DISUSUN OLEH :
BENGKULU
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Sistem indra pada manusia”.
Sehingga penulis dapat menuangkan ide-ide untuk menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta
salam tidak lupa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita
semua dari alam kebodohan menuju kealam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan di susun dalam
berbagai keterbatasan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun, sehingga mendorong kami untuk bisa memperbaikinya. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga
dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
Penulis berharap makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penulis, dan umumnya bagi
siapa saja yang membacanya. Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAAN
A. Kesimpulan...........................................................................................17
B. Saran ....................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Alat indra adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis ransangan tertentu. Semua
organisme memiliki reseptor sebagai alat penerima informasi. Reseptor diberi nama berdasarkan
jenis ransangan yang diterimanya, seperti kemoreseptor (penerima ransang zat kimia),
fotoreseptor (penerima ransang cahaya), audioreseptor (penerima ransang suara) dan
mekanoreseptor (penerima ransang fisik, seperti tekanan, sentuhan, dan getaran). Selain itu
dikenal pula beberapa reseptor yang berfungsi mengenali perubahan lingkungan luar yang
dikelompokkan sebagai eksoreseptor. Sedangkan kelompok reseptor yang berfungsi untuk
mengenali lingkungan dalam tubuh disebut interoreseptor. Interoreseptor terdapat diseluruh
tubuh manusia. Eksoreseptor yang kita kenal ada lima macam, yaitu indra penglihatan (mata),
indra pendengaran (telinga), indra pembau (hidung), indra pengecap (lidah) dan indra peraba
(kulit). Tiap- tiap organisme makhluk hidup mempunyai sistem koordinasi yang disebut
koordinasi indra untuk melakukan aktivitas sehari- hari baik itu pada hewan vetebrata ataupun
pada hewan in vetebrata. Hewan- hewan ini memiliki suatu alat indra. Misalnya untuk meliha.
Hewan vetebrata atau hewan bertulang belakang memiliki indra penglihat atau mata, indra
pencium (hidung), indra peraba (kulit) dan indra pendengar (telinga).
Akan tetapi tidak semua makhluk hidup menggunakan semua alat indranya untuk
melakukan aktifitasnya. Contohnya pada hewan invetebratanya seperti protozoa hewan ini tidak
memiliki indra, akan tetapi peka terhadap rangsangan, Coloenterata menggunakan Tentakel
sebagai alat peraba, pada cacing tanah memiliki indra yang berada dipermukaan tubuhnya dan
peka terhadap rangsangan. Hewan ini hanya mampu membedakan antara gelap dan terang saja.
Pada hewan vetebrata mereka memiliki sistem koodinasi atau alat indera yang sempurna.
Hewan- hewan ini menggunakan mata untuk melihat, hidung yang berfungsi sebagai indra
pencium, tangan atau kulit sebagai indra peraba dan telinga yang berfungsi sebagai indra
pendengar. Begitu juga pada manusia. Kita memiliki hidung, mata kulit atau tangan dan telinga
untuk menjalankan fungsinya masing- masing sesuai dengan kegunaannya.
1
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai
berikut:
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sesuai dengan rumusan masalah di atas adalah
sebagai berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Koroid merupakan lapisan tengah yang tipis dan berwarna gelap. Lapisan ini banyak
mengandung pigmen dan pembuluh darah. Pada bagian depan koroid, dibelakang kornea
terdapat suatu struktur yang disebut iris. Iris berbentuk bulat dan terdiri atas otot-otot sirkular
berpigmen. Warna mata kita ditentukan oleh pigmen pada iris. Iris berfungsi untuk mengatur
ukuran pipil atau banyaknya cahaya yang masuk ke mata.
Retina merupakan lapisan dalam dari mata yang mengandung fotoreseptor dan sel-sel
saraf yang sensitif terhadap cahaya. Retina mengandung dua macam fotoreseptor, yaitu sel
batang dan sel kerucut. Sel batang sangat sensitif terhadap cahaya, tetapi tidak bisa membedakan
warna. Pada malam hari atau keadaan gelap, sel tersebut hanya melihat warna cahaya hitam dan
putih. Sel kerucut (konus) sensitif terhadap cahaya, tetapi pada panjang gelombang yang berbeda.
Pada tempat terang, sel-sel ini mampu membedakan warna didalam retina, sel mengirim sebuah
pesan disepanjang saraf optik menuju otak. Otak kemudian memisah-misahkan semua pesan dari
masing-masing sel reseptor dan membangun sebuah bayangan.
b. Mekanisme Melihat
Kita dapat melihat suatu benda karena adanya pantulan cahaya dari benda tersebut masuk
ke mata. Secara garis besar, pantulan cahaya tersebut akan masuk ke mata secara berurutan.
Yaitu melalui kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor dan akhirnya ditangkap oleh
fotoreseptor di retina. Pantulan cahaya yang masuk menembus kornea akan diteruskan melewati
pupil. Banyaknya cahaya yang masuk melewati pupil diatur oleh iris. Melalui pupil, cahaya
diteruskan menembus lensa mata. Pada lensa mata terjadi perubahan bentuk sehingga dapat
memfokuskan cahaya pada retina. Dalam hal ini lensa melakukan perubahan bentuk dengan cara
mencembungkan atau memipih.
Pada retina terbentuk bayangan nyata, terbalik dan lebih kecil daripada ukuran objek
aslinya. Saat fotoreseptor di retina menerima ransangan cahaya, impuls akan diteruskan kedalam
serat-serat saraf. Impuls-impuls ini dikirim disepanjang saraf optik ke pusat penglihatan di otak
depan (lobus oksipital), sehingga menghasilkan suatu kesan yang sesuai aslinya, baik ukuran,
warna maupun jarak dari objek. Selanjutnya, pembalikan bayangan pada retina dilakukan
didalam pusat optik di otak sehingga membentuk kesan objek yang tidak terbalik.
4
c. Kelainan Atau Penyakit Pada Mata
Pada anak-anak, titik dekat mata bisa sangat pendek, kira-kira 9cm untuk anak umur 11
tahun. Makin tua, jarak titik dekat makin panjang. Sekitar umur 40-50 tahun terjadi perubahan
yang menyolok, yaitu titik dekat mata sampai 50cm, oleh karena itu memerlukan pertolongan
kaca mata untuk membaca berupa kaca mata cembung (positif). Cacat mata seperti ini disebut
Presbiopi atau mata tua karena proses penuaan. Hal ini disebabkan oleh elastisitas lensa
berkurang. Penderita presbiopi dapat dibantu dengan lensa rangkap. Mata jauh dapat terjadi pada
anak-anak yang disebabkan bola mata terlalu pendek sehingga bayang-bayang jatuh dibelakang
retina. Cacat mata pada anak-anak seperti ini disebut Hipermetropi.
Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebabkan oleh bola mata terlalu panjang
sehingga bayang-bayang dari benda yang jaraknya jauh akan jatuh didepan retina. Pada mata
dekat ini orang yang tidak dapat melihat benda yang jauh, mereka hanya dapat melihat benda
yang jaraknya dekat. Untuk cacat seperti ini orang dapat ditolong dengan lensa cekung (negatif).
Miopi biasanya terjadi pada anak-anak.
Astigmatisma merupakan kelainan yang disebabkan bola mata atau permukaan lensa mata
mempunyai kelengkungan yang tidak sama, sehingga fokusnya tidak sama, akibatnya bayang-
bayang jatuh tidak pada tempat yang sama. Untuk membantu orang yang cacat seperti ini dibuat
lensa silindris, yaitu yang mempunyai beberapa fokus.
Katarak adalah cacat mata yaitu buramnya dan berkurang elastisitasnya lensa mata. Hal
ini terjadi karena adanya pengapuran pada lensa. Pada orang yang terkena katarak pandangan
menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang.
Kelainan-kelainan mata yang lain diantaranya Imeralopi (rabun senja), yaitu pada senja
hari penderita menjadi rabun. Xeroftami yaitu kornea menjadi kering dan bersisik. Keratomealasi
yaitu kornea menjadi putih dan rusak.
5
a. Struktur Telinga Telinga manusia dibagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar,
telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar dan telinga tengah mengandung udara
sedangkan telinga dalam berisi dua macam cairan, yaitu berupa perilimfa dan
endolimfa.
Telinga luar
Telinga luar merupakan sebuah tabung terbuka pada bagian samping kepala dan masuk
hingga mencapai gendang telinga. Bagian paling luar dari telinga luar merupakan bentuk
pemanjangan dari kulit dan tulang rawan yang disebut daun telinga atau pinna. Pada manusia
dan mamalia, daun telinga berguna untuk meningkatkan konsentrasi dan mengarahkan getaran ke
dalam telinga. Saluran luar yang dekat lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus
serta cairan lilin yang berguna untuk mencegah kotoran masuk.
6
Telinga Tengah
Telinga tengah dimulai dari gendang telinga (membran timpani), sampai ke jendela oval.
Jendela oval merupakan sebuah membran yang terdapat dibawah tulang sanggurdi. Diantara
membran timpani dan jendela oval terdapat tiga tilang kecil, yaitu tulang martil (maleus), tulang
landasan (inkus) dan tulang sanggurdi (stapes). Dari tulang-tulang kecil ini getaran dari membran
timpani diteruskan ke telinga dalam melewati jendela oval. Telinga tengah dihubungkan dengan
rongga mulut oleh pembuluh eustachius.
Telinga Dalam
Rongga telinga dalam terdiri dari berbagai rongga yang menyerupai saluran-saluran.
Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan dilapisi dengan membran sehingga disebut juga
labirin membran. Labirin tulang terdiri dari tiga bagian, yaitu vestibula, kokle (rumah siput), dan
tiga saluran setengah lingkaran.
7
Rumah siput atau koklea merupakan suatu tabung yang panjangnya sekitar 3cm dan
bergelung seperti cangkang siput serta berisi cairan limfa. Kokle tersebut berbentuk saluran
melingkar yang terdiri atas tiga ruangan, yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani.
Skala vestibuli dan skala timpani mengandung cairan yang disebut perilimfe. Skala media juga
mengandung cairan yang disebut endolimfe. Skala vestibuli berhubungan dengan skala timpani
melalui lubang kecil yang disebut helikotrema. Skala vestibuli berakhir pada jendela oval
(foramen ovale). Sedangkan skala timpani berakhir pada jendela bundar. Antara skala vestibuli
dengan skala media terdapat membran Reissner, sedangkan antara skala media dengan skala
timpani terdapat membran basiler. Di dalam skala media terdapat suatu tonjolan yang disebut
membran terktorial yang sejajar dengan membran basiler.
Di dalam skala media bagian dalam atau tengah terdapat organ korti. Organ korti berisi
ribuan sel rambut sensori yang merupakan reseptor getaran (reseptor vibrasi). Sel-sel rambut
tersebut terletak di antara membran basiler dan membran tektorial. Dasar dari sel reseptor
pendengar tersebut berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf
pendengar.
8
rongga hidung bagian atas. Reseptor olfaktori memiliki rambut-rambut olfaktori yang terbenam
pada lapisan mukus. Rambut-rambut olfaktori merupakan penonjolan dari dendrit, sedangkan
ujung yang lainnya merupakan akson membentuk sinapsis dengan sel saraf lain di dalam bulbus
olfaktori (otak). Pada rambut-rambut olfaktori terdapat protein reseptor bau.
Bau bahan kimia yang terhirup bersama udara (berupa gas) tidak langsung naik ke
bulbus olfaktori, melainkan berdifusi di dalam lapisan mukus dan berikatan dengan reseptor pada
dendrit. Selanjutnya sel-sel reseptor olfaktori teransang dan menimbulkan impuls-impuls saraf
yang kemudian dikirim oleh saraf olfaktori ke pusat penciuman (otak)
Di otak informasi bau diolah atau diterjemahkan sehingga menimbulkan sensasi bau.
9
Otak dapat mengingat aroma tertentu karena tabung olfaktori berhubungan langsung
dengan pusat emosi dan memori di otak. Misalnya, saat mencium bau parfum tertentu kita akan
ingat pada seseorang yang pernah memakai parfum tersebut.
10
Kuncup pengecap tersusun dari sel pendukung dan sel pengecap yang bentuknya memanjang
dan memiliki mikrovili. Pada mikrovili terdapat reseptor molekul protein yang menyebabkan
otak dapat mengenali lima pengecap dasar yaitu manis, asam, pahit dan asin.
11
a. StrukturKulit
Indera peraba pada manusia adalah kulit. Kulit memiliki beberapa tipe reseptor sensorik.
Misalnya, berupa mekanoreseptor, nosiseptor dan termoreseptor. Oleh sebab itu, kulit
sangat sensitif terhadap sentuhan, panas, dingin, tekanan dan rasa sakit (nyeri). Jika kulit
di ransang, maka berbagai ransangan yang berbeda dapat muncul. Perbedaan macam
ransangan yang muncul di tentukan oleh reseptor-reseptor khusus (indera) yang terdapat
pada ujung-ujung saraf.
Pada umumnya, terdapat dua macam bentuk ujung saraf pada reseptor kulit yaitu reseptor
berujung saraf bebas dan reseptor dengan ujung saraf berselubung kapsul/selaput. Reseptor
berujung saraf bebas terdapat di seluruh jaringan tubuh dan berfungsi untuk mendeteksi rasa
sakit. Reseptor dengan ujung saraf berselubung atau berselaput dapat berupa Korpuskel Meissner
dan Diskus Merkel, berfungsi mendeteksi rangsangan sentuhan lunak, Korpuskel Pacini
mendeteksi rangsangan tekanan, Korpuskel Ruffini mendeteksi rangsangan panas dan Korpuskel
Krause mendeteksi rangsangan dingin.
Semua reseptor khusus tidak terdistribusi secara merata pada kulit. Wilayah-wilayah kulit
tertentu dapat saja jauh lebih peka dibandingkan wilayah-wilayah kulit lainnya terhadap suatu
rangsangan. Misalnya, ujung jari dan bibir sangat peka terhadap sentuhan, jauh lebih peka
dibandingkan punggung tangan.
12
Kelainan pada kulit yaitu Jerawat, terjadi karena pori-pori kulit tersumbat sehingga
menimbulkan kantung nanah (Neutrofil mati) yang meradang. Paru/Kurap (Pitriyasis versikolor)
yaitu salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Kutu air adalah penyakit kulit akibat
terinfeksi krustasea kecil (zooplankton) penghuni air. Bisul (abses) yaitu pembengkakan pada
jaringan kulit berisi nanah (Neutrofil mati) yang disebabkan oleh infeksi.
Ikan memiliki indera yang disebut gurat sisi, mata, alat pedengaran dan alat pencium.
Gurat sisi berfungsi mengetahui perubahan air. Sehingga ikan mengetahui kedudukannya
didalam air. Indra yang berkembang baik pada ikan adalah indra pecium dan indra penglihat.
Indra penglihatan pada ikan berupa sepasang mata yang dilindungi selaput yang tembus cahaya.
Indera pencium pada ikan terdapat didekat mulutnya. Indera pendengar ikan hanya terdiri dari
atas telinga dalam saja yang berfungsi sebagai organ pendengar dan alat keseimbangan indra
pendengar ini kurang berkembang dengan baik.
Pada katak indera penglihatan dan indera pencium berkembang lebih baik dari pada
organ indera lainnya. Inder apenglihatan pada katak berupa mata yang dilindungi kelopak dan
membran tembus cahaya yang disebut membran niktitans. Membran ini berfungsi menjaga
kelembaban mata selama didarat dan menghindari gesekan selama di air. Indera pendengar pada
katak hanya terdiri dari telinga bagian tengaj dan telinga bagian dalam. Bagian telinga paling
luar berupa selaput gendang telingan (Membran timpani) yng berfungsi menangkap getaran
suara.
13
c) Sistem Indra pada Reptil
Indera reptil yang berkembang dengan baik adalah indera pencium. Pada kadal dan ular,
indera penciumnya terletak di langit- langit rongga mulutnya, berupa lubang- lubang kecil yang
tepinya mengandung sel- sel saraf pencium.
Indera pada burung yang berkembang dengan baik adalah indera penglihatan yaitu mata.
Mata burung dapat berakomodasi dengan baik. Burung yang hiduo dan mencari makanan pada
malam hari pada retinanya banyak mengandung sel batang. Sedangkan burung yang hidup dan
mencari makanan pada retinanya banyak mengandung sel kerucut. Umumnya burung memiliki
daya akomodasi yang sangat baik sehingga dapat melihat mangsanya dari jauh.
Indera mamalia umumnya berkembang dengan baik. Kepekaan indera pada masing-
masing mamalia berbeda- beda misalnnya kuncing, anjing mempunyai indera pendengaran yang
istimewa. Selain indera pendengran, anjing memiliki indera pencium yang sangat tajam.
Menangkap getaran bunyi setinggo 150.000 Hz.
Pada umumnya tidak memiliki indera, tetapi peka terhadap rangsangan cahaya. Bila ada
cahaya kuat, amoeba dan paramaecium akan menjauh. Englena hanya memiliki alat menerima
rangsang cahaya berupa bintik mata berwarna merah didekat flagelnya. Bila ada cahaya tersebut.
14
Hewan berongga seperti ubur- ubur memiliki sel- sel pigmen dan sel sensori yang peka
tehadap cahaya serta sejumlah tentakel sebagai alat peraba.
Bekicot mempunyai dua pasang antena. Pada sepasang antenna yang panjang, diujungnya
terdapat mata sebagai indra penglihatan, sedangkan sepasang antena yang pendek berfungsi
sebagai indera peraba.
Cacing pipih, contohnya planaria memiliki sepasang bintik mata pada bagian interior
tubuhnya. Bintik mata tersebut sangat peka terhadap rangsangan cahaya. Planaria cenderung
bergerak menjahui cahaya.
Cacing tanah memiliki indera penerima rangsangan yang cukup baik. Indera tersebut
berada di permukaan tubuhnya dan hanya mampu membedakan gelap terang. Sel- sel yang sesitif
terhadap rangsangan cahaya tersebut di lapisan kulit bagian dorsal,(atas), terutama pada bagian
anterior (depan). Cacing tanah cenderung bergerak menjauhi cahaya. Cacing tanah juga peka
terhadap rangsangan- rangsangan sentuhan, zat- zat kimia, dan suhu.
Serangga memiliki indera penglihatan berupa mata tunggal (oseli), mata majemuk (mata
faset) dan ada pula yang memiliki keduanya. Mata tunggal umumnya berbentuk segitiga, mata
majemuk terdiri dari ribuan alat penerima rangsangan cahaya yang disebut Omatidium. Setiap
omatidiun terdiri dari lensa, sel konus, pigmen, sel fotoreseptor, dan jatuh tegak lurus pada lensa.
Apabila dibagi kedalam kelompok alat indera, maka dapat kita bagi kedalam tiga grup
kelompok, yakni :
Kemoreseptor
15
Kemoreseptor Yaitu alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu
indera pembau (hidung) dan indera pengecap (lidah). Penciuman, penghiduan, atau olfaksi,
adalah penangkapan atau perasaan bau. Perasaan ini dimediasi oleh sel sensor tespesialisasi pada
rongga hidung vertebrata, dan dengan analogi, sel sensor pada antena invertebrata.Untuk hewan
penghirup udara, sistem olfaktori mendeteksi zat kimia asiri atau, pada kasus sistem olfaktori
aksesori, fase cair. Pada organisme yang hidup di air, seperti ikan atau krustasea, zat kimia
terkandung pada medium air di sekitarnya. Penciuman, seperti halnya pengecapan, adalah suatu
bentuk kemosensor. Zat kimia yang mengaktifkan sistem olfaktori, biasanya dalam konsentrasi
yang sangat kecil, disebut dengan bau.
Mekanoreseptor
Mekanoresptor Yaitu alata indera yang merespon terhadap rangsangan gaya berat,
tegangan suara dan tekanan yakni indera peraba (kulit) dan indera pendengaran (telinga).
Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara. Dalam manusia dan binatang bertulang
belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga, syaraf-
syaraf, dan otak. Tidak semua suara dapat dikenali oleh semua binatang. Beberapa spesies dapat
mengenali amplitudo dan frekuensi tertentu. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz sampai
20.000 Hz. Bila dipaksa mendengar frekuensi yang terlalu tinggi terus menerus, sistem
pendengaran dapat menjadi rusak.
Photoreseptor/ Fotoreseptor
Photoreseptor Yaitu alat indera yang merespon terhadap rangsangan cahaya seperti indera
penglihatan atau mata. Penglihatan adalah kemampuan untuk mengenali cahaya dan
menafsirkannya, salah satu dari indra. Alat tubuh yang digunakan untuk melihat adalah mata.
Banyak binatang yang indra penglihatannya tidak terlalu tajam dan menggunakan indra lain
untuk mengenali lingkungannya, misalnya pendengaran untuk kelelawar.
BAB III
16
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna.
Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot penggerak
bola mata, kotak mata, kelopak, dan bulu mata. Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama
dengan cara kerja kamera, kecuali cara mengubah fokus lensa. Ada berbagai macam kelainan
pada mata, seperti: presbiopi, hipermetropi, miopi, astigmatisma, katarak, imeralopi, xeroftalxni,
keratomealasi, dan lain sebagainya.
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan tubuh. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar,
telinga tengah, dan telinga dalam. Ada berbagai kelainan pada telinga, seperti: tuli, congek, otitis
eksterna, perikondritis, eksim, cidera, tumor, kanker, dan lain sebagainya.
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas,
dingin, sakit, dan tekanan. Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan
dalam yang disebut lapisan dermis. Kelainan-kelainan yang ada pada kulit yaitu: jerawat, panu,
kadas, skabies, eksim, biang keringat, dan lain sebagainya.
Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Permukaan
lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor
pengecap berupa tunas pengecap. Lidah berfungsi sebagai pengecap rasa dan sebagai pembantu
dalam tindakan berbicara. Kelainan yang ada pada lidah yaitu: oral candidosis, atropic glossitis,
geografic tongue, fissured tongue, glossopyrosis, dan lain sebagainya.
Indra pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada
lapisan lendir bagian atas. Kelainan-kelainan yang ada pada hidung yaitu: angiofibroma juvenil,
papiloma juvenil, rhinitis allergica, sinusitis, salesma dan influensa, anosmia, dan lain
sebagainya.
B. Saran
17
Pada sistem indra ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik karena
bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan mengkonsumsi makanan. Untuk
itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat beraktivitas dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
18
Anonim, 2013. Alat indera pada manusia 9.1
http://www.crayonpedia.org/mw/Alat_Indra_Pada_Manusia_9.1, (online), diakses
tanggal 04 Juni 2010.
Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Malang.Jurusan Biologi UM
19