id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Wacana
satuan bahasa terlengkap, realisasinya tampak pada bentuk karangan yang utuh,
seperti novel, buku atau artikel, atau pada pidato, khotbah, dan sebagainya.
ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (novel, buku, seri
tertinggi atau terbesar. Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana
itu berarti terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa
dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana
lisan), tanpa keraguan apa pun. Sebagai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar,
berarti wacana itu dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi
commitkewacanaan
persyaratan gramatikal, dan persyaratan to user lainnya.
9
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
umumnya berpendapat sama tentang wacana dalam hal satuan bahasa yang
terlengkap (utuh), tetapi dalam hal lain ada perbedaannya. Perbedaannya terletak
pada wacana sebagai unsur gramatikal tertinggi yang direalisasikan dalam bentuk
karangan yang utuh dengan amanat lengkap dan dengan koherensi serta kohesi
tinggi. Sebenarnya, wacana utuh harus dipertimbangkan dari segi isi (informasi)
pendukung (bentuk).
sebuah perluasan dari bahasa yang terdiri dari beberapa kalimat yang mana dilihat
yang dinyatakan secara lisan seperti pidato, ceramah, khotbah, dan dialog, atau
secara tertulis seperti cerpen, novel, buku, surat, dan dokumen tertulis, yang
dilihat dari struktur lahirnya (dari segi bentuk) bersifat kohesif, saling terkait dan
bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa
awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan atau tertulis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
bahwa yang dimaksud dengan wacana adalah suatu kesatuan bahasa terlengkap
yang direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh baik secara lisan seperti
pada pidato, khotbah, dan ceramah maupun secara tertulis seperti pada cerpen,
novel, buku, dan sebagainya yang saling terkait atau bersifat kohesif apabila
dilihat dari segi bentuknya dan terpadu atau bersifat koheren apabila dilihat dari
segi maknanya.
B. Jenis-Jenis Wacana
b. Wacana bahasa lokal atau daerah (bahasa Jawa, Bali, Sunda, Madura, dan
sebagainya),
Inggris, dan seterusnya. Apabila dilihat dari ragam bahasa yang digunakannya,
maka wacana tersebut dapat berupa wacana bahasa Indonesia ragam baku dan
wacana bahasa Indonesia ragam tak baku; wacana bahasa Jawa ragam ngoko
(ragam bahasa Jawa yang kurang halus, ragam rendah), krama (ragam bahasa
Jawa halus, ragam tinggi, dan campuran antara kedua ragam tersebut).
a. Wacana tulis, yaitu wacana yang disampaikan dengan bahasa tulis atau
b. Wacana lisan, yaitu wacana yang disampaikan dengan bahasa lisan atau
media lisan.
disampaikan oleh seorang diri tanpa melibatkan orang lain untuk ikut
dilakukan oleh dua orang atau lebih secara langsung. Contohnya yaitu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
yaitu:
a. Wacana prosa ialah wacana yang disampaikan dalam bentuk prosa (Jawa:
gancaran). Dapat berupa wacana tulis atau lisan. Contoh wacana tulis
b. Wacana puisi ialah wacana yang disampaikan dalam bentuk puisi (Jawa:
geguritan). Dapat berupa wacana tulis atau lisan. Contoh jenis wacana
puisi lisan yaitu puisi dan syair; sedangkan puitisasi atau puisi yang
dalam bentuk dialog, baik berupa wacana tulis maupun wacana lisan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
d. Wacana argumentasi yaitu wacana yang berisi ide atau gagasan yang
e. Wacana persuasi yaitu wacana yang isinya bersifat ajakan atau nasihat,
kuat pada pembaca atau pendengar agar melakukan nasihat atau ajakan
wacana menurut cara penyusunan, isi dan sifatnya. Misalnya Llamzon dalam
menyajikan suatu hal atau kejadian melalui penonjolan tokoh atau pelaku
c. Wacana hortatorik adalah tuturan yang isinya bersifat ajakan atau nasihat,
meyakinkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
penuturnya.
bentuk tertentu. Wacana ini dimulai dengan alinea pembuka, isi dan alinea
penutup.
sebagainya.
bahwa crita cekak merupakan jenis wacana tulis yang menggunakan bahasa
berbentuk prosa dengan kategori wacana prosa tulis dan merupakan wacana narasi
atau wacana penceritaan karena crita cekak adalah wacana yang mementingkan
urutan waktu, dituturkan oleh persona pertama atau ketiga dalam waktu tertentu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
makna (koherensi). Dengan demikian, wacana yang padu adalah wacana yang
apabila dilihat dari segi hubungan bentuk atau struktur lahir bersifat kohesif, dan
dilihat dari segi hubungan makna atau struktur batinnya bersifat koheren
(Sumarlam, 2010:40).
1. Kohesi
sebagai perpaduan yang erat. Menurut Mulyana (2005:26) kohesi dalam wacana
Artinya, unsur-unsur wacana (kata atau kalimat) yang digunakan untuk menyusun
suatu wacana memiliki keterkaitan secara padu dan utuh. Dengan kata lain, kohesi
keserasian hubungan antara unsur yang satu dan unsur yang lain dalam wacana
sehingga terciptalah pengertian yang apik atau koheren. Kohesi merujuk pada
merupakan perpaduan bentuk yang erat antara unsur yang satu dengan unsur yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
lain dalam sebuah wacana sehingga menciptakan suatu wacana yang enak
a. Kohesi Gramatikal
Unsur kohesi gramatikal terdiri dari: (1) pengacuan (reference), (2) penyulihan
(Sumarlam, 2010:40).
1) Pengacuan (referensi)
Pengacuan atau referensi adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang
berupa satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain (atau
yang mengacu pada satuan lingual lain itu dapat berupa persona (kata ganti
lainnya).
a) Pengacuan Persona
ganti orang), yang meliputi persona pertama (persona I), kedua (persona
II), dan ketiga (persona III), baik tunggal maupun jamak. Pronomina
persona I tunggal, II tunggal, dan III tunggal ada yang berupa bentuk
bebas (morfem bebas) dan ada pula yang terikat (morfem terikat).
Selanjutnya yang berupa bentuk terikat ada yang melekat di sebelah kiri
(lekat kiri) dan ada yang melekat di sebelah kanan (lekat kanan).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
Dengan demikian, satuan lingual aku, kamu, dan dia, misalnya, masing-
bentuk terikat lekat kiri; atau –ku (misalnya pada istriku), -mu (pada
‘saya’
piyambakipun ‘beliau’
(1) Krungu tembung-tembung kang asipat ndhesek mau aku dadi kaya
wong bingung [...] (CWS/01/11/2012/VIII).
‘Mendengar kata-kata yang bersifat mendesak itu membuat saya jadi
seperti orang bingung [...]’
Data di atas terdapat pengacuan persona yaitu pada kata aku ‘saya’ yang
b) Pengacuan Demonstratif
(2) Wah jan nggemeske tenan priyayi siji iki [...] (CWS/ 01/ 11/ 2012/
VIII).
‘Wah memang menggemaskan sekali orang satu ini [...]’
Pada data di atas mengacu pada perbandingan persamaan antara sikap atau
2) Penyulihan (Substitusi)
Penyulihan atau substitusi ialah satu satu jenis kohesi gramatikal yang
a) Substitusi Nominal
nomina (kata benda) dengan satuan lingual lain yang juga berkategori
nomina.
b) Substitusi Verbal
verba (kata kerja) dengan satuan lingual lainnya yang juga berkategori
verba.
c) Substitusi Frasal
kata atau frasa dengan satuan lingual lainnya yang berupa frasa.
d) Substitusi Klausal
klausa atau kalimat dengan satuan lingual lainnya yang berupa kata atau
frasa.
klausal.
3) Pelesapan (Elipsis)
Pelesapan (elipsis) adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa
sebelumnya. Unsur atau satuan lingual yang dilesapkan itu dapat berupa
(4) Aku ora mangsuli, mlebu kolah sakprelu wudu. Bubar wudu terus
njupuk rukuh lan salat [...] (N/ 20/ 12/ 2012/ VIII).
‘Aku tidak menjawab, masuk kamar mandi hendak berwudhu. Setelah
berwudhu kemudian mengambil mukena dan sholat [...]’
Data di atas terdapat pelesapan (elipsis) satuan lingual yang berupa kata,
yaitu kata aku yang berfungsi sebagai subjek atau pelaku tindakan pada
tuturan tersebut. Subjek yang sama itu dilesapkan sebanyak dua kali, yaitu
sebelum kata mlebu kolah „masuk kamar mandi’ pada klausa kedua dan
4) Perangkaian (Konjungsi)
‘maka’
(5) Lik Bari bungah nanging uga susah [...](AM/ 22/ 11/ 2012/ VIII).
‘Lik Bari senang namun juga susah [...]’
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
pertentangan antara kata bungah „senang’ dengan kata uga susah „juga
susah’.
b. Kohesi Leksikal
ekuivalensi (kesepadanan).
1) Repetisi (Pengulangan)
Repetisi adalah pengulangan satuan lingual (bunyi, suku kata, kata, atau
diulang dalam baris, klausa atau kalimat, repetisi dapat dibedakan menjadi
penuh.
(6) Kanca nyambut gawe, kanca sekolah, sedulur waris lan kabeh
warga desa diundang supaya ngrawuhi pahargyan mentenan [...]
(AM/ 22/ 11/ 2012/ VIII)
‘Teman kerja, teman sekolah, saudara dan seluruh warga desa
diundang supaya datang pada pesta pernikahan [...]’.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
kanca ‘teman’ yang diulang sebanyak dua kali pada kalimat pertama dan
Sinonimi dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang
sama; atau ungkapan yang maknanya kurang lebih sama dengan ungkapan
terjadi karena diksi yang secara semantis hampir sama atau bersamaan
adalah bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk lain,
kesamaan itu berlaku bagi kata, kelompok kata, atau kalimat, walaupun
yang berbeda mempunyai arti sama. Dengan kata lain beberapa leksim
(7) Aku nuju kamar paturonku [...](TS/ 29/ 11/ 2012/ VIII)
‘Saya menuju kamar tidurku [...]’
Pada data di atas morfem (bebas) aku ‘saya’ bersinonim dengan morfem
(terikat) –ku.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
Antonimi dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang
satuan lingual yang lain. Antonimi disebut juga oposisi makna. Menurut
Data di atas terdapat antonimi (oposisi makna) jenis oposisi kutub yaitu
pada kata sepi ‘sepi’ yang berantonim dengan kata rame ‘ramai’.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
Data di atas terdapat kolokasi (sanding kata) yaitu pada kata kuliyah
kalimat tersebut.
Hiponimi dapat diartikan sebagai satuan bahasa (kata, frasa, kalimat) yang
lain. Unsur atau satuan lingual yang mencakupi beberapa unsur atau
berikut.
(10) Katon kembang kertas kang wernane rada aeng. Lagi pisan iki aku
meruhi kembang kertas kanthi werna putih, oranye lan ungu
mekrok tunggal uwit [...](KK/ 06/ 12/ 2012/ VIII)
‘Kelihatan bunga kertas yang warnanya agak aneh. Baru sekali ini
saya melihat bunga kertas dengan warna putih, oranye dan ungu
mekar dalam satu pohon [...]’
6) Ekuivalensi (Kesepadanan)
2010:55-70).
(11) Yen dietung kanthi petungan kang njlimet iya lumayan entuk-
entukane dhuwit [...](SB/13/12/2012/VIII).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
Data di atas terdapat kata dietung ‘dihitung’ dan kata petungan ‘hitungan’
yang merupakan kata hasil proses afiksasi dari morfem asal yaitu kata
2. Koherensi
dari metafungsi tekstual untuk mengaitkan satu bagian teks dengan bagian
gagasan yang teratur dan tersusun secara logis. Koherensi dapat terjadi secara
(12) [...] Sanadyan Ibu lan Bapak Ngadiman diparingi putra telu,
nanging namung Mas Rochman sing saged diemong (TS/ 29/ 11/
2012/ VIII)
‘[...] Meskipun Ibu dan Bapak Ngadiman dikaruniai tiga orang
putra, namun hanya Mas Rochman yang panjang umur’
klausa kedua dengan konjungsi nanging ‘tetapi’ yang membuat kalimat tersebut
menjadi koheren.
sebagai kisahan pendek atau kurang dari 10.000 kata yang memberikan kesan
tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi
bahwa prose tale (cerpen dalam sebutan Poe), adalah narasi yang bisa dibaca
dalam sekali duduk, dengan lama waktu setengah hingga dua jam.
selesai dibaca dalam ‘sekali duduk’. Cerita pendek hanya memiliki satu arti, satu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
krisis dan satu efek untuk pembacanya. Pengarang cerpen hanya ingin
Cerpen yang baik adalah cerpen yang merupakan suatu kesatuan bentuk,
utuh, manunggal, tak ada bagian-bagian yang tak perlu, tetapi juga tak ada sesuatu
yang terlalu banyak, semuanya pas, integral dan mengandung suatu arti (Jacob
Sumardjo, 2001:91).
1995:10) cerpen adalah cerita khayali berbentuk prosa yang pendek, biasanya di
bawah 10.000 kata, bertujuan menghasilkan kesan kuat dan mengandung unsur-
unsur drama; oleh sebab itu alurnya pun disebut konflik dramatik.
cekak adalah kisahan pendek yang selesai dibaca ‘sekali duduk’ dan mengandung
satu arti serta bertujuan menghasilkan kesan kuat yang di dalamnya terdapat
dialog antarpelaku.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
E. Kerangka Pikir
SARANA KEUTUHAN
WACANA
KOHESI KOHERENSI
1.seri, rentetan
2.keseluruhan
Gramatikal Leksikal ->bagian
3.penekanan
4.simpulan/
hasil
pengacuan/referensi repetisi/pengulangan 5.contoh/misal
penyulihan/substitusi sinonim/padan kata 6. kesejajaran
pelesapan/elipsis antonim/lawan kata
perangkaian/konjungsi kolokasi/sanding kata
hiponim/hubungan atas-
bawah
ekuivalensi/kesepadanan