POIN PENTING
• 765 kasus karsinoma serviks stadium IB dengan gambaran risiko intermediet yang
teridentifikasi.
• Sekitar 50% pasien menerima radioterapi sinar ajuvan.
• Tidak ada perbedaan dalam kelangsungan hidup secara keseluruhan antara observasi
dan radioterapi sinar ajuvan.
ABSTRAK
Tujuan Untuk menyelidiki hasil observasi-saja versus radioterapi ajuvan untuk pasien
karsinoma serviks stadium IB dengan limfonodus negatif menurut klasifikasi FIGO 2018
setelah histerektomi radikal dengan faktor prognostik negatif.
Metode Kami mengakses Database Kanker Nasional dan mengidentifikasi pasien tanpa
riwayat tumor lain, yang didiagnosis dengan karsinoma skuamosa, adenoskuamosa, atau
adenokarsinoma serviks risiko intermediet (didefinisikan sebagai ukuran tumor 2-4 cm
dengan penyebaran limfo-vaskuler atau ukuran tumor >4 cm) antara Januari 2010 dan
Desember 2015 yang menjalani histerektomi radikal dengan limfadenektomi dan
memiliki margin tumor negatif. Kelangsungan hidup keseluruhan dinilai setelah
pembuatan kurva Kaplan-Meier dan dibandingkan dengan uji log-rank. Model Cox
dibangun untuk mengontrol perancu yang diketahui terkait dengan kelangsungan hidup
secara keseluruhan.
Hasil Kami mengidentifikasi sebanyak 765 pasien dan radioterapi sinar eksternal adjuvan
diberikan kepada 378 pasien (49,4%). Tidak ada perbedaan dalam kelangsungan hidup
menyeluruh antara pasien yang menerima dan tidak menerima radioterapi adjuvan,
P=0,44: tingkat kelangsungan hidup 4-tahunan secara menyeluruh masing-masing adalah
88,4% dan 87,1%. Setelah mengontrol usia pasien, histologi, dan pendekatan operatif,
pemberian radioterapi ajuvan tidak dikaitkan dengan kelangsungan hidup yang lebih baik
(HR 0,86, CI 95% 0,54-1,38). Untuk pasien yang menerima radioterapi ajuvan, tidak ada
perbedaan kelangsungan hidup antara pasien yang menerima (n=219) dan tidak (n=159)
menerima kombinasi kemoterapi, P=0,36: tingkat kelangsungan hidup keseluruhan 4-
tahunan masing-masing adalah 89,8% dan 86,3%.
Kesimpulan Dalam kohort skala besar untuk pasien dengan karsinoma serviks stadium
IB, dengan limfonodus negatif, margin negatif, dan faktor prognostik negatif, pemberian
terapi radiasi sinar eksternal adjuvan tidak berkaitan dengan kelangsungan hidup jika
dibandingkan dengan observasi-saja.
PENDAHULUAN
Kanker serviks adalah keganasan ginekologi ketiga paling umum di Amerika
Serikat yang mengalami penurunan insiden setiap tahunnya.1 Namun, dilaporkan bahwa
sekitar 13.800 wanita telah didiagnosis kanker serviks pada tahun 2020.1 2 Untuk pasien
dengan penyakit stadium awal, histerektomi radikal primer dengan limfadenektomi lebih
disukai sedangkan untuk pasien dengan penyakit lanjut lokal umumnya diberikan
kemoradiasi definitif.
Setelah bedah radikal, pasien yang dianggap memiliki risiko intermediet
berdasarkan kombinasi faktor risiko yang mencakup adanya penyebaran limfogen-
hematogen, ukuran tumor yang besar, dan kedalaman invasi stroma, disarankan untuk
menjalani terapi radiasi adjuvan untuk mengurangi risiko relaps lokal.3 4 Rekomendasi ini
didasarkan pada data yang berasal dari uji coba acak tengara Gynecologic Oncology
Group 92, yang menunjukkan peningkatan kelangsungan hidup bebas perkembangan
dengan terapi radiasi adjuvan dibandingkan observasi-saja setelah histerektomi radikal
dan limfadenektomi untuk kanker serviks stadium awal margin negatif dan limfonodus
negatif.5 Namun, terapi radiasi dikaitkan dengan morbiditas yang signifikan dan dapat
berdampak signifikan pada kualitas hidup pasien.6
Studi retrospektif terbaru menunjukkan bahwa observasi-saja berpotensi menjadi
pilihan yang dapat diterima dengan kontrol lokal yang sangat baik. 7 8
Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menyelidiki hasil dari observasi-saja vs terapi radiasi adjuvan
dengan atau tanpa kemoterapi untuk pasien ajuvan untuk pasien karsinoma serviks
stadium IB risiko intermediet-limfonodus negatif menurut klasifikasi FIGO 2018 setelah
histerektomi radikal menggunakan database skala besar berbasis rumah sakit.
METODE
Kami mengakses database Kanker Nasional dan mengidentifikasi pasien tanpa
riwayat tumor lain yang didiagnosis secara patologis dengan karsinoma skuamosa invasif,
karsinoma adenoskuamosa atau adenokarsinoma serviks antara Januari 2010 dan
Desember 2015 yang memiliki setidaknya 1 bulan masa pemantauan. Kami memilih
pasien dengan stadium patologis IB (revisi skema stadium penyakit oleh Federasi
Internasional Ginekologi dan Obstetri 2018), yang menjalani histerektomi radikal
(sebagaimana dinilai dari kode operasi spesifik lokasi) dengan pengangkatan minimal 10
kelenjar limfe (negatif berdasarkan laporan patologi, dipilih untuk memastikan stadium
yang adekuat dan mengeksklusi pasien dengan kemungkinan metastasis kelenjar limfe)
dan memiliki margin tumor negatif untuk dilakukan analisis lebih lanjut. Dalam
penelitian ini, kami mendefinisikan pasien risiko intermediet sebagai mereka yang
memiliki ukuran tumor 2-4 cm dengan invasi limfo-vaskuler atau ukuran tumor >4 cm
yang konsisten dengan penelitian sebelumnya dan uji klinis acak yang diusulkan.7 9
Sayangnya, Database Kanker Nasional tidak mengumpulkan data tentang kedalaman
invasi stroma sehingga kriteria tradisional Sedlis (Kelompok Ginekologi Onkologi 92)
tidak dapat diterapkan.
Dalam Database Kanker Nasional, ukuran tumor didapatkan terutama dari laporan
patologi dan jika tidak tersedia, maka diperoleh dari hasil pencitraan atau pemeriksaan
fisik. Terapi radiasi adjuvan didefinisikan sebagai terapi radiasi sinar eksternal (dengan
atau tanpa brakiterapi vagina) dalam waktu 6 bulan setelah operasi. Data kemoterapi
diambil dari pasien yang juga diberikan kemoterapi selama terapi radiasi ajuvan. Dalam
penelitian ini, kriteria eksklusi adalah pemberian kemoterapi neoadjuvan atau terapi
radiasi neoadjuvan, interval operasi-radioterapi yang tidak diketahui, pemberian terapi
radiasi > 6 bulan setelah operasi, atau pemberian brakiterapi vagina saja, penolakan
limfadenektomi, limfadenektomi terbatas (pengangkatan <10 kelenjar getah bening),
status margin tumor positif atau tidak diketahui, ukuran tumor tidak diketahui, dan
stadium patologis tidak diketahui. Saat menerapkan kriteria inklusi (kecuali invasi limfo-
vaskuler dan ukuran tumor), ukuran tumor pada 10,4% pasien dan status invasi limfo-
vaskuler pada 7,8% pasien tidak diketahui.
Database Kanker Nasional adalah database berbasis rumah sakit yang
mendokumentasikan sekitar 70% dari semua keganasan yang didiagnosis di Amerika
Serikat. American College of Surgeons dan Commission on Cancer belum memverifikasi
dan tidak bertanggung jawab atas metodologi analitik atau statistik yang digunakan, atau
kesimpulan yang diambil dari data ini. Penelitian ini dibebaskan dari pemantauan
Lembaga Peninjau Intitusi dari Penn Medicine (Protokol #829268).
Karakteristik demografi, klinis-patologis, dan terapi diekstraksi dari dataset yang
tidak teridentifikasi. Untuk tujuan analisis, status asuransi diubah menjadi swasta,
pemerintah (termasuk Medicaid dan Medicare), dan Tidak ada asuransi/tidak diketahui.
Mengingat dampak menopause pada kelangsungan hidup pasien secara keseluruhan,
berdasarkan usia rata-rata menopause di Amerika Serikat, usia pasien dibagi menjadi <50
dan >50 tahun. Komorbiditas dinilai dari indeks komorbiditas Charlson-Deyo dan
diklasifikasikan sebagai tidak ada (skor 0) atau ada (skor> 1). Jenis fasilitas pengobatan
dikategorikan menjadi akademik/penelitian dan lain-lain yang meliputi program kanker
komunitas, program kanker komunitas komprehensif, dan program kanker terpadu.
Frekuensi distribusi variabel kategori dibandingkan dengan uji chi-square dan
variabel kontinu dengan uji Kruskall-Wallis. Median pemantauan di setiap kelompok
dihitung berdasarkan metode Kaplan-Meier terbalik yang digunakan untuk menilai
panjang dan kelengkapan pemantauan dan dibentuk dengan membalikkan 'sensor' dan
'peristiwa'. Kelangsungan hidup keseluruhan dinilai mengikuti kurva Kaplan-Meier dan
dibandingkan dengan uji log-rank. Model Cox dibuat untuk mengontrol perancu yang
dipilih secara apriori (usia pasien, histologi, dan pendekatan bedah) dan diketahui terkait
dengan kelangsungan hidup secara keseluruhan berdasarkan penelitian sebelumnya.
Analisis bertingkat berdasarkan histologi, dan cara histerektomi radikal dilakukan
mengingat kemungkinan perilaku biologis yang berbeda dari histotipe kanker serviks
seperti yang ditunjukkan dalam analisis ad hoc dari uji coba acak Kelompok Ginekologi
Onkologi 92,10 serta studi retrospektif baru-baru ini yang menunjukkan kemungkinan
manfaat radioterapi ajuvan terhadap kelangsungan hidup secara keseluruhan hanya untuk
pasien yang menjalani histerektomi invasif minimal.11 Analisis statistik dilakukan dengan
Statistical Package for the Social Sciences v.27 (International Business Machines
Corporation Corporation. Armonk, New York) dan nilai alfa 0,05 ditetapkan sebagai
tingkat signifikansi statistik.
HASIL
Kami merekrut sebanyak 765 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Usia rata-rata
pasien adalah 43 tahun (kisaran, 23-90), mayoritas pasien berkulit putih (78,2%), tanpa
penyakit penyerta (86,9%). Jumlah median kelenjar getah bening yang diangkat dan
diperiksa adalah 20 (kisaran, 10-78). Data mengenai jenis histerektomi radikal tersedia
untuk 683 pasien, di mana 50,5% menjalani laparotomi. Subtipe histologis yang paling
umum adalah karsinoma sel skuamosa (68,5%), dan invasi limfo-vaskular terjadi pada
65,6% pasien. Dalam kohort ini, terapi radiasi sinar eksternal adjuvan diberikan pada 378
pasien (49,4%). Median interval antara pembedahan dan inisiasi terapi radiasi adalah 54
hari (IQR 23). Di antara pasien yang menerima terapi radiasi sinar eksternal, 102 pasien
(27%) menjalani brakiterapi vagina sedangkan 219 pasien (57,9%) menjalani kemoterapi
(189 pasien dengan agen tunggal, 15 pasien dengan multiagen, dan 15 pasien yang tidak
diketahui jumlah agen kemoterapinya). Tabel 1 merangkum karakteristik klinik-patologis
berdasarkan pemberian terapi radiasi ajuvan. Pasien yang menjalani radioterapi ajuvan
berusia lebih tua (median 45 vs 43 tahun, P=0,007) dan lebih mungkin untuk mengalami
invasi limfovaskular (72,9% vs 62,9%, P=0,004). Ukuran tumor, cara operasi, jenis
histerektomi, jumlah kelenjar getah bening yang direseksi, ras pasien, asuransi, dan
adanya penyakit penyerta tampak sebanding antara kedua kelompok.
Median pemantauan untuk pasien dengan dan tanpa pemberian terapi radiasi ajuvan
masing-masing adalah 45,01 dan 44,75 bulan. Tidak ada perbedaan dalam kelangsungan
hidup secara keseluruhan antara pasien yang (n=378, 37 kematian) dan tidak (n=387, 44
kematian) menerima terapi radiasi adjuvan, P=0,44: tingkat kelangsungan hidup
keseluruhan 4-tahun masing-masing adalah 88,4% dan 87,1 % (Gambar 1). Setelah
mengontrol usia pasien, histologi, dan pendekatan bedah, pemberian terapi radiasi ajuvan
tidak berkaitan dengan kelangsungan hidup yang lebih baik (HR 0,86, CI 95% 0,54-1,38).
Setelah pengelompokkan berdasarkan histologi, pemberian terapi radiasi ajuvan tidak
dikaitkan dengan kelangsungan hidup yang lebih baik untuk pasien dengan karsinoma
skuamosa (P=0,17), adenoskuamosa (P=0,15), atau adenokarsinoma (P=0,07). Setelah
pengelompokkan berdasarkan cara pembedahan, terapi radiasi ajuvan tidak berkaitan
dengan manfaat kelangsungan hidup untuk pasien yang menjalani laparotomi (P=0,22)
atau pendekatan invasif minimal (P=0,64). Terakhir, untuk pasien dengan invasi
limfovaskular, mereka yang menerima terapi radiasi adjuvan (n=263, 21 kematian)
cenderung memiliki kelangsungan hidup menyeluruh yang lebih baik dibandingkan
dengan mereka yang tidak (n=239,33 kematian), P=0,053: tingkat kelangsungan hidup
keseluruhan 4-tahun masing-masing adalah 90,5% dan 85,8% (Gambar 2).
Di antara pasien yang menerima terapi radiasi adjuvant, tidak ada perbedaan
kelangsungan hidup antara mereka yang menerima kemoterapi (n=219, 19 kematian)
dan tidak (n=159, 18 kematian) menerima kemoterapi, P=0,36: tingkat kelangsungan
hidup keseluruhan 4 tahun adalah 89,8% dan 86,3%, masing-masing (Gambar 3).
Setelah mengontrol usia pasien, pemberian kemoterapi tidak dikaitkan dengan
kelangsungan hidup yang lebih baik (HR 0,75, 95% CI 0,39 hingga 1,43).
ERBT
ajuvan
Tidak
Ya
Proporsi Hidup
Bulan
Gambar 1. Kelangsungan hidup keseluruhan pasien kanker serviks stadium IB dengan
faktor risiko intermediet berdasarkan pemberian terapi radiasi sinar eksternal adjuvan.
DISKUSI
Rangkuman Hasil Utama
Dalam kohort skala besar pasien kanker serviks stadium IB yang menjalani
histerektomi radikal dengan margin negatif dan kelenjar getah bening negatif, yang
memiliki faktor prognostik negatif tambahan (seperti ukuran besar atau adanya invasi
limfovaskular), setengahnya tidak menerima terapi radiasi sinar eksternal adjuvan.
Pemberian terapi radiasi ajuvan tidak berkaitan dengan manfaat kelangsungan hidup.
Demikian pula, untuk pasien yang menerima terapi radiasi ditambah kemoterapi,
penambahan kemoterapi tidak dikaitkan dengan kelangsungan hidup yang unggul.
Berdasarkan perhitungan kekuatan, mengingat ukuran sampel kami saat ini dan tingkat
kelangsungan hidup menyeluruh sebesar 87% pada kelompok observasi-saja, tingkat
kelangsungan hidup 93% pada kelompok radioterapi akan diperlukan untuk mendeteksi
perbedaan yang signifikan secara statistik dengan nilai alfa 0,05 dan ukuran efek dengan
HR 0,52.
ERBT
ajuvan
Tidak
Ya
Proporsi Hidup
Bulan
Gambar 2. Kelangsungan hidup keseluruhan pasien kanker serviks stadium IB ukuran
tumor ≥2 cm dan penyebaran limfo-vaskuler, berdasarkan pemberian terapi radiasi sinar
eksternal adjuvan.
Kemoterapi
Tidak
Ya
Proporsi Hidup
Bulan
Gambar 3. Kelangsungan hidup keseluruhan pasien kanker serviks stadium IB dan
faktor risiko intermediet yang menerima terapi radiasi sinar eksternal berdasarkan
pemberian kemoterapi.
Kesimpulan
Dalam kohort skala besar pada pasien karsinoma serviks stadium IB patologis
dengan risiko intermediet, pemberian radioterapi ajuvan tidak dikaitkan dengan manfaat
kelangsungan hidup secara menyeluruh.