Anda di halaman 1dari 5

AJARAN BILEAM

Bileam, pertama kali disebut dalam Bilangan 22:5, adalah orang Midian. Petor,
tempat tinggalnya, berada di Mesopotamia, cukup jauh dari Moab. Dia sendiri
berkata "Dari Aram aku disuruh datang oleh Balak, raja Moab, dari gunung-
gunung sebelah timur" (Bil. 23:7). Yosefus, sang sejarawan, menyebut dia
"seorang peramal" (tukang tenung), orang yang memiliki kemampuan meramal
dan sihir. Ucapan Balak kepadanya dalam Bilangan 22:6 dimaksudkan untuk
membujuk dia dan membuat dia menuruti kehendaknya. Tetapi, ternyata Bileam
mengenal Allah yang Esa dan Sejati. Seorang penafsir menulis: "Dia memiliki
karunia-karunia yang tinggi serta intuisi tentang kebenaran - singkatnya, dia
adalah seorang penyair dan nabi. Dia sendiri mengaku memperoleh karunia-
karunia itu dari Allah. Tetapi, dia merasa bangga atas keberhasilannya itu,
kemudian menjadi sombong dan menganggap karunia-karunia itu adalah
miliknya sendiri dan dapat dipakai untuk maksud-maksudnya sendiri,
menjadikannya barang dagangan untuk memperoleh kekayaan dan kehormatan.

Menurut pendapat saya pribadi, saya setuju dengan penafsir tersebut bahwa
Bileam adalah seorang Penyair dan Nabi (penyair yang mendapatkan karunia
kenabian), tetapi dalam kehidupannya dia gagal menjaga karunianya karena
kesombongan dan ketamakannya akan harta, dan akhirnya binasa dalam
dosanya. Istilah saya : NABI YANG TERHILANG !

Mengapa saya berpendapat bahwa Bileam seorang Nabi, adalah dari :


1. Karunianya untuk mendapatkan wahyu dari Tuhan dan petunjukan Tuhan
secara langsung atau melalui malaikat-Nya, dan bahwa perkataan Nubuatnya
pun digenapi.
2. Anggapan bahwa Bileam adalah seorang penenung diambil dari kisah dalam
kitab Bil 22:7-8 (7) Lalu berangkatlah para tua-tua Moab dan para tua-tua
Midian dengan membawa di tangannya upah penenung; setelah mereka
sampai kepada Bileam, disampaikanlah kepadanya pesan Balak. (8) Lalu
berkatalah Bileam kepada mereka: “Bermalamlah di sini pada malam ini, maka
aku akan memberi jawab kepadamu, sesuai dengan apa yang akan difirmankan
TUHAN kepadaku.” Maka tinggallah pemuka-pemuka Moab itu pada Bileam.
Dan Yos 13:22 ... cerita tentang kematian Bileam.
 Kata upah penenung dan Juru Tenung ini diadopsi dari istilah Moab
untuk menyebut orang yang ramalannya manjur/ tergenapi. Orang Moab
tidak menggunakan istilah Nabi, jadi mereka memandang bahwa Bileam
ini seorang petenung.
3. Kalau dilihat dari sumber pewahyuan Bileam yaitu bersumber dari Allah,
serta bagaimana Allah berusaha mencegah dia agar tidak jatuh dosa karena
mengutuki Israel, sampai Allah membuat keledainya berbicara, maka
sebenarnya dia bukan seorang petenung melainkan seorang Penyair dan
Nabi Allah di Mesopotamia.
Terlepas dari akhir hidup Bileam yang akhirnya binasa dalam dosanya, dia
sebenarnya adalah seorang Nabi Allah tetapi dalam pelayanannya dia jatuh
dalam dosa kesombongan karena tidak menghormati Allah sebagai sumber
pewahyuanNya dan dosa ketamakan akan harta yang mengakibatkan dia
menghalalkan segala cara supaya dia bisa menerima upeti dari Balak. Dari Kisah
Bileam ini kita belajar bahwa, karunia sesorang tidak menjadi jaminan untuk
keberhasilannya dalam mencapai garis akhir, menggenapi rencana Allah dalam
hidupNya. Untuk berhasil mencapai garis akhir panggilannya setiap orang
percaya tidak ada cara lain selain harus melekat dan bergantung kepada Tuhan
Yesus melalui tuntunan Roh Kudus, dengan cara : Menyangkal diri, Memikul
Salib dan Mengikut Kristus setiap hari.

Kronologi Kisah Bileam


1. Bileam dan Balak
Kisah utama mengenai Bileam terjadi ketika bangsa Israel berkemah di
dataran Moab, di daerah seberang (sebelah timur) sungai Yordan dekat
Yerikho, di akhir 40 tahun perjalanan dari tanah Mesir menuju ke tanah
Kanaan, sebelum Musa mati dan bangsa Israel melintasi sungai Yordan untuk
masuk ke tanah Kanaan. Bangsa Israel baru saja mengalahkan 2 orang raja:
Sihon, raja orang Amori, dan Og, raja Basan. Balak bin Zipor, raja Moab dan
orang-orang Moab menjadi gentar (Bilangan 22:2), maka Balak mengirim
utusan yang terdiri dari para tua-tua Moab dan para tua-tua Midian, dengan
membawa di tangannya upah penenung, memanggil Bileam untuk datang
mengutuki orang Israel (Bilangan 22:4-5). Tidak jelas dalam teks Masoret dan
Septuaginta di negara mana Bileam tinggal, kecuali dikatakan "dari Aram",
meskipun Taurat Samaria, Vulgata, dan Peshitta Siria semuanya menyebutnya
dari Amon.
2. Bileam dan malaikat.
Mula-mula Bileam tidak mau pergi, karena dalam mimpi dilarang oleh Allah.
Namun setelah orang-orang Moab datang lagi, Bileam diberi izin untuk pergi
asalkan hanya mengucapkan apa yang diperintahkan oleh Allah. Tanpa
diminta lagi oleh orang Moab, Bileam berangkat, sehingga membuat Allah
marah. Allah mengirimkan malaikat-Nya menghadang di jalan yang dilalui
Bileam, tetapi 3 kali keledai Bileam menghindarinya, meskipun Bileam yang
tidak bisa melihat malaikat itu memukulnya. Pada kali ketiga, keledainya tiba-
tiba dapat berbicara dan memprotes Bileam yang memukulnya tiga kali.
Barulah saat itu Bileam dapat melihat malaikat yang membawa pedang
terhunus siap membunuhnya. Bileam diperingatkan untuk hanya mengatakan
apa yang diperintahkan oleh Allah.
Kesempatan pertama
Balak membawa Bileam ke Kiryat Huzot.

- Di sana Balak mengorbankan beberapa ekor lembu sapi dan kambing domba
dan mengirimkan sebagian kepada Bileam dan kepada pemuka-pemuka yang
bersama-sama dengan dia. Keesokan harinya Balak mengambil Bileam dan
membawa dia mendaki bukit Baal. Dari situ dilihatnyalah bagian yang paling
ujung dari bangsa Israel.
- Lalu berkatalah Bileam kepada Balak: "Dirikanlah bagiku di sini tujuh mezbah
dan siapkanlah bagiku di sini tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba
jantan." Balak melakukan seperti yang dikatakan Bileam, maka Balak dan
Bileam mempersembahkan seekor lembu jantan dan seekor domba jantan di
atas setiap mezbah itu. Sesudah itu berkatalah Bileam kepada Balak:
"Berdirilah di samping korban bakaranmu, tetapi aku ini hendak pergi;
mungkin TUHAN akan datang menemui aku, dan perkataan apapun yang
dinyatakan-Nya kepadaku, akan kuberitahukan kepadamu." Lalu pergilah ia
ke atas sebuah bukit yang gundul.
- Ketika ia kembali, maka Balak masih berdiri di situ di samping korban
bakarannya, bersama dengan semua pemuka Moab. Lalu Bileam
mengucapkan sanjaknya, katanya: "Dari Aram aku disuruh datang oleh Balak,
raja Moab, dari gunung-gunung sebelah timur: Datanglah, katanya, kutuklah
bagiku Yakub, dan datanglah, kutuklah Israel. Bagaimanakah aku menyerapah
yang tidak diserapah Allah? Bagaimanakah aku mengutuk yang tidak dikutuk
TUHAN?..."
- Lalu berkatalah Balak kepada Bileam: "Apakah yang kaulakukan kepadaku
ini? Untuk menyerapah musuhkulah aku menjemput engkau, tetapi
sebaliknya engkau memberkati mereka." Tetapi ia menjawab: "Bukankah aku
harus berawas-awas, supaya mengatakan apa yang ditaruh TUHAN ke dalam
mulutku?" Lalu Balak berkata kepadanya: "Baiklah pergi bersama-sama
dengan aku ke tempat lain, dan dari sana engkau dapat melihat bangsa itu;
engkau akan melihat hanya bagiannya yang paling ujung, tetapi seluruhnya
tidak akan kaulihat; serapahlah mereka dari situ bagiku."

Kesempatan kedua
Kedua kalinya, Balak membawa Bileam ke Padang Pengintai, ke puncak
gunung Pisga.

- Balak mendirikan tujuh mezbah dan mempersembahkan seekor lembu jantan


dan seekor domba jantan di atas setiap mezbah itu. Kemudian berkatalah
Bileam kepada Balak: "Berdirilah di sini di samping korban bakaranmu, sedang
aku hendak bertemu dengan TUHAN di situ." Lalu TUHAN menemui Bileam
dan menaruh perkataan ke dalam mulutnya, dan berfirman: "Kembalilah
kepada Balak dan katakanlah demikian." Ketika ia sampai kepadanya, Balak
masih berdiri di samping korban bakarannya bersama-sama dengan pemuka-
pemuka Moab. Berkatalah Balak kepadanya: "Apakah yang difirmankan
TUHAN?" Lalu diucapkannyalah sanjaknya, katanya: "Bangunlah, hai Balak,
dan dengarlah; pasanglah telingamu mendengarkan aku, ya anak Zipor. Allah
bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia
menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan
tidak menepatinya? Ketahuilah, aku mendapat perintah untuk memberkati,
dan apabila Dia memberkati, maka aku tidak dapat membalikkannya..."
- Lalu berkatalah Balak kepada Bileam: "Jika sekali-kali tidak mau engkau
menyerapah mereka, janganlah sekali-kali memberkatinya." Tetapi Bileam
menjawab Balak: "Bukankah telah kukatakan kepadamu: Segala yang akan
difirmankan TUHAN, itulah yang akan kulakukan." Kemudian berkatalah Balak
kepada Bileam: "Marilah aku akan membawa engkau ke tempat lain; mungkin
benar di mata Allah bahwa engkau menyerapah mereka bagiku dari tempat
itu."

Kesempatan ketiga
Ketiga kalinya, Bileam dibawa ke puncak gunung Peor, yang menghadap
Padang Belantara.
- Berkatalah Bileam kepada Balak: "Dirikanlah bagiku di sini tujuh mezbah dan
siapkanlah di sini bagiku tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba
jantan." Lalu Balak melakukan seperti yang dikatakan Bileam, maka ia
mempersembahkan seekor lembu jantan dan seekor domba jantan di atas
setiap mezbah itu.
- Ketika dilihat Bileam, bahwa baik di mata TUHAN untuk memberkati Israel, ia
tidak mencarikan pertanda lagi seperti yang sudah-sudah, tetapi ia
menghadapkan mukanya ke arah padang gurun. Ketika Bileam memandang
ke depan dan melihat orang Israel berkemah menurut suku mereka, maka
Roh Allah menghinggapi dia. Lalu diucapkannyalah sanjaknya, katanya:
"Tutur kata Bileam bin Beor, tutur kata orang yang terbuka matanya; tutur
kata orang yang mendengar firman Allah, yang melihat penglihatan dari Yang
Mahakuasa sambil rebah, namun dengan mata tersingkap. Alangkah indahnya
kemah-kemahmu, hai Yakub, dan tempat-tempat kediamanmu, hai Israel!..."
- Lalu bangkitlah amarah Balak terhadap Bileam dan dengan meremas-remas
jarinya berkatalah ia kepada Bileam: "Untuk menyerapah musuhku aku
memanggil engkau, tetapi sebaliknya sampai tiga kali engkau memberkati
mereka. Oleh sebab itu, enyahlah engkau ke tempat kediamanmu; aku telah
berkata kepadamu aku telah bermaksud memberi banyak upah kepadamu,
tetapi TUHAN telah mencegah engkau memperolehnya." Tetapi berkatalah
Bileam kepada Balak: "Bukankah telah kukatakan juga kepada utusan-utusan
yang kaukirim kepadaku: Sekalipun Balak memberikan kepadaku emas dan
perak seistana penuh, aku tidak akan sanggup melanggar titah TUHAN dengan
berbuat baik atau jahat atas kemauanku sendiri; apa yang akan difirmankan
TUHAN, itulah yang akan kukatakan. Dan sekarang, aku ini sudah hendak
pergi kepada bangsaku; marilah kuberitahukan kepadamu apa yang akan
dilakukan bangsa itu kepada bangsamu di kemudian hari."
- Lalu bersiaplah Bileam dan pulang ke tempat kediamannya; dan Balakpun
pergilah juga.
Baal-Peor (Dosa utama Bileam yang mengakibatkan kematiannya)
- Ternyata kisah Bileam dan Balak tidak berhenti di sana, melainkan ada
keterlibatan dalam kasus Baal-Peor. Sejarawan Flavius Yosefus yang menulis
pada abad pertama Masehi memberikan keterangan lebih panjang mengenai
peristiwa ini. Menurutnya, Bileam meskipun tidak menyampaikan kutukan
kepada bangsa Israel, menasihati Balak dan para pemimpin Midian cara untuk
membuat Israel terkutuk, yaitu dengan membuat mereka berdosa kepada
Allah. Bileam menyuruh mereka mengirim wanita-wanita paling cantik untuk
membujuk orang-orang Israel untuk menyembah berhala. Siasat ini berhasil
dan dalam waktu singkat banyak orang Israel tergoda dan disesatkan.
- Kitab Bilangan mencatat adanya hubungan antara Bileam (dan tersirat juga
melibatkan Balak) dengan peristiwa Baal-Peor: "Bukankah perempuan-
perempuan ini, atas nasihat Bileam, menjadi sebabnya orang Israel berubah
setia terhadap TUHAN dalam hal Peor, sehingga tulah turun ke antara umat
TUHAN." (Bil 31:16)

Kematian Bileam
Menurut Kitab Bilangan dan Kitab Yosua, Bileam dibunuh dengan pedang oleh
orang Israel, bersama-sama orang-orang Midian yang dibunuh karena kasus
Baal-Peor. (Yos 13:22 Juga Bileam bin Beor, juru tenung itu, telah dibunuh oleh
orang Israel dengan pedang, beserta orang-orang yang telah mati tertikam oleh
mereka)
 Disini kita melihat bahwa Alkitab akhirnya mencatat Bileam hanya sebagai
seorang juru tenung, hal ini sekali lagi disebutkan untuk menggaris bawahi
bahwa pada akhirnya semua karunia kenabian Bileam ini sia-sia karena
karakter yang buruk. Dia tidak dicatat sebagai Nabi tetapi hanya seorang
JURU TENUNG.

Anda mungkin juga menyukai