Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nasiya Arati

NIM : 180111051

Manajemen SDM A Non Reg Semester 7, Fakultas Ekonomi UMC.

Dosen Pengampu :

Matakuliah : Akutansi Manajemen

PAPER UAS

PRODUK LIFE CYCLE COST

Definisi product Life cycle cost yang sekarang


Analisis biaya siklus hidup (LCC) adalah salah satu parameter kunci dalam merancang
produk atau sistem yang berkelanjutan. Penerapan life cycle costing pada industri manufaktur
masih terbatas karena beberapa faktor. Kurangnya pemahaman tentang metodologi analisis
LCC adalah salah satu hambatan utama. Makalah ini menyajikan kerangka kerja umum untuk
analisis LCC sistem yang dapat diperbaiki menggunakan prinsip keandalan dan rawatan
(Rajkumar Bhimgonda, Patili dkk, 2020)
Pendekatan siklus hidup merupakan alat untuk evaluasi ekonomi dan lingkungan produk,
jasa, atau proses. Life cycle cost analysis (LCCA) masing-masing digunakan untuk penilaian
lingkungan dan ekonomi. Kedua teknik ini digunakan untuk mengukur dan mengkuantifikasi
dampak (lingkungan dan ekonomi) yang terkait dengan semua tahapan produk, proses, atau
layanan dari awal hingga akhir (M.Ilyas 2021)
Analisis siklus hidup (LCA) adalah strategi evaluasi proyek untuk menilai dampak
lingkungan dan/atau ekonomi dari suatu produk atau layanan sepanjang siklus hidupnya.
LCA telah menjadi alat pendukung keputusan yang berharga, misalnya ketika menilai
dampak lingkungan dari suatu produk atau proses. Dalam praktiknya, LCA banyak
digunakan untuk menilai dampak lingkungan dari proyek-proyek besar, termasuk
memperkirakan dampak perubahan iklim global, penipisan sumber daya alam, dan
sebagainya (Pavol Belany, Peter Hrabovsky, Zuzana Kolkova, 2021).

Definisi yang sudah lama


Life cycle cost (LCC) suatu produk atau sistem adalah penjumlahan dari semua biaya yang
akan dikeluarkan selama seluruh siklus hidup (Dwaikat dan Ali, 2018).
Tujuan utama dari analisis biaya siklus hidup (LCCA) adalah untuk mengukur total biaya
kepemilikan produk sepanjang siklus hidup penuh, yang meliputi penelitian dan
pengembangan, produksi, operasi dan pembuangan (Hui-Ming Wee dkk, 2011).
LCC dari sebagian besar sistem biasanya dibagi menjadi biaya pengadaan, biaya operasi,
biaya pemeliharaan dan dukungan dan biaya pembuangan . Life cycle costing (LCC) adalah
metode matematika yang digunakan untuk membentuk atau mendukung keputusan dan
biasanya digunakan saat mempertimbangkan pilihan opsi (Banteng, 2003). Dalam beberapa
tahun terakhir, LCC telah digunakan untuk menggambarkan produk dan telah menjadi fokus
dari banyak penyelidikan yang menantang (Beamon, 1998;Jiang dkk., 2003; Curran et al.,
2007; Ali, 2018).
LCCA adalah strategi evaluasi berbasis biaya untuk memilih proses implementasi yang tepat
dan fungsionalitas yang diperlukan yang dapat mengarah pada biaya kepemilikan terendah.
Oleh karena
itu, LCCA adalah alat yang harus mengarah pada keputusan investasi yang lebih baik dalam
jangka panjang. Ini berarti bahwa keputusan harus menyeimbangkan investasi ekonomi,
manfaat proyek dan konsekuensi dari malfungsi dan kegagalan (Tapia dan Padgett,2016).
Fenomena di Indonesia dan perbandingan dengan luar negri
Di Indonesia LCC atau product life cycle cost sudah banyak di terapkan, pada pengolahan
daur ulang limbah pabrik seperti cat dan plastik, perusahaan akan mengepul limbah dan
mengalahkan kembali sebagai produk daur ulang dan beberapa ada yang menjual kembali
pada perusahaan lain.
Dan ada beberapa perusahaan otomotif yang sudah menerapkan gaya LCC seperti di luar
negeri, mereka membuat kendaraan roda dua yang tidak mencemari udara di lingkungan,
dengan mengubah kendaraan berbahan bakar menjadi energi listrik yang ramah lingkungan.
Beberapa perusahaan di dalam negri telah menjadikan penggunaan aluminium sebagai solusi
yang dapat memberikan manfaat dalam hal biaya produksi, logistik, dan dampak lingkungan
dari model bisnis yang dianalisis dalam penelitian ini. Manfaatnya diukur sebagai
pengurangan biaya langsung, manfaat keberlanjutan (daur ulang dan CO2 pengurangan
emisi), dan penghematan biaya logistik dan perusahaan makanan. Selain itu, daur ulang
aluminium, selain menghemat sumber daya alam, memungkinkan pengurangan konsumsi
energi listrik dalam proses, mengingat daur ulang aluminium hanya mengkonsumsi 5% dari
energi yang dibutuhkan untuk produksi aluminium, cara ini dapat di pelajari dari
produktivitas aluminium di negara maju seperti Kanada, Nepal, Us dan negara lain. (Thiago
LM Albuquerque, dkk, 2019).
Pembuatan rumah kaca untuk mengurangi konsumsi listrik, menjaga kenyamanan dan
kualitas hidup, melindungi lingkungan dengan optimalisasi saat ini dan efisiensi penggunaan
dana masyarakat. Beberapa negara telah menggunakan rumah kaca sebagai rumah permanen
seperti ilali, mexico, Spanyol, Turki, Amerika Serikat, Uni Eropa dll. Di dalam negripun
begitu, telah menggunakan rumah kaca sebagai rumah pasif guna untuk mengurangi
konsumsi listrik di dalam ruangan dengan mengganti sumber cahaya. Dalam kasus
penggantian lampu tanpa kontrol, penurunan konsumsi adalah 38%, dan dalam kasus
peredupan aktif sekitar 68%.
Perdebatan pendapat
Evaluasi biaya seumur hidup dengan demikian mengubah fokus pengembangan produk
secara signifikan. Desain yang ringan misalnya biasanya berdampak positif pada biaya
operasional, namun berdampak negatif pada biaya pengembangan dan produksi, peneliti
masih mempertimbangkan keuntungan siklus hidup yang penting bagi mereka (Iris Graessler
da, Xiaojun Yang, 2019).
Peneliti masih memperdepatkan penggunaan LCC untuk evaluasi biaya menghadirkan
beberapa tantangan. Pertama, faktor biaya untuk aliran dasar di seluruh rantai pasokan produk
bersifat fluktuatif, sehingga menantang penerapan LCC. Ada aktor berbeda yang terlibat
dalam rantai pasokan produk dengan struktur manajemen organisasi yang berbeda; dengan
demikian, prosedur untuk membiayai siklus hidup lingkungan menghadapi tantangan teknis
dalam mengalokasikan fraksi yang tepat dari faktor biaya di antara berbagai pelaku dalam
fase produksi, transportasi, dan siklus hidup pabrik, hal itu masih di anggap tabu dan tidak
bayak membawa keuntungan bagi perusahaan (Thiago LM Albuquerque, dkk, 2019).
Penelitian dalam artikel ini memverifikasi kemungkinan evaluasi non-intervensi dari berbagai
solusi dalam retrofit bangunan. Secara umum, retrofit sendiri membawa manfaat dalam
penghematan energi. Namun, masalah terbesar bagi investor adalah keputusan yang tepat
karena harus menemukan rasio harga/kinerja yang paling optimal untuk mencapai konsumsi
sistem yang optimal. Untuk teknik LCA terutama digunakan untuk mendapatkan parameter
yang diperlukan dan untuk menentukan strategi untuk pengoperasian dan pemeliharaan
produk atau layanan. Oleh karena itu, masih diperlukan pertimbangan dari dampak proyek-
proyek rekayasa besar, terutama infrastruktur sipil (gedung), untuk lebih berperan aktif dalam
keberlanjutan (misalnya peningkatan efisiensi energi), (Pavol Belany, Peter Hrabovsky,
Zuzana Kolkova, 2021).

Kritik yang diberikan untuk tema yang di pilih, dan kelemahannya antara zaman dulu
dan sekarang
Produk siklus hidup saat ini sudah jauh berkembang, namun masih perluditeliti kembali
untuk kedepannya. Sebab kelemahannya sendiri ada pada dampak negatif pada biaya
pengembangan dan juga kegagalan pada beberapa perusahaan yang menerapkan LCC. (Iris
Graessler da, Xiaojun Yang, 2019).
berdampak negatif pada nilai jasa; untuk mendorong ekstraksi sumber daya yang berlebihan,
yang menyebabkan kelelahan; menyebabkan keluaran limbah berbahaya di luar kapasitas
asimilasi sistem biologis; dan untuk mengurangi kapasitas regeneratif sistem penyangga
kehidupan. Dalam kasus eksternalitas negatif perusahaan, perusahaan mentransfer efek
merugikan yang merugikan, serta biaya untuk mengatasi efek ini, kepada orang lain. (Thiago
LM Albuquerque, dkk, 2019).

LCA telah di buat untuk menjadi perubahan dalam proyek-proyek besar dalam dunia
pembangunan gedung, namun para peneliti masih tidak bisa mencegah dampak dari model
inovasi dari pembuatan rumah kaca dan penerangan jalan, dampak adalah perubahan iklim
global, penipisan sumber daya alam, dan sebagainya. Untuk teknik LCA terutama digunakan
untuk mendapatkan parameter yang diperlukan dan untuk menentukan strategi untuk
pengoperasian dan pemeliharaan produk atau layanan. Oleh karena itu, masih diperlukan
pertimbangan dari dampak proyek-proyek rekayasa besar, terutama infrastruktur sipil
(gedung), untuk lebih berperan aktif dalam keberlanjutan (misalnya peningkatan efisiensi
energi), (Pavol Belany, Peter Hrabovsky, Zuzana Kolkova, 2021).
Solusi dari para peneliti.
mengembangkan kerangka desain hemat biaya berdasarkan model life cycle costing (LCC)
yang sesuai untuk memanfaatkan potensi desain ringan (Iris Graessler dan Xiaojun,2019).
(Phatil, 2020) ksatria, 1991; Nikolaoudkk.,2002; Cavalieridkk.,2004; Taylor, 1981;
Tunggul,1988;
Dhillon,1989;Johnson,1990;Ebeling,2000;Sandbergdkk.,2005;Hwangdkk.,2007;Kleyner dan
Sandborn, 2008).Ksatria (1991) mengembangkan prosedur estimasi biaya yang realistis untuk
memperkirakan biaya produksi yang terkait dengan bagian pemrosesan.
Nicolaoudkk. (2002)mengusulkan metodologi yang disederhanakan untuk estimasi biaya,
kualitas dan fitur lingkungan untuk operasi endmilling dan pengeboran.
Cavalieridkk. (2004) merangkum berbagai model parametrik yang tersedia dalam literatur
dan menyarankan metode parametrik untuk menghitung biaya produksi cakram rem dengan
mempertimbangkan berat bahan baku, biaya satuan bahan baku dan jumlah inti sebagai
parameter.
Beberapa model LCC yang diterbitkan oleh praktisi dapat digunakan untuk estimasi peralatan
militer terbang LCC. (Cavalieridkk.,2004;Taylor, 1981;Tunggul, 1988;Dhillon, 1989).
Taylor (1981) membandingkan biaya modal dan pendapatan berdasarkan metodologi biaya
siklus hidup.
Tunggul (1988)menggunakan pendekatan Markov untuk mengembangkan model LCC dari
kendaraan yang dikemudikan dari jarak jauh (RPV) hipotetis untuk memperkirakan biaya
pemeliharaan, pengoperasian, dan dukungan. Dhillon (1989) ditekankan pada 23 jenis model
LCC umum dan khusus. Johnson (1990) membahas dan merangkum berbagai model LCC
yang diterbitkan yang digunakan dalam desain pesawat.
Mengubah limbah menjadi sumber daya dan berupaya menghubungkan antara aktivitas
produksi dan konsumsi. Produk dan proses didesain ulang untuk memaksimalkan nilai
sumber daya dengan tujuan untuk melepaskan pertumbuhan ekonomi dan penggunaan
sumber daya ini dan dapat didefinisikan sebagai sistem ekonomi dengan putaran
pengembalian bahan. Teknik ini dikembangkan untuk mengatasi kekurangan yang dimiliki
metode LCC dalam mengintegrasikan siklus hidup produk ke dalam sistem loop tertutup
(Thiago LM Albuquerque, 2019).
Para peneliti membuat Inovasi hebat untuk mempertimbangkan konsumsi dan emisi gas
rumah kaca yang terkait. kemungkinan evaluasi non-intervensi dari berbagai solusi dalam
retrofit bangunan. LCCA akan menentukan perkembangan konsumsi dalam siklus hidup
sistem yang dipasang kembali dan akan memberikan gambaran umum tentang berapa banyak
gas rumah kaca yang dilepaskan selama siklus hidup (Pavol Belany, Peter Hrabovsky,
Zuzana Kolkova, 2021).
kesimpulan
Product life cycle cost biaya seumur hidup dengan demikian mengubah fokus pengembangan
produk secara signifikan. Desain yang ringan misalnya biasanya berdampak positif pada
biaya operasional, namun berdampak negatif pada biaya pengembangan dan produksi. Secara
tradisional biaya sebagian besar dipertimbangkan berkaitan dengan harga jual, hanya
mempertimbangkan produksi dan distribusi. Konsumsi bahan bakar dengan demikian lebih
merupakan karakteristik daripada angka target ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA
Waghmode, L.Y. and Patil, R.B (2016), “Reliability analysis and life cycle cost optimization:
a casestudy from Indian industry”, International Journal of Quality and Reliability
Management, Vol. 33 No. 3, pp. 414-429.
Sandberg, M., Boart, P. and Larsson, T. (2005), “Functional product life-cycle simulation
model for cost estimation in conceptual design of Jet engine components”, Concurrent
Engineering: Research and Applications, Vol. 13 No. 4, pp. 331-342.
Patil, Rajkumar Bhimgon (2020), “Life cycle cost analysis of a computerized numerical
control machine tool: a case study from Indian manufacturing industry”, internasional
jurnal of Journal of Quality in Maintenance Engineering.
Dunk, S. A (2018), “Product life cycle cost analysis: customer profile impact, competitive
advantage, and the quality of IS information”. Internasional of a jurnal Management
Accounting Research.
Graessler, Iris. and Xiaojun (2019), “ Pendekatan biaya siklus hidup produk untuk desain
ringan modular”. Internasional of a jurnal Pengembangan Metodologi Keluarga Produk
Modular, Procedia CIRP 84 (2019) 1048–1053.
Thiago L.M. Albuquerque, Claudia A. Mattos (2019). “Life cycle costing and externalities to
analyze circular economy strategy: Comparison between aluminum packaging and tinplate”
Internasional of a jurnal Cleaner Production 234 (2019) 477e486.
Pavol Belany, Peter Hrabovsky, Zuzana Kolkova (2021), “Combination of lighting retrofit
and life cycle cost analysis for energy efficiency improvement in buildings” Internasional of
a jurnal Energy Reports , Univerzitna 8215/1, 010 26 Zilina.
Chong Zhang, Luwei Yang (2021), “Experimental investigation and life-cycle cost analysis
of a cold storageenhanced vacuum cooling system using ice slurry” Internasional of a jurnal
Sustainable Energy Technologies and Assessments, 45 (2021) 101074.

Anda mungkin juga menyukai