Anda di halaman 1dari 11

ISOLASI BAKTERI PENDEGRADASI SENYAWA

HIDROKARBON DI TANAH TERCEMAR


DI BALAI YASA PT. KAI YOGYAKARTA
The Isolation Of Hydrocarbon Degrading Bacteria On Contaminated
Land In Balai Yasa PT. Kai Yogyakarta
Afiat Dzulfiqar Kristinanda
Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Islam Indonesia
Jalan Kaliurang Km. 14,5 D.I. Yogyakarta – 55584
e-mail : 14513095@students.uii.ac.id

ABSTRAK

Solar merupakan salah satu bahan bakar yang sering digunakan oleh PT. KAI sebagai bahan bakar untuk mesih lokomotif.
Penelitian ini meneliti kemungkinan bioremediasi tanah tercemar solar menggunakan bakteri asli yang ada di lokasi,
menguji kemampuan bakteri dalam mendegradasi senyawa hidrokarbon.. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan
sampling tanah secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa bakteri yang terdapat pada tanah sample
di Balai Yasa PT. KAI Yogyakarta dapat mendegradasi senyawa hidrokarbon tertentu yaitu minyak goreng, benzene, dan
solar, hal itu dibukatikan dengan munculnya halozone pada koloni bakteri. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri yang ada
pada tanah sampel secara alamiah memiliki kemampuan dalam mendegradasi senyawa hidrokarbon.

Kata Kunci : Salar, tanah tercemar, bakteri, halozone

ABSTRACK

Diesel fuel is one of the fuels often used by PT. KAI as fuel for locomotive engines. This research examines the possibility
of solar polluted bioremediation using native bacteria in the site, testing the ability of bacteria to degrade hydrocarbons.
This research was conducted by purposive sampling. The results showed that the bacteria found in the sample soil at
Balai Yasal, PT. KAI Yogyakrta can degrade certain hydrocarbon compounds namely cooking oil, benzene and diesel
fuel, this is evidenced by the emergence of halozone in bacterial colonies. This shows that bacteria that are present in
soil samples naturally have the ability to degrade hydrocarbons.

Keywords : Diesel fuel, polluted land, bacteria, halozone

1
1. Pendahuluan hidrokarbon dapat mengakibatkan
PT. KAI adalah satu-satunya kerusakan pada ekosistem lokal karena
perusahaan yang menyediakan dan terjadi akumulasi senyawa tersebut di
mengatur transportasi kereta api di dalam tubuh hewan atau tumbuhan di
Indonesia. Hampir seluruh kereta api sekitar lokasi tercemar. Oleh karena itu
produksi atau yang digunakan oleh PT. perlu dilakukan suatu usaha untuk
KAI merupakan kereta api bermesin diesel. mengatasi permasalahan pencemaran tanah
Sebagaimana diketahui kereta api diesel oleh minyak bumi, salah satu usaha yang
menggunakan minyak solar sebagai bahan dapat dilakukan adalah dengan
bakar utama untuk hampir seluruh kereta menggunakan metode bioremediasi.
lokomotifnya. Minyak solar adalah salah Bioremediasi merupakan metode
satu produk destilasi minyak bumi yang pendegradasian suatu kontaminan pada
khusus digunakan untuk bahan bakar medium tertentu dengan menggunakan
mesin compretion ignation (udara yang kemampuan mikroorgnasime atau
dikompresi menimbulkan tekanan dan makroorganisme untuk diubah menjadi
panas yang tinggi sehingga membakar bentuk senyawa lain yang tidak beracun
solar yang disemprotkan Injector) dan di dan berbahaya. Di alam bebas
Indonesia minyak solar ditetapkan dalam mikroorganisme hidup secara berkoloni
peraturan Dirjend Migas No. atau berkumpul di dalam suatu medium
002/P/DM/MIGAS/2007. misalnya, di dalam tanah, air, udara,
Penggunaan solar sebagai bahan bakar kotoran hewan, sampah, tumbuhan, hewan,
berpotensi menimbulkan beberapa dan manusia.
pencemaran baik pencemaran udara akibat Contoh bakteri yang dapata
hasil pembakaran maupun pencemaran mendegradasi senyawa hidrokarbon antara
tanah yang biasanya terjadi akibat tetesan lain Pseudomnas, Camamonas,
solar yang jatuh ke tanah. Produk minyak Acinetobacter, Sphingomoas (Chung &
bumi berpotensi menjadi sumber King, 2001), Bacillus sp., Rhodococcus sp.,
pencemaran tanah dan air karena Providencia sp., Citrobacter sp., dan
penggunaannya. Pencemaran dapat terjadi Micrococcus sp. Mikroorganisme
akibat kebocoran pipa penyalur minyak mempunyai peranan penting dalam proses
bumi dan/atau tetesan minyak bumi dari alami yang diperlukan untuk proses
kendaraan, salah satunya dari kereta api bertahan hidupnya binatang, tumbuhan,
diesel. Pencemaran tanah oleh senyawa serta mikroorganisme itu sendiri. Untuk

2
bertahan hidup, mikroorganisme akan antrakena, fluorena, atau dibenzotiofena)
melakukan interkasi atau kontak dengan dengan konsentrasi akhir 100 mg/L.
lingkungannya.. 2.3.2 MediaPhenol Red Broth
2. Metode Media Phenol Red Broth digunakan
2.1. Lokasi Sampel sebagai media tumbuh bakteri yang akan
Sampel yang digunakan berasal dari diuji kemampuannya dalam
tanah tercemar oli dan solar yang berlokasi memfermentasi karbohidrat. Langkah
di Balai Yasa PT. KAI Yogyakrta tepatnya pembuatan media adalah sebagai berikut,
di lokasi penampungan limbah sisa larutkan secara berurutan 10 g Proteose
pencucian lokomotif. Peptone; 1 g Beef Extract; 5 g Sodium
2.2. Lokasi Pengujian Cloride; 0,0018 g Phenol Red dengan
Sedangkan, penelitian dilakukan di aquades sebanyak 1000 ml dan pH akhir
Laboraturioum Mikrobiologi, Departemen adalah 7,4.
Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil Bakteri yang akan diuji diinokulasikan
dan Perencanaan Universitas Islam kedalam media dan diinkubasi selama 24
Indonesia, Yogyakarta. jam dalam suhu ruang. Setelah inkubasi
2.3 Pembuatan Media selama 24 jam maka akan timbul reaksi,
2.3.1 Media CFMM (Carbon Free jika rekasi positif maka ditandai dengan
Minimun Media) perubahan warna media dari merah
Media CFMM (Carbon Free Minimun menjadi warna kuning. Sedangkan jika
Media) digunakan sebagai media tumbuh reaksi negatif yang muncul akan ditandai
bakteri. Langkah pembuatan media CFMM dengan tidak adanya perubaha warna pada
adalah sebagai berikut, larutkan secara media
berurutan 3,0 g NH4NO3; 2,2 g Na2HPO4; 2.3.3 Media Glukosa Fosfat Broth
0,8 g KH2PO4; 0,01 g MgSO4.7H2O; 0,005 Media Glukosa Fosfat Broth
g FeCl3.6H2O; 0,005 g CaCl2.2H2O dengan digunakan sebagai media tumbuh bakteri
akuades 1.000 ml. Sesuaikan pH larutan yang akan diuji kemampuannya dalam
menjadi pH 7,5 dengan menambah NaOH memfermentasi metilen glikol. Langkah
0,1 N, lalu tambahkan 15 g agar. Sterilisasi pembuatan media adalah sebagai berikut,
medium pada suhu 121°C, tekanan 0,1 larutkan secara berurutan 10 g Peptone; 5
MPa selama 20 menit. Dinginkan medium g K2HPO4; 5 g Glukosa dengan aquades
lalu tambahkan substrat PAH (fenantrena, sebanyak 1000 ml.

3
Bakteri yang akan diuji Koloni bakeri memiliki warna
diinokulasikan kedalam media dan tersendiri yang berbeda dengan beberapa
diinkubasi selama 24 jam dalam suhu koloni bakteri lainnya seperti warna putih,
ruang. Setelah inkubasi selama 24 jam kuning, merah, ungu dan lain sebagainya.
media kemudia ditetesi dengan Methyl Red 3. Bentuk Koloni
sebanyak 4-5 tetes. Reaksi yang akan Koloni bakteri memiliki ciri khas
timbul adalah jika rekasi positif maka yaitu Bentuk Koloninya. Klasifikasi
ditandai dengan perubahan warna pada bentuk koloni antara lain Sirkulet (bulat,
permukaan media dari kuning menjadi bertepi), Ireguler (tidak beraturan, bertepi),
warna merah. Sedangkan jika reaksi dan Rhizoid (bentuk seperti akar,
negatif yang muncul akan ditandai dengan pertumbuhan menyebar).
tidak adanya perubaha warna pada media 4. Tepi (Margin)
2.4. Isolasi Bakteri Tepi Koloni Bakteri diklasifikasikan
Tanah yang telah diambil kemudaian di menjadi beberapa kategori yaitu Entire
encerkan dengan aquades dengan rasio 1 gr (tepian rata), Lobate (tepian berlekuk),
tanah diencerkan dengan 10 ml aquades. Undulate (tepian bergelombang), Serrate
Pengenceran dilakukan selama lima kali (tepian bergerigi), dan Filamentous
untuk menghasilkan koloni bakteri yang (tepian seperti benang).
tidak terlalu banyak. Kemudian, Mikroba 5. Elevasi
pendegradasi polutan diisolasi kedalam Elevasi kolni bakteri dikategorikan
media pengkayaan berupa medium garam menjadi Flat (ketingian sukar terukur,
minimal yang disuplemantasi dengan nyaris rata dengan medium), Raised
sumber C jenis poli hidrokarbon aromatik (ketinggian nyata terlihat, namun rata
(PAH) atau senyawa xenobiotik tertentu pada seluruh permukaan), Convex (bentuk
sebagai substrat selektif. cembung seperti tetesan air), dan
2.5. Karakteristik Bakteri Umbonate (bentuk cembung dibagian
2.5.1 Karakteristik Morfologi Bakteri tengah lebih menonjol).
1. Ukuran Koloni 2.4.2 Pewarnaan Gram
Ukuran koloni bakteri diklasifikasikan Pewarnaan gram pada bakteri dapat
dalam 4 ukuran yaitu bentuk titik, kecil, membedakan bakteri menjadi dua
moderat atau sedang dan besar. kelompok yaitu bakteri gram negatif dan
2. Warna Koloni bakteri gram positif. Bakteri
Pseudomonas dan Acinetobacter

4
merupakan dua bakteri yang memiliki dilakukan dengan mengukur diameter
gram negatif. halozone yang berwarna keunguan atau
2.6. Karakteristik Biokimia kuning. Terbentuknya halozone yang
2.6.1. Uji Katalase berdiameter besar menunjukkan koloni
Gelas objek yang telah dibersihkan tersebut memiliki aktivitas atau
ditetesi beberapa tees larutan H2O2 3%. kemampuan mendegradasi senyawa carbon.
Satu ose biakan bakteri yang berumur 24 Isolat yang mampu menghasilkan halozone
jam diletaklcan di dalam tetesan tersebut. yang cukup besar ditumbuhkan kembali
Reaksi dinyatakan positif jika timbul pada medium padat pada cawan petri.
gelembung-gelembung udara. Efektifitas pendegradasian dapat di ukur
2.6.2 .Uji Methyl Red dengan membandingkan diameter koloni
Secara aseptis diinokulasikan biakan dengan diameter halozone yang terbentuk.
kuman dari media Mac Conkey kemedia Derajat kemampuan bakteri dalam
Metyl red, diinkubasikan 37ºC selama 24 mendegradasi hidrokarbon dapat diukur
jam, kemudian ditambah3 – 4 tetes reagen menggunkan Solubilization Index (SI),
Metyl Red. Hasil positif berwarna dengan persamaan
merah. Pseudomonas aeruginosa pada Uji
Metyl Red hasil positif, sedangkan 𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝐻𝑎𝑙𝑜𝑧𝑜𝑛𝑒+𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝐾𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖
𝑆𝐼 = 𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝐾𝑜𝑙𝑜𝑛𝑜
Acinetobacter memiliki hasil negatif.
2.6.3. Uji Fermentasi Glukosa
3. Hasil dan Pembahasan
Secara aseptis diinokulasikan biakan
3.1 Isolasi Bakteri dari Tanah Tercemar
kuman dari media ke media
Hidrokarbon
Trypthopan borth, inkubasikan 370
Sebanyak 6 isolat bakteri berhasil
C kemudian ditambah 3–4 tetes reagen
diisolasi dari tanah tercemar hidrokarbon di
Kofac's melalui dinding tabung reaksi.
Balai Yasa PT. KAI. Isolat bakteri yang
Hasil positif ditandai
diperoleh merupakan isolat bakteri yang
terbentuknya cincin merah. Pseudomonas
dapat tumbuh pada media selektif CFMM
aeruginosa dan Acinetobacter
(Carbon Free Minimum Media). Isolat yang
pada uji indol negative.
tumbuh pada media diperkirakan
2.6. Uji Kemampuan Isolat Bakteri
merupakan bakteri yang memiliki
dalam Mendegradasi Hidrokarbon
kemampuan untuk medegradasi senyawa
Uji terhadap isolat yang memiliki
hidrokarbon. Kemungkinan tersebut terjadi
aktivitas pendegradasian senyawa carbon
karena media CFMM merupakan media

5
selektif yang kemudian ditambahkan
senyawa hidrokarbon sebagai sumber
nutrisi bakteri.
Tabel 3.1. Isolat Bakteri yang didapat dari
tanah tercemar di Balai Yasa Setelah
Diisolasi kedalam media CFMM selama 24
jam dalam suhu ruang

Pengenceran Warna
Isolat
Tanah Sampel Koloni
Isolat 1 10-5 Krem
Isolat 2 10-5 Krem
Isolat 3 10-5 Krem Gambar 3.1. Isolat 1, 2, 3, dan5 setelah
dilakukan pewarnaan gram (perbesaran
Isolat 4 10-5 Krem 400x)
Isolat 5 10-5 Krem Namun isolat 6 memiliki tepi koloni yang
-5
Isolat 6 10 Krem berbeda dari seluruh isolat. Tepi koloni dari
isolat 6 dapat dilihat pada gambar 2.2.
Koloni yang tumbuh pada media
CFMM memiliki warna putih pucat,
berbentuk lingkaran, dan tepi berbentuk
entire. Kemudian koloni-koloni tersebut
diinokulasi ke medium CFMM lain secara
terpisah antara koloni satu dengan koloni
lainnya. Media CFMM sebelumnya telah
ditambahkan sumber karbon berupa
senyawa Benzene. Isolat yang didapat diberi Gambar 3.2 Isolat 6 setelah dilakukan
pewarnaa.n gram (perbesaran 400x)
kode 1—6.
Dari seluruh isolat yang telah di uji
3.2. Pewarnaan Gram
pewarnaan gram, hanya isolat 4 yang
Pada pengujian pewarnaan gram pada
menunjukan warna biru atau ungu yang berarti
isolat 1, hasil yang ditunjukan adalah isolat
bahwa isolat 4 adalah bakteri dengan sifat
1 merupakan bakteri gram negatif karena
bakteri gram positif.
menghasilkan warna merah. Pengujian
yang sama dilakukan pada isolat 2, isolat 3,
isolat 5, dan isolat 6 hasilnya adalah isolat-
isolat tersebut memiliki sifat bakteri negatif.

6
terhadap sel karena bahan ini
menginaktifkan enzim dalam sel. Hidrogen
peroksida terbentuk sewaktu metabolisme
aerob, sehingga mikroorganisme yang
tumbuh dalam lingkungan aerob pasti
menguraikan bahan tersebut. Isolat 1—6
semuanya menghasilkan reaksi positif saat
pengujian katalase dilakukan .
Gambar 3.3. Isolat 4 setelah dilakukan
pewarnaan gram (perbesaran 400x) 3.3.2. Uji Fermentasi Karbohidrat
Uji Fermentasi Karbohidrat
3.3. Uji Reaksi Biokimia Bakteri digunakan untuk mengetahu kemampuan
Pada pengujian reaski biokimia bakteri bakteri dalam memfermentasikan berbagai
hasil yang muncul dididentifikasi macam bentuk karbohidrat. Media yang
menggunakan Bergey’s Manual of digunakan dalam uji fermentasi
Systematic Bacteriology Volume 1 (Krieg, karbohidrat adalah media Phenol Red
1984). Untuk pengujian biokimia Broth. Isolat yang ada diinokulasikan
digunakan tiga acuan tes biokimia yaitu Uji kedalam media dan diinkubasi selama 24
Katalase, Uji Methyl Red, dan Uji jam dalam suhu ruang. Isolat yang
Fermentasi Glukosa.. memiliki kemampuan memefermantasi
3.3.1. Uji Katalase karbohidrat akan ditandai dengan
Tujuan dilakukannya uji katalase perubahan warna media dari merah
adalah untuk mebedakan antara bakteri menjadi kuning serta dengan munculnya
Pseudomonas dan Acinetobacter, karena udara didalam tabung durham.
kelompok bakteri Pseudomonas dan Setelah diinkubasi selama 24 jam
Acinetobacter bersifat katalase positif. dalam suhu ruang, isolat 1—6 tidak
Isolat bakteri yang berumur 24 jam menunjukan reaksi positif yaitu tidak
kemudian ditetesi dengan senyawa terjadi perubahan warna media dan tidak
Hidrogen Peroksida, hasil positif reaksi muncul udara didalam tabung durham
ditandai dengan munculnya gelembung- 3.3.3. Uji Methyl Red
gelembung udara. Katalase merupakan
Uji Methyl Red dilakukaan untuk
enzim yang mengkatalisa penguraian
mengetahui kemampuan bakteri dalam
hidrogen peroksida menjadi H2O dan O2.
melakukan fermentasi metilen glikol.
Hidrogen peroksida bersifat toksik

7
Media yang digunakan dalam uji methyl
4 + + -
red dalah media Glukosa Pospat. Isolat
yang akan diuji, diinokulasikan kedalam
5 + + -
media dan diinkubasi selama 24—48 jam
dalam suhu ruang. Setelah diinkubasi
6 + + -
selama 48 jam, media glukosa pospat
kemudian diteteskan dengan 4-5 tetes
indikatos methil red. Reaksi positif
3.4. Uji Kemampun Bakteri Dalam
ditandai dengan terjadinya perubahan
Mendegradasi Senyawa Hidrokarbon
warna menjadi warna merah pada
3.4.1. Pengamatan Pertumbuhan Koloni
permukaan media.
dan Halozone
Setelah melakukan bebrapa rangkaian Uji terhadap isolat yang memiliki
pengamatan identifikasi bakteri, hasil yang aktivitas pendegradasian senyawa
didapat menunjukan bahwa isolat 1, 2, 3, 5, carbon dilakukan dengan mengukur
dan 6 berkemungkinan termasuk ke dalam diameter halozone. Terbentuknya halozone
genus Pseudomonas sesuai dengan data yang berdiameter besar menunjukkan
identifikasi yang terdapat didalam koloni tersebut memiliki aktivitas atau
Bergey’s Manual of Systematic kemampuan mendegradasi senyawa
Bacteriology Volume 1. karbon. Isolat yang mampu menghasilkan
halozone yang cukup besar ditumbuhkan
Tabel 3.2. Hasil pengujian reaksi biokimia
bakteri dengan metode uji katalase, uji methyl kembali pada medium padat pada cawan
red, dan uji fermentasi karbohidrat terhadap 6
petri. Efektifitas pendegradasian dapat di
isolat yang diisolasi dari tanah tercemar Balai
Yasa ukur dengan membandingkan diameter
Uji koloni dengan diameter halozone yang
Uji Uji Fermentasi
Isolat Methil terbentuk. Dalam melakukan pengujian
Katalase Karbohidrat
Red kemampuan bakteri digunakan tiga macam
jenis senyawa hidrokarbon yaitu minyak
1 + + -
goreng, benzene, dan minyak solar.
Media tumbuh isolat menggunakan
2 + + -
Media CFMM yang telah ditambahkan tiga
macam senyawa hidrokarbon sebanyak
3 + + -
1ml per media/cawan petri. Kemudian
isolat yang akan diuji kemampuanya
8
diinokulasikan kedalam media. setelah itu, Pengamatan terakhir dilakukan pada
inkubasi isolat selama 24-48 jam dalam hari ke-8. Pada hari terakhir pertumbuhan
suhu ruang. Pengamatan dilakukan setiap halozone sudah terlihat jelas. Beberapa
dua hari sekali dan pengamatan terakhir isolat yang tidak terlihat memiliki halozone
pada hari ke-delapan. Pada hari ke-dua, dari pengamatan sebelumnya mulai terlihat
beberapa isolat terlihat berhasil tumbuh memproduksi halozone walau sangat sukar
pada setiap media yang telah ditambahkan dilihat
senyawa hirdokarbon. Beberapa isolat
. Karena setiap isolat masih memiliki
sudah ada yang menghasilkan halozone
tiga nilai SI untuk setiap sumber karbon
namun masih tidak terlihat jelas,
yang digunakan, maka nilai-nilai SI yang
sedangkan beberapa isolat berhasil hidup
ada dirata-rataka, dan hasil rata-rata dari
namun belum memperlihatkan adanya
setiap nilai SI isolat dapat dilihat pada tabel
halozone.
3.3.
Pada media dengan sumber karbon
Tabel 3.3 Nilai rata-rata Solubilizatin Index
berupa minyak goreng, terjadi pensebaran untuk setiap isolat dan setiap sumber karbon
yang diujikan
pertumbuhan pada permukaaan media. Hal
ini terjadi karena minyak goreng yang
sukar tercampur dengan media
menggenang dipermukaan yang akhirnya
menyebarkan isolate bakteri yang telah
diinokulasi kan di tengah media menyebar
ke sekeliling media.

Nilai nol (0) pada tabel menunjukan


bahwa isolate tersebut tidak dapat hidup
dalam media tertentu atau dengan arti lain
isolate tersebut tidak dapat mendegradasi
jenis senyawa karbon tersebut
3.4. Grafik Perbandingan Nilai Index
Solubilisasi
Gambar 3.4 Pertumbuhan Halozone yang
Pada gambar 4.14, terlihat isolate 5
mulai dapat terlihat jelas pada media CFMM
dengan sumber karbon minyak tanah pada 8 memiliki nilai SI tertinggi dalam
hari setelah insolasi.
mendegradasi Minyak Tanah. Selain hal

9
tersebut isolate nomor 5 memiliki nilai SI kemampuannya dalam mendegradasi
tertinggi dalam mendegradasi Benzene. senyawa hidrokarbon.
Isolate 1, 3, dan 4 tidak dapat tumbuh 4. Kesimpulan dan Saran
dimedia dengan benzene, sehingga tidak 4.1. Kesimpulan
ada nilai SI dari ketiga isolate tersebut. Setelah melakukan beberapa pengujian
Grafik diatas memeperlihatkan nilai SI dari dalam penelitian maka kesimpulan yang
Isolat 6 adalah nilai SI tertinggi diperoleh dari penelitian yang telah
dibandingkan dengan nilai SI isolate dilakukan adalah:
lainnya. Pada media dengan solar, hanya 1. Sesuai dengan panduan yang ada di
isolate 3 yang tidak dapat tumbuh sehingga dalam Bergey’s Manual of
nilai SI pada penelitian ini adalah 0 (nol). Determinative Bacteriology Isolat
nomor 1, 2, 3, dan 5 merupakan
bakteri yang memenuhi karakteristik
morfologi dan warna gram yang
sesuai dengan genus Pseudomonas

2. Dari hasil pengujian hanya Isolat


nomor 5 (Psedumonas) dan nomor 6
Gambar 3.5 Perbandingan nilai SI pada tiap yang mampu mendegradasi tiga
isolat dengan sumber larbon berbeda sumber karbon yang berbeda yaitu
Dari hasil seluruh pengujian yang minyak tanah, solar, dan benzene yang
dilakukan, dapat disimpulkan tanah ditunjukan dengan nilai Solubilization
tercemar sampel mengandung bakteri Index berkisar antara 2.33—3 untuk
yang dapat mendegradasi senyawa Isolat 5(Psedumonas) dan 3—3.5
hidrokarbon. Dari seluruh isolate yang untuk Isolat 6
ditemukan yaitu isolate 1—6 hanya isolate 4.2. Saran
5 dan isolate 6 yang memiliki kemampuan Dari penelitian ini penulis dapat
untuk mendegradasi senyawa hidrokarbon memberikan beberapa saran, antara lain:
yang berbeda sesuai dengan senyawa
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
hidro karbonyang digunakan dalam
dalam identifikasi bakteri, agar dapat
penelitian ini. Serta isolate 5 memiliki
mengetahu dengan pasti spesies bakteri
kemungkinan besar merupaka bakteri
tersebut.
dengan genus Pseudomonas berdasarkan
pengujian karakteristik bakteri dan

10
2. Perlu dilakukan uji kemampuan Muhammad, A. (2013). Identifikasi Molekular
Bakteri Patogen dan Desain Primer
dengan menggunakan sumber PCR. 44.
hidrokarbon lain agar didapatkan data
Saraswati, R. (2007). Metode Analisis Biologi
yang lebih banyak lagi. Tanah. Bogor: Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan.
3. Remediasi tanah tercemar pada lokasi
Setyorini, D., Saraswati, R., & Anwar, E. (2009).
sampel supaya tidak terjadi akumulasi
Pupuk Organik dan Pupuk Hayati.
polutan yang semakin besar. Departemen Kehutanan.
4. Pemanfaatan lebih lanjut bakteri Wongsa, P., Tanaka, M., Ueno, A.,
Hasanuzzaman, M., Yumoto, I., &
sebagai salah satu upaya meremediasi
Okuyama, H. (2004). Isolation and
tanah tercemar senyawa hidrokarbon Characterization of Novel Strains of
Pseudomonas aeruginosa and Serratia
5. Daftar Pustaka
marcescens possessing high efficiency to
Adebusoye, S. A., Ilori, M. O., Amund, O., Degrade Gasoline, Kerosine, Diesel Oil,
Teniola, O. D., & Olatope, S. O. (2007`). dan Lubricating Oil. Current
Microbialdegradation of petroleum Microbiology.
hydrocarbons in polluted tropical
stream. Word Journal of Microbiology Wongsa, P., Tanaka, M., Ueno, A.,
& Biotechnology, 1149--1159. Hasanuzzaman, M., Yumoto, I., &
Okuyama, H. (2004). Isolation of
Atlas, R. M., & Bartha, R. (1998). Microbial caracterization of novel strain of
Ecology Fundamentals and Applications Pseudomonas aeruginosa and Serratian
4th Ed. Menlo: Benjamin/Cummings marcescens possessing high eficiency to
Publishing Company. degrade gasoline, kerosene, diesel oil,
and lubricating oil. Current
Becker, J. G., & Seagren, E. A. (2010).
Microbiology, 415--422.
Bioremediation of Hazardous Organics.
New Jersey: Wley-Blackwell. Yulipriyanto, H. (2010). Biologi Tanah dan
Gandjar, I., Sjamsuridzal, W., & Ariyanti, O. Strategi Pengelolaanya. Yogyakarta:
(2006). Mikologi Dasar dan Terapan. Graha Ilmu.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Hogg, S. (2005). Essential microbiology.
Chichester: John Wiley & Sons Ltd.
Ilyina, A., Castillo, S. M., & Villarreal, S. J.
(2003). Isolation of Soil Bacteria for
Bioremediaton of Hydrocarbon
Contamination. Bulletin of Moskow
University, 88--94.
Madsen, E. L. (2008). Environment Microbiology
from Genomes to Biogeochemistry.
Malden: Blackwell Publisher.
Meier, M. T., Pepper, I. L., & Gerba, C. P. (2000).
Environmentak Microbiology. San
Diego: Academic Press.

11

Anda mungkin juga menyukai