Oleh :
Kelompok 1 :
Melsandy yusuf
Putri Wulandari
Rezky Oktariawan
Puji syukur ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan ruhmat-
Nya kepada penulis, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam
makalah ini penulis membahas tentang. Karena itu penulis PENGGUNAAN OBAT ANTI
PSIKOTIK PADA KONDISI IBU HAMIL MENYUSUI SERTA FUNGSI HATI DAN
GINJAL sangat membutuhkan masukan-masukan agar makalah yang dihuat ini bisa menambah
pengetahuan penulis dan pembaca. Sesungguhnya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, jika terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini. mohon sekiranya
dimaafkan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan sulu per satu. Dan penulis
juga membutuhkan kritik dan saran dari pembaca untuk menambah pemahaman penulis dalam
menulis makalah selanjutnya. Dan lebih baik lagi dalam pembuatan makalah di kemudian hari.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHUUlAN................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................6
2.1.Kehamilan .............................................................................................................................6
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13
BAB 1
PENDAHULUAN
Kehamilan, persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang perlu dipersiapkan
oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan aman. Selama masa kehamilan, ibu
dan janin adalah unit fungsi yang tak terpisahkan. Kesehatan ibu hamil adalah persyaratan
penting untuk fungsi optimal dan perkembangan kedua bagian unit tersebut.
Obat dapat menyebabkan efek yang tidak dikehendaki pada janin selama masa kehamilan.
Selama kehamilan dan menyusui, seorang ibu dapat mengalami berbagai keluhan atau gangguan
kesehatan yang membutuhkan obat. Banyak ibu hamil menggunakan obat dan suplemen pada
periode organogenesis sedang berlangsung sehingga risiko terjadi cacat janin lebih besar. Di sisi
lain, banyak ibu yang sedang menyusui menggunakan obat-obatan yang dapat memberikan efek
yang tidak dikehendaki pada bayi yang disusui.
Pemakaian obat banyak sekali yang digunakan untuk mengobati berbagai penyakit.
Pengertian obat itu sendiri merupakan bahan yang hanya dengan takaran tertentu dan
penggunaan yang tepat dapat dimanfaatkan untuk mencegah penyakit, menyembuhkan atau
memelihara kesehatan. Oleh karena itu, pada saat sebelum penggunaan obat harus diketahui sifat
dan cara pemakaian agar penggunaannya tepat dan aman. Informasi tentang obat, utamanya obat
bebas dapat diperoleh dari etiket atau brosur yang menyertai obat tersebut. Apabila pasien
kurang memahami isi informasi dalam etiket atau brosur obat, dianjurkan untuk menanyakan
pada tenaga kesehatan (Depkes, 2007).
Beberapa obat dapat member risiko bagi kesehatan ibu, dan dapat memberi efek pada
janin juga. Selama trimester pertam, obat dapat menyebabkan cacat lahir (Teratogenesis), dan
risiko terbesar adalah kehamilan 3-8 minggu. Selama trimester kedua dan ketiga, obat dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan secara fungsional pada janin atau dapat
meracuni plasenta
Upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri sering disebut dengan istilah
swamedikasi. Hal tersebut biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan yang muncul
pada penyakit ringan yang banyak dialami oleh masyarakat, seperti demam, pusing, batuk,
influenza, sakit maag, cacingan, diare, penyakit kulit dan penyakit lain-lain. Pada pelaksanaan
swamedikasi justru dapat menimbulkan sumber terjadinya kesalahan pengobatan (medication
error) karena adanya keterbatasan pengetahuan oleh masyarakat akan obat dan penggunannya
(Depkes, 2006).
Kategori keamanan obat pada kehamilan yang digunakan oleh United States Food and
Drug Administration (FDA) tidak mengimplikasikan adanya peningkatan resiko mulai dari
kategori A sampai X. Obat dikategorikan berdasarkan resiko terjadinya efek samping terhadap
sistem reproduksi dan perkembangan, serta besarnya faktor resiko dibandingkan dengan
besarnya manfaat terapeutik. Obat dengan kategori D, X, dan C, mungkin memiliki faktor resiko
yang sama besar, tetapi berbeda dalam hal perbandingan besar resiko dan manfaat terapeutik.
1. Masalah-masalah apa saja yang sering terjadi pada saat kehamilan dan menyusui?
2. Bagaimana pemilihan obat yang tepat pada ibu hamil dan menyusui?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang sering terjadi pada saat kehamilan
dan menyusui
2. Untuk mengetahui cara pemilihan obat yang tepat pada ibu hamil dan menyusui
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kehamilan
Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam
tubuhnya. Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan
kelahiran. Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravinda, sedangkan manusia di dalamnya
disebut embrio (minggu minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran).
Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida atau gravida 1.
Seorang wanita yang belum hamil disebut gravida0. Kehamilan berlangsung sekitar 40 minggu
(280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang berlangsung antara 20-38
minggu disebut kehamilan preterm, sedangkan bila lebih dari 42 minggu disebut kehamilan
postterm.
1. Kategori A
Studi terkontrol pada wanita tidak memperlihatkan adanya resiko pada janin pada
kehamilan trimester 1 (dan tidak ada bukti mengenai resiko terhadap trimester
berikutnya), dan sangat kecil. kemungkinan obat ini untuk membahayakan janin.
2. Kategori B.
Studi terhadap reproduksi binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya resiko
terhadap janin tetapi belum ada studi terkontrol yang diperoleh pada ibu hamil. Atau studi
terhadap reproduksi binatang pecobaan memperlihatkan adanya efek samping (selain
penurunan fertilitas) yang tidak didapati pada studi terkontrol pada wanita hamil trimester
1 (dan ditemukan bukti adanya resiko pada kehamilan trimester berikutnya).
3. Kategori C
Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin
(teratogenik atau embriosidal), dan studi terkontrol pada wanita dan binatang percobaan
tidak tersedia atau tidak dilakukan. Obat yang masuk kategori ini hanya boleh diberikan
jika besarnya manfaat terapeutik melebihi besarnya resiko yang terjadi pada janin.
4. Kategori D.
Terdapat bukti adanya resiko pada janin (manusia), tetapi manfaat terapetik yang
diharapkan mungkin melebihi besarnya resiko (misalnya jika obat perlu digunakan untuk
mengatasi kondisi yang mengancam jiwa atau penyakit serius bilamana obat yang lebih.
aman tidak digunakan atau tidak efektif)
5. Kategori X
Studi pada manusia atau binatang percobaan memperlihatkan adanya abnormalitas pada
janin, atau terdapat bukti adanya resiko pada janin. Dan besarnya resiko jika obat ini
digunakan pada ibu hamil jelas-jelas melebihi manfaat terapeutiknya. Obat yang masuk
dalam kategori ini dikontraindikasikan pada wanita yang sedang atau memiliki
kemungkinan hamil.
2.4 Analgetik
Analgetik dan antipiretik adalah golongan obat berfungsi sebagai antidemam sekaligus
antinyeri. Obat golongan ini bisa digunakan untuk meredakan nyeri akibat radang sendi, cedera,
sakit gigi, sakit kepala, atau nyeri haid, sekaligus bisa mengatasi demam.
Terdapat 3 jenis obat yang masuk ke dalam golongan analgetik dan antipiretik, yaitu salisilat,
paracetamol, dan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs). Beberapa jenis obat dari
golongan ini hanya boleh digunakan sesuai resep dokter.
Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat analgetik dan antipiretik berbeda-beda,
tergantung pada jenis obat analgetik-antipiretik yang digunakan dan kondisi pasien secara
menyeluruh. Berikut ini adalah beberapa efek samping ringan yang dapat timbul:
Tukak lambung
Sakit perut
Mual
Kehilangan nafsu makan
Gastritis
Obat analgesik biasa digunakan untuk meredakan atau bahkan menghilangkan rasa sakit.
Beberapa obat bisa dibeli secara bebas tanpa membutuhkan resep, seperti aspirin,
acetaminophen, ibuprofen, maupun naproxen sodium. Pengunaan dengan satu dosis atau
kombinasi dari obat ini secara teratur dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko terjadinya
masalah ginjal. Dan kebanyakan obat yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal adalah obat
yang hanya bisa dibuang melalui ginjal. Kondisi tersebut bisa membuat seseorang terkena
nefropati analgesik, yaitu penyakit ginjal kronis yang disebabkan oleh obat, yang secara bertahap
mengarah ke stadium akhir penyakit ginjal dan membutuhkan perawatan permanen. Bahkan
dibutuhkan transplantasi ginjal untuk mengembalikan fungsi ginjal. Obat penghilang rasa sakit
yang menggabungkan dua atau lebih analgesik, misalnya aspirin dan acetaminophen yang
digunakan bersama-sama dengan kafein atau kodein, adalah yang paling mungkin untuk merusak
ginjal. Campuran tersebut sering dijual sebagai bubuk atau puyer. Sedangkan penggunaan
analgesik tunggal seperti aspirin saja, belum ditemukan kasus yang menyebabkan kerusakan
ginjal. Sehingga, pasien dengan kondisi yang berisiko meningkatkan gagal ginjal akut harus
berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengambil obat apapun.
Obat penghilang rasa sakit yang menggabungkan dua atau lebih analgesik, misalnya aspirin
dan acetaminophen yang digunakan bersama-sama dengan kafein atau kodein, adalah yang
paling mungkin untuk merusak ginjal. Campuran tersebut sering dijual sebagai bubuk atau puyer.
Sedangkan penggunaan analgesik tunggal seperti aspirin saja, belum ditemukan kasus yang
menyebabkan kerusakan ginjal. Sehingga, pasien dengan kondisi yang berisiko meningkatkan
gagal ginjal akut harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengambil obat
apapun.
NSAID merupakan obat pereda nyeri, misalnya akibat sakit kepala atau demam. Obat ini
biasanya juga diresepkan untuk mengatasi radang tulang dan sendi, seperti artritis. Jenis NSAID
yang umum yakni aspirin, ibuprofen, naproxen, dan diclofenac. Ibuprofen dan NSAID lainnya
jarang mempengaruhi hati, tapi komplikasi ini umum terjadi pada orang yang mengonsumsi
diclofenac. Kerusakan hati akibat diclofenac bisa terjadi beberapa minggu sampai berbulan-
bulan setelah Anda mulai mengonsumsinya.Berikut ini obat obat analgetik.
1. Paracetamol
Paracetamol bekrja pada pusat pengatur suhu di hipotalamus untuk menurunkan suhu
tubuh kedua paracetamol bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin sehingga
dapat mengurangi nyeri ringan sedang .
2. Aspirin
3. Ibuprofen
Memiliki efek analgesic serupa dengan aspirin namun efek anti inflamasinya tidak terlalu
kuat
4. Ketoprofen
I Nyeri akut dan kronik, nyeri kepala, nyeri pasca trauma atau tindakan bedah,
nyeri otot, nyeri kolik
KI Hipersensitif
Hamil dan laktasi
Bayi usia 3-11 bulan
Tekanan darah sistolnya dibawah 100 mmhg
P Infark miokard, syok, asma bronkial, gangguan hati atau ginjal
ES Diskrasia darah, serangan asma, hipersensitif pada kulit
D Tablet: dewasa 1 tablet/6-8 jam, maks 4 tablet perhari
Ampul: dewasa dan remaja diatas 15 tahun: 2-5 ml IM/IV per satu kali sehari
D
S Tablet/kaplet 500 mg
Syirup 250 mg/5 ml
Tetes 250 mg/ml
Ampul 1 gr/2ml
6. Asam mefenamat
Asam menfenamat sebagai anal gesik , sebagai anti inflamasi , asam menfenamat kurang
selektif di banding aspirin
I Yeri ringan sampai sedang seperti sakit kepala , sakit gigi , dispinore primer ,
yeri otot , nyri pasca oprasi
KI Hiper sensitifitas
Ulkus peptic
Kehamilan
Anak bawah 14 tahun
P Hati hati pada ane,ia, bronkus tasme , penyakit jantung,gangguan hati /ginjal
ES Efek samping gangguan saluran cerna , reaksi hiper sensitifitas , bronkokonsuksi
D Dewasa : 2-3 kali 250 – 500 mg sehari
S Tablet 500 mg
Kaplet 500mg
Kategori kehamilan : C
D pada kehamilan trimester 3
7. Diclofenac
8. Piroxicam
I Terapi sinto matik pada rheumatoid aret tritis, osteoatritis , ankilosing
spinditis, gangguan muskulosklete akutdan gout akut.
KI Hipersensitif terhadap OAINS, riwayat tukak lambung atau pendarahan
lambung
P Hati-hati pada pasien gangguan pada gangguan pencernaan, jantung,
hipertensi, retensi cairan, gangguan ginjal atau hati, kehamilan, menyusui
ES Gangguan gastrointestinal seperti stomatitis, anoreksia, mual, konstipasi, rasa
tidak nyaman pada abdomen, kembung diare, pendarhan lambung dan tukak
lambung
D RA OA dan ANTILOSING SPONDILITIS: 1X 20 mg sehari.
Gout akut : mula-mula 40 mg sehari sebagai dosis tunggal, diikuti 4-6 hari
berikutnya 40 mg sehari dosis tunggal atau terbagi
Gangguan musculoskeletal akut: 1x40 mg/ hari sebagai dosis tunggal atau
terbagi selama 2 hari, selanjutnya 20 mg sehari selama 7 – 14 hari
S Tab/ kaps 10 mg : tab 20 mg :
Tab 20 mg
Gel 0,5 mg
Kategori kehamilan : C
D pada kehamilan trimester 3
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Obat yang ada saat ini masih jauh dari ideal. Tidak ada obat yang memenuhi semua
kriteria obat ideal, tidak ada obat yang aman, semua obat menimbulkan efek samping, respon
terhadap obat sulit diprediksi dan mungkin berubah sesuai dengan hasil interaksi obat, dan
banyak obat yang mahal, tidak stabil, dan sulit diberikan. Karena banyak obat tidak ideal, semua
anggota tim kesehatan harus berlatih "care" untuk meningkatkan efek terapeutik dan
meminimalkan kemungkinan bahaya yang ditimbulkan obat.
Sebagai salah satu dari tim kesehatan, seyogyanya harus paham betul akan pemanfaatan
obat yang bertujuan memberikan manfaat maksimal dengan tujuan minimal. Dan berikut ini
adalah hal yang harus diperhatikan dalam pengobatan :
https://www.academia.edu/32944484/obat_untuk_ibu_hamil_dan_menyusui