Anda di halaman 1dari 7

BALAK MEMANGGIL BILEAM

KELEDAI BILEAM DAN MALAIKAT TUHAN

BALAK MEMINTA BILEAM UNTUK MENGUTUK ISRAEL

BILANGAN 22

22:1 Kemudian berangkatlah orang Israel, dan berkemah di dataran Moab, di daerah seberang sungai
Yordan dekat Yerikho.

Bangsa Israel segera bergerak (berangkat), jika kita melihat mereka telah melewati 38 Tahun berjalan di
padang belantara, dan sementara berjalan menuju tanah perjanjian, Kanaan adalah tempat yang di huni
mereka yang tidak percaya kepada Allah.

Kita juga tahu bahwa bangsa Israel juga mendapatkan kemenangan, dan Tuhan mempersiapkan bangsa
Israel untuk melawan orang kanaan yang perkasa dengan serangkaian pertempuran melawan bangsa
yang kecil : Kanaan bagian selatan (Bilangan 21:1-3), Orang Amori (Bilangan 21: 23-24, dan yang lainnya

Balak memanggil Bileam

22:2 Balak bin Zipor melihat segala yang dilakukan Israel kepada orang Amori. 22:3 Maka sangat
gentarlah orang Moab terhadap bangsa itu, karena jumlahnya banyak, lalu muak dan takutlah orang
Moab karena orang Israel. 22:4 Lalu berkatalah orang Moab kepada para tua-tua Midian: "Tentu saja
laskar besar itu akan membabat habis segala sesuatu yang di sekeliling kita, seperti lembu membabat
habis tumbuh-tumbuhan hijau di padang. " Adapun pada waktu itu Balak bin Zipor menjadi raja Moab.
22:5 Raja ini mengirim utusan kepada Bileam bin Beor, ke Petor yang di tepi sungai Efrat, ke negeri
teman-teman sebangsanya, untuk memanggil dia, dengan pesan: "Ketahuilah, ada suatu bangsa keluar
dari Mesir; sungguh, sampai tertutup permukaan bumi olehnya, dan mereka sedang berkemah di
depanku. 22:6 Karena itu, datanglah dan kutuk bangsa itu bagiku, sebab mereka lebih kuat dari padaku;
mungkin aku sanggup mengalahkannya dan menghalaunya dari negeri ini, sebab aku tahu: siapa yang
kauberkati, dia beroleh berkat, dan siapa yang kaukutuk, dia kena kutuk." 22:7 Lalu berangkatlah para
tua-tua Moab dan para tua-tua Midian dengan membawa di tangannya upah penenung; setelah mereka
sampai kepada Bileam, disampaikanlah kepadanya pesan Balak. 22:8 Lalu berkatalah Bileam kepada
mereka: "Bermalamlah di sini pada malam ini, maka aku akan memberi jawab kepadamu, sesuai dengan
apa yang akan difirmankan TUHAN kepadaku." Maka tinggallah pemuka-pemuka Moab itu pada Bileam.
22:9 Kemudian datanglah Allah kepada Bileam serta berfirman: "Siapakah orang-orang yang bersama-
sama dengan engkau itu?" 22:10 Dan berkatalah Bileam kepada Allah: "Balak bin Zipor, raja Moab,
mengutus orang kepadaku dengan pesan: 22:11 Ketahuilah, ada bangsa yang keluar dari Mesir, dan
permukaan bumi tertutup olehnya; karena itu, datanglah, serapahlah mereka bagiku, mungkin aku akan
sanggup berperang melawan mereka dan menghalau mereka." 22:12 Lalu berfirmanlah Allah kepada
Bileam: "Janganlah engkau pergi bersama-sama dengan mereka, janganlah engkau mengutuk bangsa
itu, sebab mereka telah diberkati." 22:13 Bangunlah Bileam pada waktu pagi, lalu berkata kepada
pemuka-pemuka Balak: "Pulanglah ke negerimu, sebab TUHAN tidak mengizinkan aku pergi bersama-
sama dengan kamu." 22:14 Lalu berangkatlah pemuka-pemuka Moab itu dan setelah mereka sampai
kepada Balak, berkatalah mereka: "Bileam menolak datang bersama-sama dengan kami." 22:15 Tetapi
Balak mengutus pula pemuka-pemuka lebih banyak dan lebih terhormat dari yang pertama. 22:16
Setelah mereka sampai kepada Bileam, berkatalah mereka kepadanya: "Beginilah kata Balak bin Zipor:
Janganlah biarkan dirimu terhalang-halang untuk datang kepadaku, 22:17 sebab aku akan memberi
upahmu sangat banyak, dan apapun yang kauminta dari padaku, aku akan mengabulkannya. Datanglah,
dan serapahlah bangsa itu bagiku." 22:18 Tetapi Bileam menjawab kepada pegawai-pegawai Balak:
"Sekalipun Balak memberikan kepadaku emas dan perak seistana penuh, aku tidak akan sanggup
berbuat sesuatu, yang kecil atau yang besar, yang melanggar titah TUHAN, Allahku. 22:19 Oleh sebab
itu, baiklah kamupun tinggal di sini pada malam ini, supaya aku tahu, apakah pula yang akan difirmankan
TUHAN kepadaku." 22:20 Datanglah Allah kepada Bileam pada waktu malam serta berfirman
kepadanya: "Jikalau orang-orang itu memang sudah datang untuk memanggil engkau, bangunlah,
pergilah bersama-sama dengan mereka, tetapi hanya apa yang akan Kufirmankan kepadamu harus
kaulakukan."

Kemenangan demi kemenangan dari bangsa Israel telah membuat takut Bangsa-bangsa yang lainnya,
salah satunya adalah Moab, mereka sangat ketakutan Raja Balak yang merupakan raja Moab menjadi
sangat takut, karena mereka telah melihat bangsa Israel telah mengalahkan bangsa-bangsa tetangga,
mereka katakana bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang besar.

Jika seandainya Raja Balak percaya kepada Firman Allah dia tidak perlu takut, karena Allah tidak
bermaksud untuk memberikan tanah Moab kepada Israel. (Ulangan 2:9)

Akhirnya dalam ketakutannya Balak mengirim utusan kepada Bileam anak Beor di Petor (utusan balak
yang pertama menyebutkan Upah untuk Penenung), nama Bileam muncul secara tiba-tiba, kita tidak
bisa langsung menganggap dia adalah nabi atau seseorang yang memiliki kekuatan spiritual, tetapi Raja
Balak sangat tahu dan pasti tahu tentang Reputasi dari Bileam ini.

Dan Kisah ini terul berlanjut, dan menjadi jelas bahwa Bileam memiliki pengetahuan tentang Allah yang
benar, Allah Israel, bukan hubungan dengan Kuasa Setan yang samar-samar (seperti penyebutan
tentang Tuhan dalam ay. 8). Pertanyaannya adalah “bagaimana dia bisa mengenal Tuhan yang benar?
Dalam Tulisan Pena Inspirasi Para nabi & Bapa Jld. 2 hal. 31, P.2 “Dulunya Bileam adalah seorang yang
baik dan seorang nabi Tuhan, tetapi ia telah murtad dan telah menyerahkan dirinya kepada ketamakan;
namun demikian ia masih tetap mengaku sebagai seorang hamba dari Yang Mahatinggi. Ia mengetahui
tentang adanya kuasa Allah demi Israel;..” pasti ada yang mengingat tentang Melkisedik (Kej. 14:18) &
Yitro (Keluaran 18), mereka bukan Israel tetapi bisa sampai pada suatu pengetahuan tentang Allah yang
benar.

Dan Raja Balak mengirimkan Utusannya yang pertama untuk memanggil Bileam masuk dalam rencana
kerja dari Raja Balak untuk mengalahkan Israel… Balak ingin Bileam mengutuk Israel, untuk
melumpuhkan mereka secara Rohani sehingga mereka dapat dikalahkan dalam pertempuran, dari sini
kita boleh melihat bagaimana raja Balak ini tampaknya tahu bahwa kekuatan yang di miliki oleh Israel itu
berakar secara Spiritual, dan Raja Balak harus memutuskan bangsa Israel dengan sumber kekuatan
mereka jika ingin menaklukan bangsa Israel.

Karena Bileam adalah seorang Nabi Allah dahulunya maka mereka mengenal Bileam sebagai orang yang
perkasa dalam hal-hal rohani. Jadi jika Bileam mengutuk atau memberkati seseorang atau sebuah
bangsa itu akan terjadi.

Pada ayat ke 7 dikatakan disana “Upah seorang Penenung (Peramal)” disini menunjukan ada harga biaya
yang standar untuk pekerjaan seorang nabi. Dan mereka mengambil biaya standar ini untuk mendekati
bileam.

Dari kalimat “Menginaplah disini mala mini, saya akan kembali membawa kabar kepada anda” ini adalah
KOMPROMI SAUDARA, Saat Bileam mengundang mereka untuk bermalam, bileam ingin agar dia boleh
mendapatkan bayaran itu karena memang dia tamak, dia ingin mendengar dari Tuhan tentang tawaran
mereka.

Sudah sangat jelas dari zaman dahulu dan sekarang ada yang masih menjadi seorang utusan Tuhan
Bayaran (nabi bayaran), jika kita melihat dari kalimat Bileam pada ayat 8 seakan-akan bileam
mengatakan “Biarkan aku mencari Tuhan tentang hal ini” ini sudah jelas-jelas merupakan sebuah dosa,
sebuah kesalahan untuk mengutuk bangsa Israel, dan memang dasarnya Nabi murtad yang hanya suka
dengan bayaran dia lebih focus tentang upah Peramal daripada Kehendak Allah.

Terungkaplah hati dari bileam, memang dia jelas adalah seorang yang memiliki karunia rohani yang
penting, namun dia bukan seorang yang memiliki hati yang tulus. Dia “mencari kehendak Tuhan” yang
memang jelas-jelas bukan kehendaknya.

Bileam telah memulai jalan yang berbahaya, apa yang dia akan lakukan itu mengerahkan hatinya kepada
sesuatu yang sebenarnya dia tahu itu adalah dosa, dia mencari alas an rohani untuk mengejar dosa,
karena kecintaannya kepada uang, Bileam ini memang pada dasarnya mencoba memanipulasi Tuhan
agar Tuhan memberikan dia pengecualian khusus.

Dalam ayat yang ke 9 Tuhan datang kepada Bileam, kalau kita mau bertanya APA MAKSUD TUHAN
UNTUK MENANGGAPI HATI YANG JELAS-JELAS MEMENTINGKAN DIRI SEPERTI BILEAM. Itulah Allah kita
di dalam belas kasihanNya Dia menjawab dan memperingatkan Bileam agar tidak berhubungan dengan
orang-orang ini.

Allah bertanya kepada Bileam tentang siapa orang-orang yang bersama mu ini? Pertanyaannya, apakah
Allah tidak mengetahui mereka? Pastilah Allah mengetahui jawabat atas pertanyaan ini, Allah bertanya
karena Bileam belum mengetahuinya. Allah ingin Bileam tahu bahwa orang-orang itu memiliki tujuan
yang jahat, dan seperti yang kita ketahui bersama Bileam tidak bertindak sesuai dengan Firman Allah.

Sebenarnya Bileam bisa langsung mengusirnya dan mengatakan yang sebenarnya kepada mereka apa
yang Allah sampaikan bahwa Bangsa Israel itu adalah bangsa yang diberkati dan tiada seorang pun di
atas dunia ini yang dapat mengutuk bangsa Israel, seperti itu saja jelas lalu menyuruh mereka pulang,
tetapi Bileam tidak seperti itu. Sudah sangat jelas yang Allah sampaikan kepadanya “Bileam, Jangan
Pergi dan jangan mengutuk”

Lihat jawaban Bileam “"Pulanglah ke negerimu, sebab TUHAN tidak mengizinkan aku pergi bersama-
sama dengan kamu." (ay. 13) dari kalimat Bileam ini sudah tersirat disana bahwa Bileam berhasrat untuk
pergi bersama mereka, tetapi Tuhan tidak mengizinkannya. Coba kita bayangkan seandainya ayat itu
berbunyi. “Pulanglah kenegerimu, Aku sangat ingin pergi bersamamu tetapi Tuhan tidak mengizinkan
aku.” Sebenarnya kata hati bileam seperti ini. Seolah-olah Bileam berkata juga “Tuhan tidak ingin saya
melakukan ini, tetapi kalian dapat membujuk saya” jika kalimatnya seperti ini Raja Balak akan
memanfaatkan ajakan itu.

Kemudian pada kali kedua Raja Balak mengirimkan pangeran yang lebih banyak dan lebih terhormat dari
yang pertama, yang kedua ini (lebih kaya, terhormat, tidak diragukan lagi) untuk membujuk bileam. Yang
kedua ini tidak membawa upah Peramal, sekarang mereka membawa janji kekayaan besar. Tapi dengan
perintah untuk mengutuk. Kali pertama Bileam menolak dengan tegas untuk menyingkirkan godaan
pertama itu. Kemudian godaan lagi datang kepadanya yang lebih kuat dari sebelumnya.

Anda lihat jawabannya “22:18 Tetapi Bileam menjawab kepada pegawai-pegawai Balak: "Sekalipun
Balak memberikan kepadaku emas dan perak seistana penuh, aku tidak akan sanggup berbuat sesuatu,
yang kecil atau yang besar, yang melanggar titah TUHAN, Allahku.” LUARRRBIASA…

Coba kita renungkan atau pikirkan bagaimana nada suara dan ekspresi dari Bileam ketika dia
mengatakan hal ini. Pasti Bileam sedih saat dia mengatakan ayat 18 tadi.

Bileam tidak dapat melampaui Firman Allah, Allah dapat melakukan lebih sediki atau lebih banyak : disini
Bileam mengetahui8 sifat nubuatan yang benar. Dan itu tidak datang dari inisiatifnya sendiri, tetapi dari
Tuhan, meskipun Bileam ingin melakukan apa yang mereka minta, dia tidak akan dan tidak akan pernah
bisa.

Bileam mempersilahkan mereka untuk tinggal di rumahnya pada malam itu, ini sebuah bukti bahwa
Bileam terus menanggung dosa Ketamakan ini. Dan merasaTidak perlu mencari Tuhan lagi.

Kalimat yang selanjutnya dalam ayat 19 “supaya aku tahu, apakah pula yang akan difirmankan TUHAN
kepadaku” kalimat ini serasa seperti kalimat orang dunia, bileam seperti anak kecil yang setelah
mendengar jawaban ayahnya mau bertanya lagi dan berharap kehendak ayahnya dapat berubah.

Dalam ayat yang ke 20-21 Tuhan mengizinkan Bileam pergi dengan utusan Balak.

Bangkit dan pergilah bersama mereka : Tuhan tidak berubah pikiran. Bileam sekarang tidak berada
dalam kehendak Tuhan jika dia pergi dengan utusan balak.

Kita dapat mengatakan bahwa Tuhan tidak mengubah kehendakNya. Dia dengan jelas menyatakan
PerintahNya dan Bileam dengan tegas telah menolaknya. Dan inilah Ujian dari Bileam untuk
mengungkapkan kejahatannya.
Kita tahu kadang-kadang Tuhan berkata “tidak” pada doa-doa umatNya, karena Dia mengasih mereka.
Tetapi juga terkadang Tuhan berkata “Ya” pada keinginan orang jahat karena Dia kaan menghakimi
mereka.

Bileam bangun di pagi hari: tidak diragukan lagi, dia bangun dan tidak sabar untuk melakukan kesalahan
yang diinginkan hatinya dan dia sangat senang Tuhan mengijinkan dia pergi.

Kita dapat membayangkan Bileam menjadi murung dan tertekan saat Tuhan katakana “jangan pergi”
melalui hati nurani dan perkataan yang jelas. Kemudian dia sangat senang dan bersemangat, percaya
bahwa dia telah meyakinkan Tuhan untuk mengatakan “ya” tampa mengetahui apa yang sebenarnya
akan terjadi di hadapannya jika dia melakukan hal itu.

Selanjutnya, saat Bileam pergi Tuhan marah, kalau kita lihat disini terasa tidak adil mengapa Tuhan
menyuruh Bilieam pergi kemudian Tuhan marah… tetapi bileam pergi hanya karena dia pertama-tama
menolak suara Tuhan, baik dalam hati nurani maupun perintah dari Tuhan yang jelas, dan disini
sebanarnya Tuhan harus marah.

Keledai itu melihat malaikat Tuhan : keledai itu lebih peka daripada bileam (nabi murtad) keledai itu
tidak memiliki karunia rohani, tetapi setidaknya mengakui penciptanya. Bileam memiliki karunia rohani
yang luarbiasa tetapi juga hati dan cara berjalan yang tidak taat.

Keledai itu menyimpang dari jalan : keledai itu, menanggapi Malaikat Tuhan, berbelok ke satu arah, lalu
kearah yang lain lalu akhirnya duduk untuk menghindari penghakiman. Nabi yang tidak patuh menderita
di sepanjang jalan, dan juga membuat keledai itu menderita.

Keledai adalah gambaran sempurna dari pengikut Tuhan yang simple saja, tidak spektakuler, namun taat
dan peka dengan arahan Tuhan, duri bagi orang yang tidak taat, dan korban murka orang yang tidak
taat.

Ketika keledai itu melihat malaikat Tuhan, dia berbaring di bawah bileam: keadaan yang luarbiasa sulit
dari perjalanan ini mungkin memberi kesan kepada Bileam bahwa perjalanannya bukan dari Allah.
Namun bileam mungkin menganggap itu semua sebagai serangan musuh dan menggunakan keadaan itu
untuk memperkuat harapannya bahwa Tuhan ingin dia bekerja sebagai seorang nabi untuk disewa.

Ini menunjukan betapa sulitnya menilai kehendak Tuhan berdasarkan keadaan. Banyak keadaan dapat
diartikan dicara jika tida bisa lebih.

Kemudian Tuhan membuka mulut keledai: secara Ajaib Tuhan memberikan keledai itu kemampuan
untuk bicara, dan dia melakukannya; dan dia menegur nabi itu karena hukumannya yang durhaka
kepadanya (apa yang telah aku lakukan kepadamu sehingga kamu memukulku tiga kali?)

Kita tidak tahu mekanisme sebenarnya bagaimana Tuhan memberi keledai itu pikiran dan suara yang
jelas untuk bicara, tetapi itu pasti dalam kemampuan sang pencipta.
Dan bileam berkata kepada keledai itu: bileam sangat tidak rasional dan marah sehingga dia menjawab
tanpa ragu-ragu. Dia tampaknya tidak terkesan dengan keledai yang melakukan percakapan yang cerdas
dengan dia.

Untuk saat ini aku akan membunuh mu: ini adalah kata-kata yang kejam dari seorang nabi yang murtad
dan jahat. Itu adalah pengingat yang mengerikan tentang apa yang sering di lakukan oleh orang jahat
terhadap nabi-nabi sejati yang mungkin menghalangi jalan mereka.

Dan dia berkata, “tidak”: Bileam mengakui bahwa keledai itu mendapatkan yang terbaik darinya dalam
percakapan ini. Bileam harus merendahkan dirnya di depan keledai, mengakui bahwa dia tidak pernah
seperti ini sebelumnya, jadi mungkin ada alsan yang baik baginya untuk menjadi seperti sekarang.

Malaikat Tuhan berdiri di jalan dengan pedang terhunus di tangannya: ini membuat kehendak Tuhan
cukup jelas dalam hal ini. Tuhan memberitahu bileam, sekeras dan sejelas yang bisa dikatakan, “jangan
pergi, kembali sekrang”. Tapi bileam tidak mau mendengarkan.

Jalan mu sesat dihadapan ku: malaikat Tuhan menegur Bileam atas perlakuan buruknya terhadap
keledainya, tatapi terutama karena cara Bileam sesat. Kata sesat mengandung arti ‘berjalan salah
dengan cara yang gegabah’. Ini persis dengan masalah bileam ini.

Karena ini adalah malaikat Tuhan, dan bahwa malaikat Tuhan memberi tahu bahwa dosanya adalah
melawan Dia secara pribadi (jalan mu sesat dihadapan Ku), ini menunjukan bahwa bahwa ini adalah
penampakan perjanjian Lama dari Anak Allah, oknum kedua dari Trinitas, Yesus sebelum inkarnasi-Nya
di betlehem. Yesus sementara muncul dalam bentuk manusia, untuk tujuan KeIlahian.

Saya telah berdosa: kedengarannya cukup rendah hati tetapi jelas dan mudah dikatakan ketika melihat
malaikat Tuhan berdiri dihadapan Bileam dengan pedang terhunus di tangan.

Jika itu tidak menyenangkan mu, saya akan kembali: Bileam tampak ragu-ragu apakah dia benar-benar
tidak menyenangkan Tuhan. Dia bertanya, ‘jika itu tidak menyenangkan mu” Tuhan menjelaskan
kehendakNya kepada bileam berkali-kali, namun bileam masih mencari jawaban yang dia inginkan dari
Tuhan, dan Bileam membuktikan bahwa dia tidak menginginkan apa yang telah Tuhan nyatakan dengan
jelas.

2 Petrus 2:15-16 menunjukan dengna tepat di mana hati Bileam berada: mereka telah meninggalkan
jalan yang benar dan tersesat, mengikuti jalan bileam anak Bear, yang menyukai upah ketidak benaran;
tetapi dia di tegur karena kesalahannya; seekor keledai bisu yang berbicara dengan suara seorang
manusia menahan kegilaan sang nabi.

Akar dosa bileam adalah cinta uang. Yudas 1:11 menyebut kesalahan bileam demi keuntungan.
Sangatlah bijaksana untuk memahami bahwa tidak ada dosa yang tidak akan dilakukan manusia hanya
demi uang

Seorang pria terhormat sedang berbicara dengan seorang wanita terhormat dan bertanya: ‘maukah
anda tidur dengan saya untuk satu juta dolar?” wanita itu dengan hati-hati memikirkannya dan berkata
dia akan melakukannya. Kemudian dia bertanya “maukah anda tidur dengan saya untul limapuluh dolar?
Wanita itu sangat tersinggung dan berkata, “apakah anda piker saya ini pelacur”? pria itu menjawab,
“ibu kami telah menetapkan anda bahwa anda adalah pelacur. Sekarang kami hanya menawar harga.”
Saudara sikap yang sama telah membawa banyak orang menjauh dari Yesus, menjual Dia demi lebih
banyak uang atau lebih banyak barang.

Pergilah bersama yang lain: sebagai tanggapan atas hati Bileam yang keras, Tuhan menyerahkan Bileam
atas keinginannya yang berdosa, sekali lagi Tuhan tidak berubah pikiran. Karena hati Bileam yang keras,
Tuhan mengirim Bileam kejalan penghakiman.

Apakah saya tidak dapat menghormati anda disini: disin ada dua hati yang sama bertemu. Janji hangat
balak akan imbalan terdengar seperti musi di telinga bileam.

Balak membawa Bileam dan membawanya ketempat yang tinggi, setelah pengorbanan, balak kemudian
memanggil bileam untuk melakukan apa yang dia telah berikan seperti imbalan atau sewa supaya
Bileam melakukannya, untuk mengutuk Israel, untuk merampas kekuatan spiritual mereka, sehingga
mereka bisa dikalahkan dalam pertempuran.

Firman yang Tuhan taruh di mulutku, yang harus kukatakan: Bileam kembali memprotes bahwa ini
bukan ditangannya. Mungkin dia benar-benar percaya dan memahami ini, atau mungkin ini caranya
melindungi dirinya sendiri jika dia gagal. Kemudian dia bisa mengatakan bahwa itu adalah kesalahan
Tuhan bukan kesalahannya.

Anda mungkin juga menyukai