Anda di halaman 1dari 9

Precede proceed

“strategi promkes puskesmas colomadu II dalam mensosialisasikan


PHBS kepada masyarakat”
Nama : Deby Putra Almeizon
KMP2100707
Fase 1: diagnosis sosial
• Kepadatan penduduk, sehingga menyebabkan penyakit menular (TBC,DBD,diare)
• PHBS belum mencapai persentase yang diinginkan oleh pihak puskesmas yaitu sekita
95%. Sedangkan desa di wilayah kerja puskesmas itu masih 83%,
Fase 2: diagnosis epidemiologi

01 Dari 5 desa wilayah kerja puskesmas colomadu II terdapat paparan


mengenai epidemiologi pada kelompok desa:
 Desa Tohudan: TB (1), ISPA (13), Diare (88), DBD (28)
 Desa Gendongan: TB (1), ISPA (13), Diare (109), DBD (30)
 Desa Klodran: TB (0), ISPA (10), Diare (126), DBD (21)
 Desa Baturan: TB (0), ISPA (14), Diare (113), DBD (22)
 Desa Blulukan: TB (5), ISPA (7), Diare (75), DBD (5)

Namun dari kelima desa ini yang menjadi masalah utama yaitu
“sampah” yang masih belum ditanggulangi sehingga menyebabkan
masalah diatas.
Fase 3:
diagnosis perilaku dan lingkungan
• Perilaku: kurangnya kepedulian akan diri sendiri dalam
memeriksakan kesehatan sehingga hal ini dianggap biasa saja
• Kurang kepedulian akan lingkungan
• Percaya akan mitos budaya dalam hal kesehatan
• Faktor ekonomi yang mempengaruhi perilaku lingkungan itu
sendiri
Fase 4:
diagnosis Pendidikan dan organisasi
• Predisposing faktor
faktor yang mempengaruhi akan kesehatan masyarakat yaitu
pengetahuan yang kurang, dan diiringi dengan Pendidikan yang
rendah, hal ini menyebabkan strata kesehatan yang rendah
• enabling faktor:
tempat sampah/pembuangan sampah yang belum jelas, dan
kurang juga dalam mencuci tangan pakai sabun, dan tidak
terkondisinya tmpah limbah dari ternak ayam yang menyebabkan
pencemaran lingkungan

• Renforcing faktor:
tidak adanya sikap dari sesama masyarakat untuk
mengingatkan PHBS dan kebijakan yang belum jelas dari petinggi
desa dalam penanganan PHBS
Fase 5:
diagnosis kebijakan dan administrasi
berhubung kepala puskesmas dikepalai oleh orang
yang lulusan keperawatan menyebabkan kurang
terlaksananya promosi keseatan. Sehingga promkes ke desa
itu tidak terlaksana dengan baik, (kurangnya media promkes
seperti poster leaflet) dan promkes secarang langsung.
dan juga menjadi kendala yaitu tidak adanya dana
yang digelontorkan oleh kepala desa dalam pertemuan desa
siaga.
Fase 6:
implementasi
untuk tahap ini sendiri belum ada pembentukan atau program yang
dibentuk dalam menciptakan PHBS di desa-desa di wilayah kerja puskesmas
tersbut, hanya saja sekedar promosi kesehatan yang itu pun tidak disampaikan
dengan penuh pemahaman oleh masyarakat desa setempat.
Fase 7:
• proses evaluasi
proses yang ada berharap walaupun tenaga puskesmas tidak ada yang dari
promosi kesehatan, tetap yakin untuk mengatasi masalah yang ada dimasyarakat
berharap baik dengan perilaku masyarakat yang positif.

• Dampak proses
dengan seadanya promosi kesehatan yang dilakukan kita akan melihat sejauh
mana penderita epidemiologi akan berubah, bertambah atau berkurang.

• Hasil evaluasi
untuk hasil ada dua kemungkinan yaitu:
Positif:
Tercapainya keinginan masyarakat dalam mengatasi masalah yang ada, dan
meningkatnya pengetahuan masyarakat, didukung oleh tenaga kesehatan yang
ada sehingga menciptakan masyarakat yang berperilaku PHBS.
Negatif:
Tidak terlaksananya apa yang diinginkan bersama dalam mewujudkan PHBS
sehingga mengakibatkan masyarakat akan mengalami dampak yang lebih besar
dari sebelumnya terkhusus dalam masalah kesehatan.
Terima kasih….

Anda mungkin juga menyukai