Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NASIYA ARATI

NIM : 180111051

PRODI : MANAJEMEN FAK. EKONOMI SEMESTER 7

RESUME KEHIDUPAN DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA


DAN AYAT AL - MAIDAH AYAT

‫ت تَجْ ِريْ ِم ْن‬ ٍ ّ‫ت َسنُ ْد ِخلُهُ ْم َج ٰن‬ ِ ‫صلِ ٰح‬ ّ ٰ ‫َوالَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا َو َع ِملُوا ال‬

‫تَحْ تِهَا ااْل َ ْن ٰه ُر ٰخلِ ِدي َْن فِ ْيهَٓا اَبَ ًد ۗا لَهُ ْم فِ ْيهَٓا اَ ْز َوا ٌج ُّمطَهَّ َرةٌ ۙ َّونُ ْد ِخلُهُ ْم‬
َ ‫ِظاًّل‬
‫ظلِ ْياًل‬
Terjemahan

Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak akan Kami masukkan
ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-
lamanya. Di sana mereka mempunyai pasangan-pasangan yang suci, dan Kami masukkan
mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman.

KEHIDUPAN DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA


Melihat kembali kiprah dan gerakan Muhammadiyah sejak era berdirinya, merupakan gerakan
melihat yang berjuang untuk mengeluarkan dari keterpurukan, kemerosotan akhlak dan
ketertindasan yang ditimbulkan oleh penjajahan kolonial Belanda. Perjuangan yang dilakukan
oleh Muhammadiyah secara tidak langsung tidak memperjuangkan umat Islam pada khususnya,
tetapi ikut menumbuhkan semangat memperjuangkan nasib bangsa dan negara Indonesia. Bahkan
sampai pada pra-kemerdekaan dengan keterlibatan Ki Bagus Hadikusumo dalam mempersiapkan
persiapan dasar negara kita.

Muhammadiyah berpandangan bahwa berkiprah dalam kehidupan bangsa dan negara merupakan
salah satu perwujudan dari misi dan fungsi melaksanakan dakwah amar ma'ruf nahi munkar
sebagai telah menjadi panggilan sejarahnya sejak zaman pergerakan hingga masa awal dan
setelah kemerdekaan Indonesia. Peran dalam kehidupan bangsa dan negara tersebut diwujudkan
dalam langkah-langkah strategi dan taktis sesuai kepribadian, keyakinan dan cita-cita hidup, serta
khittah perjuangannya sebagai acuan gerakan sebagai wujud komitmen dan komitmen dalam
mewujudkan “ Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghafur ”.

Peran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat dilakukan melalui dua strategi dan
lapangan perjuangan. Pertama, melalui kegiatan-kegiatan politik yang berorientasi pada
perjuangan kekuasaan/kenegaraan sebagaimana dilakukan oleh partai-partai politik atau
kekuatan-kekuatan politik formal di tingkat kelembagaan negara. Kedua , melalui kegiatan-
kegiatan kemasyarakatan yang bersifat pembinaan atau pemberdayaan masyarakat maupun
kegiatan-kegiatan politik tidak langsung yang bersifat mempengaruhi kebijakan negara dengan
perjuangan moral ( kekuatan moral ).) untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik di tingkat
masyarakat dan negara sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok-kelompok kepentingan

Muhammadiyah secara kritis atas perjuangan politik yang bersifat praktis atau berorientasi pada
kekuasaan ( politik nyata ) untuk dijalankan oleh partai-partai politik dan lembaga-lembaga
formal kenegaraan dengan sebaik-baiknya menuju terciptanya sistem politik yang demokratis dan
berkeadaban sesuai dengan cita-cita luhur bangsa dan negara. Dalam hal ini perjuangan politik
yang dilakukan oleh kekuatan-kekuatan politik benar-benar kepentingan rakyat dan tegaknya
nilai-nilai utama sebagaimana yang menjadi semangat dasar dan tujuan didirikannya negara
Republik Indonesia yang diproklamasikan tahun 1945.

Muhammadiyah memainkan peranan penting sebagai wujud dari dakwah amar ma'ruf nahi
munkar dengan jalan mempengaruhi proses dan kebijakan negara agar tetap berjalan sesuai
dengan konstitusi dan cita-cita luhur bangsa. Muhammadiyah secara aktif menjadi kekuatan
perekat bangsa dan bekerja sebagai wahana pendidikan politik yang sehat menuju kehidupan
nasional yang damai dan berkeadaban.

Muhammadiyah tidak berafiliasi dan tidak memiliki hubungan organisasi dengan kekuatan-
kekuatan politik atau organisasi manapun. Muhammadiyah mengembangkan sikap positif dalam
memandang perjuangan politik dan menjalankan fungsi kritik sesuai dengan prinsip amar ma'ruf
nahi munkar demi tegaknya sistem politik kenegaraan yang demokratis dan berkeadaban.

Muhammadiyah memberikan kebebasan kepada setiap anggota Persyarikatan untuk


menggunakan hak pilihnya dalam kehidupan politik sesuai hati nurani masing-
masing. Penggunaan hak pilih tersebut harus menjadi kritis sebagai warga negara yang diterapkan
secara rasional dan sesuai dengan misi dan kepentingan Muhammadiyah, demi kepentingan
bangsa dan negara.

Muhammadiyah meminta kepada anggotanya yang aktif dalam politik untuk benar-benar
melaksanakan tugas dan kegiatan politik secara sungguh-sungguh dengan tanggung jawab
(amanah), akhlak mulia (al-karimah), keteladanan (uswah hasanah), dan perdamaian
(ishlah). Aktifitas politik tersebut harus sejalan dengan upaya memperjuangkan misi
Persyarikatan dalam melaksanakan dakwah amar ma'ruf nahi munkar.

Muhammadiyah mendukung dengan pihak atau golongan mana pun berdasarkan prinsip dan
kemaslahatan, membangun kemudharatan, dan bertujuan untuk membangun kehidupan berbangsa
dan bernegara ke arah yang lebih baik, maju, demokratis dan berkeadaban.

Bagi yang berkiprah melalui kegiatan-kegiatan politik yang berorientasi pada perjuangan
kekuasaan/kenegaraan sebagaimana yang dilakukan oleh partai-partai politik atau kekuatan-
kekuatan politik formal di tingkat kelembagaan negara, Muhammadiyah membuat pedoman
dalam “Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah “ pada bagian ketiga pada kehidupan
berbangsa dan bernegara.
1. Warga Muhammadiyah perlu mengambil bagian dan tidak boleh apatis (masa bodoh)
dalam kehidupan politik melalui berbagai saluran secara positif sebagai wujud
bermuamalah sebagaimana mestinya dalam bidang kehidupan lain dengan prinsip-
prinsip etika/akhlaq Islam dengan sebaik-baiknya dengan tujuan membangun
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya .
2. Beberapa pinsip dalam berpolitik harus ditegakkan dengan sejujur- jujurnya dan
sesungguh-sungguhnya yaitu menunaikan amanat dan tidak boleh menghianati
amanat, keadilan, hukum, dan kebenaran, kepatuhan terhadap kepatuhan sesuai
dengan perintah Allah dan Rasul, mengemban risalah Islam, menunaikan amar ma'
ruf, nahi munkar, dan mengajak orang untuk percaya kepada Allah, mempedomani
Al-Quran dan Sunnah, mementingkan kesatuan dan persaudaraan umat manusia,
menghargai kebebasan orang lain, menghargai fitnah dan kerusakan, menghormati hak
hidup orang lain, tidak berhianat dan melakukan kezaliman, mengambil hak orang lain
untuk berbuat baik, membantu dalam kebaikan dan ketaqwaan serta tidak
mengarahkan (konspirasi] dan permusuhan, menjaga hubungan baik antara dan
pemimpin,menjaga keselamatan umum, hidup bahagia dengan baik dan damai, tidak
melakukan fasad dan kemunkaran, mementingkan ukhuwah Islamiyah, dan prinsip-
prinsip lainnya yang maslahat, ihsan, dan ishlah.
3. Berpolitik dalam dan demi kepentingan umat dan bangsa sebagai wujud ibadah
kepada Allah dan ishlah serta ihsan kepada sesama, dan jangan mengorbankan
kepentingan yang lebih luas dan utama itu demi kepentingan diri sendiri dan
kelompok yang sempit.
4. Para politik Muhammadiyah kewajiban menunjukkan keteladanan diri (uswah hasan
diri) yang benar, adil dan jujur serta jujur dari diri sendiri dari perilaku yang kotor,
membawa fitnah, fasad (kerusakan), dan hanya mementingkan diri sendiri.
5. Berpolitik dengan kesalihan, sikap positif, dan memiliki cita-cita bagi terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dengan fungsi amar ma'ruf dan nahi munkar
yang tersistem dalam satu kesatuan imamah yang kokoh.
6. Menggalang silaturahmi dan ukhuwah antar politik dan kekuatan politik yang
digerakkan oleh para politisi Muhammadiyah secara cerdas dan dewasa.

1. Warga Muhammadiyah perlu mengambil bagian dan tidak boleh apatis (masa
bodoh) dalam kehidupan politik melalui berbagai saluran secara positif sebagai
wujud bermuamalah sebagaimana dalam bidang kehidupan lain dengan
prinsipprinsip etika/akhlaq Islam dengan sebaik-baiknya dengan tujuan
membangun masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
2. Beberapa pinsip dalam berpolitik harus ditegakkan dengan sejujur-jujurnya dan
sesungguh-sungguhnya yaitu menunaikan amanat83 dan tidak boleh
menghianati amanat84, menegakkan keadilan, hukum, dan kebenaran85,
ketaatan kepada pemimpin sejauh sejalan dengan perintah Allah dan Rasul86,
mengemban risalah Islam87, menunaikan amar ma’ruf, nahi munkar, dan
mengajak orang untuk beriman kepada Allah88, mempedomani Al-Quran dan
Sunnah89, mementingkan kesatuan dan persaudaraan umat manusia90,
menghormati kebebasan orang lain91, menjauhi fitnah dan kerusakan92,
menghormati hak hidup orang lain93, tidak berhianat dan melakukan
kezaliman94, tidak mengambil hak orang lain95, berlomba dalam kebaikan96,
bekerjasama dalam kebaikan dan ketaqwaan serta tidak bekerjasama
(konspirasi) dalam melakukan dosa dan permusuhan97, memelihara hubungan
baik antara pemimpin dan warga98, memelihara keselamatan umum99, hidup
berdampingan dengan baik dan damai100, tidak melakukan fasad dan
kemunkaran101, mementingkan ukhuwah Islamiyah102, dan prinsip-prinsip
lainnya yang maslahat, ihsan, dan ishlah.
3. Berpolitik dalam dan demi kepentingan umat dan bangsa sebagai wujud ibadah
kepada Allah dan ishlah serta ihsan kepada sesama, dan jangan mengorbankan
kepentingan yang lebih luas dan utama itu demi kepentingan diri sendiri dan
kelompok yang sempit.
4. Para politisi Muhammadiyah berkewajiban menunjukkan keteladanan diri
(uswah hasanah) yang jujur, benar, dan adil serta menjauhkan diri dari perilaku
politik yang kotor, membawa fitnah, fasad (kerusakan), dan hanya
mementingkan diri sendiri.
5. Berpolitik dengan kesalihan, sikap positif, dan memiliki cita-cita bagi
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dengan fungsi amar
ma’ruf dan nahi munkar yang tersistem dalam satu kesatuan imamah yang
kokoh.
6. Menggalang silaturahmi dan ukhuwah antar politisi dan kekuatan politik yang
digerakkan oleh para politisi Muhammadiyah secara cerdas dan dewas Q.S. An-
Nisa/4 : 57

Anda mungkin juga menyukai