Anda di halaman 1dari 38

KEJAKSAAN NEGERI KONAWE P-29

“UNTUK KEADILAN”

SURAT DAKWAAN
No. Reg. Perkara PDS. 11/KNW/XI/2020

I. IDENTITAS TERDAKWA
Nama Lengkap : Al Fayed Tuasikal Patola
Tempat lahir : Aceh
Umur / tanggal lahir : 56 Tahun/ 29 Agustus 1964
Jenis kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Desa Abuki, Kec. Abuki
Kabupaten Konawe
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : S3

II. PENAHANAN
 Ditahan Penyidik di tahanan Rutan Polda Sulawesi Tenggara sejak tanggal 27 Juni
2020 s/d 17 Juli 2020
 Diperpanjang oleh Kepala Kejaksaan Negeri Konawe selaku penuntut umum di
tahanan Rutan Polda Sulawesi Tenggara sejak tanggal 18 Juli 2020 s/d 6 Agustus
2020
 Ditahan oleh Kepala Kejaksaan Negeri Konawe selaku penuntut umum di tahanan
Rutan Polda Sulawesi Tenggara sejak tanggal 7 Agustus 2020 s/d 26 Agustus 2020
 Diperpanjang oleh Ketua Pengadilan Negeri Unaaha di tahanan Rutan Polda
Sulawesi Tenggara sejak tanggal 27 Agustus 2020 s/d 25 September 2020

III. DAKWAAN
DAKWAAN KE - I
PRIMAIR :
Bahwa ia Terdakwa ALFAYED TUASIKAL PATOLA selaku Direktur Utama PT.
Garda Nusabadi Tbk, berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan dengan Nomor.
26/Akt.Not/IV/2011, yang telah didaftarkan pada Kementerian Hukum dan HAM
dengan No. AHU-36279.HT.01.02 Tahun 2012, Tanggal 10 Oktober 2012, baik
sebagai yang melakukan atau turut serta melakukan secara Bersama-sama dengan
LALU AGUNG INDRAWAN,S.H selaku Direktur PT. Ariani Rumbajan dan
KHAIRUL IQBAL,S.H Selaku Bupati Konawe (keduanya dilakukan penuntutan
terpisah). Pada kurun waktu bulan Februari 2019 sampai dengan bulan Desember
2019, atau setidak-tidaknya dalam waktu-waktu tertentu pada tahun 2019. Bertempat
di Desa Matapali Kecamatan Lasolo, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang
masih dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Unaha, terdakwa bertindak untuk dan
atas nama korporasi berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan dengan Nomor.
26/Akt.Not/IV/2011 telah melakukan atau turut serta melakukan membawa alat-
alat berat atau alat-alat lain yang lazim atau patut diduga akan digunakan untuk
usaha penambangan dan/atau mengangkut hasil tambang di dalam Kawasan
hutan tanpa izin menteri. Perbuatan tersebut dilakukan oleh terdakwa dengan cara
sebagai berikut :
- Bahwa PT. Garda Nusabadi Tbk adalah Perseroan Terbatas yang bergerak
dibidang perdagangan umum dan pertambangan Nikel yang wilayah operasinya di
Indonesia khususnya di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi
Selatan.
- Bahwa pemegang saham dari PT. Garda Nusabadi Tbk adalah Dwi Hartanty
sebesar 40%, Tyo Sabara sebesar 30% dan Rifat Hardianti sebesar 30%.
- Bahwa, pada tanggal 12 Desember 2011 PT. Garda Nusabadi Tbk, yang dimana
Terdakwa selaku direktur utama telah memperoleh Izin Usaha Pertambangan
(IUP) eksplorasi dari Rahayu Ats-Tsaury selaku Kepala Dinas Penanaman Modal
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kabupaten Konawe Nomor 123
Tahun 2011, yang berlaku sejak 12 Desember 2011 dan berakhir pada tanggal 12
Desember 2019 dan telah memiliki AMDAL yang dikeluarkan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
- Bahwa berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas Penanaman Modal Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kabupaten Konawe selain Izin Pertambangan
yang dimiliki PT. Garda Nusabadi, Tbk terdapat 70 (tujuh puluh) ijin
pertambangan yang tercatat yang telah dikeluarkan ke perusahaan-perusahaan
untuk melaksanakan kegiatan pertambangan di Kabupaten Konawe.
- Bahwa berdasarkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi yang dimiliki PT.
Garda Nusabadi, Tbk yang dikeluarkan Dinas Penanaman Modal Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kabupaten Konawe seluas 116.16 Ha dengan
titik kordinat sebagai berikut :

GARIS BUJUR (BT) GARIS LINTANG (LS)


BUJUR LINTANG
PATOK DETI
DERAJAT MENIT DERAJAT MENIT DETIK DESIMAL DESIMAL
K
1 2 3 4 5 6 7 8 9
122,24310 -
1 122 14 35,18 3 55 23,36
6 3,9231556
122,26131 -
2 122 15 40,75 3 55 23,36
9 3,9231556
122,26131 -
3 122 15 40,75 3 55 50,06
9 3,9305722
122,24310 -
4 122 14 35,18 3 55 50,06
6 3,9305722

- Bahwa untuk memperoeh Izin Usaha Pertambangan (IUP) berdasarkan Pasal


Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Persyaratan Izin Usaha
Pertambanag (IUP) Eksplorasi, perusahan Terdakwa telah melengkapi
persyaratannya antara lain :
a. Persyaratan Administratif

 Surat permohonan
 Susunan direksi dan daftar pemegang saham
 Surat keterangan domisili

b. Persyaratan Teknis

Untuk IUP Eksplorasi, persyaratannya meliputi:

 Daftar riwayat hidup atau surat pernyataan tenaga ahli pertambangan


dan/atau geologi yang berpengalaman paling sedikit 3 tahun
 Peta wilayah IUP yang dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang
dan bujur sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku
secara nasional

Untuk IUP Operasi Produksi, persyaratannya meliputi:

 Peta wilayah dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang dan bujur
sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku secara
nasional
 Laporan lengkap eksplorasi
 Laporan studi kelayakan
 Rencana reklamasi dan pascatambang
 Rencana kerja dan anggaran biaya
 Rencana pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasi
produksi
 Tersedianya tenaga ahli pertambangan dan/atau geologi yang
berpengalaman paling sedikit 3 tahun

c. Persyaratan Lingkungan

Untuk IUP Eksplorasi, persyaratan lingkungannya mengikuti peraturan


perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan untuk IUP Operasi Produksi,
persyaratannya meliputi:

 Pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang-


undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
 Persetujuan dokumen lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

d. Persyaratan Finansial

Persyaratan finansial untuk IUP Eksplorasi meliputi:

 Bukti penempatan jaminan kesungguhan pelaksanaan kegiatan eksplorasi


 Bukti pembayaran harga nilai kompensasi data informasi hasil lelang
wilayah IUP sesuai dengan nilai penawarannya
Persyaratan finansial untuk IUP Operasi Produksi meliputi:

 Laporan keuangan tahun terakhir yang sudah diaudit oleh akuntan publik
 Bukti pembayaran iuran tetap 3 tahun terakhir
 Bukti pembayaran pengganti investasi sesuai dengan nilai penawaran lelang
bagi pemenang lelang wilayah IUP yang telah berakhir

- Bahwa tindak lanjut dikeluarkannya Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi


tersebut Septiana Pratiwi Zahri sebagai Kepala Pengelola Wilayah Izin Usaha
Pertambangan (WIUP) dari PT. Garda Nusabadi, Tbk melakukan kegiatan
eksplorasi di Desa Dunggua Kecamatan Amonggedo yang merupakan wilayah
pertambangan sebagaimana disebutkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi
yang dimiliki PT. Garda Nusabadi, Tbk yang dimana diketahui dilokasi koordinat
sesuai dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang dimiliki oleh PT. Garda
Nusabadi, Tbk terkandung mayoritas nikel. Dengan titik kordinat sebagai berikut :
GARIS BUJUR (BT) GARIS LINTANG (LS)
BUJUR LINTANG
PATOK DETI
DERAJAT MENIT DERAJAT MENIT DETIK DESIMAL DESIMAL
K
1 2 3 4 5 6 7 8 9
142,24310 -
1 138 14 35,18 3 40 23,36
6 3,9352556
142,29731 -
2 138 15 42,75 3 40 23,36
9 3,9352556
122,27631 -
3 138 15 42,75 3 40 50,06
9 3,9385722
152,24310 -
4 138 14 35,18 3 40 50,06
6 3,9385722

- Bahwa setelah mengetahui hasil eksplorasi dititik kordinat sebagaimana


disebutkan dalam Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi Nomor 123 Tahun
2011 yang dimana merupakan mayoritas terkandung nikel, terdakwa tidak
melanjutkan peningkatan perijinannya dengan mengajukan permohonan Izin
Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Dinas Penanaman Modal Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kabupaten Konawe, melainkan mengajukan
Perubahan Titik Kordinat dan Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan melalui
KHAIRUL IQBAL, S.H selaku Bupati Kabupaten Konawe.
- Bahwa terhadap pengajuan yang dilakukan oleh Terdakwa, KHAIRUL IQBAL,
S.H selaku Bupati Kabupaten Konawe dengan tanpa melalui prosedur berdasarkan
kewenangan yang dimiliki sebagaimana diatur dalam Pasal 10 Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara, telah mengeluarkan Surat Keputusan Bupati
Nomor 213 Tahun 2013 Tentang Perubahan Kordinat dan Perubahan Batas
Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Operasi Produksi Wilayah Desa
Matapila Kecamatan Lasolo yang dimana kordinatnya berada di wilayah
Kabupaten Konawe Utara.
- Bahwa Pasal 37 huruf b Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara Jo Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara mengharuskan proses lelang untuk memperoleh Wilayah Usaha
Pertambangan (WIUP). Sedangkan Surat Keputusan Bupati Nomor 213 Tahun
2013 Tentang Perubahan Kordinat dan Perubahan Batas Wilayah Izin Usaha
Pertambangan (WIUP) Operasi Produksi tidak memalui mekanisme sebagaimana
dimaksud Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.
- Bahwa mendasarkan Surat Keputusan Bupati Nomor 213 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Kordinat dan Perubahan Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan
(WIUP) Operasi Produksi Wilayah Desa Matapila Kecamatan Lasolo Kabupaten
Konawe Utara, Terdakwa melakukan Kerjasama dengan LALU AGUNG
INDRAWAN,S.H selaku Direktur Utama PT. ARIANI RUMBAJAN dan
menandatangani Perjanjian Kerjasama Nomor 001/PK/GNB BP/IX/2017 Tentang
Operasi Produksi Tambang Nikel.
- Bahwa berdasarkan Perjanjian Kerjasama Nomor 001/PK/GNB BP/IX/2017,
Terdakwa Bersama dengan LALU AGUNG INDRAWAN,S.H melakukan
penambangan di Wilayah Desa Matapila Kecamatan Lasolo yang berada di
wilayah Kabupaten Konawe Utara.
- Bahwa Kerjasama antara Terdakwa dengan LALU AGUNG INDRAWAN,S.H
adalah LALU AGUNG INDRAWAN,S.H melakukan pengadaan alat-alat berat
dilokasi pertambangan yang berlokasi di Desa Matapali, Kecamatan Lasolo
Kabupaten Konawe Utara, Untuk digunakan dalam kegiatan operasi dan
produksi hasil pertambangan yaitu nikel. Alat berat yang digunakan antara lain :
1. 2 (dua) unit alat berat Excavator merk Kobelco SK 200 warna hijau dengan
No rangka YN 12-H6006 ;
2. 2 (dua) unit alat berat Excavator merk Komatsu PC 200 No. Mesin C69547
dan No Rangka KMTPC 180H87 warna kuning;
3. 5 (lima) unit Dump truk Hino dengan Plat No. B 1103 Mt warna merah
- Bahwa oleh karena adanya temuan dari RAHAYU ATS-TSAURY Selaku kepala
Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTS) Kabupaten
Konawe bahwa Surat Keputusan Bupati Nomor 213 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Kordinat dan Perubahan Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan
(WIUP) Operasi Produksi tidak sesuai dengan prosedur maka Dinas Penanaman
Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTS) Kabupaten Konawe pada
tanggal 18 Febrauri 2019 mencabut (IUP) eksplorasi Nomor 123 Tahun 2011,
yang dimiliki oleh Terdakwa.
- Bahwa setelah dilakukan pengecekan lapangan diketahui bahwa titik kordinat
dimana Terdakwa Bersama LALU AGUNG INDRAWAN,S.H melakukan
kegiatan pertambangan adalah juga merupakan lokasi tempat dimana PT. Bumi
Anoa yang telah memiliki Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP)
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Konawe Nomor 224 Tahun 2014.
- Bahawa oleh karena Terdakwa Bersama LALU AGUNG INDRAWAN,S.H
melakukan kegiatan pertambangan diwilayah PT. Bumi Anoa, maka PT. Bumi
Anoa telah mengajukan Gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
- Bahwa disamping Surat Keputusan Bupati Nomor 213 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Kordinat dan Perubahan Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan
(WIUP) Operasi Produksi yang tidak prosedural, karena KHAIRUL IQBAL,S.H
sebagai Bupati Konawe telah melampui kewenangannya dengan melakukan
perubahan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Operasi Produksi ke Desa
Matapali Kecamatan Lasolo Kabuapten Konawe Utara, setelah dilakukan
penyelidikan lapangan ternyata wilayah kegiatan penambangan yang dilakukan
oleh Terdakwa dan/atau LALU AGUNG INDRAWAN,S.H merupakan wilayah
Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) yang berada pada lintas kabupaten
dalam satu provinsi yaitu Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Utara.
- Bahwa berasarkan Pasal 37 huruf b Undang-udang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral Batubara Jo Pasal 28 huruf b Peraturan Pmerintah Nomor
23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara, Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi dan Operasi Produksi yang
wilayahnya berada pada lintas kabupaten dalam 1 (satu) Provinsi merupakan
kewenagan dari Pemerintah Provinsi dalam hal ini Gubernur, sedangkan
Terdawa tidak pernah memperoleh Izin Usaha Pertambangan (IUP)
Eksplorasi dan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam melakukan
kegiatan penambangan di Desa Matapali Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe
Utara yang berbatasan dengan Kabupaten Konawe.
- Bahwa dampak dari kegiatan penambangan Terdakwa dengan LALU AGUNG
INDRAWAN,S.H juga ditemukan fakta bahwa terjadi kekeringan lahan pertanian
karna sumber air dikuasai oleh perusahaan tambang yang salah satunya adalah
perusahan Terdakwa, berkurangnya populasi dan habitat satwa-satwa andemik
karena kerusakan ekosistem Kawasan dan degradasi Kawasan hutan.
- Bahwa berdasarkan laporan dari Aliansi Pemerhati Lingkungan (APL)
menyatakan bahwa adanya kegiatan penambangan diluar wilayah Wilayah Izin
Usaha (WIUP) yang dilakukan oleh Terdakwa dengan LALU AGUNG
INDRAWAN,S.H. dihutan lindung Routa, berdasarkan temuan lapangan yaitu
ditemukan alat-alat berat yaitu 2 (dua) unit alat berat Excavator merk
Kobelco SK 200 warna hijau dengan No rangka YN 12-H6006, 2 (dua) unit
alat berat Excavator merk Komatsu PC 200 No. Mesin C69547 dan No
Rangka KMTPC 180H87 warna kuning, 5 (lima) unit Dump truk Hino
dengan Plat No. B 1103 Mt warna merah
- Bahwa terdakwa pada tanggal 27 juni 2020 dilakukan penangkapan oleh
Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara di Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta,
yang bertujuan untuk melakukan pengurusan Ijin Usaha Pertambangan (IUP) di
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, karena
berdasarkan Undang-undang No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
kewenangan Pemberian Izin Usaha Pertambangan merupakan kewenangan Pusat
dalam hal ini Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik
Indonesia.

Perbuatan Terdakwa melanggar ketentuan Pasal 89 ayat (2) huruf a dan huruf b
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Perusakan Hutan dengan ancaman Pidana Penjara paling singkat 8 (Delapan)
dan paling lama 20 (Dua puluh) tahun serta pidana denda paling banyak
50.000.000.000,- (Lima puluh milyar rupiah) dan Paling sedikit 20.000.000.000,-
(Dua puluh milyar rupiah).

SUBSIDAIR:
Bahwa ia Terdakwa FAYED TUASIKAL PATOLA selaku Direktur Utama PT.
Garda Nusabadi Tbk, berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan dengan Nomor.
26/Akt.Not/IV/2011, yang telah didaftarkan pada Kementerian Hukum dan HAM
dengan No. AHU-36279.HT.01.02 Tahun 2012, Tanggal 10 Oktober 2012, baik
sebagai yang melakukan atau turut serta melakukan secara Bersama-sama dengan
LALU AGUNG INDRAWAN,S.H selaku Direktur PT. Ariani Rumbajan dan
KHAIRUL IQBAL,S.H Selaku Bupati Konawe (keduanya dilakukan penuntutan
terpisah). Pada kurun waktu bulan Februari 2019 sampai dengan bulan Desember
2019, atau setidak-tidaknya dalam waktu-waktu tertentu pada tahun 2019. Bertempat
di Desa Matapali Kecamatan Lasolo, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang
masih dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Unaha, telah melakukan atau turut
serta melakukan membawa alat-alat berat atau alat-alat lain yang lazim atau patut
diduga akan digunakan untuk usaha penambangan dan/atau mengangkut hasil
tambang di dalam Kawasan hutan tanpa izin menteri. Perbuatan tersebut dilakukan
oleh terdakwa dengan cara sebagai berikut :

GARIS BUJUR (BT) GARIS LINTANG (LS)


BUJUR LINTANG
PATOK DETI
DERAJAT MENIT DERAJAT MENIT DETIK DESIMAL DESIMAL
K
1 2 3 4 5 6 7 8 9
122,24310 -
1 122 14 35,18 3 55 23,36
6 3,9231556
122,26131 -
2 122 15 40,75 3 55 23,36
9 3,9231556
122,26131 -
3 122 15 40,75 3 55 50,06
9 3,9305722
122,24310 -
4 122 14 35,18 3 55 50,06
6 3,9305722

- Bahwa PT. Garda Nusabadi Tbk adalah Perseroan Terbatas yang bergerak
dibidang perdagangan umum dan pertambangan Nikel yang wilayah operasinya di
Indonesia khususnya di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi
Selatan.
- Bahwa pemegang saham dari PT. Garda Nusabadi Tbk adalah Dwi Hartanty
sebesar 40%, Tyo Sabara sebesar 30% dan Rifat Hardianti sebesar 30%.
- Bahwa, pada tanggal 12 Desember 2011 PT. Garda Nusabadi Tbk, yang dimana
Terdakwa selaku direktur utama telah memperoleh Izin Usaha Pertambangan
(IUP) eksplorasi dari Rahayu Ats-Tsaury selaku Kepala Dinas Penanaman Modal
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kabupaten Konawe Nomor 123
Tahun 2011, yang berlaku sejak 12 Desember 2011 dan berakhir pada tanggal 12
Desember 2019 dan telah memiliki AMDAL yang dikeluarkan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
- Bahwa berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas Penanaman Modal Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kabupaten Konawe selain Izin Pertambangan
yang dimiliki PT. Garda Nusabadi, Tbk terdapat 70 (tujuh puluh) ijin
pertambangan yang tercatat yang telah dikeluarkan ke perusahaan-perusahaan
untuk melaksanakan kegiatan pertambangan di Kabupaten Konawe.
- Bahwa berdasarkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi yang dimiliki PT.
Garda Nusabadi, Tbk yang dikeluarkan Dinas Penanaman Modal Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kabupaten Konawe seluas 116.16 Ha dengan
titik kordinat sebagai berikut :
- Bahwa untuk memperoeh Izin Usaha Pertambangan (IUP) berdasarkan Pasal
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Persyaratan Izin Usaha
Pertambanag (IUP) Eksplorasi, perusahan Terdakwa telah melengkapi
persyaratannya antara lain :
e. Persyaratan Administratif

 Surat permohonan
 Susunan direksi dan daftar pemegang saham
 Surat keterangan domisili

f. Persyaratan Teknis

Untuk IUP Eksplorasi, persyaratannya meliputi:

 Daftar riwayat hidup atau surat pernyataan tenaga ahli pertambangan


dan/atau geologi yang berpengalaman paling sedikit 3 tahun
 Peta wilayah IUP yang dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang
dan bujur sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku
secara nasional

Untuk IUP Operasi Produksi, persyaratannya meliputi:

 Peta wilayah dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang dan bujur
sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku secara
nasional
 Laporan lengkap eksplorasi
 Laporan studi kelayakan
 Rencana reklamasi dan pascatambang
 Rencana kerja dan anggaran biaya
 Rencana pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasi
produksi
 Tersedianya tenaga ahli pertambangan dan/atau geologi yang
berpengalaman paling sedikit 3 tahun

g. Persyaratan Lingkungan

Untuk IUP Eksplorasi, persyaratan lingkungannya mengikuti peraturan


perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan untuk IUP Operasi Produksi,
persyaratannya meliputi:

 Pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang-


undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
 Persetujuan dokumen lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

h. Persyaratan Finansial

Persyaratan finansial untuk IUP Eksplorasi meliputi:

 Bukti penempatan jaminan kesungguhan pelaksanaan kegiatan eksplorasi


 Bukti pembayaran harga nilai kompensasi data informasi hasil lelang
wilayah IUP sesuai dengan nilai penawarannya
Persyaratan finansial untuk IUP Operasi Produksi meliputi:

 Laporan keuangan tahun terakhir yang sudah diaudit oleh akuntan publik
 Bukti pembayaran iuran tetap 3 tahun terakhir
 Bukti pembayaran pengganti investasi sesuai dengan nilai penawaran lelang
bagi pemenang lelang wilayah IUP yang telah berakhir

- Bahwa tindak lanjut dikeluarkannya Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi


tersebut Septiana Pratiwi Zahri sebagai Kepala Pengelola Wilayah Izin Usaha
Pertambangan (WIUP) dari PT. Garda Nusabadi, Tbk melakukan kegiatan
eksplorasi di Desa Dunggua Kecamatan Amonggedo yang merupakan wilayah
pertambangan sebagaimana disebutkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi
yang dimiliki PT. Garda Nusabadi, Tbk yang dimana diketahui dilokasi koordinat
sesuai dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang dimiliki oleh PT. Garda
Nusabadi, Tbk terkandung mayoritas nikel. Dengan titik kordinat sebagai berikut :
GARIS BUJUR (BT) GARIS LINTANG (LS)
BUJUR LINTANG
PATOK DETI
DERAJAT MENIT DERAJAT MENIT DETIK DESIMAL DESIMAL
K
1 2 3 4 5 6 7 8 9
142,24310 -
1 138 14 35,18 3 40 23,36
6 3,9352556
142,29731 -
2 138 15 42,75 3 40 23,36
9 3,9352556
122,27631 -
3 138 15 42,75 3 40 50,06
9 3,9385722
152,24310 -
4 138 14 35,18 3 40 50,06
6 3,9385722

- Bahwa setelah mengetahui hasil eksplorasi dititik kordinat sebagaimana


disebutkan dalam Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi Nomor 123 Tahun
2011 yang dimana merupakan mayoritas terkandung nikel, terdakwa tidak
melanjutkan peningkatan perijinannya dengan mengajukan permohonan Izin
Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Dinas Penanaman Modal Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kabupaten Konawe, melainkan mengajukan
Perubahan Titik Kordinat dan Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan melalui
KHAIRUL IQBAL, S.H selaku Bupati Kabupaten Konawe.
- Bahwa terhadap pengajuan yang dilakukan oleh Terdakwa, KHAIRUL IQBAL,
S.H selaku Bupati Kabupaten Konawe dengan tanpa melalui prosedur berdasarkan
kewenangan yang dimiliki sebagaimana diatur dalam Pasal 10 Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara, telah mengeluarkan Surat Keputusan Bupati
Nomor 213 Tahun 2013 Tentang Perubahan Kordinat dan Perubahan Batas
Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Operasi Produksi Wilayah Desa
Matapila Kecamatan Lasolo yang dimana kordinatnya berada di wilayah
Kabupaten Konawe Utara.
- Bahwa Pasal 37 huruf b Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara Jo Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara mengharuskan proses lelang untuk memperoleh Wilayah Usaha
Pertambangan (WIUP). Sedangkan Surat Keputusan Bupati Nomor 213 Tahun
2013 Tentang Perubahan Kordinat dan Perubahan Batas Wilayah Izin Usaha
Pertambangan (WIUP) Operasi Produksi tidak memalui mekanisme sebagaimana
dimaksud Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.
- Bahwa mendasarkan Surat Keputusan Bupati Nomor 213 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Kordinat dan Perubahan Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan
(WIUP) Operasi Produksi Wilayah Desa Matapila Kecamatan Lasolo Kabupaten
Konawe Utara, Terdakwa melakukan Kerjasama dengan LALU AGUNG
INDRAWAN,S.H selaku Direktur Utama PT. ARIANI RUMBAJAN dan
menandatangani Perjanjian Kerjasama Nomor 001/PK/GNB BP/IX/2017 Tentang
Operasi Produksi Tambang Nikel.
- Bahwa berdasarkan Perjanjian Kerjasama Nomor 001/PK/GNB BP/IX/2017,
Terdakwa Bersama dengan LALU AGUNG INDRAWAN,S.H melakukan
penambangan di Wilayah Desa Matapila Kecamatan Lasolo yang berada di
wilayah Kabupaten Konawe Utara.
- Bahwa Kerjasama antara Terdakwa dengan LALU AGUNG INDRAWAN,S.H
adalah LALU AGUNG INDRAWAN,S.H melakukan pengadaan alat-alat berat
dilokasi pertambangan yang berlokasi di Desa Matapali, Kecamatan Lasolo
Kabupaten Konawe Utara, Untuk digunakan dalam kegiatan operasi dan
produksi hasil pertambangan yaitu nikel. Alat berat yang digunakan antara lain :
1. 2 (dua) unit alat berat Excavator merk Kobelco SK 200 warna hijau dengan
No rangka YN 12-H6006 ;
2. 2 (dua) unit alat berat Excavator merk Komatsu PC 200 No. Mesin C69547
dan No Rangka KMTPC 180H87 warna kuning;
3. (lima) unit Dump truk Hino dengan Plat No. B 1103 Mt warna merah
- Bahwa oleh karena adanya temuan dari RAHAYU ATS-TSAURY Selaku kepala
Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTS) Kabupaten
Konawe bahwa Surat Keputusan Bupati Nomor 213 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Kordinat dan Perubahan Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan
(WIUP) Operasi Produksi tidak sesuai dengan prosedur maka Dinas Penanaman
Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTS) Kabupaten Konawe pada
tanggal 18 Febrauri 2019 mencabut (IUP) eksplorasi Nomor 123 Tahun 2011,
yang dimiliki oleh Terdakwa.
- Bahwa setelah dilakukan pengecekan lapangan diketahui bahwa titik kordinat
dimana Terdakwa Bersama LALU AGUNG INDRAWAN,S.H melakukan
kegiatan pertambangan adalah juga merupakan lokasi tempat dimana PT. Bumi
Anoa yang telah memiliki Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP)
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Konawe Nomor 224 Tahun 2014.
- Bahawa oleh karena Terdakwa Bersama LALU AGUNG INDRAWAN,S.H
melakukan kegiatan pertambangan diwilayah PT. Bumi Anoa, maka PT. Bumi
Anoa telah mengajukan Gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
- Bahwa disamping Surat Keputusan Bupati Nomor 213 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Kordinat dan Perubahan Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan
(WIUP) Operasi Produksi yang tidak prosedural, karena KHAIRUL IQBAL,S.H
sebagai Bupati Konawe telah melampui kewenangannya dengan melakukan
perubahan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Operasi Produksi ke Desa
Matapali Kecamatan Lasolo Kabuapten Konawe Utara, setelah dilakukan
penyelidikan lapangan ternyata wilayah kegiatan penambangan yang dilakukan
oleh Terdakwa dan/atau LALU AGUNG INDRAWAN,S.H merupakan wilayah
Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) yang berada pada lintas kabupaten
dalam satu provinsi yaitu Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Utara.
- Bahwa berasarkan Pasal 37 huruf b Undang-udang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral Batubara Jo Pasal 28 huruf b Peraturan Pmerintah Nomor
23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara, Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi dan Operasi Produksi yang
wilayahnya berada pada lintas kabupaten dalam 1 (satu) Provinsi merupakan
kewenagan dari Pemerintah Provinsi dalam hal ini Gubernur, sedangkan
Terdawa tidak pernah memperoleh Izin Usaha Pertambangan (IUP)
Eksplorasi dan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam melakukan
kegiatan penambangan di Desa Matapali Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe
Utara yang berbatasan dengan Kabupaten Konawe.
- Bahwa dampak dari kegiatan penambangan Terdakwa dengan LALU AGUNG
INDRAWAN,S.H juga ditemukan fakta bahwa terjadi kekeringan lahan pertanian
karna sumber air dikuasai oleh perusahaan tambang yang salah satunya adalah
perusahan Terdakwa, berkurangnya populasi dan habitat satwa-satwa andemik
karena kerusakan ekosistem Kawasan dan degradasi Kawasan hutan.
- Bahwa berdasarkan laporan dari Aliansi Pemerhati Lingkungan (APL)
menyatakan bahwa adanya kegiatan penambangan diluar wilayah Wilayah Izin
Usaha (WIUP) yang dilakukan oleh Terdakwa dengan LALU AGUNG
INDRAWAN,S.H. dihutan lindung Routa, berdasarkan temuan lapangan yaitu
ditemukan alat-alat berat yaitu 2 (dua) unit alat berat Excavator merk
Kobelco SK 200 warna hijau dengan No rangka YN 12-H6006, 2 (dua) unit
alat berat Excavator merk Komatsu PC 200 No. Mesin C69547 dan No
Rangka KMTPC 180H87 warna kuning, 5 (lima) unit Dump truk Hino
dengan Plat No. B 1103 Mt warna merah
- Bahwa terdakwa pada tanggal 27 juni 2020 dilakukan penangkapan oleh
Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara di Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta,
yang bertujuan untuk melakukan pengurusan Ijin Usaha Pertambangan (IUP) di
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, karena
berdasarkan Undang-undang No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
kewenangan Pemberian Izin Usaha Pertambangan merupakan kewenangan Pusat
dalam hal ini Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik
Indonesia.

Perbuatan Terdakwa melanggar ketentuan Pasal 89 ayat (1) huruf a dan huruf b
tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan dengan ancaman
Pidana Penjara paling singkat 3 (Tiga) dan paling lama 15 (Dua puluh) tahun
serta pidana denda paling banyak 10.000.000.000,- (Lima puluh milyar rupiah)
dan paling sedikit 1.500.000.000,- (Dua puluh milyar rupiah).

DAKWAAN KE – II
PRIMAIR :
Bahwa ia Terdakwa FAYED TUASIKAL PATOLA selaku Direktur Utama PT.
Garda Nusabadi Tbk, berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan dengan Nomor.
26/Akt.Not/IV/2011, yang telah didaftarkan pada Kementerian Hukum dan HAM
dengan No. AHU-36279.HT.01.02 Tahun 2012, Tanggal 10 Oktober 2012, baik
sebagai yang melakukan atau turut serta melakukan secara Bersama-sama dengan
LALU AGUNG INDRAWAN,S.H selaku Direktur PT. Ariani Rumbajan dan
KHAIRUL IQBAL,S.H Selaku Bupati Konawe (keduanya dilakukan penuntutan
terpisah). Pada kurun waktu bulan Februari 2019 sampai dengan bulan Desember
2019, atau setidak-tidaknya dalam waktu-waktu tertentu pada tahun 2019. Bertempat
di Desa Matapali Kecamatan Lasolo, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang
masih dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Unaha, telah melakukan atau turut
serta melakukan usaha penambangan tanpa IUP, IPR, atau IUPK sebagamana
dimaksud dalam Pasal 37, Pasal 40 ayat (3), Pasal 48, Pasal 67 ayat (1), Pasal 74
ayat (1), atau ayat 5 Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009. Perbuatan tersebut
dilakukan oleh terdakwa dengan cara sebagai berikut :

- Bahwa PT. Garda Nusabadi Tbk adalah Perseroan Terbatas yang bergerak
dibidang perdagangan umum dan pertambangan Nikel yang wilayah operasinya di
Indonesia khususnya di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi
Selatan.
- Bahwa pemegang saham dari PT. Garda Nusabadi Tbk adalah Dwi Hartanty
sebesar 40%, Tyo Sabara sebesar 30% dan Rifat Hardianti sebesar 30%.
- Bahwa, pada tanggal 12 Desember 2011 PT. Garda Nusabadi Tbk, yang dimana
Terdakwa selaku direktur utama telah memperoleh Izin Usaha Pertambangan
(IUP) eksplorasi dari Rahayu Ats-Tsaury selaku Kepala Dinas Penanaman Modal
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kabupaten Konawe Nomor 123
Tahun 2011, yang berlaku sejak 12 Desember 2011 dan berakhir pada tanggal 12
Desember 2019 dan telah memiliki AMDAL yang dikeluarkan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
- Bahwa berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas Penanaman Modal Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kabupaten Konawe selain Izin Pertambangan
yang dimiliki PT. Garda Nusabadi, Tbk terdapat 70 (tujuh puluh) ijin
pertambangan yang tercatat yang telah dikeluarkan ke perusahaan-perusahaan
untuk melaksanakan kegiatan pertambangan di Kabupaten Konawe.
GARIS BUJUR (BT) GARIS LINTANG (LS)
BUJUR LINTANG
PATOK DETI
DERAJAT MENIT DERAJAT MENIT DETIK DESIMAL DESIMAL
K
1 2 3 4 5 6 7 8 9
122,24310 -
1 122 14 35,18 3 55 23,36
6 3,9231556
122,26131 -
2 122 15 40,75 3 55 23,36
9 3,9231556
122,26131 -
3 122 15 40,75 3 55 50,06
9 3,9305722
122,24310 -
4 122 14 35,18 3 55 50,06
6 3,9305722

- Bahwa berdasarkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi yang dimiliki PT.
Garda Nusabadi, Tbk yang dikeluarkan Dinas Penanaman Modal Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kabupaten Konawe seluas 116.16 Ha dengan
titik kordinat sebagai berikut :

- Bahwa untuk memperoeh Izin Usaha Pertambangan (IUP) berdasarkan Pasal


Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Persyaratan Izin Usaha
Pertambanag (IUP) Eksplorasi, perusahan Terdakwa telah melengkapi
persyaratannya antara lain :
a. Persyaratan Administratif

 Surat permohonan
 Susunan direksi dan daftar pemegang saham
 Surat keterangan domisili

b. Persyaratan Teknis

Untuk IUP Eksplorasi, persyaratannya meliputi:


 Daftar riwayat hidup atau surat pernyataan tenaga ahli pertambangan
dan/atau geologi yang berpengalaman paling sedikit 3 tahun
 Peta wilayah IUP yang dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang
dan bujur sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku
secara nasional

Untuk IUP Operasi Produksi, persyaratannya meliputi:

 Peta wilayah dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang dan bujur
sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku secara
nasional
 Laporan lengkap eksplorasi
 Laporan studi kelayakan
 Rencana reklamasi dan pascatambang
 Rencana kerja dan anggaran biaya
 Rencana pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasi
produksi
 Tersedianya tenaga ahli pertambangan dan/atau geologi yang
berpengalaman paling sedikit 3 tahun

c. Persyaratan Lingkungan

Untuk IUP Eksplorasi, persyaratan lingkungannya mengikuti peraturan


perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan untuk IUP Operasi Produksi,
persyaratannya meliputi:

 Pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang-


undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
 Persetujuan dokumen lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

d. Persyaratan Finansial

Persyaratan finansial untuk IUP Eksplorasi meliputi:

 Bukti penempatan jaminan kesungguhan pelaksanaan kegiatan eksplorasi


 Bukti pembayaran harga nilai kompensasi data informasi hasil lelang
wilayah IUP sesuai dengan nilai penawarannya

Persyaratan finansial untuk IUP Operasi Produksi meliputi:

 Laporan keuangan tahun terakhir yang sudah diaudit oleh akuntan publik
 Bukti pembayaran iuran tetap 3 tahun terakhir
 Bukti pembayaran pengganti investasi sesuai dengan nilai penawaran lelang
bagi pemenang lelang wilayah IUP yang telah berakhir

- Bahwa tindak lanjut dikeluarkannya Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi


tersebut Septiana Pratiwi Zahri sebagai Kepala Pengelola Wilayah Izin Usaha
Pertambangan (WIUP) dari PT. Garda Nusabadi, Tbk melakukan kegiatan
eksplorasi di Desa Dunggua Kecamatan Amonggedo yang merupakan wilayah
pertambangan sebagaimana disebutkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi
yang dimiliki PT. Garda Nusabadi, Tbk yang dimana diketahui dilokasi koordinat
sesuai dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang dimiliki oleh PT. Garda
Nusabadi, Tbk terkandung mayoritas nikel. Dengan titik kordinat sebagai berikut :
GARIS BUJUR (BT) GARIS LINTANG (LS)
BUJUR LINTANG
PATOK DETI
DERAJAT MENIT DERAJAT MENIT DETIK DESIMAL DESIMAL
K
1 2 3 4 5 6 7 8 9
142,24310 -
1 138 14 35,18 3 40 23,36
6 3,9352556
142,29731 -
2 138 15 42,75 3 40 23,36
9 3,9352556
122,27631 -
3 138 15 42,75 3 40 50,06
9 3,9385722
152,24310 -
4 138 14 35,18 3 40 50,06
6 3,9385722

- Bahwa setelah mengetahui hasil eksplorasi dititik kordinat sebagaimana


disebutkan dalam Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi Nomor 123 Tahun
2011 yang dimana merupakan mayoritas terkandung nikel, terdakwa tidak
melanjutkan peningkatan perijinannya dengan mengajukan permohonan Izin
Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Dinas Penanaman Modal Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kabupaten Konawe, melainkan mengajukan
Perubahan Titik Kordinat dan Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan melalui
KHAIRUL IQBAL, S.H selaku Bupati Kabupaten Konawe.
- Bahwa terhadap pengajuan yang dilakukan oleh Terdakwa, KHAIRUL IQBAL,
S.H selaku Bupati Kabupaten Konawe dengan tanpa melalui prosedur berdasarkan
kewenangan yang dimiliki sebagaimana diatur dalam Pasal 10 Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara, telah mengeluarkan Surat Keputusan Bupati
Nomor 213 Tahun 2013 Tentang Perubahan Kordinat dan Perubahan Batas
Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Operasi Produksi Wilayah Desa
Matapila Kecamatan Lasolo yang dimana kordinatnya berada di wilayah
Kabupaten Konawe Utara.
- Bahwa Pasal 37 huruf b Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara Jo Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara mengharuskan proses lelang untuk memperoleh Wilayah Usaha
Pertambangan (WIUP). Sedangkan Surat Keputusan Bupati Nomor 213 Tahun
2013 Tentang Perubahan Kordinat dan Perubahan Batas Wilayah Izin Usaha
Pertambangan (WIUP) Operasi Produksi tidak memalui mekanisme sebagaimana
dimaksud Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.
- Bahwa mendasarkan Surat Keputusan Bupati Nomor 213 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Kordinat dan Perubahan Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan
(WIUP) Operasi Produksi Wilayah Desa Matapila Kecamatan Lasolo Kabupaten
Konawe Utara, Terdakwa melakukan Kerjasama dengan LALU AGUNG
INDRAWAN,S.H selaku Direktur Utama PT. ARIANI RUMBAJAN dan
menandatangani Perjanjian Kerjasama Nomor 001/PK/GNB BP/IX/2017 Tentang
Operasi Produksi Tambang Nikel.
- Bahwa berdasarkan Perjanjian Kerjasama Nomor 001/PK/GNB BP/IX/2017,
Terdakwa Bersama dengan LALU AGUNG INDRAWAN,S.H melakukan
penambangan di Wilayah Desa Matapila Kecamatan Lasolo yang berada di
wilayah Kabupaten Konawe Utara.
- Bahwa Kerjasama antara Terdakwa dengan LALU AGUNG INDRAWAN,S.H
adalah LALU AGUNG INDRAWAN,S.H melakukan pengadaan alat-alat berat
dilokasi pertambangan yang berlokasi di Desa Matapali, Kecamatan Lasolo
Kabupaten Konawe Utara, Untuk digunakan dalam kegiatan operasi dan produksi
hasil pertambangan yaitu nikel. Alat berat yang digunakan antara lain :
1. 2 (dua) unit alat berat Excavator merk Kobelco SK 200 warna hijau dengan
No rangka YN 12-H6006 ;
2. 2 (dua) unit alat berat Excavator merk Komatsu PC 200 No. Mesin C69547
dan No Rangka KMTPC 180H87 warna kuning;
3. 5 (lima) unit Dump truk Hino dengan Plat No. B 1103 Mt warna merah
- Bahwa oleh karena adanya temuan dari RAHAYU ATS-TSAURY Selaku kepala
Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTS) Kabupaten
Konawe bahwa Surat Keputusan Bupati Nomor 213 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Kordinat dan Perubahan Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan
(WIUP) Operasi Produksi tidak sesuai dengan prosedur maka Dinas Penanaman
Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTS) Kabupaten Konawe pada
tanggal 18 Febrauri 2019 mencabut (IUP) eksplorasi Nomor 123 Tahun 2011,
yang dimiliki oleh Terdakwa.
- Bahwa setelah dilakukan pengecekan lapangan diketahui bahwa titik kordinat
dimana Terdakwa Bersama LALU AGUNG INDRAWAN,S.H melakukan
kegiatan pertambangan adalah juga merupakan lokasi tempat dimana PT. Bumi
Anoa yang telah memiliki Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP)
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Konawe Nomor 224 Tahun 2014.
- Bahawa oleh karena Terdakwa Bersama LALU AGUNG INDRAWAN,S.H
melakukan kegiatan pertambangan diwilayah PT. Bumi Anoa, maka PT. Bumi
Anoa telah mengajukan Gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
- Bahwa disamping Surat Keputusan Bupati Nomor 213 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Kordinat dan Perubahan Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan
(WIUP) Operasi Produksi yang tidak prosedural, karena KHAIRUL IQBAL,S.H
sebagai Bupati Konawe telah melampui kewenangannya dengan melakukan
perubahan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Operasi Produksi ke Desa
Matapali Kecamatan Lasolo Kabuapten Konawe Utara, setelah dilakukan
penyelidikan lapangan ternyata wilayah kegiatan penambangan yang dilakukan
oleh Terdakwa dan/atau LALU AGUNG INDRAWAN,S.H merupakan wilayah
Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) yang berada pada lintas kabupaten
dalam satu provinsi yaitu Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Utara.
- Bahwa berasarkan Pasal 37 huruf b Undang-udang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral Batubara Jo Pasal 28 huruf b Peraturan Pmerintah Nomor
23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara, Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi dan Operasi Produksi yang
wilayahnya berada pada lintas kabupaten dalam 1 (satu) Provinsi merupakan
kewenagan dari Pemerintah Provinsi dalam hal ini Gubernur, sedangkan Terdawa
tidak pernah memperoleh Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi dan Izin
Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi yang dikeluarkan oleh Pemerintah
Provinsi Sulawesi Tenggara dalam melakukan kegiatan penambangan di Desa
Matapali Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe Utara yang berbatasan dengan
Kabupaten Konawe.
- Bahwa dampak dari kegiatan penambangan Terdakwa dengan LALU AGUNG
INDRAWAN,S.H juga ditemukan fakta bahwa terjadi kekeringan lahan pertanian
karna sumber air dikuasai oleh perusahaan tambang yang salah satunya adalah
perusahan Terdakwa, berkurangnya populasi dan habitat satwa-satwa andemik
karena kerusakan ekosistem Kawasan dan degradasi Kawasan hutan.
- Bahwa berdasarkan laporan dari Aliansi Pemerhati Lingkungan (APL)
menyatakan bahwa adanya kegiatan penambangan diluar wilayah Wilayah Izin
Usaha (WIUP) yang dilakukan oleh Terdakwa dengan LALU AGUNG
INDRAWAN,S.H. dihutan lindung Routa, berdasarkan temuan lapangan
ditemukan alat-alat berat yaitu 2 (dua) unit alat berat Excavator merk Kobelco SK
200 warna hijau dengan No rangka YN 12-H6006, 2 (dua) unit alat berat
Excavator merk Komatsu PC 200 No. Mesin C69547 dan No Rangka KMTPC
180H87 warna kuning, 5 (lima) unit Dump truk Hino dengan Plat No. B 1103 Mt
warna merah, yang dimana usaha pertambangan tersebut tidak memiliki izin
sebagaimana disayaratkan dalam Peraturan Perundang-undangan.
- Bahwa terdakwa pada tanggal 27 juni 2020 dilakukan penangkapan oleh
Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara di Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta,
yang bertujuan untuk melakukan pengurusan Ijin Usaha Pertambangan (IUP) di
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, karena
berdasarkan Undang-undang No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
kewenangan Pemberian Izin Usaha Pertambangan merupakan kewenangan Pusat
dalam hal ini Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik
Indonesia.
Perbuatan Terdakwa melanggar ketentuan Pasal 158 Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara Jo Pasal 55 Ayat (1)
ke-1 KUHP dengan ancaman Pidana Penjara paling lama 10 (sepuluh) Tahun dan
denda paling banyak 10.000.000.000,- (sepuluh milya rupiahr).

SUBSIDAIR :

Bahwa ia Terdakwa FAYED TUASIKAL PATOLA selaku Direktur Utama PT.


Garda Nusabadi Tbk, berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan dengan Nomor.
26/Akt.Not/IV/2011, yang telah didaftarkan pada Kementerian Hukum dan HAM
dengan No. AHU-36279.HT.01.02 Tahun 2012, Tanggal 10 Oktober 2012, baik
sebagai yang melakukan atau turut serta melakukan secara Bersama-sama dengan
LALU AGUNG INDRAWAN,S.H selaku Direktur PT. Ariani Rumbajan dan
KHAIRUL IQBAL,S.H Selaku Bupati Konawe (keduanya dilakukan penuntutan
terpisah). Pada kurun waktu bulan Februari 2019 sampai dengan bulan Desember
2019, atau setidak-tidaknya dalam waktu-waktu tertentu pada tahun 2019. Bertempat
di Desa Matapali Kecamatan Lasolo, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang
masih dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Unaha, telah melakukan atau turut
serta melakukan usaha penambangan tanpa IUP, IPR, atau IUPK sebagamana
dimaksud dalam Pasal 37 atau Pasal 74 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 tahun
2009. Perbuatan tersebut dilakukan oleh terdakwa dengan cara sebagai berikut :

GARIS BUJUR (BT) GARIS LINTANG (LS)


BUJUR LINTANG
PATOK DETI
DERAJAT MENIT DERAJAT MENIT DETIK DESIMAL DESIMAL
K
1 2 3 4 5 6 7 8 9
122,24310 -
1 122 14 35,18 3 55 23,36
6 3,9231556
122,26131 -
2 122 15 40,75 3 55 23,36
9 3,9231556
122,26131 -
3 122 15 40,75 3 55 50,06
9 3,9305722
122,24310 -
4 122 14 35,18 3 55 50,06
6 3,9305722

- Bahwa PT. Garda Nusabadi Tbk adalah Perseroan Terbatas yang bergerak
dibidang perdagangan umum dan pertambangan Nikel yang wilayah operasinya di
Indonesia khususnya di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi
Selatan.
- Bahwa pemegang saham dari PT. Garda Nusabadi Tbk adalah Dwi Hartanty
sebesar 40%, Tyo Sabara sebesar 30% dan Rifat Hardianti sebesar 30%.
- Bahwa, pada tanggal 12 Desember 2011 PT. Garda Nusabadi Tbk, yang dimana
Terdakwa selaku direktur utama telah memperoleh Izin Usaha Pertambangan
(IUP) eksplorasi dari Rahayu Ats-Tsaury selaku Kepala Dinas Penanaman Modal
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kabupaten Konawe Nomor 123
Tahun 2011, yang berlaku sejak 12 Desember 2011 dan berakhir pada tanggal 12
Desember 2019 dan telah memiliki AMDAL yang dikeluarkan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
- Bahwa berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas Penanaman Modal Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kabupaten Konawe selain Izin Pertambangan
yang dimiliki PT. Garda Nusabadi, Tbk terdapat 70 (tujuh puluh) ijin
pertambangan yang tercatat yang telah dikeluarkan ke perusahaan-perusahaan
untuk melaksanakan kegiatan pertambangan di Kabupaten Konawe.
- Bahwa berdasarkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi yang dimiliki PT.
Garda Nusabadi, Tbk yang dikeluarkan Dinas Penanaman Modal Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kabupaten Konawe seluas 116.16 Ha dengan
titik kordinat sebagai berikut :
- Bahwa untuk memperoeh Izin Usaha Pertambangan (IUP) berdasarkan Pasal
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Persyaratan Izin Usaha
Pertambanag (IUP) Eksplorasi, perusahan Terdakwa telah melengkapi
persyaratannya antara lain :
 Persyaratan Administratif

 Surat permohonan
 Susunan direksi dan daftar pemegang saham
 Surat keterangan domisili

 Persyaratan Teknis

Untuk IUP Eksplorasi, persyaratannya meliputi:

 Daftar riwayat hidup atau surat pernyataan tenaga ahli pertambangan


dan/atau geologi yang berpengalaman paling sedikit 3 tahun
 Peta wilayah IUP yang dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang
dan bujur sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku
secara nasional

Untuk IUP Operasi Produksi, persyaratannya meliputi:

 Peta wilayah dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang dan bujur
sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku secara
nasional
 Laporan lengkap eksplorasi
 Laporan studi kelayakan
 Rencana reklamasi dan pascatambang
 Rencana kerja dan anggaran biaya
 Rencana pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasi
produksi
 Tersedianya tenaga ahli pertambangan dan/atau geologi yang
berpengalaman paling sedikit 3 tahun

 Persyaratan Lingkungan

Untuk IUP Eksplorasi, persyaratan lingkungannya mengikuti peraturan


perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan untuk IUP Operasi Produksi,
persyaratannya meliputi:

 Pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang-


undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
 Persetujuan dokumen lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

 Persyaratan Finansial

Persyaratan finansial untuk IUP Eksplorasi meliputi:

 Bukti penempatan jaminan kesungguhan pelaksanaan kegiatan eksplorasi


 Bukti pembayaran harga nilai kompensasi data informasi hasil lelang
wilayah IUP sesuai dengan nilai penawarannya
Persyaratan finansial untuk IUP Operasi Produksi meliputi:

 Laporan keuangan tahun terakhir yang sudah diaudit oleh akuntan publik
 Bukti pembayaran iuran tetap 3 tahun terakhir
 Bukti pembayaran pengganti investasi sesuai dengan nilai penawaran lelang
bagi pemenang lelang wilayah IUP yang telah berakhir

- Bahwa tindak lanjut dikeluarkannya Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi


tersebut Septiana Pratiwi Zahri sebagai Kepala Pengelola Wilayah Izin Usaha
Pertambangan (WIUP) dari PT. Garda Nusabadi, Tbk melakukan kegiatan
eksplorasi di Desa Dunggua Kecamatan Amonggedo yang merupakan wilayah
pertambangan sebagaimana disebutkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi
yang dimiliki PT. Garda Nusabadi, Tbk yang dimana diketahui dilokasi koordinat
sesuai dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang dimiliki oleh PT. Garda
Nusabadi, Tbk terkandung mayoritas nikel. Dengan titik kordinat sebagai berikut :
GARIS BUJUR (BT) GARIS LINTANG (LS)
BUJUR LINTANG
PATOK DETI
DERAJAT MENIT DERAJAT MENIT DETIK DESIMAL DESIMAL
K
1 2 3 4 5 6 7 8 9
142,24310 -
1 138 14 35,18 3 40 23,36
6 3,9352556
142,29731 -
2 138 15 42,75 3 40 23,36
9 3,9352556
122,27631 -
3 138 15 42,75 3 40 50,06
9 3,9385722
152,24310 -
4 138 14 35,18 3 40 50,06
6 3,9385722

- Bahwa setelah mengetahui hasil eksplorasi dititik kordinat sebagaimana


disebutkan dalam Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi Nomor 123 Tahun
2011 yang dimana merupakan mayoritas terkandung nikel, terdakwa tidak
melanjutkan peningkatan perijinannya dengan mengajukan permohonan Izin
Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Dinas Penanaman Modal Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kabupaten Konawe, melainkan mengajukan
Perubahan Titik Kordinat dan Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan melalui
KHAIRUL IQBAL, S.H selaku Bupati Kabupaten Konawe.
- Bahwa terhadap pengajuan yang dilakukan oleh Terdakwa, KHAIRUL IQBAL,
S.H selaku Bupati Kabupaten Konawe dengan tanpa melalui prosedur berdasarkan
kewenangan yang dimiliki sebagaimana diatur dalam Pasal 10 Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara, telah mengeluarkan Surat Keputusan Bupati
Nomor 213 Tahun 2013 Tentang Perubahan Kordinat dan Perubahan Batas
Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Operasi Produksi Wilayah Desa
Matapila Kecamatan Lasolo yang dimana kordinatnya berada di wilayah
Kabupaten Konawe Utara.
- Bahwa Pasal 37 huruf b Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara Jo Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara mengharuskan proses lelang untuk memperoleh Wilayah Usaha
Pertambangan (WIUP). Sedangkan Surat Keputusan Bupati Nomor 213 Tahun
2013 Tentang Perubahan Kordinat dan Perubahan Batas Wilayah Izin Usaha
Pertambangan (WIUP) Operasi Produksi tidak memalui mekanisme sebagaimana
dimaksud Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.
- Bahwa mendasarkan Surat Keputusan Bupati Nomor 213 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Kordinat dan Perubahan Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan
(WIUP) Operasi Produksi Wilayah Desa Matapila Kecamatan Lasolo Kabupaten
Konawe Utara, Terdakwa melakukan Kerjasama dengan LALU AGUNG
INDRAWAN,S.H selaku Direktur Utama PT. ARIANI RUMBAJAN dan
menandatangani Perjanjian Kerjasama Nomor 001/PK/GNB BP/IX/2017 Tentang
Operasi Produksi Tambang Nikel.
- Bahwa berdasarkan Perjanjian Kerjasama Nomor 001/PK/GNB BP/IX/2017,
Terdakwa Bersama dengan LALU AGUNG INDRAWAN,S.H melakukan
penambangan di Wilayah Desa Matapila Kecamatan Lasolo yang berada di
wilayah Kabupaten Konawe Utara.
- Bahwa Kerjasama antara Terdakwa dengan LALU AGUNG INDRAWAN,S.H
adalah LALU AGUNG INDRAWAN,S.H melakukan pengadaan alat-alat berat
dilokasi pertambangan yang berlokasi di Desa Matapali, Kecamatan Lasolo
Kabupaten Konawe Utara, Untuk digunakan dalam kegiatan operasi dan produksi
hasil pertambangan yaitu nikel. Alat berat yang digunakan antara lain :
1. 2 (dua) unit alat berat Excavator merk Kobelco SK 200 warna hijau dengan
No rangka YN 12-H6006 ;
2. 2 (dua) unit alat berat Excavator merk Komatsu PC 200 No. Mesin C69547
dan No Rangka KMTPC 180H87 warna kuning;
3. 5 (lima) unit Dump truk Hino dengan Plat No. B 1103 Mt warna merah
- Bahwa oleh karena adanya temuan dari RAHAYU ATS-TSAURY Selaku kepala
Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTS) Kabupaten
Konawe bahwa Surat Keputusan Bupati Nomor 213 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Kordinat dan Perubahan Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan
(WIUP) Operasi Produksi tidak sesuai dengan prosedur maka Dinas Penanaman
Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTS) Kabupaten Konawe pada
tanggal 18 Febrauri 2019 mencabut (IUP) eksplorasi Nomor 123 Tahun 2011,
yang dimiliki oleh Terdakwa.
- Bahwa setelah dilakukan pengecekan lapangan diketahui bahwa titik kordinat
dimana Terdakwa Bersama LALU AGUNG INDRAWAN,S.H melakukan
kegiatan pertambangan adalah juga merupakan lokasi tempat dimana PT. Bumi
Anoa yang telah memiliki Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP)
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Konawe Nomor 224 Tahun 2014.
- Bahawa oleh karena Terdakwa Bersama LALU AGUNG INDRAWAN,S.H
melakukan kegiatan pertambangan diwilayah PT. Bumi Anoa, maka PT. Bumi
Anoa telah mengajukan Gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
- Bahwa disamping Surat Keputusan Bupati Nomor 213 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Kordinat dan Perubahan Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan
(WIUP) Operasi Produksi yang tidak prosedural, karena KHAIRUL IQBAL,S.H
sebagai Bupati Konawe telah melampui kewenangannya dengan melakukan
perubahan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Operasi Produksi ke Desa
Matapali Kecamatan Lasolo Kabuapten Konawe Utara, setelah dilakukan
penyelidikan lapangan ternyata wilayah kegiatan penambangan yang dilakukan
oleh Terdakwa dan/atau LALU AGUNG INDRAWAN,S.H merupakan wilayah
Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) yang berada pada lintas kabupaten
dalam satu provinsi yaitu Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Utara.
- Bahwa berasarkan Pasal 37 huruf b Undang-udang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral Batubara Jo Pasal 28 huruf b Peraturan Pmerintah Nomor
23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara, Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi dan Operasi Produksi yang
wilayahnya berada pada lintas kabupaten dalam 1 (satu) Provinsi merupakan
kewenagan dari Pemerintah Provinsi dalam hal ini Gubernur, sedangkan
Terdawa tidak pernah memperoleh Izin Usaha Pertambangan (IUP)
Eksplorasi dan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam melakukan
kegiatan penambangan di Desa Matapali Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe
Utara yang berbatasan dengan Kabupaten Konawe.
- Bahwa dampak dari kegiatan penambangan Terdakwa dengan LALU AGUNG
INDRAWAN,S.H juga ditemukan fakta bahwa terjadi kekeringan lahan pertanian
karna sumber air dikuasai oleh perusahaan tambang yang salah satunya adalah
perusahan Terdakwa, berkurangnya populasi dan habitat satwa-satwa andemik
karena kerusakan ekosistem Kawasan dan degradasi Kawasan hutan.
- Bahwa berdasarkan laporan dari Aliansi Pemerhati Lingkungan (APL)
menyatakan bahwa adanya kegiatan penambangan diluar wilayah Wilayah Izin
Usaha (WIUP) yang dilakukan oleh Terdakwa dengan LALU AGUNG
INDRAWAN,S.H. dihutan lindung Routa, berdasarkan temuan lapangan yaitu
ditemukan alat-alat berat yaitu 2 (dua) unit alat berat Excavator merk Kobelco SK
200 warna hijau dengan No rangka YN 12-H6006, 2 (dua) unit alat berat
Excavator merk Komatsu PC 200 No. Mesin C69547 dan No Rangka KMTPC
180H87 warna kuning, 5 (lima) unit Dump truk Hino dengan Plat No. B 1103 Mt
warna merah
- Bahwa terdakwa pada tanggal 27 juni 2020 dilakukan penangkapan oleh
Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara di Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta,
yang bertujuan untuk melakukan pengurusan Ijin Usaha Pertambangan (IUP) di
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, karena
berdasarkan Undang-undang No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
kewenangan Pemberian Izin Usaha Pertambangan merupakan kewenangan Pusat
dalam hal ini Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik
Indonesia.

Perbuatan Terdakwa melanggar ketentuan Pasal 160 Undang-Undang Nomor 4


Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara Jo Pasal 55 Ayat (1)
ke-1 KUHP dengan ancaman Pidana kurungan paling lama 1 (Satu) Tahun dan
denda paling banyak 200.000.000,- (Dua ratus juta rupiah).
DAKWAAN KE - III

Bahwa ia Terdakwa FAYED TUASIKAL PATOLA selaku Direktur Utama PT.


Garda Nusabadi Tbk, berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan dengan Nomor.
26/Akt.Not/IV/2011, yang telah didaftarkan pada Kementerian Hukum dan HAM
dengan No. AHU-36279.HT.01.02 Tahun 2012, Tanggal 10 Oktober 2012, baik
sebagai yang melakukan atau turut serta melakukan secara Bersama-sama dengan
LALU AGUNG INDRAWAN,S.H selaku Direktur PT. Ariani Rumbajan dan
KHAIRUL IQBAL,S.H Selaku Bupati Konawe (keduanya dilakukan penuntutan
terpisah). Pada kurun waktu bulan Februari 2019 sampai dengan bulan Desember
2019, atau setidak-tidaknya dalam waktu-waktu tertentu pada tahun 2019. Bertempat
di Desa Matapali Kecamatan Lasolo, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang
masih dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Unaha, telah melakukan atau turut
serta melakukan dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan
dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Perbuatan tersebut dilakukan oleh
terdakwa dengan cara sebagai berikut :

GARIS BUJUR (BT) GARIS LINTANG (LS)


BUJUR LINTANG
PATOK DETI
DERAJAT MENIT DERAJAT MENIT DETIK DESIMAL DESIMAL
K
1 2 3 4 5 6 7 8 9
122,24310 -
1 122 14 35,18 3 55 23,36
6 3,9231556
122,26131 -
2 122 15 40,75 3 55 23,36
9 3,9231556
122,26131 -
3 122 15 40,75 3 55 50,06
9 3,9305722
122,24310 -
4 122 14 35,18 3 55 50,06
6 3,9305722

- Bahwa PT. Garda Nusabadi Tbk adalah Perseroan Terbatas yang bergerak
dibidang perdagangan umum dan pertambangan Nikel yang wilayah operasinya di
Indonesia khususnya di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi
Selatan.
- Bahwa pemegang saham dari PT. Garda Nusabadi Tbk adalah Dwi Hartanty
sebesar 40%, Tyo Sabara sebesar 30% dan Rifat Hardianti sebesar 30%.
- Bahwa, pada tanggal 12 Desember 2011 PT. Garda Nusabadi Tbk, yang dimana
Terdakwa selaku direktur utama telah memperoleh Izin Usaha Pertambangan
(IUP) eksplorasi dari Rahayu Ats-Tsaury selaku Kepala Dinas Penanaman Modal
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kabupaten Konawe Nomor 123
Tahun 2011, yang berlaku sejak 12 Desember 2011 dan berakhir pada tanggal 12
Desember 2019 dan telah memiliki AMDAL yang dikeluarkan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
- Bahwa berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas Penanaman Modal Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kabupaten Konawe selain Izin Pertambangan
yang dimiliki PT. Garda Nusabadi, Tbk terdapat 70 (tujuh puluh) ijin
pertambangan yang tercatat yang telah dikeluarkan ke perusahaan-perusahaan
untuk melaksanakan kegiatan pertambangan di Kabupaten Konawe.
- Bahwa berdasarkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi yang dimiliki PT.
Garda Nusabadi, Tbk yang dikeluarkan Dinas Penanaman Modal Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kabupaten Konawe seluas 116.16 Ha dengan
titik kordinat sebagai berikut :
- Bahwa untuk memperoeh Izin Usaha Pertambangan (IUP) berdasarkan Pasal
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Persyaratan Izin Usaha
Pertambanag (IUP) Eksplorasi, perusahan Terdakwa telah melengkapi
persyaratannya antara lain :
 Persyaratan Administratif

 Surat permohonan
 Susunan direksi dan daftar pemegang saham
 Surat keterangan domisili

 Persyaratan Teknis

Untuk IUP Eksplorasi, persyaratannya meliputi:

 Daftar riwayat hidup atau surat pernyataan tenaga ahli pertambangan


dan/atau geologi yang berpengalaman paling sedikit 3 tahun
 Peta wilayah IUP yang dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang
dan bujur sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku
secara nasional

Untuk IUP Operasi Produksi, persyaratannya meliputi:

 Peta wilayah dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang dan bujur
sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku secara
nasional
 Laporan lengkap eksplorasi
 Laporan studi kelayakan
 Rencana reklamasi dan pascatambang
 Rencana kerja dan anggaran biaya
 Rencana pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasi
produksi
 Tersedianya tenaga ahli pertambangan dan/atau geologi yang
berpengalaman paling sedikit 3 tahun

 Persyaratan Lingkungan

Untuk IUP Eksplorasi, persyaratan lingkungannya mengikuti peraturan


perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan untuk IUP Operasi Produksi,
persyaratannya meliputi:

 Pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang-


undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
 Persetujuan dokumen lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

 Persyaratan Finansial

Persyaratan finansial untuk IUP Eksplorasi meliputi:

 Bukti penempatan jaminan kesungguhan pelaksanaan kegiatan eksplorasi


 Bukti pembayaran harga nilai kompensasi data informasi hasil lelang
wilayah IUP sesuai dengan nilai penawarannya
Persyaratan finansial untuk IUP Operasi Produksi meliputi:

 Laporan keuangan tahun terakhir yang sudah diaudit oleh akuntan publik
 Bukti pembayaran iuran tetap 3 tahun terakhir
 Bukti pembayaran pengganti investasi sesuai dengan nilai penawaran lelang
bagi pemenang lelang wilayah IUP yang telah berakhir

- Bahwa tindak lanjut dikeluarkannya Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi


tersebut Septiana Pratiwi Zahri sebagai Kepala Pengelola Wilayah Izin Usaha
Pertambangan (WIUP) dari PT. Garda Nusabadi, Tbk melakukan kegiatan
eksplorasi di Desa Dunggua Kecamatan Amonggedo yang merupakan wilayah
pertambangan sebagaimana disebutkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi
yang dimiliki PT. Garda Nusabadi, Tbk yang dimana diketahui dilokasi koordinat
sesuai dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang dimiliki oleh PT. Garda
Nusabadi, Tbk terkandung mayoritas nikel. Dengan titik kordinat sebagai berikut :
GARIS BUJUR (BT) GARIS LINTANG (LS)
BUJUR LINTANG
PATOK DETI
DERAJAT MENIT DERAJAT MENIT DETIK DESIMAL DESIMAL
K
1 2 3 4 5 6 7 8 9
142,24310 -
1 138 14 35,18 3 40 23,36
6 3,9352556
142,29731 -
2 138 15 42,75 3 40 23,36
9 3,9352556
122,27631 -
3 138 15 42,75 3 40 50,06
9 3,9385722
152,24310 -
4 138 14 35,18 3 40 50,06
6 3,9385722

- Bahwa setelah mengetahui hasil eksplorasi dititik kordinat sebagaimana


disebutkan dalam Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi Nomor 123 Tahun
2011 yang dimana merupakan mayoritas terkandung nikel, terdakwa tidak
melanjutkan peningkatan perijinannya dengan mengajukan permohonan Izin
Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Dinas Penanaman Modal Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Kabupaten Konawe, melainkan mengajukan
Perubahan Titik Kordinat dan Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan melalui
KHAIRUL IQBAL, S.H selaku Bupati Kabupaten Konawe.
- Bahwa terhadap pengajuan yang dilakukan oleh Terdakwa, KHAIRUL IQBAL,
S.H selaku Bupati Kabupaten Konawe dengan tanpa melalui prosedur berdasarkan
kewenangan yang dimiliki sebagaimana diatur dalam Pasal 10 Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara, telah mengeluarkan Surat Keputusan Bupati
Nomor 213 Tahun 2013 Tentang Perubahan Kordinat dan Perubahan Batas
Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Operasi Produksi Wilayah Desa
Matapila Kecamatan Lasolo yang dimana kordinatnya berada di wilayah
Kabupaten Konawe Utara.
- Bahwa Pasal 37 huruf b Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara Jo Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara mengharuskan proses lelang untuk memperoleh Wilayah Usaha
Pertambangan (WIUP). Sedangkan Surat Keputusan Bupati Nomor 213 Tahun
2013 Tentang Perubahan Kordinat dan Perubahan Batas Wilayah Izin Usaha
Pertambangan (WIUP) Operasi Produksi tidak memalui mekanisme sebagaimana
dimaksud Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.
- Bahwa mendasarkan Surat Keputusan Bupati Nomor 213 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Kordinat dan Perubahan Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan
(WIUP) Operasi Produksi Wilayah Desa Matapila Kecamatan Lasolo Kabupaten
Konawe Utara, Terdakwa melakukan Kerjasama dengan LALU AGUNG
INDRAWAN,S.H selaku Direktur Utama PT. ARIANI RUMBAJAN dan
menandatangani Perjanjian Kerjasama Nomor 001/PK/GNB BP/IX/2017 Tentang
Operasi Produksi Tambang Nikel.
- Bahwa berdasarkan Perjanjian Kerjasama Nomor 001/PK/GNB BP/IX/2017,
Terdakwa Bersama dengan LALU AGUNG INDRAWAN,S.H melakukan
penambangan di Wilayah Desa Matapila Kecamatan Lasolo yang berada di
wilayah Kabupaten Konawe Utara.
- Bahwa Kerjasama antara Terdakwa dengan LALU AGUNG INDRAWAN,S.H
adalah LALU AGUNG INDRAWAN,S.H melakukan pengadaan alat-alat berat
dilokasi pertambangan yang berlokasi di Desa Matapali, Kecamatan Lasolo
Kabupaten Konawe Utara, Untuk digunakan dalam kegiatan operasi dan produksi
hasil pertambangan yaitu nikel. Alat berat yang digunakan antara lain :
1. 2 (dua) unit alat berat Excavator merk Kobelco SK 200 warna hijau dengan
No rangka YN 12-H6006 ;
2. 2 (dua) unit alat berat Excavator merk Komatsu PC 200 No. Mesin C69547
dan No Rangka KMTPC 180H87 warna kuning;
3. 5 (lima) unit Dump truk Hino dengan Plat No. B 1103 Mt warna merah
- Bahwa oleh karena adanya temuan dari RAHAYU ATS-TSAURY Selaku kepala
Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTS) Kabupaten
Konawe bahwa Surat Keputusan Bupati Nomor 213 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Kordinat dan Perubahan Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan
(WIUP) Operasi Produksi tidak sesuai dengan prosedur maka Dinas Penanaman
Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTS) Kabupaten Konawe pada
tanggal 18 Febrauri 2019 mencabut (IUP) eksplorasi Nomor 123 Tahun 2011,
yang dimiliki oleh Terdakwa.
- Bahwa setelah dilakukan pengecekan lapangan diketahui bahwa titik kordinat
dimana Terdakwa Bersama LALU AGUNG INDRAWAN,S.H melakukan
kegiatan pertambangan adalah juga merupakan lokasi tempat dimana PT. Bumi
Anoa yang telah memiliki Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP)
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Konawe Nomor 224 Tahun 2014.
- Bahawa oleh karena Terdakwa Bersama LALU AGUNG INDRAWAN,S.H
melakukan kegiatan pertambangan diwilayah PT. Bumi Anoa, maka PT. Bumi
Anoa telah mengajukan Gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
- Bahwa disamping Surat Keputusan Bupati Nomor 213 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Kordinat dan Perubahan Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan
(WIUP) Operasi Produksi yang tidak prosedural, karena KHAIRUL IQBAL,S.H
sebagai Bupati Konawe telah melampui kewenangannya dengan melakukan
perubahan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Operasi Produksi ke Desa
Matapali Kecamatan Lasolo Kabuapten Konawe Utara, setelah dilakukan
penyelidikan lapangan ternyata wilayah kegiatan penambangan yang dilakukan
oleh Terdakwa dan/atau LALU AGUNG INDRAWAN,S.H merupakan wilayah
Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) yang berada pada lintas kabupaten
dalam satu provinsi yaitu Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Utara.
- Bahwa berasarkan Pasal 37 huruf b Undang-udang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral Batubara Jo Pasal 28 huruf b Peraturan Pmerintah Nomor
23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara, Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi dan Operasi Produksi yang
wilayahnya berada pada lintas kabupaten dalam 1 (satu) Provinsi merupakan
kewenagan dari Pemerintah Provinsi dalam hal ini Gubernur, sedangkan Terdawa
tidak pernah memperoleh Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi dan Izin
Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi yang dikeluarkan oleh Pemerintah
Provinsi Sulawesi Tenggara dalam melakukan kegiatan penambangan di Desa
Matapali Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe Utara yang berbatasan dengan
Kabupaten Konawe.
- Bahwa dampak dari kegiatan penambangan Terdakwa dengan LALU AGUNG
INDRAWAN,S.H juga ditemukan fakta bahwa terjadi kekeringan lahan
pertanian karna sumber air dikuasai oleh perusahaan tambang yang salah
satunya adalah perusahan Terdakwa, berkurangnya populasi dan habitat
satwa-satwa andemik karena kerusakan ekosistem Kawasan dan degradasi
Kawasan hutan.
- Bahwa berdasarkan laporan dari Aliansi Pemerhati Lingkungan (APL)
menyatakan bahwa adanya kegiatan penambangan diluar wilayah Wilayah Izin
Usaha (WIUP) yang dilakukan oleh Terdakwa dengan LALU AGUNG
INDRAWAN,S.H. dihutan lindung Routa, berdasarkan temuan lapangan yaitu
ditemukan alat-alat berat yaitu 2 (dua) unit alat berat Excavator merk Kobelco SK
200 warna hijau dengan No rangka YN 12-H6006, 2 (dua) unit alat berat
Excavator merk Komatsu PC 200 No. Mesin C69547 dan No Rangka KMTPC
180H87 warna kuning, 5 (lima) unit Dump truk Hino dengan Plat No. B 1103 Mt
warna merah
- Bahwa terdakwa pada tanggal 27 juni 2020 dilakukan penangkapan oleh
Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara di Bandar Udara Soekarno Hatta Jakarta,
yang bertujuan untuk melakukan pengurusan Ijin Usaha Pertambangan (IUP) di
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, karena
berdasarkan Undang-undang No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
kewenangan Pemberian Izin Usaha Pertambangan merupakan kewenangan Pusat
dalam hal ini Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik
Indonesia.

Perbuatan Terdakwa melanggar ketentuan Pasal 98 ayat (1) Undang-Undang


Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP dengan ancaman Pidana Penjara paling singkat 3
(Tiga) tahun dan paling lama 10 (Sepuluh) tahun serta pidana denda paling
sedikit 3.000.000.000,- (Tiga milyar rupiah) dan Paling banyak 10.000.000.000,-
(Sepuluh milyar rupiah).
Konawe, November 2020
Penuntut Umum

Indah Fitri Wulandari,S.H

Rifki Rifi,S.H

Anda mungkin juga menyukai