Anda di halaman 1dari 19

SIMPLISIA DAN

EKSTRAK
TIM DOSEN FARMASI UHAMKA 2019
Simplisia

Simplisia adalah bahan alam yang telah


digunakan untuk pengobatan dan belum
mengalami pengolahan, kecuali dinyatakan lain
suhu pengeringan simplisia tidak lebih dari 60C.
(FHI 2008)
Penggolongan Simplisia
•Dapat berupa tanaman
Simplisia utuh, bagian tanaman,
nabati ataupun eksudat tanaman

• Dapat berupa hewan


utuh, atau zat-zat
berguna yang dihasilkan
Simplisia oleh hewan.
SIMPLISIA hewani • Contoh: madu (Mel
depuratum), minyak ikan
(Oleum iecoris asselli).

Simplisia • Berupa bahan pelikan/mineral


yang belum diolah dengan
pelikan/ cara sederhana.
mineral • Contoh: serbuk seng, serbuk
tembaga
TAHAPAN PEMBUATAN SIMPLISIA
Sub-Head Text Here

Cara Pengeringan Simplisia


1. Cara alamiah
2. Cara buatan
Pengeringan secara alamiah

1. Pengeringan panas dengan sinar matahari langsung


Cocok untuk mengeringkan bagian tanaman yang keras
: kayu, kulit kayu, biji. Dan untuk senyawa yang stabil.
2. Pengeringan dengan di angin-anginkan
Untuk bagian tanaman yang lunak seperti bunga, daun
atau bahan yang mengandung senyawa aktif yang
mudah menguap
Pengeringan secara buatan

Pengeringan menggunakan alat atau mesin pengering suhu


kelembaban, tekanan dan aliran udaranya dapat di atur
Prinsip: udara dipanaskan oleh suatu sumber panas
seperti lampu, kompor mesin diesel atau listrik, udara
panas dialirkan dengan kipas ke dalam ruangan atau
almari yang berisi bahan yang akan dikeringkan
Keunggulan: dapat diperoleh simplisia dengan mutu yang
lebih baik karena pengeringan akan lebih merata; waktu
pengeringan akan lebih cepat (tanpa dipengaruhi oleh
keadaan cuaca)
simplisia mengandung senyawa aktif
(minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, dsb)

struktur kimia yang berbeda


mempengaruhi kelarutan (dlm pelarut
pengekstraksi) dan stabilitas thdp
pemanasan, udara, cahaya, logam
berat dan derajat keasaman.

keajegan kadar senyawa aktif tsb


merupakan syarat multak ekstrak.
sehingga ekstrak harus distandardisasi
Variasi senyawa kandungan dalam produk
tumbuhan obat dikarenakan:

1. Genetik (bibit)
2. Lingkungan (tempat tumbuh, perlakuan selama masa
tumbuh, iklim)
3. Rekayasa agronomi (fertilizer, perlakuan selama masa
tumbuh)
4. Panen (waktu dan pasca panen)
3 Konsep yang dipertimbangkan (dalam hal simplisia
sebagai bahan baku awal dan produk siap dikonsumsi
langsung) untuk menyusun parameter standar umum, yaitu:

1. Simplisia sebagai bahan kefarmasian harus memenuhi 3


parameter mutu umum suatu bahan (material), yaitu: kebenaran
jenis (identifikasi), kemurnian (bebas dari kontaminasi kimia dan
biologis),serta aturan penstabilan (wadah, penyimpanan dan
transportasi).
2. Simplisia sebagai bahan dan produk konsumsi manusia sebagai
obat tetap diupayakan memenuhi 3 paradigma --> quality, safety,
efficacy (mutu-aman-manfaat)
3. Simplisia dengan bahan dengan kandungan kimia yang
bertanggungjawab terhadap respon biologis harus mempunyai
spesifikasi kimia, yaitu informasi komposisi (jenis dan
kadar)senyawa kandungan
Standarisasi simplisia

Standarisasi simplisia  simplisia yang akan


digunakan untuk obat sebagai bahan baku harus
memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
monografi terbitan resmi Departemen kesehatan
(Materia Medika).
Sedangkan sebagai produk yang langsung
dikonsumsi (serbuk jamu dsb) masih harus
memenuhi persyaratan produk kefarmasian
seseuai dengan persyaratan yang berlaku
EKSTRAK

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh


dengan mengekstraksi senyawa aktif dari
simplisia nabati atau simplisisa hewani
menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan
dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian hingga memenuhi
baku yang ditetapkan
Jenis Ekstrak
Ekstrak • hasil masih bisa dituang
• kadar air >30%
cair
Ekstrak • kadar air 5-30%
kental
• memungkinkan lgsg diserbuk dan
Ekstrak mudah diperhitungkan kadar serta
dilakukan formulasi
kering • kadar air <5%
Ekstrak tumbuhan obat yang dibuat dari simplisia nabati,
dapat dipandang sebagai :

1. Bahan awal : bahan baku obat yang dengan teknologi


fitofarmasi diproses menjadi produk jadi
2. Bahan antara : bahan yang dapat diproses lagi menjadi
fraksi-fraksi, isolat senyawa tunggal ataupun sebagai
campuran dengan ekstrak lain
3. Bahan produk jadi : ekstrak yang berada dalam
sediaan obat jadi siap digunakan untuk dikonsumsi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MUTU EKSTRAK
A. Faktor Biologi :
1. Identitas jenis (spesies)
2. Lokasi tumbuhan asal: lingkungan (tanah dan
atmosfer), cuaca (temperatur, cahaya), materi (air,
senyawa organik, dan anorganik).
3. Periode pemanenan
4. Penyimpanan bahan tumbuhan
5. Umur tumbuhan dan bagian yang digunakan
B. Faktor kimia
1. Faktor internal
2. Faktor eksternal
FAKTOR INTERNAL

1. Jenis senyawa aktif dalam bahan


2. Komposisi kualitatif senyawa aktif
3. Komposisi kuantitatif senyawa aktif
4. Kadar total rata-rata senyawa aktif
FAKTOR EKSTERNAL

1. Metode ekstraksi
2. Perbandingan ukuran alat ekstraksi (diameter
dan tingi alat)
3. Ukuran, kekerasan dan kekeringan bahan
4. Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi
5. Kandungan logam berat
6. Kandungan pestisida
Senyawa kimia dari ekstrak ditinjau dari
asalnya dapat dibedakan menjadi:

1. Senyawa kandungan asli dari tumbuhan awal


2. Senyawa hasil perubahan dari senyawa asli
3. Senyawa kontaminasi (baik sebagai polutan
maupun aditif proses)
4. Senyawa hasil interaksi kontaminasi dengan
senyawa asli atau senyawa perubahan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai