Materi :
KOMPLEKSOMETRI
Oleh:
Kelompok : 6/ Jumat
Universitas Diponegoro
Semarang
2015
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA 1
Materi :
KOMPLEKSOMETRI
Oleh:
Kelompok : 6/ Jumat
Universitas Diponegoro
Semarang
2015
KOMPLKSOM TRI
Lembar Pengesahan
Laporan Resmi
Praktikum Dasar Teknik Kimia 1
Materi : Kompleksometri
Kelompok : 6/ Jumat
Anggota :
1. Nama Lengkap : Cryspalina Dwiocta Caroline
NIM 21030115140182
2. Nama Lengkap : Diora Aprilla Purba
NIM 21030115140200
3. Nama Lengkap : Dwi Sulistyanto
NIM 21030115120003
4. Nama Lengkap : Thio, Vania Kusuma Sugiarto
NIM 21030115120030
Lasmaria P. M. Sinaga
NIM.21030112130125
PRAKATA
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia -Nya, kami dapat menyelesaikan laporan resmi Praktikum Dasar
Teknik Kimia 1 dengan lancar. Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada
Koordinator Laboratorium PDTK I Dr.Widayat,M.T.. Terimakasih kepada dosen
pemngampu kompleksometri Ir.Agus Hadiyarto,M.T.. Terimakasih kepada Laboran
Muh.Rustam. Terimakasih kepada koordinator asisten Laboratorium PDTK I Latif
Alfiyan Zuhri. Terimaksih kepada asisten Laboratorium PDTK I Lasmaria P M
Sinaga , juga kepada asisten Merreta Noorenza Biutty sebagai asisten laporan
praktikum kompleksometri kami, dan semua asisten yang telah membimbing kami
dalam membuat semua laporan praktikum. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang telah membantu kami, baik dalam segi waktu maupun
motivasi.
Laporan resmi praktikum dasar tekinik kimia 1 ini berisi materi tentang
kompleksometri. Kompleksometri merupakan salah satu analisa titrasi volumetrik
yang mencakup pembentukan kompleks atau ion kompleks yang larut namun
sedikit sekali terdisosiasi dengan menggunakan indicator. Tujuan dari percobaan ini
adalah untuk menganalisa kesadahan sementara, kesadahan tetap, dan kesadahan
total dalam sampel yang berwujud cair, juga menganalisa kandungan CaO didalam
sampel berwujud padat yaitu batu kapur (lime).
Laporan resmi ini telah kami buat dengan sebaik - baiknya, namun kami
menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan yang ditemukan dalam laporan
ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membngun kami harapkan
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................ii
PRAKATA...................................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................vii
RINGKASAN............................................................................................................viii
SUMMARY.................................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................1
1.2. Tujuan Praktikum....................................................................................1
1.3. Manfaat Praktikum.................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................3
2.1. Pengertian Kompleksometri...................................................................................................3
2.2. Larutan Standard EDTA (Etilen Diamin Tetra Asetat)...........................3
2.3. EBT ( Eriochrom Black T )....................................................................................................4
2.4. Larutan Buffer dan pH............................................................................4
2.5. Kesadahan...............................................................................................4
2.6. Penggunaan Kompleksometri Dalam Industri.......................................................................6
2.7. FungsiReagen 6
2.8. Sifat Fisis dan Kimia Bahan...................................................................................................7
2.9. Aplikasi Kompleksometri dalam Bidang Pangan...................................................................8
2.10.Perbedaan antara Batu Gipsum, Batu Kapur, dan Batu Gamping..........9
2.11.Mekanisme Pembentukan Senyawa Kompleks....................................10
BAB III METODE PRAKTIKUM.............................................................................12
3.1. Alat dan Bahan yang Digunakan..........................................................................................12
3.1.1. Bahan...........................................................................................12
3.1.2. Gambar dan Fungsi Alat..............................................................12
3.2. Prosedur Praktikum..............................................................................................................14
3.2.1. Penetapan Kesadahan Total.........................................................14
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
RINGKASAN
SUMMARY
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kesadahan dapat dinyatakan sebagai ppm CaCO3, ppm HCO3, derajat Jerman
(2+
o
D) maupun derajat Perancis (oF).
Kesadahan diklasifikasi menjadi 2, yaitu :
1. Kesadahan sementara
Berisi garam bikarbonat Ca dan Mg. Dapat dihilangkan dengan
pemanasan.
2. Kesadahan tetap
2+ 2+ 2-
Berisi garam Ca dan a t au Mg dalam bentuk SO4 dan
-
Cl . Dapat dihilangkan dengan menambahkan soda atau zeolit.
Cara melunakkan air sadah :
a. Kesadahan sementara dihilangkan dengan cara pendidihan
Ca(HCO3)2 → CaCO3 putih + H2O + CO2
b. Kesadahan tetap dihilangkan dengan menambahkan garam
Natrium
CaCl2 + Na2SO4 → CaCO3 + 2NaCl
MgSO4 + Na2CO3 → MgCO3 +Na2SO4
c. Air sadah yang mengandung garam sulfat juga dapat dihilangkan
dengan cara disaring menggunakan saringan yang diberi batu
2-
zeolit sehingga anion SO4 yang terdapat dalam air akan
terjerap dalam zeolit dan akhirnya menjadi lunak .
2 SiO2 AlO2Na2O + Ca(HCO3)2 → 2 SiO2Al2O3CaO + 2
NaHCO3
d. Dengan resin damar sintetis
2. KOH
Fisis :
-BM=50,1
- Titik Didih = 1520oC
- Titik Lebur = 380oC
- Warna putih
- Kelarutan dalam 100 bagian air (panas = 126, dingin = 97 bagian )
Kimia :
- Merupakan basa kuat yang dalam air terionisasi sebagai
H2O
3. KCN
Fisis :
- BM = -65,11
- Massa Jenis = 1,529 gram/ml
- TL = 6,345oC
- Warna jernih
- Kelarutan dalam 100 bagian air panas = 122,2 bagian
- Bentuk krital kalsite
Kimia :
- Merupakan garam
- Dapat membentuk senyawa kompleks dengan logam yang
dari golongan transisi
Batu gipsum adalah salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium yang
mendominasi pada mineralnya. Gipsum yang paling umum ditemukan adalah
jenis hidrat kalsium sulfat dengan rumus kimia CaSO₄.2H₂O. Perbedaannya
dengan batu gamping, pada kondisi dan suhu tertentu gipsum akan berubah
menjadi basanit (CaSO₄.H₂O) atau juga anhidrit (CaSO₄) dan batu gipsum ini
sistem kristalnya monoklin 2/m, dan termasuk ke dalam sistem kristal
orthoromtik.(Eni Febriana, 2011)
Berdasarkan persamaan tersebut, ion logam juga bereaksi dengan EBT yang
merupakan indicator dari proses titrasi, yang ditandai dengan perubahan warna
larutan menjadi merah anggur. Hal ini menunjukkan bahwa terbentuknya
senyawa kompleks CaEBT atau MgEBT.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1.1. Bahan
1. HCl (p) 6. Na2EDTA 0,01 N
2. KOH 7. MgEDTA 0,01 N
3. EDTA
4. Indikator EBT
5. Larutan Buffer
3.1.2. Gambar dan Fungsi Alat
Keterangan :
1. Statif : tempat yang mengalasi atau tempat buret diletakkan
2. Klem : menjepit buret sehingga tidak jatuh
3. Buret : tempat alat untuk menempatkan titran
4. Beaker Glass : tempat menampung larutan dalam jumlah besar
5. Erlenmeyer : Alat untuk menempatkan sampel yang akan dititrasi
6. Gelas Ukur : Alat untuk mengukur larutan secara spesifik
7. Pipet Tetes : alat untuk mengambil larutan encer tyanpa skala
tertentu
8. Corong :alat untuk memasukkan atau memindahkan larutan
9. Pipet Volume: untuk mengambil volume larutan tertentu sesuai skala
tertera
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Dalam percobaan yang telah kami lakukan, ditemukan bahwa ketiga sampel
di atas memiliki nilai kesadahan yang berbeda-beda. Kesadahan adalah salah satu
dampak dari reaksi kompleksometri di mana kesadahan ini bertujuan untuk
mengetahui kadar ion logam yang terdapat pada air. Kesadahan masing-masing
sampel berbeda dikarenakan kadar ionh logam pada masing-masing sampel berbeda.
Berdasarkan hasil pada table di atas dapat dilihat bahwa kesadahan terbesar adalah
air kelapa dan paling kecil adalah air mineral indomaret.
Berdasarkan Kemenkes RI nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 bahwa
persyaratan kualitas air minum tidak boleh memiliki tingkat kesadahan lebih tinggi
dari 100 mg/L. Pada percobaan di atas ternyata air mineral indomaret dan air sumur
dinyatakan tidak sadah dan memiliki kelayakan untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Kualitas air bersih dapat ditinjau dari segi fisik, kimia, dan biologis. Kualitas fisik
ditinjau dari kekeruhan, pH, kandungan ion, dan hal lainnya yang berhubungan
secara kimiawi. Sedangkan kualitas biologi ditinjau dari ada tidaknya
mikroorganisme penyebab penyakit pada air (Menteri Kesehatan, 2010).
dengan kadar CaO dalam penelitian yang berjudul “Studi Pemanfaatan Batu
Gamping di Kabupaten Tapanuli Selatan”, hasilnya adalah berbeda yaitu kadar CaO
yang kami temukan 66,5 %, lebih besar dari kadar CaO yang ditemukan dalam
penelitian tersebut yang hanya 53, 87 %. Perbedaan tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor :
1. Jenis batu kapur
Jenis batu kapur yang kami teliti adalah batu kapur yang ada di daerah
Semarang, sedangkan dalam penelitian tersebut batu kapur yang diteliti
berasal dari daerah Tapanuli Selatan. Karena jenis batu yang diteliti berasal
dari daerah yang berbeda, maka kandungan senyawa yang ada dalam masing-
masing batu kapur berbeda yang disebabkan oleh morfologi, sehingga kadar
CaO yang kami temukan berbeda dengan kadar CaO yang ada dalam
penelitian tersebut.
2. Metode percobaan yang dilakukan
Metode percobaan yang kami lakukan menggunakan metode analisa
kompleksometri, sedangkan dalam penelitian tersebut menggunakan metode
analisa kimia batuan yang dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara Bandung (PPPTMB) dan
digitasi peta dengan software Mapp info serta sampel batu yang diteliti tidak
hanya satu melainkan tujuh sampel batu kapur di tempat yang berbeda di
daerah Tapanuli Selatan. Penelitian tersebut lebih luas dan lengkap karena
dilakukan oleh suatu lembaga resmi, sehingga kadar CaO yang kami temukan
berbeda dengan kadar CaO yang ditemukan dalam penelitian tersebut.
(Badan penelitian dan Pengembangan Medan, 2011)
Selain kedua alasan tersebut, secara teoritis kadar CaO yang kami temukan
berebeda dikarenakan oleh faktor hidrolisis (Underwood, 207), yaitu hidrolisis ion
logam (metal) dapat bersaing dengan proses titrasi kompleksometri. Dengan
menaikkan pH, dampak ini semakin memburuk dengan berpindahnya kesetimbangan
tekanan pada :
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Air mineral indomaret memiliki kesadahan total sebesar 150 ppm, kesadahan
tetap 100 ppm dan kesadahan sementara 50 ppm.
2. Air sumur memiliki kesadahan total sebesar 200 ppm, kesadahan tetap 120
ppm dan kesadahan sementara 80 ppm.
3. Air kelapa memiliki kesadahan total sebesar 1900 ppm, kesadahan tetap 1150
ppm dan kesadahan sementara 750 ppm.
4. Kadar CaO yang ditemukan adalah 66,5%.
5.2. Saran
1. Pada pengukuran kesadahan waktu pemanasan, sebaiknya diperhatikan
nilainya jangan melebihi nilai kesadahan total.
2. Untuk menganalisa kesadahan Cad an Mg dapat dilakukan dengan titrasi atau
metode kompleksometri di mana Ca atau Mg yang ada dalam bentuk
presipitat karbonat akan membentuk ion kompleks dengan titran EDTA.
3. Dalam menemukan kadar MgO dapat digunakan sampel batu gamping, batu
kapur, dan dolomit.
4. Sebaiknya dalam titrasi kompleksometri, indikator yang digunakan adalah
EBT, karena indicator EBT menunjukkan perubahan warna yang mudah
diamati.
5. Larutan buffer dicampurkan pada sampel untuk menjaga pH larutan sehingga
kompleks ion Ca dan Mg terbentuk.
DAFTAR PUSTAKA
Materi :
KOMPLEKSOMETRI
Oleh:
Kelompok : 6/ Jumat
a-1
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menganalisa kesadahan sementara, kesadahan tetap, dan kesadahan total
dalam sampel yang berwujud cair.
2. Menganalisa kandungan CaO di dalam sampel berwujud padat yaitu batu kapur
(lime).
II. PERCOBAAN
1.1 Bahan yang Digunakan
1. HCl (p)
2. KOH
3. EDTA
4. Indikator EBT
5. Larutan Buffer
6. Na₂EDTA 0,01 N
7. MgEDTA 0,01 N
1.2 Alat Yang Dipakai
1. Statif
2. Klem
3. Buret
4. Beaker Glass
5. Erlenmeyer
6. Gelas Ukur
7. Pipet Tetes
8. Corong
9. Pipet volume
10. Pengaduk
11. Cawan Porselen
12. Labu Takar
A- 1
2.3.Cara Kerja
2.3.1.Penetapan Kesadahan Total
Ambil 10 ml sampel, atur pH sampai 10 dengan KOH (jika pH
mencapai 12 menyebabkan Mg mengendap sehingga EDTA hanya
menetapkan Ca)
Tambah 1 ml buffer 1 ml KCN dan sedikit indikator EBT
Titrasi dengan Na2EDTA sampai warna merah anggur menjadi
biru terang
Catat voume titran yang diperlukan
A- 1
Uapkan sampai kering dengan kompor listrik. Larutkan residu
tersebut diatas dengan HCl pekat secukupnya maks 25 ml
Encerkan dengan air suling 100 ml ,panaskan sampai 15 menit.
Pindahkan larutan ke labu takar 250 ml. Encerkan dengan air
suling sampai tanda batas.
Ambil 20 ml dan masukkan dalam labu takar 100 ml .Encerkan
dengan air suling sampai tanda batas.
Ambil 10 ml larutan yang telah diencerkan tadi ,atur pH sampai
10 dengan larutan KOH.
Tambah 1 ml buffer,1 ml KCN, 2-3 tetes MgEDTA dan sedikit
indicator EBT
Titrasi dengan Na2EDTA sampai warna merah anggur
menjadi biru terang
Catat volume titran yang diperlukan
2.4.Hasil Percobaan
2.4.1. Kesadahan Total
1. Air mineral Indomaret
Volume titran EDTA = 1,5 ml
Kesadahan total =
= 150 ppm
2. Air sumur
Volume titran EDTA = 2 ml
Kesadahan total =
= 200 ppm
A- 1
3. Air kelapa
Volume titran EDTA = 19 ml
Kesadahan total =
Kesadahan tetap =
= 100 ppm
2. Air sumur
Volume titran EDTA = 1,2 ml
Kesadahan tetap =
= 120 ppm
3. Air kelapa
Volume titran EDTA = 11,5 ml
Kesadahan tetap =
= 1150 ppm
A- 1
3. Air kelapa
Kesadahan sementara = Kesadahan total – Kesadahan tetap
= 1900 ppm – 1150 ppm
= 750 ppm
Kadar CaO =
= 66,5 %
PRAKTIKAN I MENGETAHUI
ASISTEN
PRAKTIKAN II
PRAKTIKAN III
DWI SULISTYANTO
PRAKTIKAN IV
THIO,VANIA KUSUMA S
a-
6
LEMBAR PERHITUNGAN
Kesadahan Total
1. Air mineral Indomaret
Volume titran EDTA = 1,5 ml
Kesadahan total =
= 150 ppm
2. Air sumur
Volume titran EDTA = 2 ml
Kesadahan total =
= 200 ppm
3. Air kelapa
Volume titran EDTA = 19 ml
Kesadahan total =
Kesadahan Tetap
1. Air mineral Indomaret
Volume titran EDTA = 1 ml
Kesadahan tetap =
= 100 ppm
2. Air sumur
Volume titran EDTA = 1,2 ml
Kesadahan tetap =
= 120 ppm
3. Air kelapa
Volume titran EDTA = 11,5 ml
Kesadahan tetap =
b-1
= 1150 ppm
Kesadahan Sementara
1. Air mineral Indomaret
Kesadahan Sementara = Kesadahan total – Kesadahan tetap
= 150 ppm – 100 ppm
= 50 ppm
2. Air sumur
Kesadahan sementara = Kesadahan total – Kesadahan tetap
= 200 ppm – 120 ppm
= 80 ppm
3. Air kelapa
Kesadahan sementara = Kesadahan total – Kesadahan tetap
= 1900 ppm – 1150 ppm
= 750 ppm
Kadar CaO =
= 66,5 %
B-
2
REFERENSI
C- 1
C- 1
C- 1
C- 1
C- 1
C- 1
C- 1
C- 1
C- 1
C- 1
C-
11
C- 12
C- 1
C- 1
C- 1
C- 1
C- 1
C- 1
C- 1
LEMBAR ASISTENSI
DIPERIKSA
KETERANGAN TANDATANGAN
NO TANGGAL
1. 9 Desember - Perbaiki Lembar Pengesahan,
2025 Prakata, daftar isi, tabel gambar
- Memperbaiki spasi
- Memperbaiki format tabel
- Rapikan urutan angka
- Memperbaiki header-footer
- Memperbaiki lapsem
2.
11 - Memperbaiki lembar pengesahan
Desember
2015 - Memperbaiki judul referensi