Emha Ainun Nadjib yang akrab dipanggil Cak Nun adalah seorang
seniman, budayawan, intelektual muslim, dan juga penulis asal Jombang, Jawa
timur. Istrinya yang sekarang, Novia Kolopaking, dikenal sebagai seniman
film, panggung, serta penyanyi. Lima tahun hidup menggelandang di
Malioboro, Yogyakarta antara 1970-1975 ketika belajar sastra kepada guru yang
dikaguminya, Umbu Landu Paranggi, seorang sufi yang hidupnya misterius dan
sangat mempengaruhi perjalanan Emha. Dalam kesehariannya, Emha terjun
langsung di masyarakat dan melakukan aktivitas-aktivitas yang merangkum dan
memadukan dinamika kesenian, agama, pendidikan politik, sinergi ekonomi guna
menumbuhkan potensialitas rakyat.
" "Dakwah yang utama bukan dengan kata-kata, melainkan dengan perilaku. " Orang
yang berbuat baik sudah berdakwah," katanya. Lima tahun hidup menggelandang di
Malioboro, Yogya, ketika belajar sastra dari guru yang dikaguminya, Umbu Landu
Paranggi, seorang sufi yang hidupnya misterius dan sangat memengaruhi perjalanan
Emha berikutnya.
Pluralisme
Cak Nun bersama Grup Musik Kiai Kanjeng dengan balutan busana serba putih, ber-
shalawat dengan gaya gospel yang kuat dengan iringan musik gamelan kontemporer
di hadapan jemaah yang berkumpul di sekitar panggung Masjid Cut Meutia.
Menurut dia, sejak zaman kerajaan Majapahit tidak pernah ada masalah dengan
pluralisme. Dia dengan tegas menyatakan mendukung pluralisme. Islam beda
dengan Kristen, dengan Buddha, dengan Katolik, dengan Hindu. " "Tidak bisa
disamakan, yang beda biar berbeda.