Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ade Satria

NIM : 133190070
Kelas : Reklamasi Lahan Tambang PT-C

1. Hal yang terjadi pada tanah yang telah terdegradasi yaitu :


- Berkurangnya kemampuan lahan untuk memberikan keuntungan dari suatu
penggunaan lahan tertentu pada bentuk pengelolaan lahan
- lahan yang telah terdegradasi akan berkurang kemampuannya sebagai penyedia jasa
lingkungannya, kondisi tersebut diakibatkan kontaminasi lahan oleh aktivitas manusia
(tambang, sampah, dan lainnya) dan kerusakan lingkungan/ekosistem aktivitas
manusia (erosi, banjir, dan lainnya) dan tiga contoh
Bentuk degradasi lahan akibat kegiatan pertanian pertambangan
- Pencemaran Agrokimia. Tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan di
lingkungan pertanian dapat disebabkan karena penggunaan agrokimia (pupuk dan
pestisida) yang tidak proporsional.
- Perubahan penggunaan lahan miring dari vegetasi permanen (hutan) menjadi lahan
pertanian intensif menyebabkan tanah menjadi lebih mudah terdegradasi oleh erosi
tanah
- Penanaman varietas padi unggul secara mono cultur tanpa adanya pergiliran tanaman,
akan mempercepat terjadinya pengerusan hara sejenis dalam jumlah tinggi dalam
kurun waktu yang pendek.
2.

 No Action = tanpa dilakukan upaya perbaikan dan membiarkan alam bekerja


secara mandiri. Biasanya dilakukan karena biaya yang dikeluarkan terlalu mahal
apabila hendak dilakukan pengolahan. Hasilnya terdapat 2 kemungkinan =
degradasi menjadi lebih parah (fungsi ekosistem dan struktur ekosistem rendah)
atau skositem sukses memperbaiki dirinya sendiri (fungsi ekosistem dan struktur
ekosistem membaik)
 Rehabilitasi = dilakukan dengan memperbaiki, memulihkan, dan meningkatkan
kondisi lahan kondisi lahan yang telah rusak (terdegradasi). Ada beberapa upaya
yaitu Reboisasi (di kawasan hutan) dan Penghijauan (di luar kawasan hutan).
Hasilnya fungsi ekosistem dan struktur ekosistem membaik menuju ekosistem
pada awalnya (original ecosystem)
 Reklamasi = yaitu proses membuat lahan yang kurang/tidak bermanfaat menjadi
berguna. Proses perbaikan lahan terusik (tanah, vegetasi, dan air) untuk mencapai
kemampuan lahan untuk suatu pengunaan lahan tertentu. Dapat pula untuk
menciptakan sebuah penggunaan lahan baru, bisa untuk keperluan industri atau
daerah komersial lain atau untuk kawasan pertanian dan rekreasi setelah kegiatan
usikan lahan selesai. Hasilnya fungsi ekosistem (hara, nutrisi, biomassa) baik
akan tetapi struktur ekosistem (spesies, varietas, makhluk endemik) rendah.
 Restorasi = yaitu proses manipulasi sebuah ekosistem untuk mencapai komposisi,
struktur, dan fungsi yang sama/serupa dengan kondisi sebelum terusik. Dilakukan
dengan memperbaiki dan mengembalikan tanah yang rusak atau terdegradasi agar
kondisinya mirip dengan kapasitas sebelum degradasi untuk mendukung
pertumbuhan tanaman dan menjaga lingkungan. Hasilnya fungsi ekosistem dan
struktur ekosistem dapat kembali seperti semula.
3. Penurunan Kualitas Tanah akibat penambangan batubara pada umumnya mempunyai
sifat-sifat yang tidak cocok untuk berbagai penggunaan, terutama untuk media
pertumbuhan tanaman.
- Kehilangan tanah pucuk (top soil).
Hal ini bisa terjadi karena Land clearing & pengambilan tanah pucuk, Erosi tanah,
terkubur, tercampur dengan material timbunan sehingga Meninggalkan material tanah
(spoils) yang sangat heterogen, miskin hara dan bahan organik.
- Pemampatan tanah (soil compaction).
 Beban berat dari alat-alat berat
 Tanah mampat (BV) tinggi,
 Kerusakan strukturnya
 Kandungan pori-pori makro tanah berkurang
- Kontaminasi oleh bahan meracun
 Bahan-bahan kupasan atau timbunan yang mengandung mineral sulfida,
seperti pirit (FeS2),
 Jika terangkat ke permukaan tanah, pirit akan teroksidasi dan menghasilkan
asam sulfat, yang sangat masam dan mengandung logam-logam larut tinggi
(air asam tambang, AAT).
 Jika melewati tanah atau meterial yang lain AAT dapat mengasamkan tanah
dan melarutkan logam-logam, seperti Al, Fe, Mn, dan logam-logam berat
yang dapat meracun organisme tanah dan tanaman.
Cara mengatasinya :
Melakukan reklamasi dan revegetasi di lahan bekas tambang batubara, penataan lahan
(penutupan lubang galian dan pengaturan kemiringan lahan), penyediaan saluran air
hingga pemilihan dan pengaturan tanaman.
4. Dampak negatif penambangan emas skala kecil
- Limbah Padat contohnya adalah tailings. Tailing adalah satu jenis limbah yang
dihasilkan oleh kegiatan tambang dan kehadirannya dalam dunia pertambangan tidak
bisa dihindari.
- Pencemaran oleh merkuri (Hg) yang digunakan untuk memisahkan emas dan batuan
dapat mencemari udara dan perairan. erkuri (Hg) Merkuri merupakan salah satu
logam berat yang paling berbahaya. Merkuri dianggap sebagai logam berbahaya
karena sebagai ion atau dalam bentuk senyawa tertentu mudah diserap ke dalam
tubuh.
- Pencemaran sulfida dari sisa bijih emas. Sulfida sangat berbahaya hal ini dikarenakan
sulfida mengandung racun jika berskala besar dan dapat meningkatkan pencemaran di
air maupun ditanah.
Dampak negatif penambangan emas skala Besar
- Batuan Limbah (Waste Rock)
- Erosi & Sedimentasi hal ini dapat mengakibatkan terjadinya lahan terbuka &
pemampatan Tanah
- Tailings yang terjadi pafa tempat penampungan (Tailings Storage Facilities, TSF)
- Pencemaran, pencemaran yang diakibatkan di antaranya yaitu logam berat yang
berasal dari limbah batuan & tailings dan air asam tambang/AAT (hasil oksidasi
mineral sulfida).
Cara mengatasi :
- Penambangan skala kecil : melakukan rehabilitasi pada lahan bekas tambang dan
memanfaatkan sisa tailings
- Penambangan skala besar : melakukan reklamasi tambang sebagai upaya
memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai
peruntukannya.

5. Kerusakan Biofisik lahan akibat tambang timah dengan cara semprot (Gravel Pump) :
- Menimbulkan genangan air dalam jumlah besar seperti danau dan tampak berlobang-
lobang (kolong)
- Perubahan bentang alam, dari hutan menjadi lobang berisi air asam dan logam berat
- Lobang bekas tambang dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk penyebab
penyakit malaria dan yang lain.
- Kesuburan tanah rendah : miskin BO dan didominasi pasir dengan daya pegang hara
air dan hara rendah
- Kehilangan habitat jenis fauna asli (seperti monyet, orang utan) akibat hutan rusak.

Anda mungkin juga menyukai