Disusun Oleh :
Orang-orang Israel sudah hampir siap untuk memasuki negeri Kanaan. Balak,
raja dari Moab, takut kepada orang-orang Israel. Maka ia memanggil seorang yang
pandai bernama Bileam untuk mengutuki orang-orang Israel. Balak berjanji untuk
memberikan banyak uang kepada Bileam, maka Bileam menaiki keledainya dan
berangkat menemui Balak.
’Engkau telah mempermainkan aku,’ kata Bileam. ’Seandainya aku ada pedang, aku
akan membunuhmu!’
Bileam berkata, ’Aku telah berdosa. Aku tidak tahu bahwa engkau berdiri di
jalan.’ Malaikat itu membiarkan Bileam pergi, dan Bileam meneruskan perjalanannya
menemui Balak. Ia terus mencoba untuk mengutuki Israel, tetapi, sebaliknya,
Yehuwa membuatnya memberkati Israel untuk tiga kali.
Bil 22:5 - BILEAM.
Nas : Bil 22:5
Bileam bukan orang Israel tetapi seorang tokoh peramal-imam yang terkenal di antara
bangsa-bangsa. Balak mengira bahwa orang ini sanggup mengutuk orang lain (ayat Bil
22:6) dengan mempengaruhi kehendak para dewa dan roh-roh melalui ilmu sihir, mantera-
mantera, dan aneka manipulasi rahasianya (ayat Bil 22:2-7; bd. Bil 24:1).
1. 1) Bileam mungkin pernah menjadi pengikut Allah yang benar (bd. ayat Bil 22:18),
tetapi kemudian meninggalkan imannya dan menjadi penenung (ayat Bil 22:7; bd. Bil
31:16; Ul 23:4-5; 2Pet 2:15; Yud 1:11).
2. 2) Seperti semua nabi palsu, ia tidak sungguh-sungguh memperhatikan kehormatan
Allah atau kekudusan umat Allah. Karena tidak dapat mengutuk umat Allah, Bileam
mengajak mereka berbuat dosa dan kebejatan (Bil 25:1-6; 31:16; Wahy 2:14).
Karena itu ia dibunuh (Bil 31:8;
Wycliffe: Bil 22:4 - Pada waktu itu Balak bin Zipor menjadi raja Moab
4. Pada waktu itu Balak bin Zipor menjadi raja Moab. Sebagai sebuah acuan yang dibuat
sesudah zaman Musa, kalimat ini mungkin ditambahkan, atau mencerminkan kenyataan
bahwa seluruh kisah ini disisipkan kemudian pada zaman sesudah Musa (lih. di atas).
Wycliffe: Bil 22:6 - Sebab aku tahu: siapa yang kauberkati, dia beroleh berkat
6. Sebab aku tahu: siapa yang kauberkati, dia beroleh berkat. Bileam rupanya
merupakan seorang nabi yang populer, dan juga seorang nabi Tuhan (Yehovah). Oleh
karena itu Balak mengirimkan kepadanya "upah penenung" (ay. 7) dengan harapan bahwa
talenta yang dimiliki nabi tersebut dapat dipakai secara berhasil guna terhadap Israel.
Apakah Bileam ini seorang nabi sejati yang kemudian murtad ataukah dia seorang nabi
palsu yang kemudian dikuasai oleh Allah tidak bisa diketahui dengan pasti. Pembahasan
mengenai tokoh ini di tempat lain dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tetap bersifat
merendahkannya (31:8, 16; Ul. 23:5, 6; Yos. 13:22; 24:9; Neh. 13:2; II Ptr. 2:13-15; Yud.
11; Why. 2:14). Sekalipun beberapa penulis telah mengemukakan alasan yang lemah
bahwa dalam Mikha 6:5 Allah berbicara secara positif tentang Bileam, sesungguhnya di
dalam ayat tersebut Allah hanya berbicara secara positif tentang berkat-Nya kepada Israel
melalui seorang nabi yang tersesat dan sama sekali tidak berbicara apa-apa tentang watak
Bileam. Di dalam Yosua 13:22 Bileam dinamakan juru tenung (haqqõsèm) dan praktik
tenung merupakan kegiatan yang dianggap keji oleh Tuhan (Ul. 18:10). Kita dapat
menyejajarkan nabi ini dengan Simon Magus (Kis. 8:13-24) seorang percaya yang bingung
yang berusaha memadukan ilmu tenung dengan kuasa Roh Kudus. Dalam 24:1 dikatakan
bahwa Bileam berusaha memanfaatkan ilmu nujum.
Wycliffe: Bil 22:18 - Sekalipun Balak memberikan kepadaku emas dan perak seistana penuh,
aku tidak akan sanggup berbuat sesuatu ... yang melanggar titah Tuhan
18. Sekalipun Balak memberikan kepadaku emas dan perak seistana penuh, aku tidak
akan sanggup berbuat sesuatu ... yang melanggar titah Tuhan. Sekalipun kata-kata
yang diucapkan Bileam ini hebat, kata-kata tersebut bertentangan dengan hatinya. Allah
telah bertitah, namun Bileam berharap ada perubahan yang memungkinkan dia untuk pergi.
Dan Allah memang mengizinkan dia untuk berangkat, namun untuk menunjukkan secara
dramatis kedaulatan-Nya untuk memberkati Israel.
Wycliffe: Bil 22:2--25:18
Bagian Kedua: Persekongkolan Asing Menentang Israel (22:2-25:18)
Pasal 22 sampai 25 merupakan pembagian sastra antara kedua paruhan logis dari Kitab
Bilangan. Dalam pasal 22 sampai 34 kita tidak menemukan satu pun formula yang lazim,
"Tuhan berfirman kepada Musa," yang ada di semua pasal lainnya. Bagian ini, sama seperti
Kitab Ayub, mungkin berasal dari luar Israel. Sekalipun dikatakan (Ul. 23:5) bahwa Musa
mengetahui akal bulus Bileam, mustahil untuk menentukan apakah bahan dari sumber asing
ini merupakan bagian dari catatan kudus di bawah pengawasan Musa atau bukan. Bilangan
22:4b yang mengatakan, Pada waktu itu Balak ... menjadi raja Moab, menunjuk pada
karya para juru tulis masa pasca Musa. Jadi, cerita itu mungkin disisipkan di sini, di mana
secara kronologis cerita itu cocok dan sekaligus menjadi engsel sastra untuk beralih dari
generasi tua ke generasi baru serta ke suatu sensus baru dan perundang-undangan baru
yang menunjuk kepada ditempatinya negeri itu.
Sebagian penafsir mencoba mengurangi menonjolnya Bileam dalam cerita ini (ICC, hlm.
316; diikuti oleh JB, vol. 2, hlm. 248-263) dan melihat di dalamnya hanya konsep-konsep
religius politis yang lebih besar dari budaya itu yang disajikan. Akan tetapi Bileam adalah
satu karakter yang begitu integral dan tertanam kuat dalam ingatan sehingga orang tidak
mungkin benar-benar mengerti cerita itu tanpa berusaha memahami karakter ini. Tentu saja
maksud cerita adalah untuk menunjukkan bagaimana Allah melindungi umat-Nya dari
rancangan-rancangan jahat kerajaan kafir serta nafsu tersembunyi dari seorang nabi yang
menyimpang. Namun berbagai perbuatan cerdik Bileam dan perkataannya yang penuh
kuasa menjadikan cerita itu sebuah adikarya yang dramatis.
Balak, raja Moab, dikuasai oleh ketakutan karena ditaklukkannya orang-orang Amori oleh
Israel. Ia menyuruh orang memanggil Bileam, seorang nabi terkenal dari Mesopotanmia
utara, dengan menjanjikan kepada Bileam kemasyhuran dan kekayaan bila Bileam mau
mengutuk Israel. Bileam dilarang Tuhan untuk pergi, karena itu ia menolak permintaan
Balak. Akan tetapi, ketika Raja Balak memberikan janji-janji yang lebih hebat, sang nabi
berharap agar Tuhan berubah pikiran. Karena itu Tuhan mengizinkan Bileam pergi ke Moab.
Di tengah perjalanan, Allah berusaha melalui seorang malaikat untuk menyampaikan
ketidaksenangan Tuhan terhadapnya. Namun hanya keledai Bileam yang bisa melihat
malaikat itu. Akhirnya keledai tersebut berbicara dan menegur Bileam atas kebutaan
rohaninya. Lalu mata sang nabi dibukakan untuk dapat melihat malaikat. Tuhan
mengizinkan Bileam meneruskan perjalanan ke Moab supaya dia bisa secara terbuka
menyatakan maksud Allah untuk menggenapi janji-Nya yang dahulu Ia berikan kepada
Israel. Balak memperlihatkan kepada Bileam perkemahan Israel dari tiga sudut pandang
yang berbeda secara berturut-turut. Setiap kali sang nabi mengucapkan berkat atas Israel.
Dengan perasaan benci Balak menyuruh Bileam untuk berhenti berbicara. Akan tetapi sang
nabi terus berbicara bahkan dengan lebih banyak lagi orakel, di mana ia meramalkan bukan
saja kesejahteraan dan kekuasaan Israel pada masa yang akan datang sebagai satu
bangsa, tetapi juga kehancuran Moab, Edom, Amalek, Keni dan Asyur.
Wycliffe: Bil 22:22 - Tetapi bangkitlah murka Allah ketika ia pergi
22. Tetapi bangkitlah murka Allah ketika ia pergi. Pemakaian bentuk participle di dalam
bahasa Ibraninya menunjukkan bahwa ayat ini harus diterjemahkan sebagai berikut,
"Bangkitlah murka Allah pada saat dia dalam perjalanan." Sekalipun Allah memenuhi
keinginan Bileam untuk berangkat, murka-Nya bangkit karena hati nabi tersebut dikuasai
oleh cinta kepada "upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat" (II Ptr. 2:15).
Wycliffe: Bil 22:25 - Kaki Bileam terhimpit kepada tembok
25. Kaki Bileam terhimpit kepada tembok. Terhimpitnya kaki Bileam tercermin dari
kata shepî (23:3) yang, selama ini diduga, mungkin berasal dari sebuah akar kata dalam
bahasa Akadia, shèpu, yang artinya "dengan langkah terhalang."
Wycliffe: Bil 22:28 - Tuhan membuka mulut keledai itu
28. Tuhan membuka mulut keledai itu. Apakah keledai tersebut benar-benar
mengeluarkan suara yang dapat didengar ataukah peristiwa ini hanya terjadi di dalam
pikiran Bileam? Kebenarannya mungkin adalah campuran dari kedua kemungkinan itu.
Sekalipun penampakan malaikat dan suara keledai tersebut bukan angan-angan,
tampaknya semua itu hanya dapat diketahui oleh Bileam sendiri dan tidak dapat diketahui
oleh orang lain yang ada bersamanya sebagaimana terjadi beberapa kali di dalam
Perjanjian Baru (Kis. 9:7; 22:9; Yoh. 12:28, 29). Ketika menuju ke Damsyik terjadi sejumlah
peristiwa alamiah yang hanya dapat dimengerti oleh Paulus; demikian pula halnya dengan
pengalaman Bileam, akibat perpaduan dari berbagai pengaruh mental dan rohani, dia tidak
dapat melihat malaikat itu hingga Allah membuka matanya. Demikian pula orang yang ikut
bersama dia tidak bisa mengerti apa yang dikatakan oleh keledai itu sebab mereka tidak
memperoleh pengertian untuk mengerti.
Wycliffe: Bil 22:35 - Pergilah bersama-sama dengan orang-orang itu
35. Pergilah bersama-sama dengan orang-orang itu. Seperti dalam 22:10, Allah
menyuruh Bileam untuk pergi. Oleh karena itu, Allah bukan marah sebab nabi itu pergi,
melainkan sebab motivasi sang nabi untuk pergi. Manusia tidak bisa mengetahui motivasi
orang dengan mudah, namun Allah bisa. Kita memiliki penjelasan ilahi di bagian Alkitab
selanjutnya untuk menuntun kita, dan Bilangan 31:16 membuktikan bahwa Bileam adalah
orang yang jahat. Di samping itu, kisah ini tidak bisa dipahami lain terkecuali kalau kita
menggunakan pandangan meragukan yang menyatakan bahwa kisah ini merupakan hasil
tambal sulam berbagai cerita yang berbeda.
Wycliffe: Bil 22:38 - Akan mungkinkah aku dapat mengatakan apa-apa? Perkataan yang akan
ditaruh Allah ke dalam mulutku, itulah yang akan kukatakan
38. Akan mungkinkah aku dapat mengatakan apa-apa? Perkataan yang akan ditaruh
Allah ke dalam mulutku, itulah yang akan kukatakan. Bileam tidak menceritakan kepada
orang Moab bahwa Allah telah menyatakan kehendak-Nya akan memberkati Israel. Karena
itu paling baik mengatakan bahwa tanggapan Bileam ini bersifat mendua, mungkin sebab
Bileam berharap bahwa Allah akan mengubah pikiran-Nya. Karena itu kedatangan Bileam
dipahami oleh Balak sebagai kesediaannya untuk mengutuk Israel.
Wycliffe: Bil 22:41--24:25
B. Nubuat-nubuat Bileam (22:41-24:25).
Para ahli bahasa Semit melihat di dalam syair ini gambaran dari Zaman Musa. Bentuk
bahasa, pokok pembahasan, peristilahan teknis dan nama-nama diri semuanya cenderung
mendukung pandangan bahwa ini merupakan ucapan asli seorang penyair dari pertengahan
milenium kedua. Bileam menyebutkan setiap syair mashal, yang diterjemahkan
sebagai sanjak dalam 23:7, 18; 24:3, 15 (KJV menerjemahkannya sebagai
"perumpamaan"). Mashal tidak bisa dibatasi pada perumpamaan atau amsal saja; istilah ini
justru demikian luas sehingga mencakup seluruh sastra hikmat. Syair Ibrani memiliki ciri
khas utama berupa kesejajaran pikiran, kalimat, dan stanza dalam bentuk berlawanan,
bersandingan, atau progresif. Orakel Bileam menunjukkan semua ciri ini, dan di samping itu
tampak juga ciri kuno dan sering kali corak Aram yang menunjuk kepada asal-usul (dari
Aram) dan masa hidup tokoh yang berbicara. William F. Albright yang telah mempelajari
orakel ini secara definitif dan ilmiah, mengatakan, "Tidak ada petunjuk di dalam syair-syair
ini yang menunjuk ke abad kesepuluh atau sesudahnya sebagai awal gubahan tersebut"
(JBL, September, 1944, hlm. 227). Albright melihat bahwa nama Bileam adalah sebuah
nama khas dari milenium kedua sM (2000-1000) dan bahwa nama tersebut tetap bertahan
di beberapa tempat, dan semuanya dapat ditelusuri balik hingga abad ke-15. Kemudian
Albright menyatakan bahwa Bileam adalah benar-benar "seorang tukang nujum Siria Utara
yang berasal dari Lembah Efrat," dan bahwa Bileam ini, "selama suatu waktu berada di
kalangan istana Moab ... menjadi penganut Yahweisme," dan kemudian, "meninggalkan
Israel untuk bergabung dengan orang Midian di dalam pertempuran melawan penganut
Yahweisme (Bil. 31:8, 16)" (JBL, September 1944, hlm. 232, 233). Laporan yang memadai
tentang syair ini tentu mustahil. Karena itu saya memberikan sebuah terjemahan pribadi
yang mudah-mudahan dapat menjelaskan beberapa hal yang penting dan menggambarkan
struktur syairnya.