Anda di halaman 1dari 6

Komentar

Petunjuk dalam Imamat Pasal 6:8 bahkan sampai pada pasal yang 7:38 melengkapi informasi tentang
Pengorbanan di pasal-pasal sebelumnya. Api suci dari Allah menghabiskan korban itu, itu dinyalakan
oleh Allah sendiri (9:24), itu akan terus menyala di titik pusak penyembahan atau ibadah bangsa Israel.
Percikan api manusia akan salah untuk menggambarkan pengorbanan Juruselamat. Untuk
menyelamatkan kita dari api Ilahi “Kematian kedua” (wahyu 20), Kristus Mati menggantikan kita dengan
menderita karena terpisah dari BapaNya (Matius 27:46) yang setara dengan api itu.

Korban penghapus dosa dalah yang paling suci, tetapi jika ada darahnya terciprat pada pakaian imam
atau pada korban pada saat penyembelihan, darah itu harus dibasuh, yang menunjukan bahwa itu
membawa semacam kenajisan (bandingkan. Im 11:25, 28, 35; Bil 31: 23-24) dari orang berdosa. Oleh
karena itu, penggunaan darah seperti itu ke tempat kudus Tuhan akan mencemarinya sehingga harus
disucikan pada hari Grafirat atau pendamaian (Im 16). Dibagian lain, Imamat melarang membawa
kenajisan kedalam kekudusan Allah (Im 7:20-21). Tetapi dengan menghapus dosa dari manusia-
membebaskan si pemberi “dari dosanya”, Tuhan mengambil tanggungjawab atas diriNya sendiri dengan
menanggung kesalahan mereka melalui pengorbanan suci, melambangkan Kristus. Darah Kristus yang
baik membawa dosa-dosa kita, sebagaimana darah di dalam tubuh kita membuang produk-produk
limbah. Kita disucikan oleh darah Anak Domba!.

Ayat 1-3

Mencuri dari sesama membuat Perlu Korban Penebus Salah

Apa bedanya dengan Berbohong atau menipu kita tahu bersama bahwa itu adalah Dosa, nah disebutkan
juga disini bahwa Dosa berbohong ini yaitu berhubungan dengan orang lain.

Dalam bagian ini kita boleh melihat bahwa ini Jelas merupakan dosa yang kita buat terhadap orang lain
namun ini juga merupakan dosa terhadap Tuhan, untuk itu sangat diperlukan Korban Penebus Salah ini.

Orang dapat melakukan dosa pencurian ini dengan Perampokan sederhana yaitu dengan cara Menipu
mengambil apa yang bukan miliknya (berbohong kepada tentangganya tentang apa yang di percayakan
kepadanya untuk di amankan atau di titipkan, ataupun tentang sebuah Janji). Memang ada banyak cara
mencuri tetapi semuanya itu adalah dosa.

Ini juga tentang Pemerasan, konsepnya adalah seseorang mendapatkan sesuatu yang menjadi milik
orang lain dengan cara pencurian secara langsung, ini menggunakan tipu, bohong, dusta dll.

Nah… ide dasarnya sangat jelas dinyatakan dalam Keluaran 20:15 yaitu “Jangan Mencuri”. Setiap
perintah untuk tidak mencuri dalam Alkitab adalah pengakuan atas hak milik orang lain. bahwa Allah
memercayai orang untuk mengelola sebagai “Pemilik”. Karena ingat semuanya adalah milik Allah (Maz
24:1) yang kita sementara kelola saat ini hanyalah di delegasikan Allah kepada kita. Dan siapapun dia
tidak diizinkan untuk mengambil apa yang kita kelola itu tanpa proses hukum yang semestinya.

Disini kita bisa melihat perihal tentang kepemilikan Pribadi atas kepemilikan kita dalam pandangan
system Ekonomi dan system Politik tidak dapat diterima. Sebagai contoh system Komunis ataupun
sosialis yang mengklaim bahwa semua property adalah milik negara atau secara bersama-sama dan
system itu sangat bertolak belakang dengan Kehendak Allah.

Ayat 4-6

Dari ayat ini kita sementara berbicara tentang Penggantian karena Pencurian yang dilakukannya, yang
kemudian kepada Korban Penghapus Salah.

Orang yang mencuri itu harus mengembalikan apa yang telah dia curi; Jika dilakukan dengan cara
Penipuan makah haruslah lebih dahulu melakukan Restitusi (mengganti kerugian, membayar kembali)
untuk menyelesaikan dengan orang yang di tipu. Barulah korban penghapus salah itu dilakukan

Seorang yang bernama Matthew Poole dia mengomentari hal ini : Dia mengacu pada Bisnis perdagangan
bangsa Ibrani. “Yang sangat biasa, ketika satu orang memberikan ketangan orang lain, ini bukan untuk
disimpan tetapi digunakan untuk dikelola dan mendapat untung ini adalah untuk kepentingan mereka
berdua, nah.. akan dengan mudah terjadi sebuah kasus dimana yang satu akan menipu yang lainya…
oleh sebab itu ketentuan dibuat.

Ada sesuatu yang menarik disini bahwa orang yang menipu itu harus mengembalikan sepenuhnya
bahkan menambahkan seperlima lagi, ini dikembalikan kepada pemiliknya di saat hari Korban penebus
salahnya: bayangkan bahwa itu tidak cukup untuk mengembalikan apa yang telah dia curi tetapi pencuri
itu harus menambahkan 20 persen (seperlima) dari apa yang dia curi sebagai hukuman

Jika kita membaca dalam Efesus 4:28 disana mengungkapkan aspek yang lain dari ganti rugi ketika
Pencuri itu bertobat, kita lihat aspeknya disini dia berubah dari Pengambil menjadi pemberi “Orang yang
mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik
dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.”

Nah disini kita lihat juga bahwa pencuri itu harus membawa Korban Penghapus Salah kepada Tuhan :
Ganti Rugi dan Hukuman yang menyertainya harus dilakukan pada hari yang sama dengan korban
salahnya. Dan ini dengan sangat kuat menunjukan bahwa seseorang tidak dapat menjadi benar
dihadapan Tuhan tanpa menyelesaikan kesalahannya dengan manusia.

Yang utama disini adalah kita harus memperbaiki kesalahan dengan orang lain sebelum kita
memperbaikinya dengan Allah…. Dan ide ini sama dengan apa yang Yesus katakan dalam Matius 5:23-
25 “

5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat
akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,

5:24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan
saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.

5:25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan,
supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau
kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara
Ayat 7

Dosa apapun dapat diampuni oleh Yesus, sama halnya dengan 1 Yohanes 1:9

Ayat 8-13

Korban Bakaran, Petunjuk khusus untuk para Imam tentang Persembahan

Korban Bakaran

Korban BAkaran : Persembahan ini telah dijelaskan pada pasal 2 dan itu berbicara tentang pengudusan.
Hewan itu harus tetap berada di atas mezbah dan itu harus berada di atas mezbah sampai Pagi.

Oleh karena itu kita mendapat sebuah kesimpulan yang masuk akal bahwa para Imam duduk bergiliran
sepanjang malam, dan membakar persembahan ini sampai semuanya habis.

Dalam uraian dalam imamat Pasal 1 tidak diuraikan petunjuk tentang pakaian yang dibutuhkan pada
imam (Pakaian Lenan, celana Lenan yang harus dipakai oleh imam). Dan imamat pasal satu juga tidak
memberikan petunjuk tentang menyimpan abu korban bakaran di luar perkemahan ke tempat yang
bersih, setelah ia menanggalkan pakaian imamnya.

Pakaian Linen untuk para iamam di jelaskan pada Keluaran 28”39-43

Api metzba itu harus terus menyala: sifat Korban yang lama menyala adalah ilustrasi yang tepat tentang
pekerjaan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada Tuhan. Datang kepada Tuhan sebagai korban yang
hidup bukanlah pekerjaan yang cepat tetapi mungkin akan memakan waktu yang lama.

Apakah ada api abadi menyala di mezbah hatimu? Pernahkan kamu memandang kepada Yesus, dan
melihat , dengan iman, Anak domba Allah yang menghapus dosa ini.

Imam harus membakar kayu diatasnya setiap pagi: persediaan kayu untuk mezbah kemudian diatur
dalam Nehemia 10:34 dan 13:31. Bersama dengan pengorbanan itu sendiri, kayu ini adalah bahan bakar
untuk api diatas mezbah.

Api akan selalu menyala di atas mezbah; itu tidak akan pernah padam: ungkapan ini tegas dan
menunjukan bahwa menjaga agar api mezbah selalu menyala adalah tugas penting para imam. Mereka
harus memasok kayu ke api altar sepanjang malam. Sepanjang hari, persembahan kurban yang terus
menerus akan membuat api tetap menyala.

Saat itu terjadi, api mezbah dinyalakan oleh api ajaib yang datang dari surga (imamat 9:24). Ini
menambah alasan mengapa api altar tidak boleh padam. Karena ini adalah api Allah dan itu sangat perlu
di hormat dan dirawat.

“api mezbah yang tidak boleh padam” adalah “Iman, kasih dan semangat kita tidak penting (nyala api
Allah, sebagaimana disebut salomo, kidung agung 9:6-7)

8:6 -- Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat
seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api
TUHAN!
8:7 Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya.
Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina

Api abadi juga adalah lambang dari kasih Tuhan, karena tidak pernah dan tidak akan pernah ada suatu
waktu Allah kehilangan KasihNya. F.B Meyer.

Doa-Doa Yesus bagi umatNya, Ibrani 7:25 “Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna
semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara
mereka.

Pelayanan Roh Kudus, bahwa harus menyala agar kita dapat selalu berada bersama dengan Allah

14-18

Korban Sajian

Korban Sajian pertama kali disebutkan dalam Pasal 2 dalam kitab imamat, dan sebagian telah dirincikan
pada pasal 2.

Saya ingin menitik beratkan pada, setiap orang yang menyetuhnya harus suci: ini adalah aspek dari
korban sajian yang secara khusus dirinci pada pasal dua tetapi yang perlu kita lihat pada pasa 6 bahwa
hanya mereka yang tahir yang dikhususkan yang boleh memakannya

19-23

Di mulai pada saat imam itu di urapi: ada Korban sajian yang merupakan bagian dari upacara
pengurapan dan pentahbisan seorang imam. Dan upacara umum ini pertama kali di jelaskan dalam
keluaran 29 dan dilakukan dalam imamat 8.

Bagaimana mengolahnya: apakah seperti dibakar dengan minyak atau digoreng sehingga membengkak
dan mengelembung.

Setiap korban sajian untuk imam harus dibakar seluruhnya, korban sajian biasa dapat di makan untuk
imam dan keluarganya tetapi korban sajian untuk pengurapan para imam tidak boleh dimakan kecuali
dibakar seluruh

24-30

(24-30) Korban penghapus dosa.

TUHAN juga berfirman kepada Musa, demikian, "Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya,
demikian, 'Inilah hukum tentang korban penghapus dosa: Di tempat korban bakaran disembelih, korban
penghapus dosa harus disembelih di hadapan TUHAN. Itu paling suci. Imam yang
mempersembahkannya karena dosa harus memakannya. Di tempat kudus itu harus dimakan, di
pelataran Kemah Pertemuan. Setiap orang yang menyentuh dagingnya harus suci. Dan jika darahnya
dipercikkan pada pakaian apa pun, Anda harus mencuci apa yang diperciknya, di tempat yang suci.
Tetapi bejana tanah tempat ia direbus akan dipatahkan. Dan jika itu direbus dalam periuk perunggu, itu
harus digosok dan dibilas dengan air. Semua laki-laki di antara para imam boleh memakannya. Itu paling
suci. Tetapi tidak ada korban penghapus dosa yang darahnya dibawa ke dalam Kemah Pertemuan, untuk
mengadakan pendamaian di tempat kudus, boleh dimakan. Itu akan dibakar dalam api.

sebuah. Inilah hukum korban penghapus dosa: Korban penghapus dosa pertama kali dijelaskan dalam
pasal 4. Di sini, beberapa rincian tambahan ditambahkan untuk korban yang tepat dari korban
penghapus dosa.

b. Imam yang mempersembahkannya untuk penghapus dosa harus memakannya: Dalam beberapa
kasus, sebagian dari daging korban penghapus dosa harus diberikan kepada imam yang melakukan
pekerjaan mempersembahkan hewan itu.

c. Di tempat suci itu akan dimakan …. Setiap orang yang menyentuh dagingnya harus suci: Namun,
daging dari korban penghapus dosa harus dianggap suci, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
memakannya harus suci (bersih secara upacara).

· Tempat itu harus kudus (di pelataran Kemah Pertemuan).

· Orang yang menyiapkan atau memakan dagingnya harus suci (Setiap orang yang menyentuh dagingnya
harus suci).

· Darah dari daging itu suci (kamu harus mencuci apa yang ditaburinya).

· Panci tempat memasaknya adalah suci (bejana tanah yang digunakan untuk merebusnya akan pecah....
dalam periuk perunggu, harus digosok dan dibilas dengan air).

saya. Segala sesuatu yang disentuh oleh daging korban penghapus dosa atau darahnya harus dikuduskan
atau disucikan secara khusus karena daging hewan itu dianggap tercemar dosa si pembawa korban.

ii. Ketika dosa "meresap" ke dalam sesuatu, tidak mungkin dosa itu bisa dibersihkan, dan itu harus
dihancurkan. Namun logam, yang ditempa oleh api, telah "dinilai" - dan oleh karena itu dapat dengan
mudah dibersihkan. Ini adalah ilustrasi bahwa mereka yang dosanya tidak dibersihkan oleh Yesus akan
dihancurkan oleh dosa itu dalam arti yang kekal.
d. Tetapi tidak ada korban penghapus dosa yang darahnya dibawa ke dalam Kemah Pertemuan, untuk
mengadakan pendamaian di tempat kudus, boleh dimakan: Dalam pasal 4, perbedaan dibuat antara
korban penghapus dosa untuk seorang imam, untuk Israel sebagai korban penghapus dosa. keseluruhan,
untuk penguasa, dan untuk orang biasa. Untuk korban penghapus dosa yang dibuat untuk seorang imam
atau untuk Israel secara keseluruhan, tidak ada bagian dari hewan yang dapat dimakan.

Anda mungkin juga menyukai