JURNAL
Oleh :
LALU ANGGARA WIBAWA
C1G 211 084
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018
2
Lalu Anggara Wibawa*, Prof. Ir. Taslim Sjah, M.App. Sc.,Ph.D.*, Sri
Maryati, MP.***Mahasiswa*, Pembimbing Utama**, Pembimbing
Pendamping***Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram
ABSTRAK
Pemerintah Indonesia menetapkan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
sebagai salah satu lumbung kedelai nasional. Produksi kedelai di Kabupaten
Lombok Tengah padatahun 2015 mencapai 36.661 ton dengan realisasi tanam
28.620 hektar dengan produktivitas lahan rata–rata 13,34 kwintal per hektar.
Kecamatan Pujut memiliki produksi kedelai terbesar diantara Kecamatan lainnya
yang memproduksi kedelai pada tahun 2015 yaitu mencapai 9.001 ton dengan
realisasi tanam 7.003 hektar. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menganalisis
pendapatan usahatani kedelai di Kabupaten Lombok Tengah; (2)
mengidentifikasi masalah yang dihadapi petani dalam melakukan usahatani
kedelai di Kabupaten Lombok Tengah.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pujut dan Kecamatan Praya Barat
Kabupaten Lombok Tengah menggunakan metode deskriptif dengan cara
pengumpulan data yaitu model teknik survei. Unit analisis dalam penelitian ini
adalah Usahatani Kedelai di Kabupaten Lombok Tengah. Penentuan daerah
penelitian secara purposive sampling. Penentuan jumlah responden dilakukan
secara quota sampling, dengan menentukan jumlah responden sebanyak 30 petani
dengan masing-masing 15 petani di Desa Pengembur dan 15 petani di Desa
Batujai. Analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis pendapatan usahatani
kedelai dan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Pendapatan yang diperoleh dari
usahatani kedelai di Kabupaten Lombok Tengah Rp.3.071.229 per luas lahan
garapan atau Rp.5.986.800 per hektar; (2) Permasalahan yang dihadapi petani
kedelai di Kabupaten Lombok Tengah adalah kekurangan modal (23 orang, 77%),
peran penyuluh yang kurang maksimal sebanyak (18 orang, 60%) dan harga
produksi yang tidak tetap (12 orang, 40%). Saran dari penelitian ini adalah (1)
Pemerintah ususnya PPL berperan aktif dalam melakukan pembinaan dan
penyuluhan kepada petani. (2) Diharapkan kepada pemerintah untuk memberikan
bantuan modal kepada petani kedelai.
3
ABSTRACT
The Government of Indonesia sets West Nusa Tenggara (NTB) as one of
the national soybean source. Soybean production in Central Lombok Regency in
2015 reached 36,661 tons with realization of planting 28,620 hectares and average
land productivity of 13.34 kwintal per hectare. Pujut District has the largest
soybean production among other districts producing soybean in 2015 reaching
9,001 tons planting of 7,003 hectares. The purposes of this study are; to (1)
Analyze income of soybean farming in Central Lombok; (2) Identify problems
faced by farmers in soybean farming in Central Lombok.
This research was conducted in Districts of Pujut and Praya Barat, using
descriptive method by collecting data through survey technique. The unit of
analysis in this research is soybean farm in Central Lombok Regency.
Determination of research area was by purposive sampling. Determination of the
number of respondents conducted by quota sampling, that is by determining the
number of respondents as many as 30 farmers with each 15 farmers in Pengembur
and 15 farmers in Batujai. Data analysis in this research is income analysis of
soybean farm and a descriptive analysis.
The results showed that: (1) Income obtained from soybean farming in
Central Lombok Regency was Rp.3.071.229 per cropped area or Rp.5.986.800 per
hectare; (2) Problems faced by soybean farmers in Central Lombok are lack of
capital (23 farmers, 77%), lack of extension (18 farmers, 60%) and fixed
production price (12 farmers, 40%). Suggestions from this research are (1)
Extension officers to play an active role in conducting extension to farmers. (2) It
is expected that government provide capital assistance soybean farmers.
PENDAHULUAN
1. Berguna bagi para pembaca yang ingin mengetahui besarnya pendapatan usaha
tani kedelai di Kabupaten Lombok Tengah.
2. Sebagai bahan acuan untuk peneliti selanjutnya yang berminat pada masalah
yang sama.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam mengevaluasi program –
program yang berkaitan dengan komoditi kedelai.
4. Bagi peneliti sendiri merupakan sebuah pengalaman yang sangat berharga
dalam upaya menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama pendidikan
di Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
METODOLOGI PENELITIAN
3.2.Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian adalah usahatani kedelai di Kabupaten
Lombok Tengah.
Jumlah 30 100
2 Tingkat Pendidikan Responden
a. Tidak Sekolah 4 13
b. Tidak Tamat SD 8 27
c. Tamat SD 6 20
d. Tamat SMP 9 30
e. Tamat SMA 3 10
f. PT 0 0
Jumlah 30 100
3 Jumlah Tanggungan Keluarga Responden
a. 1-3 26 87
b. 4-6 4 13
c. >6 0 0
Jumlah 30 100
4 Pengalaman Usahatani
a. 2-17 13 43
b. 18-32 15 50
c. 33-47 2 7
Jumlah 30 100
5 Jenis Pekerjaan Responden
1. Pekerjaaan Pokok (tani) 30 100
2. Pekerjaan Sampingan :
a. Buruh Tani 24 86
b. Ternak 2 7
c. Pedagang 2 7
Jumlah 30 100
6 Luas lahan usahatani kedelai (ha)
1. 0,30 9 30
2. 0,35-1,00 18 60
3. ˃1,00 3 10
Jumlah 30 100
Sumber: Data Primer Diolah (2016).
8
persentase sebesar 100%. Untuk pekerjaan sampingan yaitu bekerja sebagai buruh
tani sebanyak 24 orang (86%), peternak sebanyak 2 orang (7%), dan 2 orang
lainnya yang memiliki profesi pedagang dengan persentase (7%).
4.1.6.Luas Lahan Usahatani Kedelai
Luas lahan sangat mempengaruhi jumlah produksi yang diperoleh,
semakin luas lahan garapan yang digunakan petani untuk usahatani maka semakin
besar produksi yang akan diperoleh. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa petani
responden yang memiliki luas lahan sebesar 0,30 ha sebanyak 9 orang dengan
persentase (30%), sedangkan petani responden yang memiliki luas lahan 0,35-
1,00 ha sebanyak 18 orang dengan persentase (60%), dan petani responden yang
memiliki luas lahan >1,00 ha sebanyak 3 orang dengan persentase (10%).
Rata-rata luas lahan yang dimiliki petani responden dalam penelitian ini
adalah 0,51 ha per luas lahan garapan.
4.1.7. Status Penguasaan Lahan
Status penguasaan lahan petani responden pada usahatani kedelai di
Kabupaten Lombok Tengah secara keseluruhan berstatus milik sendiri.
Untuk lebih jelasnya, rata-rata biaya tenaga kerja per hektar dalam
usahatani kedelai di kabupaten lombok tengah dapat dilihat pada Tabel 4.4
Tabel 4.4.Rata-Rata Biaya Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Kedelai di
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2016.
TK Usahatani Kedelai (Ha)
No Jenis Kegiatan
(HKO) Per LLG (Rp) Per Ha (Rp)
Biaya Tenaga Kerja 17 155.667 303.444
1 Penrsiapan Lahan 2 36.167 70.500
2 Penanaman 3 39.167 76.348
3 Penyemprotan 2 34.333 66.927
4 Pemanenan 10 46.000 89.669
Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat di lihat bahwa rata-rata biaya tenaga kerja
dalam usahatani kedelai sebesar Rp.155.667 per luas lahan garapan
(Rp.303.444/ha).Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam usahatani
kedelai yaitu mulai dari kegiatan pengolahan sampai dengan pemanenan.Rata-rata
biaya tenaga kerja yang digunakan pada usahatani kedelaidalam penelitian ini
memiliki nilai yang berbeda-beda.
Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa rata-rata biaya tenaga kerja dalam
kegiatan persiapan lahan pada usahatani kedelai sebesar Rp.36.167 per luas lahan
garapan (Rp.70.500 /ha) dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 2 orang per
hari kerja.Rata-rata biaya tenaga kerja pada kegiatan penanaman sebesar
Rp.39.167 per luas lahan garapan (Rp.76.348 /ha) dengan penyerapan tenaga kerja
sebanyak 3 orang per hari kerja.Rata-rata biaya tenaga kerja pada kegiatan
penyemprotan sebesar Rp.34.333 per luas lahan garapan (Rp.66.927/ha) dengan
penyerapan tenaga kerja sebanyak 2 orang per hari kerja.
Sedangkan rata-rata biaya tenaga kerja pada kegiatan pemanenan sebesar
Rp.46.000 per luas lahan garapan (Rp.89.669 /ha) dengan penyerapan tenaga kerja
sebanyak 10 orang per hari kerja.
3) Biaya Lain-lain
Biaya lain-lain yang dimaksud dalam penelitian ini adalah biaya tali rafia
yang dikeluarkan pada usahatani kedelai di Kabupaten Lombok Tenga.Selain
biaya sarana produksi dan biaya tenaga kerja, biaya lain-lain ini diperlukan untuk
menunjang kegiatan usahatani kedelai dalam kegiatan pemanenan.Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5.Rata-Rata Biaya Lain-Lain pada Usahatani Kedelai di Kabupaten
Lombok Tengah Tahun 2016.
Usahatani Kedelai (Ha)
No Jenis Biaya Lain-Lain
Per LLG (Rp) Per Ha (Rp)
Biaya Lain-Lain 3.300 6.433
1 Tali Rafia 3.300 6.433
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Tengah. 2016. Lombok Tengah Dalam
Angka 2016. Mataram-NTB.
Ilyas, S. 1998. Meningkatkan Produksi Nelayan Tradisional. Makalah
Disampaikan Pada Pertemuan Tim Ahli Bimas Departemen Pertanian.
Jakarta.
Nazir, M. 1983. Metode penelitian.Ghalia Indonesia. Bogor.
Samsudin.2015. Analisis Pendapatan Usaha Tani Cabe Di Kabupaten Lombok
Barat.[Skripsi]. Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Mataram.
Soekartawi, 1995.Analisis Usahatani. Universitas Indonesia. Jakarta.
________ 2002.Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil hasil Pertanian
Teori dan Aplikasinya.Raja Grafindo Persada. Jakarta.