NPM : 193515516068
Prodi : Administrasi Publik
Dosen Pengampu : Dr. Drs. Adjat Daradjat, M.Si.
Mata Kuliah : Reformasi Administrasi
Apresiasi 1
1. Krisis Politik
Secara hukum, kedaulatan rakyat dapat dilakukan oleh MPR. Namun pada kenyataannya
anggota MPR ini juga sudah diatur dan direkayasa dimanasebagian besar anggota MPR
diangkat berdasarkan ikatan kekeluargaan (Nepotisme). Selain itu, penyelenggaraan negara
pada masa Orde Baru ini berjalan secara tidak transparan, dimana banyak terjadi
pembredelan terhadap media massa yang berseberangan dengan pemerintah sehingga aspirasi
rakyat tidak tersalurkan. Hal tersebut menimbulkan ketidakpercayaan pada rakyat pada
pemerintah Orde Baru sehingga munculah kaum reformis.
2. Krisis Ekonomi
Pada masa itu krisis moneter terjadi di wilayah negara-negara Asia Tenggara yang dapat
mempengaruhi perekonomian Indonesia. Indonesia juga mengalami pelemahan nilai mata
uang Rupiah yang sangat drastis, utang-utang negara dan swasta, serta peyimpangan yang
terjadi pada sistem ekonomi dimana para konglomerat menguasai bidang-bidang ekonomi
dengan cara monopoli, oligopoli, korupsi, dan kolusi.
3. Krisis Hukum
zaman Orde Baru juga banyak sekali terjadi penyimpangan hukum. Beberapa
diantaranya, antara lain:
o Hukum dijadikan suatu alat pembenaran atas kebijakan dan tindakan pemerintah.
o Banyak terjadi rekayasa pada suatu proses peradilan bila menyangkut penguasa,
keluarga, dan kerabatnya.
o Kehakiman berada di bawah kekuasaan eksekutif sehingga cenderung dapat melayani
kehendak penguasa.
4. Krisis Sosial
Selama Orde Baru masyarakat Indonesia terbagi dalam dua kelas, antara lain:
o Kaum Elit merupakan elit politik dan para pengusaha dari keturunan Tionghoa yang
dekat dengan pemerintahan Orde Baru atau keluarga Cendana.
o Rakyat Kecil merupakan masyarakat biasa yang bukan kerabat atau kenalan dari
keluarga Cendana. Kesenjangan sosial ekonomi yang terjadi di Indonesia ini
menyebabkan kecemburuan, sehingga menimbulkan kerusuhan dan penjarahan.
Puncaknya, sebagian besar masyarakat yang ada di Indonesia sudah tidak percaya lagi
pada pemerintahan Orde Baru. Hal ini kemudian dapat menimbulkan banyak demonstrasi dan
kerusuhan yang meminta agar pemerintah Orde Baru turun. Tragedi Trisakti pada tanggal 12
Mei 1998 adalah puncaknya, dimana 4 mahasiswa tertembak mati karena melakukan
demonstrasi. Peristiwa tersebut kemudian dapat menyulut lebih banyak kerusuhan dan
penjarahan sampai akhirnya Presiden Soeharta mengundurkan diri dari jabatannya sebagai
presiden.