Oleh:
ULFA
NIM : 220101106
KELAS : B
Bismillahirrahmaanirrahiim
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala karunia dan rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan
karyatulis ilmiah yang berjudul “BIOSINTESIS ZnO-CuO NANOPORTIKEL,
KARAKTERISASI DAN APLIKASINYA SEBAGAI ANTIBAKTERI
Staphylococcus aureus.” Karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu tugas
Bahasa Indonesia pendidikan strata satu jurusan farmasi Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi Bhakti Pertiwi Palembang.
Penulis
2.1.4 Kandungan Kimia Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) ..............................7
PENDAHULUAN
seribu mikron atau nanometer (Peni et al., 2019). Menurut (Abdassah, 2017),
partikel nano juga merupakan partikel dengan diameter satu hingga seratus
nanometer. Seng oksida (ZnO), TiO, dan sebagian perak merupakan contoh
tidak beracun, memiliki stabilitas termal yang tinggi, memiliki elektron mobilitas,
(Alfarisa et al., 2018). Nanopartikel ZnO adalah nanopartikel oksida logam transisi
yang digunakan dalam berbagai aplikasi. Salah satu aplikasinya adalah di bidang
sel (Ahmed et al., 2014). Dalam industri farmasi, nanopartikel ZnO dan CuO telah
digunakan sebagai sistem penghantaran obat; CuO memiliki aktivitas antimikroba
dan telah diaplikasikan langsung pada bidang biomedis, seperti pembalut luka dan
modifikasi permukaan untuk efek antimikroba (Grigore et al., 2016).
PEMBAHASAN
Jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu buah yang
cukup dikenal, jenis buah ini belum banyak mendapat perhatian untuk
dikembangkan potensinya menjadi buah yang lebih bernilai komersial baik
dalam kondisi segar maupun produk olahan. Jambu biji mudah sekali
diperoleh dan merupakan buah yang berkadar vitamin C tinggi. Jambu biji
(Psidium guajava L.) merupakan bahan makanan yang mempunyai
kandungan vitamin C yang cukup tinggi yaitu sekitar 11-1160 mg atau 100
gram bahan, dan cita rasanya pun sangat menyenangkan.Jambu biji
(Psidium guajava L.) merupakan komoditi pertanian yang mudah
membusuk, daya simpannya pada suhu ruang hanya beberapa hari saja,
sedangkan pada puncak produksi CO2 dan etilen daya simpannya hanya 3
– 6 hari setelah panen (Dhyan et al., 2014).Morfologi tanaman jambu biji
( Psidium guajava L. ) memiliki batang muda berbentuk segiempat,
sedangkan batang tua berkayu keras dengan warna cokelat. Permukaan
batang licin dengan lapisan kulit yang tipis dan mudah terkelupas. Bila
kulitnya dikelupas akan terlihat bagian dalam batang yang berwarna
hijau,Arah tumbuh batang tegak lurus dengan percabangan (Fadhilah et al.,
2018).Bunga jambu biji (Psidium guajava L.) memiliki tipe benang sari
polyandrous yang artinya benang sari saling bebas tidak berlekatan.
Benang sari berwarna putih dengan kepala sari yang berwarna krem. Putik
Klasifikasi tanaman daun jambu biji (Psidium guajava L.) ialah sebagai
berikut:
Kindom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Daun jambu biji (Psidium guajava L.) dapat digunakan untuk mengobati
berbagai penyakit dengan suplemen makanan, antara lain antidiare, antibakteri,
dan menurunkan gula darah. Ada kandungan senyawa lanin antara 9 hingga 12
persen di dalam daun jambu biji. Senyawa tanin ini berfungsi sebagai antiseptik
dengan mengurangi kerusakan yang dihasilkan oleh baking atau jamur. Bakteri
Staphylococcus aureus, Streptococcus spp., Escherichia coli, Salmonella typhi,
Proteus mirabilis, dan Shigella dysenteria semuanya rentan terhadap infeksi dari
manfaat daun jambu biji (Psidium guajava L.) (Desiyana et al., 2016).
2.2 Ekstrak
2.3 Ekstraksi
Ekstraksi merupakan pemisahan secara kimia atau fisika suatu bahan padat
atau bahan cair dari suatu padatan (Djamal, 2012).
1. Cara Dingin
2. Adapun cara dingin terbagi menjadi dua yaitu:
a. Maserasi, yaitu eksposisi pengekstrakan simplisia dengan
menggunakan organik yang dilakukan melalui beberapa kali
pengocokan atau pengadukan pada suhu ruangan.
Perkolasi, yaitu suatu proses yang dilakukan sesuai dengan prinsip senyawa aktif
bahan simplisia dengan memanfaatkan pelarut organik tertentu sebagai pengikat,
3. Cara panas
Adapun cara panas adalah sebagai berikut:
a. Refluks adalah percobaan yang melibatkan pengukuran suhu cairan
pada saat pengukuran serta jumlah cairan yang tersisa setelah
pengukuran yang sebanding dengan adanya pendingin balik.
c. Digesti, yaitu adanya kinetik (terus menerus) pada suhu yang lebih
rendah dari suhu sekitar, biasanya antara 40°C dan 50°C.
2.4 Nanopartikel
Partikel koloid atau padatan dengan diameter antara 1 dan 100 nm dikenal
sebagai nanopartikel. Menurut Napsah & Wahyuningsih (2014), nanopartikel yang
mengandung polimer dapat digunakan untuk membuat sistem penargetan target,
meningkatkan bioavailabilitas, mengurangi obat yang tidak terkendali, atau
meningkatkan obat untuk penggunaan sistemik.
ZnO merupakan senyawa serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih
ringan, tidak berbau, tidak berasa, encer dan dalam larutan garam hidroksida.
Kelarutan ZnO, atau praktik, rendah di udara dan etanol (95 persen P); mineral
encer dan alkali asam klorida masing-masing (Depkes RI, 2014).
Tembaga (II) oksida (CuO) adalah salah satu dari beberapa senyawa oksida
logam transisi dengan ciri khas semikonduktor tipe-p. Salah satu (II) oksid dapat
2.8 Bakteri
Domain : Bacteria
Kingdom : Eubacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Ordo : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Species : Staphylococcus aureus
Bakteri adalah salah satu dari banyak jenis organisasi prokariotik, yaitu
organisasi yang tidak memiliki identitas yang sama dengan yang lain. Bakteri juga
menggunakan informasi genetik, yaitu DNA, berupa sirkuler, memanjang, dan
condong ke nukleoid, meskipun DNA tidak dapat ditemukan pada waktu tertentu,
menjadikan nukleus sebagai jenis organisme hidup (Rahmawati, 2019).
Bakteri dapat digunakan dalam dua cara berbeda, baik sebagai gram positif
maupun negatif. Menurut Rahmawati (2019), Bakteri gram negatif berasosiasi
dengan filum enterobacteriaceae. Bakter ini tinggal bersama
usus manusia dan mungkin binatang. Escherichia coli adalah salah satu bakteri
enterobacteriaceae yang paling terkenal. Karena bakteri gram positif yang dapat
menyebabkan spora dapat muncul kapan saja, bakteri Bacillus dan Clostridium
tersebar luas dan memiliki kemampuan untuk menyebar dalam jangka waktu yang
lama.
Fase adaptasi atau fase penyesuaian adalah fase pengaturan sutu aktivitas dalam
lingkungan baru. Terlepas dari kenyataan bahwa ini terjadi pada awal fase ini,
transpirasi massa atau jumlah sel terus terjadi, menunjukkan bahwa hasil fase ini
tidak pasti.
3 Fase Stationer
Fase ini terjadi penumpukan produk beracun atau kehabisa nutrisi atau minuman.
Beberapa sel mati sedangkan yang lain tumbuh dan membelah, jumlah sel hidup
menjadi tetap. Fase ini menunjukan jumlah bakteri hidup sama dengnan jumlah
bakteri hidup sama dengan jumlah bakteri mati sehingga kurva menunjukan
secara horizontal.
4 Fase Kematian
Kematian primer adalah energi seluler dan analisis diri, yang terjadi saat fase
pertama lebih stabil daripada saat pertama kali terbentuk. Terdapat beberapa
bakteri yang dapat dideteksi dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan
metode statistic, selain itu, ada sejumlah bakteri yang dapat dideteksi dalam jangka
waktu tertentu setelah timbulnya spora.
ketika berkas elektron menyebabkan energi kinetik diserap oleh struktur logaritmik
dengan panjang hari. Ide di balik alat ini adalah menggunakannya sebagai sarana
untuk menampilkan zat logam di atas struktur kristal bak arus.
Prinsip dasar FTIR berupa energi yang dikeluarkan dari sumbernya berasal dari
sinar inframerah yang melewati celah dan mengenai sampel, celah tersebut
berfungsi mengontrol jumlah energi yang diserap oleh sampel, energi yang diserap
oleh sampel sehingga sinar IR tersebut selanjutnya akan melewati bagian
3.2 SARAN
Saran-saran yang dapat diberikan untuk menyempurnakanpenelitian
15(1), 45–52.
nanoparticles.Nanomaterials,2014(3),1–4.
https://doi.org/10.1063/5.0025047
Alfarisa, S., Rifai, D. A., & Toruan, P. L. (2018). Studi Difraksi Sinar-X Struktur
M., & Nguyen, V. H. (2021). New frontiers in the plant extract mediated
Republik Indonesia.
Desiyana, L., Husni, M., & Zhafira, S. (2016). Uji Efektivitas Sediaan Gel Fraksi
Universitas Baiturrahman.
Fatimah, I., Pradita, R. Y., & Nurfalinda, A. (2016). Plant Extract Mediated of
Fatoni, A., Afrizal, M. A., Rasyad, A. A., & Hidayati, N. (2021). ZnO
Nanoparticles and Its Interaction With Chitosan : Profile Spectra And Their
Fouda, A., Salem, S. S., Wassel, A. R., Hamza, M. F., & Shaheen, T. I. (2020).
Grigore, M. E., Biscu, E. R., Holban, A. M., Gestal, M. C., & Grumezescu,
A. M.
Rifani, N. D., Budiati, I. N., Sa’adah, F., & Prihatiningsih, T. (2019). Daya
8(3), 964–969.
Saputra, I. S., Suhartati, S., Yulizar, Y., & Sudirman, S. (2020). Green Synthesis
Sari, R. N., Nurhasni, N., & Yaqin, M. A. (2017). Sintetis Nanopartikel ZnO
Sirelkhatim, A., Mahmud, S., & Seeni, A. (2015). Review on Zinc Oxide