Anda di halaman 1dari 6

Nama : Alberd Boi Samosir

NIM : C0C020017
Prodi : DIII Akuntansi
Semester/Kelas : 4/A
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Mata Kuliah : Aspek Hukum Dalam Bisnis
Dosen Pengampu : Adi Ikhsan Syukri Amri, S.E., M.H

PRODI D-III AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
Tugas Aspek Hukum Dalam Bisnis Rabu 30 Maret 2022

Kasus-Kasus Tentang Perlindungan Konsumen di Indonesia:

1. OJK Ingin Sengketa Jasa Keuangan Diselesaikan via LAPS


Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan mendorong masyarakat untuk menyelesaikan
sengketa keuangan melalui Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa yang diakui
oleh OJK.

"LAPS memungkinkan penyelesaian sengketa terkait lembaga keuangan di luar


pengadilan," kata Deputi Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen
OJK Anggar B. Nuraini di sela seminar di Jakarta, Selasa (22/3/2016).

Dia melanjutkan keberadaan LAPS juga membuat setiap orang, termasuk yang berada
di daeah terpencil, bisa melakukan gugatan atas dugaan ketidakadilan yang didapat
dari pelaku usaha jasa keuangan (PUJK).
Anggar mengungkapkan ada enam LAPS independen yang diakui oleh OJK yaitu
Badan Mediasi dan Arbitrase  Asuransi Indonesia (BMAI), Badan Arbitrase Pasar
Modal Indonesia (BAPMI), Badan Mediasi Dana Pensiun (BMDP), Lembaga
Alternatif Penyelesaian Sengketa Perbankan Indonesia (LAPSPI), Badan Arbitrase dan
Mediasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (BAMPPI) dan Badan Mediasi Pembiayaan
dan Pegadaian Indonesia (BMPPI).

Terkait biaya, khusus untuk asuransi umum, penanganan pengaduan atau sengketa
dengan nilai di bawah Rp500 juta dan Rp750 juta tidak dipungut biaya.

Aturan tentang LAPS ada dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 1/POJK.07/2014.
Sementara perlindungan konsumen diatur pada POJK Nomor 1/POJK.07/2013 tentang
Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan.

Ketika terjadi sengketa, OJK menyarankan agar konsumen terlebih dahulu melakukan
mediasi pribadi dengan lembaga jasa keuangan. Jika merasa belum puas, konsumen
dapat menyampaikan pengaduan ke LAPS.

Syarat pertama, konsumen menyertakan dokumen pelaporan berupa KTP, kronologis


kejadian dan dokumen-dokumen pendukung, termasuk bukti laporan ke PUJK dan
pernyataan bahwa sengketa tidak sedang dalam proses peradilan di pengadilan maupun
lembaga penyelesaian sengketa lain.

Kalau sudah dikonfirmasi, LAPS akan mengarahkan pihak yang bersengketa untuk
melakukan mediasi. Bila tidak bisa diselesaikan, maka akan berlanjut ke tahap
adjudikasi atau arbitrase dengan melibatkan pihak ketiga yang ditunjuk oleh pihak
yang berseteru.
Proses adjudikasi diterapkan untuk kasus sederhana dengan jumlah klaim yang kecil,
terutama di bidang retail. Keputusan adjudikasi mengikat apabila konsumen menerima
keputusan pihak ketiga (yang disebut majelis adjudikator).

Sementara arbitrase adalah untuk kasus sengketa kompleks dengan klaim bernilai
besar. Dalam arbitrase, keputusan dari pihak ketiga yaitu majelis arbiter, bersifat
mengikat final dan mengikat bagi pihak-pihak yang bersengketa.

Keputusan yang dihasilkan dari laporan ke LAPS harus dilaksanakan dalam


pengawasan LAPS dan OJK.

Konsumen lembaga jasa keuangan dapat menghubungi layanan konsumen OJK di


nomor 1500655 jika membutuhkan informasi lebih lanjut tentang LAPS. Selain itu
juga bisa mengontak melalui surat elektronik di konsumen@ojk.go.id, di laman resmi
sikapiuangmu.ojk.go.id, juga faksimile melalui nomor (021) 3866032.

Pun bisa berkirim surat ke Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan
Perlindungan Konsumen (EPK) dengan alamat Menara Radius Prawiro Lantai 2,
Komplek Perkantoran Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin Nomor 2, Jakarta.
Konsumen juga bisa menghubungi kantor-kantor OJK yang ada di daerah masing-
masing.

2. YLKI: Produsen Pembalut Berklorin Langgar UU Konsumen


Suara.com - Dalam uji sampel yang dilakukan Yayasan Lemabaga Konsumen Indonesia
(YLKI) pada sembilan merek pembalut dan tujuh merek pantyliner yang beredar di
pasaran, ditemukan bahwa semua sampel positif mengandung klorin.
Padahal zat kimia ini biasa digunakan sebagai pemutih pada proses produksi kertas,
pakaian dan sejenisnya.
Menurut peneliti YLKI, Arum Dinta, penggunaan klorin pada pembalut bisa
menyebabkan berbagai masalah kesehatan di organ kewanitaan mulai dari iritasi, gatal,
keputihan hingga kanker serviks.
Oleh karena itu YLKI menegaskan bahwa produsen pembalut mengandung klorin telah
melanggar UU Perlindungan Konsumen no.8 tahun 1999, pasal 4 karena tidak
menyediakan produk yang aman bagi konsumen.

"Perusahaan telah melanggar hak-hak konsumen atas keamanan produk, dan informasi
komposisi yang tidak dicantumkan pada beberapa merek pembalut yang kami uji," kata
Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian YLKI usai konferensi pers di Jakarta, Selasa
(7/7/2015).
Di Indonesia sendiri, lanjut dia, SNI (Standar Nasional Indonesia) pembalut dan
pantyliner belum mencantumkan kadar klorin yang diperbolehkan. Sementara FDA, atau
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat justru merekomendasikan untuk
tidak menggunakan klorin sebagai material pembalut atau pantyliner.
"Ini juga merupakan kelalaian pemerintah. Kami sudah menyurati Kemenkes sebagai
pihak yang memberikan ijin registrasi. Tapi hingga kini belum ada tanggapan" imbuh
Tulus.
Berikut daftar merek pembalut dan pantyliner mengandung klorin yang diuji oleh YLKI.
Pembalut:
1. CHARM, diproduksi oleh PT Uni Charm Indonesia, mengandung kadar klorin 54.73
ppm
2. Nina Anion, didistribusikan oleh PT Panca Talentamas, mengandung kadar klorin 39.2
ppm
3. My Lady, didistribusikan PT Sehat Anugerah Perkasa, mengandung kadar klorin 23.44
ppm
4. VClass Ultra, diimpor oleh PT Softex Indonesia, mengandung kadar klorin 17.74 ppm
5. Kotex, diproduksi oleh PT Kimberly-Clark Indonesia, mengandung kadar klorin 8.23
ppm
6. Hers Protex, diproduksi oleh PT. Multi Duta Sari, mengandung kadar klorin 7.93 ppm
7. Laurier, diproduksi oleh PT. KAO Indonesia, mengandung kadar klorin 7.77 ppm
8. Softex, diproduksi oleh PT Softex Indonesia, mengandung kadar klorin 7.3 ppm
9. SOFTNESS Standard Jumbo Pack, mengandung kadar klorin 6.05 ppm.

Pantyliner:
1. V Class, diproduksi oleh PT Softex Indonesia, mengandung kadar klorin 14.68 ppm
2. Pure Style, diproduksi oleh PT Uni Charm Indonesia, mengandung kadar klorin 10.22
ppm
3. My Lady, didistribusikan PT Sehat Anugerah Perkasa, mengandung kadar klorin   9.76
4. Kotex Fresh Liners, diproduksi oleh PT Kimberly-Clark Indonesia, mengandung kadar
klorin 9.66 ppm
5. Softness Panty Shileds, diproduksi oleh PT Softness Indonesia Indah, mengandung
kadar klorin 9.00 ppm
6. Carefree Superdry, diimpor Johnson & Johnson Indonesia, mengandung kadar klorin
7.58 ppm
7. Laurier Active Fit, diproduksi PT KAO Indonesia, mengandung kadar klorin 5.87
ppm.

3. Anggota Komisi VI Minta Kepolisian Usut Tuntas Kasus Minyak


Goreng Palsu
TEMPO.CO, Jakarta -Anggota Komisi VI DPR Intan Fauzi meminta instansi terkait, dalam hal
ini kepolisian mengusut tuntas kasus peredaran dan penjualan minyak goreng palsu di tengah
langka dan melonjaknya harga minyak goreng. Sebelumnya, beredar minyak goreng palsu yang
ternyata merupakan air berpewarna di Kudus, Jawa Tengah.

"Karena kasus minyak goreng palsu itu akan meresahkan masyarakat dan jelas membahayakan
bagi kesehatan dan sebagainya,” katanya dalam rilis Kamis, 17 Februari 2022.

Menurutnya, tindakan tersebut ada unsur kesengajaan membuat, menjual, mengedarkan minyak
goreng palsu, sehingga baik pelaku maupun distributornya harus dijatuhi sanksi.

Ads by Kiosked
Intan menilai, fenomena minyak goreng palsu tersebut merupakan unsur kesengajaan yang
masuk dalam kategori kriminal. "Artinya dengan kesengajaan air kemudian dicampur pewarna
ini, tentu harus diusut secara tuntas karena ini masuk kategori kriminal," katanya.

Oleh karena itu, kasus minyak goreng palsu harus diusut tuntas agar tidak semakin meluas
terjadi di daerah lain. Sebab, dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen telah diatur
dengan tegas mengenai pemalsuan produk.

"Temuan minyak goreng palsu ini harus terus diusut, bukan tidak mungkin hanya terjadi di
Kudus, Jawa Tengah, tetapi juga peredarannya bisa meluas," kata politisi Partai Amanat
Nasional (PAN) ini.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) mengatakan perlu koordinasi sinergis antar lembaga
terkait, sehingga kasus tersebut tidak membuat masyarakat resah. terlebih di tengah sulitnya
mendapatkan minyak goreng di pasaran.
"Jadi kalau minyak goreng palsu, jelas bahwa ini unsur kesengajaan dibuat, diedarkan, dijual,
tentu harus diusut tuntas oleh aparat kepolisian," katanya.

Anda mungkin juga menyukai