Anda di halaman 1dari 6

A.

Deskripsi LGBT
LGBT merupakan akronim dari lesbian, guy, biseksual dan transgender. Istilah ini
digunakan semenjak tahun 1990-an dan menggantikan frasa "komunitas gay" karena
istilah ini lebih mewakili kelompok-kelompok yang telah disebutkan. Perilaku
homoseksual sejatinya telah ada sejak zaman dahulu dan menjadi perdebatan yang
belum menemukan titik akhirnya. Menurut prespektif agama, LGBT termasuk dosa
besar; menurut prespektif psikologi, LGBT awalnya juga dianggap sebagai perilaku
abnormal; sedangkan para pegiat hak asasi berpendapat bahwa perilaku LGBT
merupakan kebebasan dan hak masing-masing individu.
Lesbian adalah istilah bagi perempuan yang mengarahkan orientasi seksualnya
kepada sesama perempuan. Istilah ini juga merujuk kepada perempuan yang mencintai
perempuan baik secara fisik, seksual, emosional, atau secara spiritual. Istilah ini dapat
digunakan sebagai kata benda jika merujuk pada perempuan yang menyukai sesama
jenis, atau sebagai kata sifat apabila bermakna ciri objek atau aktivitas yang terkait
dengan hubungan sesama jenis antarperempuan.
Gay adalah sebuah istilah yang umumnya digunakan untuk merujuk orang
homoseksual atau sifat-sifat homoseksual. Istilah ini awalnya digunakan untuk
mengungkapkan perasaan "bebas/ tidak terikat", "bahagia" atau "cerah dan menyolok".
Kata ini mulai digunakan untuk menyebut homoseksualitas mungkin semenjak akhir
abad ke-19 M, tetapi menjadi lebih umum pada abad ke-20. Dalam bahasa Inggris
modern, gay digunakan sebagai kata sifat dan kata benda, merujuk pada orang -
terutama pria gay- dan aktivitasnya, serta budaya yang diasosiasikan dengan
homoseksualitas.
Pengertian Biseksual Menurut Krafft-Ebing, salah seorang seksologis Jerman
mengistilahkan biseksual sebagai psychosexual hermaphroditism iaitu kewujudan dua
keinginan seksyang berbeza dalam satu jantina atau kejadian wujudnya ciri-ciri lelaki dan
wanitadalam satu tubuh (Bowie dalam Storr, 1999).
Transgender merupakan ketidaksamaan identitas gender seseorang terhadap
jenis kelamin yang ditunjuk kepada dirinya. transgender bukan merupakan orientasi
seksual seseorang yang transgender mengidentifikasi dirinya sebagi seorang
heteroseksual, homo seksual, biseksual atau aseksual. seseorang yang ditunjuk sebagai
seks tertentu, umunya setelah kelahiran berdasarkan kondisi kelamin, namun merasa
bahwa hal tersebut adalah salah dan tidak mendeskripsikan diri mereka secara
menyeluruh.
Penelitian lebih banyak dilakukan oleh para psikiater dan mengartikan bahwa
homoseksual maupun heteroseksual merupakan penyakit mental dan kelainan mental.
Beberapa ahli menyimpulkan pengertian dari LGBT itu setelah melakukan berbagai
macam percobaan, penelitian, maupun pengamatan sosial. Ebing, dalam penjelasannya
tentang homoseksualitas mengatakan bahwa orang-orang homoseksual mengalami
penurunan fungsi otak yang berpengaruh pada orientasi seksualnya. Penjelasan Ebing ini
kemudian diperkuat dengan hasil penelitian Magnus Hirscfeld dalam bukunya “Sappho
and Socrates” yang menjelaskan bahwa orang-orang homoseks mengalami
perkembangan otak yang berbeda pada saat kanak-kanak. Dia juga menjelaskan bahwa
faktor eksternal dapat berpengaruh pada perkembangan otak orang homoseksual dan
heteroseksual.
Berikut beberapa pendapat ahli mengenai LGBT :
 Amerikan Psyciatric Association (APA)
Amerikan Psyciatric Association (APA) menyatakan bahwa orientasi seksual
akan terus berkembang sepanjang hidup seseorang. Orientasi seksual dibagi
menjadi tiga berdasarkan dorongan atau hasrat seksual dan emosional yang
bersifat ketertarikan romantis pada suatu jenis kelamin sama. Carol menjelaskan
bahwa orientasi seksual merupakan ketertarikan yangmuncul pada seseorang
dengan jennis kelamin tertensu dan dilandasi perasaan emosional, fisik, seksual,
dan cinta. Jika diuraikan menurut hurufnya, pengertian masing- masing istilah
dari LGBT yaitu:
 Lesbian : merupakan gangguan seksual yang menyimpang dimana wanita
tertarik pada wanita lainnya.
 Gay: merupakan perilaku menyimpang seksual dimana laki laki tertarik
dengan sesama laki laki. Gay juga disebut dengan homoseksual.
 Biseksual: merupakan perilaku menyimpang dimana seseorang menyukai dua
gender sekaligus baik wanita maupun pria.
 Transgender: merupakan perubahan alat kelamin dikarenakan seseorang
merasa alat kelaminnya tidak menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya yang
merupakan kebalikan dari apa yang dia miliki. Kondisi ini memicu seorang
wanita yang memiliki sifat tomboy dan merasa seperti laki laki akan merubah
jenis kelaminnya menjadi laki laki dan juga sebaliknya dengan cara operasi
kelamin.
 Karl Maria Kertbeny
Kertbeny merupakan sosok yang memunculkan istilah homoseksual pertama
kalinya. Dia memberikan istilah itu untuk menjelaskan perilaku seksual dalam tiga
kategori yaitu monoseksual, heteroseksual, dan heterogen. Pengelompokan ini
memberikan gambaran untuk hubungan seksual terhadap sesama jenis kelamin,
hubungan seksual dengan sesama maupun berbeda jenis kelamin yang dianggap
menyimpang dalam masyarakat.
 Ebing
Ebing juga menjelaskan bahwa orang dengan homoksesual memiliki
penurunan fungsi otak. Penurunan fungsi otak inilah yang mempengaruhi
orientasi seksual seseorang. Pernyataan ini kemudian diperkuat oleh Magnus
Hirscfeld yang juga menjelaskan perkembangan otak pada homoseksual berbeda
waktu anak- anak. Faktor faktor lainnya yang dapat berpengaruh terhadap
perkembangan individu menjadi homoseksual atau heteroseksual. Faktor faktor
tersebut bisa diperoleh dari lingkungannya.
 Karl Heinreich Ulrichs
Karl pada abad 1825- 1895 menjadi aktivis gay berkebangsaaan jerman yang
membela orang orang gay dan menjelaskan bahwa orang orang homoseksual
merupakan orang yang memiliki jiwa feminin. Menurutnya laki laki yang
mencintai laki laki merupakan gender ketiga yang berkembang atau disebut juga
wanita yang penuh semangat. Dia pun berjuang untuk menolak deskriminasi dan
kriminalisasi pada orang orang dengan homoseksual.
 Swain, Keith W
Menurutnya, LGBT merupakan suatu kelompok manusia yang memiliki
kepuasan berhubungan seksual sesama gender (gay, lesbian) ataupun biseksual.
 Alfred Kinsey
Kinsey merupakan seorang ahli serangga yang melaporkan penelitian tentang
perilaku seksual laki- laki dan homoseksualitas. Kinsey menyatakan bahwa
homoseksual merupakan perilaku yang tidak bisa disembuhkan. Kalaupun
mereka ingin merubah dirinya, hal itu hanya mengelola fantasi homoseksual
untuk berhubungan seks dengan lawan jenis. Namun kenyataannya ini tidak bisa
disembuhkan. LGBT muncul dari perlakuan yang dipengaruhi oleh budaya, sosial,
agama, ideologi, hukum, dan ekonomi.
 Freud
Freud merupakan seorang psikologis klinis yang melihat gay sebagai akibat
dari pola asuh dan kekerasan dari sang ayah. Kondisi ini dianggap bahwa sang
anak laki- laki merasa gagal mendapatkan figure seorang ayah sehingga dirinya
mulai muncul rasa mencintai dirinya sendiri atau mencintai sosok laki- laki. Freud
dalam suratnya yang ditujukan pada ibu- ibu tidak menyatakan bahwa
homoseksual merupakan penyimpangan. Dia menuliskan “is othing to be
shamed, no vice, no degradation, it cannot be classified as an illness”.
Freud menyatakan bahwa kondisi biseksual merupakan hasil dari predisposisi
sewaktu kecil. Hal ini berkembanga mulai dari kehidupan anak anak yang berada
dalam lingkungan kehidupan heteroseksual ataupun lingkungan tertentu lainnya.
Gangguan terjadi akibat ketidakmatangan seksual yang menghasilkan kondisi
homoseksual ketika dewasa. Kondisi homoseksual juga bisa terjadi akibat trauma
masa kecil dimana pernah merasakan penyiksaaan dari saudara kandung, teman,
ataupun orang tua.
 Evelyn Hooker
Seorang psikolog yang meneliti tentang gay. Pada masanya, gay dianggap
sebagai penyimpangan perilaku, penyakit, dan harus disembuhkand engan
dibawa ke psikiatris. Hooker menjadi pioner dengan melakukan penelitian
terhadap gay yang melahirkan kesimpulan bahwa gay bukan patologis. Hal ini
juga membuka pandangan baru pada eranya terhadap gay.
 Kaplan, 1997
Orientasi seksual digambarkan seperti impuls seksual seseorang yang terdiri
dari heteroseksual (jenis kelamin berlawanan), homoseksual (jenis kelamin
sama), dan biseksual (kedua jenis kelamin). Gay dan lesbian dituliskan sebagai
identitas diri pada sautu komunitas atau lingkungan untuk identitas sosial.
 Santrock, 2002
Tidak ada yang tahu pasti penyebab homoseksual. Sebagian ahli
mempercayai faktor tunggal penyebab homoseksual dan bobotnya berbeda
masing- masing orang. Namun penyebabyang pasti tidak dapat diketahui dengan
pasti. Teori tentang homoseksual dibagi menjadi dua golongan yaitu esensialisa
dan konstruksionis. Esensialisme menyatakan bahwa homoseksual dan
heteroseksual itu berbeda sejak lahir. Kontra ini menyebutkan perbedaan terjadi
karena pertumbuhan biologis dan perkembangan yang abnormal. Konstruksionis
menyatakan perbedaan perkembangan homoseksual adalah tetnang budaya dan
waktu dan tidak berbeda secara lahiriah.
 Bieber’s Model
Bene menyatakan bahwa seorang gay memiliki hubunganyang kurang baik
dengan seorang ayah atau pria stright (pria normal). Ayah dari seorang gay
bersifat lebih dominan sedangkan ibunya memberikan perlindungan yang
berlebih lebihan. Selain itu kondisi gay juga bisa muncul pada situasi yang jauh
dari sosok seorang ibu, terlalu dekat dengan ayah, ataupun tidak memiliki figur
ayah dan ibu yang sesuai.

Beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab munculnya perilaku LGBT antara lain :
 Genetik
Franz Kallman melakukan penelitian nya terkait homoseksual dan
menemukan komponen genetik yang kuat. Pria homoseksual cenderung aakan
memiliki saudara homoseksual dari gen ibunya.
 Hormon
Sebuah penelitian menyatakan pria dengan homoseksual memiliki tingkat
hormon androgen lebih rendah dari pada heteroseksual. Pendapat peneliti lain
juga menyatakan stres saat kehamilan dapat menyebabkan pembentukan gen
homoseksual.
 Ketidaknyamanan peran gender
Laki laki gay memiliki sifat feminim dan lesbian bersifat lebih maskulin. Hal ini
disebut juga cross gender yang memang tidak dapat dihubungkan sebab
akibatnya. Laki laki feminin akan lebih menyukai sosok yang lebih kuat dan
maskulin seperti pria. Dan wanita maskulin menyukai sosok yang lebih girly
seperti wanita. Hal ini juga bisa muncul karena ketidaknyamanan atau diejek oleh
teman teman sebaya karena bentuk tubuh yang maskulin, kuat, atau lainnya
sehingga anak perempuan yang tidak nyaman akan menjadi tomboy.
 Interaksi kelompok teman sebaya
Ketertarikan seksual yang lebih cepat pada usia anak memungkinkan sebagai
pemicu juga. Anak pada usia 12 tahun masih bermain dengan sesamanya dan
belum berani kontak dengan lawan jenis. Ketika perasaan erotis itu muncul,
maka akan berfokus pada teman teman lelakinya juga.
 Sosial
Penyimpangan perilaku ini juga tidak terlepas dari peranan sosial atau
masyarakat disekitarnya termasuk orang orang terdekat. Misalnya apabila anak
laki laki dibiasakan bermain boneka dari kecil akan membentuk jiwa yang feminin
dan sebaliknya. Selain itu gaya hidup perkotaan dan cara bicara orang orang
disekitarnya memacu orang untuk perkembang ke arah yang menyimpang
karena rasa ingin tahu dan tuntutan sosial.

Anda mungkin juga menyukai