Anda di halaman 1dari 2

Realitas Penanganan Covid-19 di Indonesia

a. Petugas
Tenaga Medis atau yang biasanya disebut dengan petugas kesehatan menjadi
garda terdepan saat ini untuk menangani Covid-19 yang melanda Indonesia. Tanpa ragu,
mereka melakukan langkah rasional ke daerah isolasi penyakit yang paling berbahaya.
Menghadapi covid-19 yang merupakan wabah, Dokter dan perawat harus puasa, tidak
makan dan minum selama delapan jam agar tidak buang air besar dan kecil. Karena jika
baju pelindung dibuka, baju tersebut harus dibuang, sedangkan persediaan baju pelindung
sangat minim. Pada saat isolasi, pakaian yang digunakan betul-betul sangat tebal dan
ketat. Masker harus digunakan dua lapis, demikian juga pembungkus sepatu dan sarung
tangan. Di bagian luar kaca mata pelindung, dan masih harus memakai masker pelindung.
Setelah memakai pakaian pelindung, petugas tidak bisa makan, minum atau ke toilet.
Jadwal tenaga kesehatan juga harus difasilitasi guna memastikan ketersediaan
waktu istirahat dan pemulihan tenaga kesehatan. Karena tenaga kesehatan-lah yang akan
menangani pasien-pasien yang sakit. Jangan sampai karena kelelahan maka merekalah
yang jatuh sakit.
Para tenaga kesehatan perlu mendapatkan insentif dan apresiasi sebagai pasukan
yang bekerja di garda depan melawan Covid-19. Namun, selain karena faktor kelelahan,
mereka harus menghadapi realitas keterbatasan fasilitas RS dan alat pelindung diri
(APD). Sehingga menyebabkan kurangnya mutu pelayanan untuk mencegah semakin
meluasnya penyebaran Covid-19. Sehingga pasien yang tertular tidak dapat untuk
ditangani semua secara cepat. Fasilitas yang terbatas menyebabkan pasien yang sudah
tertular membawa potensi yang tinggi untuk menularkan ke orang lain dan juga petugas
kesehatan yang menolong mereka karena kurangnya fasilitas yang ada di rumah sakit.
Selain itu Alat Pelindung Diri yang minim dan sulit untuk didapatkan membuat para
petugas tidak dapat terlindung secara keseluruhan dari pasien yang terkena virus tersebut,
sehingga banyak pertugas kesehatan yang harus gugur dalam menjalankan tugas di rumah
sakit.
Jumlah petugas kesehatan seperti dokter juga sangat terbatas mengingat
banyaknya jumlah masyarakat Indonesia, sehingga petugas yang ada menjadi kewalahan
untuk melakukan pertolongan kepada pasien positif Covid-19. Hal ini juga dapat
menurunkan kualitas pelayanan yang seharusnya lebih baik agar dapat meredam
penularan Covid-19 dan dapat menyembuhkan pasien yang sudah didiagnosis positif
Covid-19.

Anda mungkin juga menyukai