A. Pendahuluan
Proses pemadatan tanah pada prinsipnya adalah usaha untuk mem perkecil
jarak antara butiran tanah (solid) dengan jalan mengurangi volume udara yang ada
di dalam pori tanah tersebut. Semakin kecil jarak antara butiran tanah semakin
banyak jumlah butiran yang ada dalam satu satuan volume tanah, sehingga tanah
dikatakan semakin padat.
1. Contoh tanah dalam keadaan gembur dan kering udara sebanyak 6 unit x
2,5 kg
2. Kantong plastik penyimpanan benda uji
3. Air Bersih
D. Gambar Peralatan
Gambar 5.1 Silinder dan alat pemukul Gambar 5.2 Timbangan digital
a) Bila contoh tanah dari lapangan dalam kondisi basah, maka harus
dikeringkan dengan cara dijemur sampai kering permukaan
b) Tanah yang kering, ditumbuk dengan menggunakan palu karet kemudian
disaring dengan menggunakan saringan no.4
c) Benda Uji dibagi menjadi 6 sampel, dicampur dengan air dengan kadar
yang sudah ditentukan kemudian diaduk sampai homogeny.
d) Setelah dicampur dan dimasukkan kedalam plastik, maka benda uji
dibiarkan minimal 8 jam agar kadar air menjadi merata.
2. Proses pengerjaan pengujian
a) Ambil contoh tanah dari lapangan sebanyak ± 20 kg yang telah
dibersihkan dari sampak organik dan anorganik.
b) Tumbuk tanah menggunakan pemukul karet/kayu lalu diayak
menggunakan saringan No. 4
c) Contoh tanah yang telah disaring diambil sebagian untuk diuji kadar
airnya.
d) Masukkan masing-masing sampel tanah ke dalam 6 tempat yang berbeda
dengan penambahan kadar air 50 – 100 cc.
Sampe
1 2 3 4 5 6
l
Tanah 2500 2500 2500 2500 2500 2500
Air 200 250 300 350 400 450
e) Timbang massa cetakan dan keping alas dengan ketelitian 1 gram (B1)
serta ukur diameter dalam dan tingginya dengan ketelitian 0,1 mm.
f) Pasang leher sambung pada cetakan dan keping alas, kemudian dikunci
dan ditempatkan pada landasan dari beton dengan massa tidak kurang dari
100 kg yang diletakkan pada dasar yang stabil.
g) Ambil contoh uji yang akan dipadatkan, tuangkan ke dalam baki dan aduk
sampai merata.
h) Padatkan contoh uji di dalam cetakan (dengan leher sambung) dalam 3
lapis dengan ketebalan yang sama sehingga ketebalan total setelah
dipadatkan kira-kira 125 mm.
i) Pemadatan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
untuk lapis 1, isi contoh uji ke dalam cetakan dengan jumlah yang sedikit
melebihi 1/3 dari ketebalan padat total, sebarkan secara merata dan ditekan
sedikit dengan alat penumbuk atau alat lain yang serupa agar tidak lepas
atau rata. Padatkan secara merata pada seluruh bagian permukaan contoh
uji di dalam cetakan dengan menggunakan alat penumbuk dengan massa
2,5 kg yang dijatuhkan secara bebas dari ketinggian 305 mm di atas
permukaan contoh uji tersebut sebanyak 25 kali.
lakukan pemadatan untuk lapis 2 dan lapis 3 dengan cara yang sama
seperti untuk lapis 1.
j) Lepaskan leher sambung, potong kelebihan contoh uji yang telah
dipadatkan dan ratakan permukaannya menggunakan pisau perata,
sehingga betul-betul rata dengan permukaan cetakan.
k) Timbang massa cetakan yang berisi benda uji dan keping alasnya dengan
ketelitian 1 gram (B2).
l) Buka keping alas dan keluarkan benda uji dari dalam cetakan
menggunakan alat pengeluar benda uji (extruder). Belah benda uji secara
vertikal menjadi 2 bagian yang sama, kemudian ambil sejumlah contoh
yang mewakili dari salah satu bagian untuk pengujian kadar air, sesuai
SNI 03-1965-1990.
m) Lakukan langkah g s/d l untuk sampel-sampel tanah lainnya.
F. Metode Perhitungan
Dimana :
GS : Berat Jenis Tanah (Gunakan GS = 2,5 untuk praktikum ini)
w : kadar air
Kepadatan :
Nomor Sampel : 1 2 3 4 5 6
Massa Tanah Basah + Cetakan
5946 6006 6164 6000 5900 5904
(gr)
Massa Cetakan (gr) 4405 4405 4405 4405 4405 4405
Massa Tanah Basah (gr) 2500 2500 2500 2500 2500 2500
Isi Cetakan (cm3) 944 944 944 944 944 944
Kepadatan Basah, ρ (gr/cm )3
1.63 1.70 1.86 1.69 1.58 1.59
Kepadatan Kering, ρd (gr/cm3) 1.37 1.39 1.50 1.31 1.22 1.22
Kadar air :
Nomor Cawan : 1 2 3 4 5 6
Massa Tanah Basah +
67.6 68.6 69.6 70.64 71.04 71
Cawan (gr)
Massa Tanah Kering +
59.64 59.6 59.64 59 59.06 59.06
cawan (gr)
Massa Air (gr) 200 250 300 350 400 450
Massa Cawan (gr) 17.46 18 18.6 18.46 19 20
Massa Tanah Kering (gr) 42.18 41.6 41.04 40.54 40.06 39.06
18.87 21.63 24.26 28.71 29.90 30.56
Kadar Air (%)
2 5 9 2 5 8
ZAVL :
No. Sampel 1 2 3 4 5 6
1.6986 1.6224 1.5559 1.4553 1.4305 1.4170
ZAVL
1 6 6 4 1 7
G. Penggambaran Grafik
a) Gambarkan titik-titik hubungan antara kepadatan kering (sumbu X) dan
kadar air (sumbu Y) dari hasil uji pada sebuah grafik, kemudian
gambarkan sebuah kurva yang halus yang menghubungkan titik-titik
tersebut. Dari kurva yang telah digambarkan, tentukan kepadatan kering
maksimum pada puncak kurva dan kadar air optimum.
b) Gambarkan grafik hubungan antara kepadatan kering dan kadar air pada
derajat kejenuhan 100% (garis jenuh). Grafik pemadatan tidak boleh
memotong garis jenuh dan pada harga kadar air yang tinggi grafik
pemadatan menjadi sejajar dengan garis jenuh tersebut.
H. Form Laporan
I. Kesimpulan
J. Saran