Disusun Oleh:
Segala puja puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan limpahan karunia-Nya kepada kita semua sehingga pada hari ini kita masih dapat
membaca makalah ini, dan telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan tepat pada waktunya.
Selama menyusun makalah ini pasti ada hambatan dan kesalahan dikarenakan sedikitnya
pengetahuan penyusun terhadap materi yang diangkat, karena campur tangan dari beberapa pihak
akhirnya penyusunan dapat menyelesaikan makalah ini, maka dari itu dengan perendahan hati
penyusunan ucapan banyak terima kasih kepada seluruh pembimbing yang telah membimbing
selama proses penyusunan, dan akhirnya tersusunlah makalah ini yang diberi judul
“PERAWATAN LUKA POST OPERASI”.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................. 1
BAB II ................................................................................................................................ 2
Pembahasan ........................................................................................................................ 2
Penutup ............................................................................................................................... 8
iii
BAB I
Luka merupakan terganggunya integritas normal dari kulit dan jaringan di bawahnya.
Trauma dapat terjadi secara tiba-tiba atau disengaja, luka dapat terbuka atau tertutup, bersih
atau terkontaminasi, superficial atau dalam.( Kozier,1992 dalam Murwani, 2008:82) Menurut
Kozier tahun 1992, kejadian luka beragam dan dapat diklasifikasikan menjadi luka bersih atau
luka operasi yang tidak ditemukan adanya infeksi, luka terkontaminasi atau luka yang
ditemukan adanya peradangan serta luka kotor atau terkontaminasi merupakan luka yang
terdapat pus atau nanah. Ia juga menyebutkan bahwa mekanisme terjadinya luka beragam,
yakni luka insisi (incised wounds), luka memar (contusion wound), luka lecet (abraded wound),
luka tusuk (punctured wound), luka gores (lacerated wound), dan luka tembus (penetrating
wound).
Luka yang sering terjadi diarea kebidanan yaitu, luka episiotomi, luka bedah sectio
caesarea, luka bedah abdomen karena kasus ginekologi, atau luka akibat komplikasi proses
persalinan (Maryunani, 2014). Luka merupakan suatu keadaan yang mengakibatkan terputusnya
kontinuitas jaringan. Penyebabnya bisa karena trauma, operasi, ischemia, dan tekanan (Ekaputra,
2013). Luka adalah suatu keadaan dimana terputusnya kontinuitas jaringan tubuh yang dapat
menyebabkan terganggunya fungsi tubuh dan mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari –
hari (Damayanti, Pitriani, & Ardhiyanti, 2015). Luka Operasi yaitu luka akut yang dibuat oleh
ahli bedah yang bertujuan untuk terapi atau rekonstruksi (Murtutik & Marjiyanto, 2013).
1
BAB II
PEMBAHASAN
Selain mencegah infeksi dan komplikasi lain akibat operasi, memahami cara perawatan
luka operasi yang benar juga diperlukan untuk memaksimalkan hasil operasi. Hal ini karena hasil
operasi tidak hanya ditentukan oleh keberhasilan tindakan operasi saja, namun juga oleh
perawatan luka setelah operasi.
Derajat I
Luka pasca operasi yang dikategorikan bersih dan tidak ditemukan tanda-tanda infeksi maupun
peradangan (inflamasi). Luka ini biasanya adalah luka pasca operasi pada mata, kulit, maupun
sistem peredaran darah.
Derajat II
Luka pasca operasi yang dikategorikan bersih dan sedikit terkontaminasi. Meski belum
ditemukan tanda-tanda infeksi, risikonya akan meningkat karena lokasi luka. Contohnya, luka
pasca operasi di saluran cerna.
Derajat III
Luka akibat benda asing yang bersentuhan dengan kulit sejak sebelum operasi. Luka ini memiliki
risiko tinggi untuk terkontaminasi oleh bakteri.Contoh luka derajat III adalah luka tembak.
Bakteri yang menempel di peluru dapat mencemari kulit di sekitar area operasi.
2
Derajat IV
Luka pasca operasi yang mutlak terkontaminasi, misalnya luka yang terpapar oleh feses.
Menurut Tietjen, Bossemeyer & Noel (2011), klasifikasi luka bedah terdiri dari empat
kategori sebagai berikut :
1. Kelas I - Bersih Luka Operasi yang tidak terinfeksi serta tanpa peradangan dan tidak masuk
saluran pernapasan, gastrointestinal dan perkemihan. Contohnya hernia repair, biopsi mammae.
2. Kelas II - Bersih Terkontaminasi Luka yang masuk saluran napas, gastrointestinal, genital atau
saluran perkemihan di bawah kondisi terkontrol tetapi tanpa kontaminasi luar biasa. Contohnya
cholecystectomy, operasi saluran pencernaan elektif.
3. Kelas III - Terkontaminasi Luka terbuka luka baru atau suatu pembedahan dalam teknik
aseptic dan termasuk suatu insisi dimana ditemukan peradangan akut tidak bernanah. Contohnya
trauma, luka jaringan yang luas, enterotomy saat obstrusi usus.
4. Kelas IV – Kotor Luka lama dengan jaringan mati dan luka yang melibatkan infeksi klinis
yang telah ada atau perforasi usus, yang menyebabkan infeksi pasca pembedahan yang terdapat
luka sebelum pembedahan. Contoh : Perforasi diverculitis, infeksi nekrotik jaringan lunak.
Cara mengobati infeksi luka pasca operasi umumnya akan tergantung dari lokasi
luka. Pilihan obat yang biasanya digunakan untuk mengatasi infeksi luka pasca operasi adalah:
1. Antibiotik
Antibiotik merupakan cara yang paling umum digunakan dalam mengobati luka infeksi.
Pengobatan dengan antibiotic dapat dilakukan dengan mengkonsumsi obat-obatan antibiotik
maupun berupa suntikan.Dalam pengobatan dengan antibiotik, pengobatan harus dilakukan
hingga tuntas meskipun Anda telah merasa lebih baik.
3
2. Perawatan secara invasif
Selain menggunakan antibiotik, infeksi pada luka pasca operasi dapat ditangani dengan
perawatan invasif untuk membersihkan luka tersebut dan menghentikan terjadinya infeksi. Pada
prosedur ini, dokter akan melakukan beberapa tahapan seperti:
3. Perawatan di rumah
Caranya dengan rajin mengganti perban, mengikuti arahan dari dokter untuk merawat
luka dengan cara yang tepat, dan mengonsumsi obat pereda nyeri.
1.PERSIAPAN ALAT
a. Alat-alat steril;
-pinset anatomis 1 buah
-pinset sirugis 1 buah
-gunting bedah/jaringan
-kassa kering
-kassa betadine
-kom 2 buah
-hand scoon 1 pasang
-korentang
b.Alat-alat tidak steril;
gunting verban 1 buah
4
-plester
-perlak
-kom kecil 2 buah
-betadine
-kapas alkohol
-sabun cait anti septic
-Nacl 0,9 %
-hand scoon steril 1 pasang
-masker
-bengkok
-kantong plastik/tempat sampah
c.Persiapan lingkungan;
-menutup sampiran
-Membuat pasien merasa nyaman
-Menjaga privasi pasien
d.Persiapan pasien;
-memberi salam
-memperkenalkan diri
-menjelaskan maksud dan tujuan
B.Tahap pelaksanaan;
1.perawat cuci tangan
2.pasang masker dan hand scoon yg tidak steril
3.atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
4.letakkan perlak di bawah area luka
5.buka balutan lama( hati hati jangan sampai menyentuh luka)dengan menggunakan pinset
anatomi,buang balutan bekas ke dalam bengkok.jika menggunakan plester lepaskan plester
dengan cara melepaskan ujungnya dan menahan kulit di bawahnya,setelah itu tarik secara
perlahan sejajar dengan kulit dan kearah balutan(bila masih terdepat sisa perekat di ulit dapat di
hilangkan dengan kapas alohol
5
6.bila balutan melekat pada jaringan dibawah,jangan di basahi,tapi angkat balutan dengan
perlahan
7.letakkan balutan kotor ke bengkok lalu buang ke tempat sampah/kantong plastic
8.kaji lokasi luka,jumlah jahitan,pus/nanah,dan bau dari luka
9.membuka set balutan steril dan menyiapkan larutan pencuci luka dan obat luka yg di anjurkan
dengan memperhatikan tehnik aseptic
10.buka hand scoon ganti dengan hand scoon steril
11.membersihkan luka dengan sabun anti septic atau larutan Nacl 0,9%
12.memencet atau menekan area bagian luar dari luka operasi untuk mengeluarkan cairan atau
nanah/pus
13.memberikan obat dengan cara di olesi (jika ada rekomendasinya)
14.menutup luka,dengan cara:
a.Balutan kering;
-lapisan pertama kassa kering steril untuk menutupi area luka/insisi dan bagian sekeliling kulit
-lapisan kedua adalah kassa kering steril yang dapat menyerap
-lapisan ketiga kassa steril yang tebal pada bagian luar
b.Balutan basah kering;
-lapisan pertama kassa steril yang telah di beri cairan steri atau cairan Nacl 0,9 % atau untuk
menutup area luka
-lapisan kedua kassa steril yang lembab
-lapisan ketiga kassa steril yang tebal dan kering pada bagian luar
15.plester dengan rapi
16.angkat perlak dari bawah area luka
17.buka hand scoon dan masukan ke dalam tong sampah
18.lepaskan masker
19.atur dan rapikan posisi pasien
20.buka sampiran
21.rapikan semua alat
22.perawat cuci tangan
C.Tahap evaluasi
6
-evaluasi keadaan pasien
D.Dokumentasi
-dokumentasikan tindakan dalam catatan keperawatan
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Luka yang sering terjadi diarea kebidanan yaitu, luka episiotomi, luka bedah sectio
caesarea, luka bedah abdomen karena kasus ginekologi, atau luka akibat komplikasi proses
persalinan . Luka merupakan suatu keadaan yang mengakibatkan terputusnya kontinuitas
jaringan. Penyebabnya bisa karena trauma, operasi, ischemia, dan tekanan . Luka adalah suatu
keadaan dimana terputusnya kontinuitas jaringan tubuh yang dapat menyebabkan terganggunya
fungsi tubuh dan mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari – hari . Luka Operasi yaitu luka
akut yang dibuat oleh ahli bedah yang bertujuan untuk terapi atau rekonstruksi .
Cara Merawat luka pasca operasi. Antibiotik merupakan cara yang paling umum
digunakan dalam mengobati luka infeksi. Selain menggunakan antibiotik, infeksi pada luka
pasca operasi dapat ditangani dengan perawatan invasif untuk membersihkan luka tersebut dan
menghentikan terjadinya infeksi. Selain menggunakan antibiotik, infeksi pada luka pasca operasi
dapat ditangani dengan perawatan invasif untuk membersihkan luka tersebut dan menghentikan
terjadinya infeksi.
3.2 Saran
8
DAFTAR PUSTAKA