Anda di halaman 1dari 2

Mekanisme Infeksi Bakteri Yang Bersifat Zoonosis Pada Hewan

Bakteri Bacillus anthracis merupakan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit anthrax
pada ternak dan besifat zoonosis. Bakteri Bacillus anthracis dapat menginfeksi ternak dan
manusia. Infeksi bakteri diawali dengan menempelnya spora bakteri dari lingkungan ke tubuh
hospes (hewan ternak) baik itu melalui abrasi pada kulit, kulit yang luka, inhalasi atau
pernapasan, gigitan serangga, dan memakan pakan yang sudah terkontaminasi bakteri tersebut.
Bakteri Bacillus anthracis yang sudah masuk ke tubuh, difagositosis oleh makrofag. spora akan
ditangkap oleh makrofag dan dibawa ke nodus limfatikus dan akan terjadi inokulasi Di dalam
makrofag, spora mengalami germinasi dan proliferasi. Kemudian bakteri akan menyebar ke
nodus limfatikus lainnya dan pada akhirnya akan masuk ke pembuluh darah. Pada infeksi
cutaneus dan gastrointestinal, proliferasi terjadi di tempat infeksi dan limfonodus yang
berdekatan dengan tempat infeksi.

Infeksi pada manusia terjadi melalui kontak langsung dengan hewan atau produk hewan
yang terkontaminasi. Kasus pada manusia sering muncul dalam bentuk kutaneus daripada
inhalasi dan dapat menyebabkan kematian.

Mekanisme Antimikroba Untuk Melawan Bakteri

Antimikroba bekerja dengan dua cara, yaitu membunuh bakteri atau menghentikan
pertumbuhan bakteri. yang membunuh kuman (bakterisid) dan yang hanya menghambat
pertumbuhan kuman (bakteriostatik). Antimikroba dapat menyebabkan gangguan pada senyawa
penyusun dinding sel. Senyawa antimikroba lebih efektif terhadap bakteri gram positif dari pada
bakteri gram negatif. Hal ini disebabkan pada bakteri gram positif  90% dinding selnya terdiri
dari lapisan peptidoglikan yang rentan terhadap senyawa antimikroba.

Adanya peningkatan permeabilitas membran sel yang dapat menyebabkan bakteri


kehilangan komponen penyusun sel. Senyawa antimikroba dapat mengganggu dan
mempengaruhi integritas membran sitoplasma yang dapat menyebabkan kebocoran materi
intraseluler Senyawa antimikroba akan mengganggu kerja enzim yang digunakan mikroba untuk
beraktivitas sehingga enzim akan memerlukan jumlah besar untuk melangsungkan aktivitasnya.
Akibatnya energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroba berkurang sehingga aktivitas
mikroba menjadi terhambat atau jika kondisi ini berlangsung lama dan mengakibatkan
pertumbuhan mikroba terhenti. Terjadinya kerusakan fungsi material genetik
Senyawa antimikroba mengganggu pembentukan asam nukleat (RNA dan DNA) yang
menyebabkan terganggunya transfer informasi genetik yang selanjutnya akan menginaktivasi
atau merusak materi genetik sehingga terganggunya proses pembelahan sel untuk pembiakan.
DAFTAR PUSTAKA

Clarasinta, Claudia dan Tri Umiana Soleha|. 2017. Penyakit Antraks: Ancaman untuk Petani dan
Peternak. Majority. 7(1). 159-163.

Indriani, Ervita dan Nazmi Syahida Susanti. 2017. Flu dan Batuk, Perlukah Antibiotik?. Majalah
Farmasetika. 2(5): 5-8.

Anda mungkin juga menyukai