Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MATA KULIAH

MONITORING & EVALUASI PROYEK

MONITORING & EVALUASI


PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI KEGIATAN
PROGRAM HIBAH DFAT-KOTAKU KOTA SAMARINDA

Oleh :
MUHAMMAD TAUHID
NIM 2112018015

PROGRAM PASCA SARJANA


KONSENTRASI PERENCANAAN & PENGEMBANGAN WILAYAH
UNIVERISTAS MULAWARMAN
TAHUN 2022
PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI KEGIATAN
PROGRAM HIBAH DFAT-KOTAKU KOTA SAMARINDA

Pengalaman adalah guru yang terbaik, baik itu pengalaman baik maupun yang buruk. Ada banyak
hal yang dapat diambil dari pengalaman, dan dari pengalaman itu kita dapat belajar. Jika berbicara
mengenai sebuah fase proyek, lesson learned dapat terjadi dalam aktifitas di setiap fase proyek.
Dari mulai fase persiapan (preparation), perencanaan (planning), pelaksanaan/implementasi
(execution), maupun pada fase keberlanjutan (continuity). Pembelajaran yang dapat diambil oleh
penulis kali ini dari rangkaian pelaksanaan Program NSUP KOTAKU di Provinsi Kalimantan Timur
khususnya ialah dalam tahapan perencanaan dan implementasi/pelaksanaan Kegiatan Skala
Lingkungan Hibah DFAT-KOTAKU. Lokasi dan alokasi didasari melalui Kepmen PUPR No.
177/KPTS/M/2021, tanggal 19 Februari 2021, tentang penetapan lokasi dan besaran bantuan
kegiatan IBM Tahun 2021; dan Surat Direktur PKP No. PR.01.02-CK/30, tanggal 24 Februari 2021,
tentang Percepatan Pelaksanaan Kegiatan Padat Karya di NSUP–Program KOTAKU Tahun 2021.

S
U
N
G
A
I
K
A
R
A
N
G

M
U
M
U
S

SUNGAI MAHAKAM

Kel. Karang Asam Ilir


Kel. Karang Anyar
Kel. Sidodamai

Gambar 1.1 Peta Lokasi Kelurahan Target Penanganan Program Hibah DFAT-KOTAKU

Luas Kumuh
No Kota Nama Kelurahan Alokasi Dana
Kelurahan (Ha)
1 Samarinda Kelurahan Sidodamai 6,93 Rp 2.000.000.000,-
2 Samarinda Kelurahan Karang Anyar 24,96 Rp 1.500.000.000,-
3 Samarinda Kelurahan Karang Asam Ilir 6,27 Rp 1.000.000.000,-
TOTAL 38,16 Rp 4.500.000.000,-
Tabel 1.1 Daftar Lokasi dan Alokasi Penanganan Program Hibah DFAT-KOTAKU
Proses Persiapan dan Perencanaan
Penanganan kegiatan Hibah DFAT-KOTAKU termasuk dalam klasifikasi penanganan skala
lingkungan lainnya seperti BPM Reguler KOTAKU. Kegiatan Hibah DFAT-KOTAKU merupakan
salah satu bentuk kolaborasi pada program KOTAKU dalam upaya peningkatan kualitas
permukiman kumuh perkotaan. Kegiatan infrastruktur DFAT dilaksanakan pada lokasi percontohan
berdasarkan tipologi permukiman kumuh seperti di tepi air, di atas air, di perbukitan, di dataran
rendah dandi daerah rawan bencana (Permen PUPR No. 14 Tahun2018), khususnya infrastruktur
akses air minum dan sanitasi untuk memenuhi target minimal layanan 80 persen di lokasi kumuh
yang sudah ditangani. Adapun keluaran (output) dari kegiatan Hibah DFAT-KOTAKU ini antara lain:
1) Adanya kesiapan pemerintah kabupaten/kota dalam memfasilitasi penyelenggaraan kegiatan
Hibah DFAT-KOTAKU;
2) Tersusunnya penajaman dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) yang
sudah melalui uji publik dan berbagai instrumen/dokumen turunannya;
3) Terlaksananya pembangunan fisik dan peningkatan pelayanan infrastruktur permukiman dalam
rangka pencapaian tujuan kegiatan Hibah DFAT-KOTAKU;
4) Adanya kontribusi pada berkurangnya luasan kumuh melalui percontohan tematik penataan
lingkungan permukiman yang inovatif.
Kota Samarinda merupakan kota prioritas penanganan yang masuk dalam target pelaksanaan
kegiatan Hibah DFAT-KOTAKU pada T.A. 2021. Diawal tahun 2020 hingga pertengahan 2020,
telah dilakukan beberapa persiapan awal, terkait lokasi kelurahan yang didasari oleh data baseline
permukiman kumuh dengan acuan Permen PUPR No.14 Tahun 2018, dan proses penyaringan
lokasi berdasarkan kriteria kesiapan lahan (identifikasi legalitas lahan) dan kelembagaan di tingkat
kelurahan (LKM, KPP, Dst), dan tidak lupa dengan berkonsultasi kepada Pemerintah Kota
Samarinda.
Kemudian dalam perjalanannya lokasi yang masuk
dalam shortlist yaitu Kelurahan Karang Anyar dan
Karang Asam Ilir untuk lokasi yang dikategorikan
lokasi yang layanan 5 infrastruktur utamanya
kurang dari 80 persen, serta Kelurahan Sidodamai
yang merupakan lokasi baru dengan
permasalahan kumuh masih perlu diintervensi.
Gambar 1.2 Dokumentasi Kegiatan KBIK dan Koordinasi Kesemua lokasi tersebut berada dalam SK
Awal Identifikasi Lokasi
Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Kota Samarinda No. 663/404/HK-
KS/XI/2020. Adapun beberapa lokasi yang gugur karena dominasi permukimannya berada pada
bidang lahan ilegal yaitu Kelurahan Sempaja Selatan dan Kelurahan Baqa.
Ditahapan persiapan, Tim OSP 7 Kalimantan Timur dalam hal ini bidang Capacity Buiding serta
Urban Planner dan Arsitek, bersama-sama Tim Korkot Samarinda melewati serangkaian
penguatan-penguatan di tingkat nasional yang diinisiasi oleh Tim Kementerian PUPR, World Bank,
Advisory, dan NMC dengan menghadirkan beberapa ahli di bidang peningkatan kualitas
infrastruktur WATSAN (water and sanitation), kebencanaan, universal access (ramah difabel,
gender, dan inklusif), serta pakar-pakar lainnya dibidang detail kawasan dan arsitektural, serta
pemetaan/spasial. Kesemua rangkaian penguatan ini begitu bermanfaat khususnya bagi Tim
Pendamping (OSP, Tim Korkot, Faskel) karena nara sumber memberikan materi dengan muatan
yang kompleks serta mudah dipahami, sehingga peserta yang mengikuti penguatan tersebut begitu
antusias dan dilalui dengan begitu banyak diskusi. Adapun tema utama yang diangkat dalam
rangkaian penguatan ini ialah “KOTAKU Naik Kelas”.
Disela penyampaian beberapa tahapan penguatan, disisipkan pula penugasan-penugasan yang
dilaksanakan oleh Tim Korkot dan Fasilitator untuk kemudian menjadi bahan acuan untuk dianalisis
dan diramu kedalam bentuk kesepakatan sehingga terlahirlah Prosedur Operasional Standar (POS)
KOTAKU-DFAT sebagai acuan dalam persiapan, perencanaan, dan pelaksanaan kegiatan Hibah
DFAT-KOTAKU ini.
No Penugasan Nama Kelurahan
1 Kajian Resiko Kebencanaan Kebakaran
Analisis Persampahan
Photo Story GESI untuk Analisis Kesenjangan Kelurahan Sidodamai,
2 Strategi Komunikasi GESI (Gender Equality, Social Inclusivity) Kelurahan Karang Anyar,
3 Kajian Resiko Kebencanaan Banjir Kelurahan Karang Asam Ilir
Photo Story APKM (Akses, Partisipasi, Kontrol, Manfaat)
Kajian Livelihood

Tabel 1.2 Daftar Penugasan Penguatan Awal Kegiatan Hibah DFAT-KOTAKU Kota Samarinda

Dari serangkaian penugasan pada tabel diatas, Tim Korkot telah memfasilitasi dengan baik,
walaupun ada beberapa kendala di lapang karena harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi
untuk menerapkan protokol kesehatan (Prokes) di masa Pandemi Covid-19. Namun hal ini tidak
menyurutkan semangat Tim Pendamping untuk melaksanaan rangkaian penugasan tersebut.
Ternyata semakin banyak permasalahan yang lebih kompleks ditemui di lokasi Kelurahan Karang
Anyar, Karang Asam Ilir, serta Sidodamai yang notabene tipologi permukimannya berada di tepi
sungai dan sangat padat, kompleksitas permasalahan tersebut terkait bagaimana akses
infrastruktur yang masih belum standar, penanganan kebencanaan yang belum sepenuhnya
terpenuhi bagi masyarakat, kurangnya pemenuhan terhadap akses yang universal, dan hal-hal
tersebut akhirnya memberikan kesadaran tentang pentingnya program Hibah DFAT-KOTAKU ini
sebagai bagian dari rencana strategis yang harus diwujudkan melalui kolaborasi dan dukungan
berbagai pihak terkait. Kesimpulannya, hasil penugasan dari ketiga kelurahan tersebut telah
didiskusikan pula sampai kepada tingkat pusat dan Pemerintah Kota untuk memberi masukan
terhadap perbaikan-perbaikan kedepannya.

Setelah ditetapkannya keputusan Menteri PUPR dan Surat Direktur PKP seperti yang telah
disebutkan penulis diawal, maka dimulailah proses pendampingan yang didapuk kepada Tim
Pendamping, dengan adanya penambahan pada personil fasilitator khusus lokasi DFAT. Pada
tahapan berikutnya ialah bagaimana Masyarakat didampingi oleh Tim Pendamping untuk
melakukan penajaman perencanaan (Dokumen RPLP dan Pra Desain) sebagaimana yang telah
dilalui dalam penguatan, penugasan, diskusi, dan workshop dengan stressing pada aspek kajian
kebencanaan, permukiman inklusif (ramah difabel, gender, dan kelompok rentan), serta kajian-
kajian lainnya yang dianggap perlu dimasukkan menjadi muatan didalam dokumen RPLP.
Sebagaimana timeline diatas, proses perencanaan paralel pula dengan pelaksanaan kegiatan fisik
yang dilaksanakan dari Juli/Agustus hingga Desember 2021. Oleh karena itu ada beberapa kendala
yang dihadapi dalam proses paralel ini. Kesiapan dalam hal pendampingan perencanaan yang
berkualitas diikuti dengan proses pemanfaat dana pekerjaan pelaksanaan fisik di lapang. Tentunya
Tim Korkot dan Fasilitator telah membuat strategi yang dibangun dengan mengutamakan kuantitas
pelaksanaan agar terpenuhi tanpa mengindahkan kualitas, baik dari sisi perencanaannya maupun
hasil pelaksanaan fisiknya.
Pada bulan April, Mei, Juni, Juli 2021, adalah fase dimana perencanaan melalui total usulan yang
digambarkan dalam bentuk Pra Desain terpenuhi. Hal tersebut dilalui dengan paralelisasi dengan
penyiapan dokumen teknis (DED, RAB, RKS) dan Pemberkasan Tahap I. Akurasi data hasil
tinjauan/survei awal cukup menyulitkan pada saat tahapan pengolahan Pra Desain dan Dokumen
Teknis. Akhirnya perlu banyak pihak untuk memberi masukan terhadap penentuan jenis kegiatan
yang dapat memenuhi unsur-unsur yang dipersyaratkan terkait tujuan utama dari kegiatan Hibah
DFAT itu sendiri, baik melalui coaching clinic dan peningkatan kapasitas masyarakat (PKM), selain
itu juga merangkum beberapa kebutuhan teknis dan beberapa hasil asistensi dengan Balai PPW
Kalimantan Timur dimana PPK PPK beserta Staf Teknis selalu memberikan masukan dan ruang
diskusi sehingga akhirnya bisa dirampungkan proses perencanaan awal ini sebelum dilakukan
penandata-tanganan kontrak (SPK).

Dari sisi Tim OSP 7 Kalimantan Timur beserta Tim Korkot dalam hal ini yang bertanggung jawab
terhadap pendampingan masyarakat untuk pengolahan Pra Desan dan Dokumen Teknis, selalu
menekanankan pada bagaimana upaya pemenuhan tujuan-tujuan utama dalam pelaksanaan
kegiatan Hibah DFAT-KOTAKU, antara lain pemenuhan layanan akses sanitasi, pengurangan
kumuh, dan penerapan unsur inklusif/universal akses, dan kebencanaan. Beberapa tinjauan teknis
yang telah direkomendasikan antara lain dalam bentuk matriks contoh penanganan yang kemudian
didetailkan dalam bentuk usulan kegiatan didalam DED.

Hasil rekomendasi dan tinjuan lapang secara berkala dibarengi dengan proses penyusunan
Dokumen Teknis, maka dihasilkan lah beberapa usulan kegiatan yang telah rampung, diikuti desain
final beserta perhitungan pencapaian KPI didalam Pra Desain, serta rencana teknis dan
perhitungan biaya didalam DED dan RAB, dengan matriks usulan sebagai berikut:
Penerima Manfaat
Jiwa
Nama Kelurahan Kegiatan Vol Satuan Biaya (Rp) KK
Jiwa Perem MBR KK
Miskin
puan
SIDODAMAI Jalan Beton 152 meter 83,961,000 7611 3815 1593 2004 424
SIDODAMAI Drainase Lingkungan 127 meter 117,048,000 7611 3815 1593 2004 424
SIDODAMAI Septictank Komunal 4 unit 91,559,000 7611 3815 1593 2004 424
SIDODAMAI Septictank Komunal 2 unit 45,779,000 7611 3815 1593 2004 424
SIDODAMAI Jalan Beton 279 meter 503,544,000 7611 3815 1593 2004 424
SIDODAMAI Drainase Lingkungan 53 meter 495,456,000 7611 3815 1593 2004 424
SIDODAMAI Septictank Komunal 8 unit 183,118,000 7611 3815 1593 2004 424
SIDODAMAI Jalan Beton 123 meter 309,362,000 7611 3815 1593 2004 424
SIDODAMAI Drainase Lingkungan 123 meter 130,173,000 7611 3815 1593 2004 424
Gerobak/Motor
SIDODAMAI 4 unit 30,000,000 7611 3815 1593 2004 424
Sampah
KARANGASAMILIR Jalan Paving Block 114 meter 178,865,000 9564 4649 1138 2597 322
KARANGASAMILIR Septictank Komunal 12 unit 285,085,000 9564 4649 1138 2597 322
KARANGASAMILIR Jalan Paving Block 286 meter 358,229,000 9564 4649 1138 2597 322
KARANGASAMILIR Drainase Lingkungan 431 meter 510,502,000 9564 4649 1138 2597 322
KARANGASAMILIR Septictank Komunal 6 unit 144,819,000 9564 4649 1138 2597 322
Gerobak/Motor
KARANGASAMILIR 2 unit 15,000,000 9564 4649 1138 2597 322
Sampah
KARANGANYAR Drainase Lingkungan 633 meter 692,719,000 11583 5845 2795 3187 780
KARANGANYAR Jalan Beton 337 meter 302,281,000 11583 5845 2795 3187 780
BOP LKM 3 kel 22,500,000
TOTAL BIAYA 4,500,000,000
Dari beberapa ilustrasi desain diatas, dapat disimpulkan bahwa beberapa titik kegiatan yang
ditangani telah berusaha menerapkan akses universal dan bisa mengakomodir upaya inovasi dalam
penataan permukiman dan pemastian terhadap capaian pengurangan kumuh dan peningkatan
layanan akses infrastruktur dasar.
Proses Implementasi Kegiatan
Setelah penandatanganan kontrak pada bulan Juli 2021 untuk lokasi kegiatan Hibah DFAT-
KOTAKU, maka dimulailah proses pemanfaatan untuk pelaksanaan pekerjaan fisik. Di beberapa
lokasi titik pekerjaan telah didapati capaian progres pekerjaan semenjak tulisan ini dibuat
(September 2021). Ada beberapa catatan yang perlu dicermati, antara lain pentingnya tahapan
proses pra konstruksi. Antara lain pelaksanaan pelatihan/peningkatan kapasitas bagi KSM dan
Tukang/Pekerja, pembuatan rencana kerja KSM, persiapan-persiapan penting seperti MP2K dan
OJT, serta proses mutual check kondisi awal (MC0), guna memastikan segala macam konsekuensi
yang akan dihadapi di lapang pada saat pelaksanaan pekerjaan bisa diantisipasi dan dipersiapkan
secara matang.
Adapun progres pekerjaan fisik yang didapatkan semenjak tulisan ini dibuat (Minggu III September
2021) ialah:
1. KSM Budiman (Kelurahan Sidodamai) realisasi fisik telah mencapai 31,53%
2. KSM Damai (Kelurahan Sidodamai) realisasi fisik telah mencapai 41,5%
3. KSM Pancar 12 (Kelurahan Karang Asam Ilir) realisasi fisik telah mencapai 42,31%
4. KSM Kodesu (Kelurahan Karang Asam Ilir) realisasi fisik telah mencapai 48,76%
5. KSM Kahoi 30 (Kelurahan Karang Anyar) realisasi fisik telah mencapai 42,63%
Dari capaian-capaian diatas dapat dijelaskan melalui dokumentasi kegiatan pelaksanaan Hibah
DFAT-KOTAKU pada gambar dibawah ini:
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan rangkaian pelaksanaan Program NSUP KOTAKU dalam hal ini kegiatan
Hibah DFAT-KOTAKU, didapatkan rangkuman catatan positif dan catatan kekurangan dari proses-
proses diatas adalah:
1) Proses perencanaan di tingkat kelurahan masih berjalan sebagaimana ditampilkan melalui
timeline perencanaan di lokasi DFAT, bahwa ada proses pengolahan Pra Desain yang diparalel
dengan dokumen teknis (DED, RAB, RKS), kemudian ada proses penajaman substansi RPLP
dengan mengedepankan asepek kebencanaan, universal akses, pemenuhan akses layanan
sanitasi dan air minum, dan diakhir ada proses evaluasi capaian dari implementasi kegiatan,
baik dari sumber pendanaan KOTAKU maupun kolaborasi. Sejauh ini masih on schedule dan
dapat dikendalikan oleh Tim Korkot dan Fasilitator.
2) Keaktifan Pemerintah Kota (OPD terkait) dan Pokja PKP untuk terlibat sejak awal untuk
memberi arahan dan masukan terkait identifikasi kebutuhan penanganan berdasarkan rencana
strategis maupun RPJMD dirasa sudah cukup baik, dan perlu ditingkatkan untuk memenuhi
tujuan dari kegiatan Hibah DFAT-KOTAKU agar bisa diintegrasikan dengan rencana dan
implementasi kebijakan di tingkat kota.
3) Unsur LKM beserta UP-UP di lokasi DFAT pelu ditingkatkan keterlibatannya, karena fungsi dan
peran mereka sangat penting untuk memotori setiap tahapan siklus kegiatan di tingkat
masyarakat.
4) Tahapan-tahapan pelaksanaan, dimulai dari proses pra konstruksi harus benar-benar
terlaksana dengan baik. Kesalahan-kesalahan dapat diminimalisir ketika persiapan dan
perencanaan diawal dapat dikelola dan disesuaikan ketika terjadi musyawarah dan koordinasi
yang baik. Adanya rencana kerja KSM/time schedule, kemudian setiap langkah kegiatan dapat
dipatuhi dan disepakati, dan secara terus menerus mendapat penguatan dan kontrol/supervisi
dari Tim Pendamping maupun dari Tim PPK sebagai penanggung jawab utama pelaksanaan
kegiatan, akan berdampak baik pada hasil pelaksanaan baik dari sisi kualitas dan kuantitias
pekerjaan.
5) Penerapan universal akses dirasa belum maksimal, namun upaya yang dilakukan patut
diapresiasi. Maka perlu diawasi dengan benar bagaimana detail-detail pelaksanaan konstruksi
di lapang, pemahaman dan pegangan terhadap metode kerja harus dilakukan sedari awal agar
tidak terjadi kesalahan-kesalahan dalam penerapan universal akses melalui komponen-
komponen material, dimensi/ukuran, serta penunjang-penunjang lainnya yang patut
diperhatikan dan diawasi secara baik. Ketidaksesuaian antara hasil konstruksi dengan
perencanaan terkait universal akses nantinya akan dibuktikan dengan asesmen melalui aturan
baku mengacu pada pada SNI atau Permen PU terkait.
6) Simulasi outcome dan perhitungan KPI sudah maksimal, dan tentunya tidak mengandalkan
hanya pada kegiatan Hibah DFAT-KOTAKU, tetapi dapat dipenuhi jika ada identifikasi kegiatan-
kegiatan kolaborasi pendukung lainnya, baik dari infrastruktur utama (watsan, kualitas jalan
lingkungan, kualitas drainase, dan persampahan), juga dari aspek proteksi kebakaran dan
kebencanaan lainnya.
7) Terakhir, pendampingan di tingkat provinsi hingga kota/kabupaten masih perlu perbaikan dan
secara kontinu masing-masing pelaku harus meng-upgrade pengetahuan, berupaya
semaksimal mungkin menghasilkan produk pendampingan yang baik dan bermanfaat bagi
masyarakat.
Demikian monitoring dan evaluasi kasus perencanaan dan implementasi kegiatan Hibah DFAT-
KOTAKU Kota Samarinda, tentunya ada beberapa pengetahuan baru yang muncul dengan
sendirinya (insight) ketika proses pendampingan, maupun dengan media pembelajaran lainnya
yang diambil (takeaway) melalui para mentor dan para ahli yang berpengalaman. (Muhammad
Tauhid – Magister PPW Universitas Mulawarman 2022)

Anda mungkin juga menyukai