/d 17.00.

5. Pengangkutan Bibit
Pengangkutan bibit ke areal tanaman dilakukan setelah selesainya pembuatan lubang tanaman. Bibit dapat diangkut
dengan menggunakan gerobak, keranjang atau dengan dipikul sampai ke lokasi penanaman dan diletaktan dekat
dengan lubang tanaman yang telah dipersiapkan. Apabila lokasinya curam, pengangkutan dapat dilakukan dengan
cara/teknis yang yang memungkinkan.

10
4. Penanaman
Kegiatan rehabilitasi lahan ini disesuaikan dengan kondisi lahan, dimana untuk kelerengan yang datar sampai landai
berbentuk jalur dan untuk kelerengan yang bergelombang, agak curam sampai sangat curam berbentuk kontur yang
diprioritaskan dalam satu hamparan yang kompak.
Sebelum dilakukan penanaman, lahan harus dibersihkan dengan pemotongan semak dan penyemprotan alang-alang denga
mengikuti jalur tanaman menurut pola tanam garis kontur selebar satu meter dengan jarak tanam disesuaikan kondisi
lapangan. Penanaman dilakukan dengan system cemplongan dengan jumlah tanaman 400 batang/ha.
Namun apabila areal datar, maka pola tanam dalam bentuk jalur. Pada pola tanam ini, larikan tanaman diupayakan dibuat
lurus dengan jarak tanam teratur. Penanaman dilakukan dengan system banjar harian dengan jumlah tanaman 400
batang/ha.
Bahan untuk ajir tanaman terbuat dari bambu yang berasal dari sekitar lokasi. Ukuran ajir dibuat sepanjang 100 cm dengan
lebar 2-3 cm. Pemasangan ajir dilakukan setelah pembersihan lahan dengan cara menarik tali dari arah larikan pertama
dengan arah sejajar dengan mengikuti jarak tanaman yang ada. Ajir ditanam dengan kedalaman 30 cm dan sisanya 70 cm
diatas permukaan tanah.
Pembersihan lapangan dilakukan secara manual dengan parang/sabit dalam bentuk jakur 1 meter untuk areal dengan
topografi datar sampai sampai landai dan dalam bentuk piringan tanaman untuk areal dengan topografi agak curam sampai
sangat curam
Ukuran lubang tanaman yang harus dibuat adalah 30 x 30 x 30 cm. Tanah galian yang dihasilkan dari pembuatan lubang
tanaman diletakkan di pinggir lubang, dimana lapisan tanah bagian atas dikumpulkan disisi lubang, kemudian lapisan tanah
yang lebih dalam diletakkan pada sisi lainnya. Lubang dibiarkan selama kurang lebih 2 minggu agar pori-pori tanah yang
mungkin berisi gas tidak baik dapat ditukar dengan oksiger segar. Pada waktu penimbunan galian tanah diusahakan agar
tanah dari lapisan atas dimasukkan terlebih dahulu. Namun, sebelumnya tanah galian tersebut harus dicampur dengan
pupuk kandang yang sudah matang dengan dosis setiap tanaman kurang lebih 1 kg.

11
Bibit yang telah disediakan ditanam pada lubang tanam yang telah disiapkan. Apabila bibit menggunakan polibag, maka
sebelum ditanam polibag harus dilepas dengan cara disobek menggumakan pisau, dengan terlebih dahulu media
dipadatkan dengan cara meremas atau menekan lobang kantong. Bibit diletakkan ditengan lobang secara vertikal, ditimbun
secara hatihati dengan tanah di sisi lubang sampai batas leher akar, kemudian tanah di sekitar bibit dipadatkan dengan jalan
ditekan perlahan-lahan sampai terjadi kontak antara perakaran dengan tanah.
Penanaman di lapangan dilakukan saat musim hujan, pada waktu pagi hari atau ketika keadaan mendung. Setelah selesai
ditanam, kantong polibag diletakkan di atas ajir tanaman untuk menandakan lubang yang telah ditanam.

5. Pemeliharaan (Tahun I dan II)


Pemeliharaan tahun pertama dapat dilakukan dengan biaya pemerintah (APBN), apabila prosentase tumbuh tanaman pada
akhir tahun berjalan ≥ 60 % (kecuali hutan kota ≥ 80 %)
Pemeliharaan I dan II dilaksanakan pada tahun kedua dan ketiga, dengan komponen pekerjaan penyiangan, pendangiran,
pemberantasan hama/penyakit dan penyulaman. Pelaksanaan pemeliharaan I dan II diawali dengan evaluasi tanaman
untuk menentukan intensitas pemeliharaan dan penyesuaian rancangan pemeliharaan. Jumlah bibit untuk penyulaman pada
pemeliharaan I dan II ditentukan dari hasil evaluasi tanaman.
Intensitas pemeliharaan per tahun dapat dikelompokkan kedalam 3 (tiga) kategori, yaitu:
a. Pemeliharaan ringan
- Penyiangan dan pendangiran masing-masing satu kali
- Penyulaman maksimal 10 %
b. Pemeliharaan Sedang
- Penyiangan, pendangiran dan pemberantasan hama masing-masing satu kali
- Penyulaman maksimal 20 %
c. Pemeliharaan Berat

12
- Penyiangan, pendangiran dan pemberantasan hama masing-masing minimal satu kali
- Penyulaman lebih dari 20 %
Rencana anggaran biaya untuk pemeliharaan tahun pertama dan kedua ditentukan dari evaluasi tanaman tersebut di atas
dan sesuai dengan ketersediaan dana (maksimal 30 % pertahun dari biaya penanaman)

Teknik kegiatan pemeliharaan ini secara garis besar meliputi sebagai berikut:
- Teknik konservasi tanah yang tepat untuk mengurangi tingkat erosi dan menjaga lingkungan tanah
- Penyiraman diusahakan dilakukan minimal satu kali sehari pada waktu pagi/sore hari, kecuali jika terjadi hujan
- Penyulanan dilakukan untuk menganti tanaman yang mati atau tidak tumbuh dengan sehat
- Penyiangan dan pendangiran dilakukan terhadap gulma atau rumput liar di sekitar tanaman ( radius ± 0,5 m) dengan
cara mencabut lingkungan gulma perakaran atau dengan menggunakan bahan kimia(fungisida) untuk gulma dari jenis
alang-alang. Diharapkan kegiatan ini dapat rutin dilakukan oleh anggota Kelompok Tani Hutan Tunas Baru setiap 3
bulan sekali. Sedangkan pendangiran dilakukan dengan cara menggemburkan lagi tanah di sekitar tanaman untuk
menjamin porositas tanah. Diharapkan kegiatan ini dapat rutin dilakukan oleh anggota kelompok setiap 3 bulan sekali
hingga tanaman berumur 3 tahun.
- Pemupukan dilakukan pada kegiatan Pemeliharaan Tahun I maupun Pemeliharaan Tahun II dengan menggunakan
pupuk kompos
- Pengendalian hama dan penyakit apabila ditemukan adanya serangan hama dan penyakit pada tanaman , upaya
pemberantasan hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan insektisida dan fungngisida yang dosisnya
disesuaikan dengan kondisi dan umur tanaman maupun dengan perlakuan manual untuk hama ulat dan hewan liar.

13
6. Perlindungan dan Pengamanan
Tanaman yang sudah ditanam perlu dilindungi dari gangguan seperti binatang dan lainnya dengan menggunakan pagar
berupa keranjang pengaman tanaman serta perlu dilakukan upaya pencegahan kebakaran

7. Sarana dan Prasarana Pendukung


Sarana dan prasarana yang perlu dipersiapkan antara lain:
Pengadaan ajir, pengadaan papan nama, gubuk kerja, pupuk organik, pengadaan pagar tanaman, pengadaan peralatan
dan perlengkapan kerja dan perlengkapan lain yang diperlukan.

8. Kebutuhan Bibit dan Alternatif Pengadaan Bibit


a. Jumlah bibit yang dibutuhkan untuk tahun berjalan (T0) sebanyak 2200 batang; 2000 batang untuk penanaman dan
untuk penyulaman 10 % (200 batang). Sedangkan (T+1) dibutuhkan bibit sebanyak 40 batang, (± 20 %), untuk (T+2)
dibutuhkan bibit sebanyak 40 batang (± 20 %) tergantung hasil evaluasi tanaman untuk kegiatan pemeliharaan.
b. Bibit dengan mutu fisiologis yang baik yaitu memiliki tinggi 30 – 50 cm, sehat, diameter pangkal batang minimal 3 mm
dan media tumbuh harus kompak
c. Bibit normal yaitu bibit yang sehat, berbatang tunggal dan leher akar berkayu.
d. Jumlah dan jenis bibit yang diberikan sesuai dengan kondisi dan luas lahan yang telah ditetapkan
e. Pengangkutan bibit ke areal penanaman dilakukan setelah selesainya pembuatan lubang tanaman. Bibit dapat diangkut
dengan menggunakan gerobak, keranjang atau dengan dipikul sampai ke lukasi penanaman dan diletakkan dekat
lubang tanaman yang telah dipersiapkan. Apabila lokasinya curam, pengangkutan dapat dilakukan dengan cara/teknis
lain yang memungkinkan.
Bibit yang digunakan dalam kegiatan ini dianjurkan menggunakan bibit yang baik dan berkualitas. Jenis bibit tanaman
disesuaikan dengan kecocokan kondisi lapangan. Rencana pengadaan bibit tersebut dapat dilihat pada tabel tabel 3.1.

14
Tabel.3.1. Rencana Pengadaan Bibit tanaman kayu-kayuan dan MPTS
Jumlah Jumlah T1
Luas Jarak Komposisi Jumlah T0 Sulaman Total Bibit
No Jenis Tanaman Bibit (Batang)
(Ha) Tanam Jenis(%) (Batang) 10 % (Batang)
(Btg/Ha) +20 %
1 Mahoni 5 ha 5x5 m 15 % 60 300 30 60 390
2 Gmelina 5 ha 5x5 m 15 % 60 300 30 60 390
3 Cendana 5 ha 5x5 m 10 % 20 100 10 20 130
4 Jati Lokal 5 ha 5x5 m 10 % 60 300 30 60 390
5 MPTS : 5 ha 5x5 50 % 200
- Jeruk 100 500 50 100 650
- Alpukat 50 250 25 50 325
- kemiri 50 250 25 50 325

Jumlah 100 % 400 2000 200 400 2600

15
Tabel.3.2. Rencana Pengadaan Bibit tanaman pertanian

Jumlah Keterangan
Luas Jarak Komposisi Jumlah T0
No Jenis Tanaman Bibit
(Ha) Tanam Jenis(%) (Batang)
(Btg/Ha)
1 Talas 1 2x2 40 % 1000 1000
2 Singkong 1 2x2 40 % 1000 1000
3 Empon – empon 1 2x2 20 % 500 500
Jumlah 100% 2500 2500
4 Rumput kinggres 2 1x1 100 % 10000 50000
Jumlah 100 %

9. Kebutuhan Bahan dan Peralatan


Pengadaan beberapa jenis bahan dan peralatan yang digunakan untuk Kegiatan Agroforestry dapat dilihat pada tabel 3.2
dibawah ini
Tabel.3.2. Rencana Pengadaan Bahan dan Peralatan
Volume per Volume
No Jenis Bahan dan Peralatan Satuan Keterangan
1 Ha 5 Ha

1 Pengadaan patok arah larikan Patok 40 200

2 Pengadaan Ajir Batang 400 2000

3 Pembuatan Papan Nama Unit 1 1

16
4 Pembuatan Pondok Kerja Unit 1 1

5 Pengadaan Pupuk Kompos Kg 1200 6000

6 Pengadaan Herbisida Paket 1 1

7 Pengadaan Peralatan Paket 1 1

a. Pengadaan ajir tanaman dibuat dari kayu atau bambu atau bahan sejenisnya denga ukuran sesuai kebutuhan dengan
maksud agar mudah dalam pengecekan lubang tanaman maupun tanamannya. Jumlah ajir tanaman disesuaikan
dengan banyaknya bibit yang ditanam.
b. Pengadaan bahan dan papan nama dibuat empat persegi panjang dengan ukuran 60 x 90 cm, dan dipasang pada dua
tiang, bahan yang digunakan antara lain papan ukuran tebal 2 cm x 20 cm x panjang 4 meter sebayak 2 lembar, tiang
kayu dengan ukuran 5 cm x 7 cm panjang 4 meter sebanyak 2 batang, cat, kuas, dan lain-lain
c. Pengadaan bahan pondok kerja dibuat dengan ukuran 24 m2 (4 m x 6 m), terbuat dari bahan kayu dan atap dari seng.
Tiap pondok kerja terbuat dari kayu, dibuat sebagai sarana untuk tempat beristirahat petugas, tenaga kerja, mandor
maupun supervisi.

17
10. Kebutuhan Tenaga Kerja
Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja kegiatan ini dapat dilihat pada tabel 3.3. di bawah ini
Tabel 3.3. Rencana Kebutuhan Tenaga kerja untuk tanaman kayu-kayuan dan MPTS
Volume Volume
No Jenis Kegiatan Satuan Keterangan
per Ha 5 Ha
1 Persiapan Lapangan Pembuatan jalan pemeriksaan HOK 10 50
2 Pemotongan semak dan alang-alang HOK 5 15
3 Pemasangan ajir HOK 3 10
4 Pengadaan perlengkapan kerja HOK - - Lihat lampiran
5 Pembuatan Gubuk kerja HOK 30 30
4 Pembuatan papan nama HOK 5 5
5 Pembuatan Piringan dan lubang tanam HOK 10 50
6 Distribusi bibit ke lubang tanaman HOK 7 35
7 Penyulman HOK 2 10
8 Penyiangan dan pendangiran HOK 4 20
9 Pengamanan atau pemeliharaan sementara HOK 1 5
10 Pengawasan/supervisi OB 0.2 1
11 Pengawasan oleh mandor OJ 0,1 0.5

18
Tabel 3.3.1 Rencana Kebutuhan Tenaga kerja untuk tanaman pertanian dan pakan ternak
Volume Volume
No Jenis Kegiatan Satuan Keterangan
per Ha 5 Ha
1 Persiapan lahan HOK 4 20
2 Penanaman HOK 4 20

B. RENCANA PEMBINAAN KELEMBAGAAN


1. Kelembagaan Kelompok

a. Pendamping dan Penyuluhan


Salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan kegiatan Agroforestry ini adalah adanya partisipasi masyarakat
sekitar/setempat. Partisipasi ini akan terjadi apabila masyarakat benar-benar memahami dan sungguh-sungguh sadar
akan pentingnya Agroforestry itu bagi perbaikan lingkungan hidup dan kesejahteraan mereka.
Untuk maksud tersebut dibutuhkan upaya sungguh-sungguh dan terencana, sesuai dengan kondisi sosial budaya dan
kemampuan ekonomi masyarakat setempat. Peranan pendamping sangat diharapkan dalam upaya menumbuhkan
motivasi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan ini. Untuk itu pendamping harus benar-benar memahami kondisi
sosio-phsikologis masyarakat setempat dan tidak hanya pada teknik penyuluhan. Oleh karena itu tenaga-tenaga
pendamping sebelum melakukan pendamping terlebih dahulu perlu dilatih tentang teknik penyuluhan dan pendampingan.
Agar rekruitment tenaga pendamping benar-benar sesuai yang diharapkan maka disarankan untuk bekerjasama dengan
ketua masyarakat adat dan pemuka-pemuka masyarakat setempat.

b. Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Hutan Tunas Baru Tunas Baru


Untuk memudahkan dalam pengendalian kegiatan Agroforestry maka perlu dibentuk Kelompok Tani Hutan Tunas Baru .
Kelompok Tani Hutan Tunas Baru ini diberi pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang teknik budidaya tanaman,

19
pemeliharaan dan pengamanan hasil-hasilnya. Selain itu mereka diberi pengetahuan yang cukup pada tentang
pemanfaatan ruang antara untuk penanaman tanaman-tanaman hortikultura, sayur-sayuran, kacang-kacangan dan lain-
lain. Struktur Kelompok Tani Hutan Tunas Baru yaitu memiliki seorang ketua dan anggota-anggota pada tingkat blok,
organisasi Kelompok Tani Hutan Tunas Baru ini dilengkapi dengan seorang ketua, sekretaris, bendahara dan anggota-
anggota. Struktur organisasi Kelompok Tani Hutan Tunas Baru Tunas Baru disajikan pada Gambar 3.21

Ketua

Sekretaris Bendahara
a

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim


Perencana Pelaksana Pengawas

Petani peserta

Gambar 3.21. Struktur Organisasi Kelompok Tani Tunas Baru

20
c. Pelatihan

Pelatihan berbagai hal terkait dengan kegiatan Agroforestry dilakukan pada Kelompok Tani Hutan Tunas Baru dan
masyarakat sekitar. Pelatihan ini meliputi :
 Teknik budidaya Tanaman kehutanan (pengumpulan benih, persemaian, perluasan areal, polybag, pemeliharaan
tanaman, penyemaian dan lain-lain.
 Teknis budidaya tanaman MPTS (tanaman serba guna/buah-buahan)
 Manajemen usaha tani
 Penanaman tanaman hortikultura antar tanaman pokok
 Dan lain-lain

Pelatihan ini dilaksanakan selama 3 hari dilokasi Netpala dengan melibatkan pakar-pakar yang benar-benar menguasai
materi yang diberikan. Untuk itu maka sebelum pelatihan dilakukan, terlebih dahulu dilakukan lokakaryanya para pelatih
untuk membahas materi-materi pelatihan. Lokakarya ini dilaksanakan dengan maksud menyamakan persepsi antar
pelatih dan mengurangi kemungkinan-kemungkinan tumpang tindih materi. Dengan lokakarya ini diharapkan materi yang
disampaikan para pelatih benar-benar akan efektif dan diharapkan akan berhasil guna bagi mendukung keberhasilan
Agroforestry.

21
d. Jumlah anggota
Jabatan Dalam Jabatan Dalam
No Nama No Nama
Kelompok Kelompok
1 Elisa Lasa Ketua 11 Yunus Komalasi Anggota
2 S. Toto Sekretaris 12 Musafat Besi Anggota
3 Amos Kasat Bendahara 13 Merianti Toto Anggota
4 Matias Neno Bahan Ketua Tim Perencana 14 Naomi Toto Anggota
5 Yumince Komalasi Anggota 15 Yohanis Tualaka Anggota
6 Damaris Kosat Anggota 16 E. Seran Ketua Tim Pengawas
7 Antonia Natonis Anggota 17 Sarah Sunbanu Anggota
8 Emelia Saeleo Anggota 18 Hudiaminu Lassa Anggota
9 Yunus Neno Bahan Anggota 19 Yakobet Kase Anggota
10 Y. Neno Bahan Ketua Tim Pelaksana 20 Anggota

e. Pembagian tugas, peran dan tanggung jawab, administrasi kelompok


1). Keanggotaan
a). Keanggotaan Kelompok Tani Hutan Tunas Baru bersifat terbuka.Dalam arti siapa saja dapat mengajukan diri
mendaftar untuk menjadi anggota Kelompok Tani Hutan Tunas Baru

b). Yang menjadi anggota Kelompok Tani Hutan Tunas Baru adalah yang ikut menandatangani pembentukan kelompok.
c). Setiap pendaftar baru dapat menjadi anggota Kelompok Tani Hutan Tunas Baru atas persetujuan Ketua Kelompok
Tani Hutan Tunas Baru dengan memperhatikan masukan 2/3 dari seluruh anggota dan menyatakan secara tertulis
dapat memenuhi semua persyaratan menjadi anggota dan memenuhi semua peraturan dalam Kelompok Tani Hutan
Tunas Baru

22
d). Setiap anggota Kelompok Tani Hutan Tunas Baru wajib :
1) Menggarap lahan pertanian.
2) Menyatakan secara tertulis dapat memenuhi semua persyaratan menjadi anggota dan memenuhi semua peraturan
dalam Kelompok Tani Hutan Tunas Baru

e). Syarat menjadi anggota Kelompok Tani Hutan Tunas Baru


1) Mengajukan permohonan pendaftaran.
2) Mendapat persetujuan menjadi anggota dari Ketua Kelompok Tani Hutan Tunas Baru dengan memperhatikan
persetujuan dari 2/3 dari seluruh anggota.
3) Menyatakan secara tertulis dapat memenuhi semua persyaratan menjadi anggota dan memenuhi semua peraturan
dalam Kelompok Tani Hutan Tunas Baru
4) Menggarap lahan pertanian pribadi.
5) Membayar uang pangkal satu kali saat mendaftar dan iuran setiap bulan (besarnya sesuai musyawarah anggota)
sebelum tanggal 15 setiap bulan.
6) Mengikuti kegiatan pertanian di lahan bersama setiap hari Senin dan Selasa (satu hari penuh) setiap minggu
keempat bulan berjalan (pemeliharaan&perawatan tanaman) dan kegiatan penanaman tanaman
pertanian.Pelaksanaannya di koordinir oleh Ketua.Setiap anggota yang berhalangan wajib memberikan upah
pekerja kepada Bendahara Kelompok Tani Hutan Tunas Baru sebagai upah untuk menggaji orang yang dicari
untuk menggantikan anggota yang berhalangan.
7) Wajib mengikuti setiap musyawarah yang dilakukan dan disepakati oleh Kelompok Tani Hutan Tunas Baru
8) Memupuk,membina,dan menjaga kelangsungan organisasi Kelompok Tani Hutan Tunas Baru
9) Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,dan peraturan lain yang berlaku dalam Kelompok Tani
Hutan Tunas Baru

23
10) Dapat menjaga kepentingan dan informasi internal Kelompok Tani Hutan Tunas Baru
11) Setiap bukti pelanggaran kewajiban anggota Kelompok Tani Hutan Tunas Baru yang dilakukan oleh setiap orang
anggota Kelompok Tani Hutan Tunas Baru dikeluarkan dari keanggotaan secara tidak hormat dan kehilangan
semua haknya sebagai anggota.
12) Setiap anggota yang keluar dengan sukarela wajib menyerahkan Uang pangkal dan 20% dari kekayaan rata-rata
yang dimiliki setiap anggota atas kekayaan yang dimiliki Kelompok Tani Hutan Tunas Baru

f). Setiap anggota Kelompok Tani Hutan Tunas Baru berhak :


1) Mengetahui dan memperoleh setiap bantuan donasi maupun pinjaman baik berupa materi maupun program yang
diperoleh Kelompok Tani Hutan Tunas Baru yang besarnya sesuai kesepakatan bersama.Informasi yang datang
dapat ditanyakan dan diperoleh kepada Kepengurusan Kelompok Tani Hutan Tunas Baru dalam bentuk tertulis
pada saat memberikan iuran.Setiap Pengurus yang melanggar bagian ini diberi sanksi penggantian posisi oleh
Ketua.
2) Mengeluarkan pendapat dan usulan untuk kemajuan Kelompok Tani Hutan Tunas Baru
3) Dipilih sebagai Pengurus Kelompok Tani Hutan Tunas Baru Dalam hal dipilih menjadi Pengurus,Ketua terpilih
berwenang penuh memilih pengurus Kelompok Tani Hutan Tunas Baru
4) Memilih dan dipilih sebagai Ketua Kelompok Tani Hutan Tunas Baru Dalam hal pencalonan Ketua Kelompok Tani
Hutan Tunas Baru
5) Ketua terpilih berhak penuh menentukan Kepengurusan Kelompok Tani Hutan Tunas Baru
6) Memperoleh satu berkas Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kelompok Tani Hutan Tunas Baru
7) Memiliki dan memanfaatkan kekayaan Kelompok Tani Hutan Tunas Baru yang besarnya ditentukan sama rata
dengan anggota Kelompok Tani Hutan Tunas Baru yang lain.

24
8) Setiap anggota yang mengundurkan diri secara sukarela berhak memperoleh kekayaan rata-rata seluruh anggota
atas kekayaan Kelompok Tani Hutan Tunas Baru dengan dikurangi uang pangkal dan 20% dari kekayaan rata-rata
anggota Kelompok Tani Hutan Tunas Baru .
9) Menuntut pelaksanaan program kerja berjalan dari Kepengurusan Kelompok Tani Hutan Tunas Baru yang belum di
kerjakan di program kerja tahun sebelumnya.

2). Tugas dan Tanggung Jawab Pengurus


2.1.Tugas dan tanggung jawab Ketua Kelompok Tani Hutan Tunas Baru :
a. Melaksanakan visi dan misi saat kampanye.
b. Membentuk Kepengurusan Kelompok Tani Hutan Tunas Baru yang terdiri dari :
- Satu orang menjabat Sekretaris
- Satu orang menjabat Bendahara.
c. Ketua Kelompok Tani Hutan Tunas Baru berhak mengganti posisi kepengurusan Kelompok Tani Hutan Tunas
Baru
d. Menyusun program Kerja dalam setahun selama masa periode Kepengurusan.
e. Ketua terpilih wajib melaksanakan visi dan misi saat pencalonan.Setiap bukti pelanggaran yang dilakukan Ketua
terpilih dalam melaksanakan visi dan misi saat pencalonan dapat mengakibatkan yang bersangkutan keluar tidak
hormat dari keanggotaan Kelompok Tani Hutan Tunas Baru dan wajib mempertanggung jawabkan kebijakan saat
masih menjabat di muka hukum.
f. Bila terjadi hal seperti tersebut di atas (nomor 4),Kelompok Tani Hutan Tunas Baru mengadakan Musyawarah
Anggota sesuai persyaratan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kelompok Tani Hutan Tunas
Baru untuk memilih Ketua Kelompok Tani Hutan Tunas Baru yang baru.

25
g. Menyampaikan Laporan Pertanggung Jawaban setiap 12 bulan terhitung sejak terpilih sebagai Ketua Kelompok
Tani Hutan Tunas Baru .
h. Bertanggung jawab dan berhak penuh atas keseluruhan fungsionalisasi maupun tata kelola operasional organisasi
Kelompok Tani Hutan Tunas Baru .
i. Mewakili Kelompok Tani Hutan Tunas Baru untuk segala kegiatan dan hal yang terkait atas keberadaan Kelompok
Tani Hutan Tunas Baru .
j. Memimpin kegiatan Kelompok Tani Hutan Tunas Baru .
k. Menandatangani urusan surat menyurat.
l. Memberi teguran kepada anggota yang lalai memenuhi kewajibannya.
m. Tugas-tugas lain sesuai dengan kapasitasnya.
2.2. Tugas dan tanggung jawab Sekretaris Kelompok Tani Hutan Tunas Baru :
a. Membantu Ketua dalam melaksanakan Program Kerja Pengurus Kelompok Tani Hutan Tunas Baru sesuai arahan
Ketua Kelompok Tani Hutan Tunas Baru .
b. Memegang Buku Inventaris dan Kegiatan Operasional Kelompok Tani Hutan Tunas Baru .
c. Membuat daftar hadir dan notulen rapat.
d. Mewakili ketua bila berhalangan.
2.3. Tugas dan tanggung jawab Bendahara Kelompok Tani Hutan Tunas Baru :
a. Membantu Ketua dalam melaksanakan Program Kerja Pengurus Kelompok Tani Hutan Tunas Baru sesuai arahan
Ketua Kelompok Tani Hutan Tunas Baru .
b. Memegang Buku Rekening Tabungan Kelompok Tani Hutan Tunas Baru .
c. Membukukan segala uang pemasukan dan pengeluaran Kelompok Tani Hutan Tunas Baru .
d. Menginventarisir segala aset milik Kelompok Tani Hutan Tunas Baru .

26
2.4. Tugas dan tanggung jawab Ketua Tim Perencana Kelompok Tani Hutan Tunas Baru :
a. Membantu Ketua dalam melaksanakan Program Kerja Pengurus Kelompok Tani Hutan Tunas Baru sesuai arahan
Ketua Kelompok Tani Hutan Tunas Baru .
b. Merencanakan seluruh kegiatan yang sesuai dengan pedoman yang berlaku
c. Menyusun laporan perencanaan kegiatan dan melaporkan kepada ketua kelompok

2.5. Tugas dan tanggung jawab Ketua Tim Pelaksana Kelompok Tani Hutan Tunas Baru :
a. Membantu Ketua dalam melaksanakan Program Kerja Pengurus Kelompok Tani Hutan Tunas Baru sesuai arahan
Ketua Kelompok Tani Hutan Tunas Baru .
b. Melaksanakan seluruh kegiatan yang sesuai dengan pedoman yang sudah ditentukan oleh tim perencana
c. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan dan melaporkan kepada ketua kelompok

2.6. Tugas dan tanggung jawab Ketua Tim Pengawas Kelompok Tani Hutan Tunas Baru :
a. Membantu Ketua dalam melaksanakan Program Kerja Pengurus Kelompok Tani Hutan Tunas Baru sesuai arahan
Ketua Kelompok Tani Hutan Tunas Baru .
b. Mengawasi seluruh jalannya kegiatan yang sudah dibuat oleh tim pelaksana
c. Menyusun laporan pengawasan kegiatan dan melaporkan kepada ketua kelompok
2. Bimbingan Teknis
Bimbingan teknis di lapangan dimaksudkan agar pemahaman anggota kelompok tentang cara menanam dan pemeliharaan
dalam Kegiatan Agroforestry dapat berjalan dengan baik, sehingga pencapaian keberhasilan maksimal.
Selain itu, dengan bimbingan teknis akan dapat diselesaikan masalah dan kendala yang terjadi di lapangan. Bimbingan
teknis di lapangan dilaksanakan secara rutin oleh pihak kontraktor pelaksana yang dapat dibantu oleh petugas penyuluh

27
kehutanan. Bimbingan teknis rutin dilakukan paling sedikit satu bulan sekali mulai dari saat persiapan lapangan. Dalam
bimbingan teknis perlu digali permasalahan-permasalahan yang timbul di lapangan dan kemungkinan pemecahannya.
Diusahakan pemecahan masalah dilakukan melalui diskusi dan disepakati secara musyawarah dan mufakat.
3. Penguatan kelembagaan
Hal yang paling utama agar kegiatan Agroforestry dapat berjalan secara berkesinambungan adalah dengan meningkatkan
kelembagaan kelompok yang ada. Dalam rangka pengembangan kelembagaan kelompok diperlukan kegiatan yang
difasilitasi untuk menunjang pemberdayaan kelompok. Bentukbentuk pembianaan kelembagaan itu dapat berupa :
i. Sosialisasi Program
ii. Bimbingan teknis, penyuluhan dan pendampingan
iii. Saresehan
iv. Diskusi dan Pelatihan
v. Pembentukan Forum Komunikasi
4. Penyuluhan dan Pendampingan
Maksud dan tujuan dari pelatihan bagi anggota Kelompok Tani Hutan Tunas Baru adalah:
a. Meningkatkan kemampuan teknis anggota Kelompok Tani Hutan Tunas Baru dalam kegiatan Agroforestry
b. Meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan anggota Kelompok Tani Hutan Tunas Baru
c. Meningkatkan fungsi kelembagaan Kelompok Tani Hutan Tunas Baru

28
IV. RANCANGAN BIAYA
Tabel.4.1. Rencana Kebutuhan Bahan dan Tenaga

29
Tabel. 4.2. R encana Kebutuhan Biaya Bahan dan Tenaga.
Volume Jumlah Harga satuan (Rp) Kebutuhan Biaya (Rp) Jumlah
No Jenis Kegiatan Fisik Bahan/Tenaga Satuan Bahan / Tenaga Bahan Tenaga Biaya (Rp) Ket.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. PERSIAPAN
1. Persiapan Lapangan dan Pembuatan Jalan pemeriksaan 5 Ha - / 50.00 - / HOK - 40,000 - 2,000,000 2,000,000
2. Pemotongan semak dan alang-alang 5 Ha - / 15.00 - / HOK - 40,000 - 600,000 600,000
4. Pemasangan ajir 5 Ha 2,000 / 10.00 Bt/HOK 150 40,000 300,000 400,000 700,000
5. Pengadaan perlengkapan lapangan 5 Ha 1 / - Paket/ HOK 15,400 - 3,900,000 - 3,900,000
6. Pembuatan Gubuk Kerja 5 Ha 1.00 / 30.00 Unit/- 1 40,000 11,090,000 1,200,000 12,290,000
7. Pengadaan Papan Nama 5 Ha 1.00 / 4.00 Unit/- 1 40,000 462,500 160,000 622,500

B. PELAKSANAAN
1. Pembuatan piringan dan lubang tanaman 5 Ha - / 50.00 - / HOK - 40,000 - 2,000,000 2,000,000
2. Distribusi bibit ke lubang tanaman 5 Ha - / 35.00 - / HOK - 40,000 - 1,400,000 1,400,000
3. Penanaman dan pemupukan 5 Ha - / 30.00 - / HOK - 40,000 - 1,200,000 1,200,000
4. Persiapan lahan untuk tanaman pertanian dan pakan ternak 5 ha 20 - / HOK 20.00
5. Penanaman tanaman pertanian dan pakan ternak 5 ha 20 - / HOK 20.00
6. Pengadaan pupuk organik 5 Ha 2,000 / - Kg/ - 300 600,000 - 600,000
7. Pengadaan herbisida 5 Ha 5 / - Paket/ - 250,000 1,250,000 - 1,250,000
8. Pengadaan Bibit tanaman Tumpang sari
- Talas 5 Ha 5,000.00 - Umbi/- 2,000 10,000,000 10,000,000
- singkong 5 Ha 5,000.00 - Batang/- 100 500,000 500,000
- empon-emponan 5 Ha 2,500.00 - Umbi/- 2,000 5,000,000 5,000,000
9. Pengadaan bibit Pakan Ternak
- King grass 5 Ha 50,000.00 - Stek/- 100 5,000,000 5,000,000
10. Pengadaan Bibit Tanaman Hutan
- Gmelina 5 Ha 300.00 - Batang/- 3,000 900,000 900,000
- Mahoni 5 Ha 300.00 - Batang/- 3,000 900,000 900,000
- Jati Lokal 5 Ha 300.00 - Batang/- 3,000 900,000 900,000
- Cendana 5 Ha 100.00 - Batang/- 10,000 1,000,000 1,000,000
11. Pengadaan Bibit Tanaman MPTS
- alpukat 5 Ha 500.00 - Batang/- 5,000 2,500,000 2,500,000
- kemiri 5 Ha 250.00 - Batang/- 5,000 1,250,000 1,250,000
- jeruk 5 Ha 250.00 - Batang/- 7,500 1,875,000 1,875,000
12. Pembuatan/Penyempurnaan Teknik Konservasi Tanah (Teras Glud) 0,75 Ha 1.00 / 60.00 - / HOK 1,000,000 40,000 1,000,000 2,400,000 3,400,000
13. Pengadaan Hewan Ternak 5 Ha 5.00 / - Pakett/ - 400,000 2,000,000 - 2,000,000

C. PEMELIHARAAN
1. Penyulaman 5 Ha - / 10.00 - /HOK - 40,000 - 400,000 400,000
2. Penyiangan dan pendangiran 5 Ha - / 20.00 - /HOK - 40,000 - 800,000 800,000
7. Pengamanan/pemeliharaan bibit sementara 5 Ha - / 5.00 - / Ha - 70,000 - 350,000 350,000

D PENGAWASAN DAN PEMBINAAN TEKNIS


1. Pengawasan/Supervisi 5 Ha - / 1.00 - /OJ - 1,400,000 - 1,400,000 1,400,000
1. Pengawasan oleh Mandor 5 Ha - / 0.50 - /OB - 1,800,000 - 900,000 900,000

Jumlah Biaya Pembuatan Agroforestry 50,427,500 15,210,000 65,637,500

30
Tabel. 4.3. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Bulan
No Jenis Kegiatan Volume Satuan Ket
Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
A. PERSIAPAN
1. Persiapan Lapangan dan Pembuatan Jalan pemeriksaan 1 Ha
2. Pemotongan semak dan alang-alang 1 Ha
3. Pemasangan ajir 1 Ha
4. Pengadaan perlengkapan Kerja 1 Ha
5. Pembuatan Gubuk Kerja 1 Ha
6. Pengadaan Papan Nama 1 Ha

B. PELAKSANAAN
1. Pembuatan piringan dan lubang tanaman 1 Ha
2. Distribusi bibit ke lubang tanaman 1 Ha
3. Penanaman dan pemupukan 1 Ha
4. Persiapan lahan untuk tanaman pertanian dan pakan ternak 1 ha
5. Penanaman tanaman pertanian dan pakan ternak 1 ha
6. Pengadaan pupuk organik 1 Ha
7. Pengadaan herbisida 1 Ha
8. Pengadaan Bibit tanaman Tumpang sari 1 Ha
9. Pengadaan bibit Pakan Ternak 1 Ha
10. Pengadaan Bibit Tanaman Hutan 1 Ha
11. Pengadaan Bibit Tanaman MPTS 1 Ha
12. Pembuatan/Penyempurnaan Teknik Konservasi Tanah 0,75 Ha
13. Pengadaan Hewan Ternak 1 Ha

C. PEMELIHARAAN
1. Penyulaman 1 Ha
2. Penyiangan dan pendangiran 1 Ha
3. Angkutan lokal bibit dan pengamanan/pemeliharaan sementara 1 Ha

D PENGAWASAN DAN PEMBINAAN TEKNIS


1. Pengawasan/Supervisi 1 Ha
1. Pengawasan oleh Mandor 1 Ha

31
Tabel. 4.4. Rencana Kebutuhan Biaya Bahan Pondok Kerja

32
Tabel. 4.5. Rencana Kebutuhan Biaya Bahan Papan Nama

33
Tabel. 4.6. Rencana Kebutuhan Biaya Bahan Peralatan

No Jenis Alat Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah Biaya Keterangan


(Rp) (Rp)
1 2 3 4 5 6

1 Hand Sprayer 1 Buah 450,000 450,000


2 Cangkul 15 Buah 75,000 1,125,000
3 Linggis 15 Buah 75,000 1,125,000
4 Parang 10 Buah 60,000 600,000
5 Gembor 5 Buah 90,000 450,000
6 Ember 5 Buah 30,000 150,000
Jumlah - 3,900,000

34
Lampiran Peta

1
PETA SITUASI

1
2
PETA LOKASI

3
4
5
6

Anda mungkin juga menyukai