Anda di halaman 1dari 1

Warta Jemaat

(04 Juli 2004)

Renungan:
A B I S Tipe I : Asal Bapak Ibu Senang
A B I S Tipe II : Adil, Benar Integritas Kokoh, Setia
Bilangan 23: 11-26

da dua tokoh sentral dalam cerita ini. Tokoh pertama adalah Bileam bin Beor. Ia berasal dari Petor di
Aram, Mesopotamia. Jadi, ia bukan orang Israel. Tetapi, ia nabi, meski kontroversial. Mengapa?
Karena meski ia bisa berhubungan langsung dengan Tuhan, ia punya kebiasaan yang buruk. Ia doyan
menjual nubuatan dan memberikan kutuk atau berkat Tuhan demi upah. Akibatnya kadang ia dijuluki
dukun atau tukang tenung. Beberapa ayat lain yang berbicara tentang sikap negatif Bileam adalah
Ulangan 23: 4, Yosua 13: 22; Mikha 6: 5. Tetapi jangan terjebak dengan jajak rekam riwayatnya. Kali ini
Bileam tampil beda. Ia digambarkan sebagai nabi yang memiliki komitmen dan integritas yang kokoh.
Tokoh kedua adalah Balak, seorang raja Moab yang merasa terancam dengan bertumbuhnya kekuatan
Israel. Dalam cerita ini Balak meminta Bileam, sang nabi Tuhan, mengutuk bangsa Israel yang semakin
banyak dan semakin kuat. Nampaknya, Bileam sudah punya praduga bahwa Israel suatu saat akan
menghancurkannya.
Bagaimana respon Bileam? Permintaan Balak, sang raja Moab, ditolak. Ia tidak perduli meski diimingimingi upah besar. Sebagai ganti kutuk, Bileam memberkati bangsa Israel. Tentu saja Bileam sangat
kecewa. Ia mengingatkan Bileam bahwa kehadirannya di tanah Moab adalah untuk mengutuki Israel.
Bukan memberkatinya (ayat 11). Bileam menjawabnya tanpa ragu: aku harus menyerahkan suara Tuhan,
yaitu menyatakan apa yang Tuhan kehendaki! Godaan tipe I, yakni asal bertindak yang menguntungkan
diri sendiri dengan bersikap menjilat terhadap penguasa telah berhasil ditepis oleh Bileam.
Ada tiga ujian iman yang berhasil Bileam atasi.
Pertama, Bileam berani menolak permintaan raja Balak. Ia tidak takut pada konsekuensi yang harus ia
pikul akibat menolak permintaan penguasa.
Kedua, ia berhasil mengatasi godaan uang. Baginya, integritas adalah nomor satu. Bukan uang, materi
dan kedudukan yang membuat manusia mulia.
Ketiga, ia memberkati bangsa yang bukan bangsanya. Bileam memperlihatkan bahwa seorang yang taat
kepada Tuhan harus mampu mengatasi sekat-sekat budaya dan ideolgis.
Seorang yang beriman akan menjungjung tinggi dan mengutamakan perintah dan kehendak Allah. Ketika
antara Allah dan penguasa terjadi pertentangan, Bileam lebih setia kepada Allah daripada kepada
manusia. Inilah orang tipe II, yakni mampu bertindak adil, benar, integritas kokoh dan setia. (Mikha 6:8,
berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Tuhan).
Renungkan:
- Ancaman dan kebencian yang ditujukan bagi orang yang beriman justru menunjukkan keistimewaan
iman kristiani itu sendiri.
- Segala tantangan dan ancaman dari orang yang bertujuan memojokkan umat Allah, akan langsung
berhadapan dengan Allah yang Maha Kuasa.

(pdt. Bachtiar K.)

Anda mungkin juga menyukai